• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.3 Tipologi Morfologis Kata Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab

4.3.3 Tipologi Morfologis Kata Majemuk Bahasa Indonesia dari

4.3.3.2 Proses Pembentukan Kata Majemuk

4.3.3.2.1 Kata Majemuk Subordinatif Substantif

Berbeda dengan kata majemuk sintesis, kata majemuk substantif menurut Mahsun (2007:73) adalah kata majemuk yang status komponen pembentuknya berlainan (tidak sederajat) dan tidak ada penghubung berupa partikel atau afiks diantara komponen-komponennya. Misalnya:

1. Keputusan itu merupakan ijmak ulama.

Kata /ijmak ulama/ ‘kesuaian pendapat ( kata sepakat) dari para ulama mengenai suatu hal atau peristiwa’ berasal dari sumbernya /ima‘/ [ijma‘] (

إ ﺎ

ع )’sepakat’ (N) dan /‘ulama:’/ [‘ulama:’] (ءﺎ )’yang berilmu, alim, yang tahu’ (N). Penyerapannya ke dalam bahasa penerima dilakukan dengan penyesuaian /’/ (hamzah) menjadi /k/ pada kata /ijmak/ dan penyesuaian /’u/ menjadi /u/, /a:/ menjadi /a/ dan pelesapan bunyi /’/ (hamzah/ (apokope) di akhir kata pada kata /ulama/. Kata /‘ulama:’/ ( ءﺎ ) merupakan bentuk jamak dari kata /‘a:lim/ ( ﺎ ) dalam bahasa sumber, setelah diserap ke dalam bahasa penerima kata ini menjadi bentuk tunggal. Kata majemuk /ijmak ulama/ dapat dibentuk dengan menggunakan afiks {di- kan} Æ [{di-kan} + ijmak ulama]] Æ / diijmakulamakan / ‘disepakati bersama’ dalam kalimat: Masalah rokok itu telah diijmakulamakan. Kata ini termasuk bertipe A9: ‘a bersumber pada b’ ( urutan hasil-penghasil).

2. Ia menyimpan harta di baitul mal.

Kata /baitul mal/ ‘tempat penyimpanan harta benda; rumah perbendaharaan’ (contoh 2) berasal dari bentuk /bayt/ [bayt] ( ) ‘rumah tangga, tempat diam’ (N) dan /al-ma:l/ [al-ma:l] ( لﺎ أ ) ’harta benda, uang, binatang ternak’ (N). Proses penyerapannya terjadi dengan penyesuaian /y/ menjadi /i/ dan penghilangan fonem /a/ pemarkah takrif serta penyesuaian /a:/ menjadi /a/ pada kata /mal/. Kata majemuk ini di dalam bahasa penerima terdiri dari bentuk bebas /bait/ ’rumah’ dan bentuk bebas /mal/ ‘harta’ (N). (Berbeda dengan pendapat Ruskhan (2007) yang memasukkan kata majemuk /baitul mal/ ke dalam golongan kata majemuk sintetis dan menganggap kata /baitul/ dan /mal/ masing-masing sebagai bentuk terikat secara morfologis.). Kata ini dapat dibentuk dengan menggunakan afiks {di-kan}Æ[{di-kan} + baitul mal]] Æ / dibaitul malkan / ‘disimpan di baitul mal’ dalam kalimat: Harta orang kaya yang kalalah itu dibaitulmalkan di Badan Amil Zakat (BAZ). Kata majemuk ini memiliki tipe ‘a tempat b’ (urutan tempat – perbuatan atau keadaan). Selain contoh-contoh di atas, didapati pula kata /baitul mukadis/ dan /zakat mal/ sebagai kata majemuk substantif yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia.

Kata majemuk/sahibul hikayat/ (contoh 3) ‘orang yang mempunyai cerita, pengarang’, diserap dari bahasa sumbernya kata / a: ib/ [ a: ib]

( ﺎ ) ‘teman, sahabat’ (N), dan kata /al- ika:ya/ ( ﺔ ﺎﻜ أ ) ‘hikayat, cerita’ (N). Penyerapannya ke dalam bahasa penerima dilakukan dengan menyesuaikan / / menjadi /s/ dan /a:/ menjadi /a/ serta / / menjadi /h/ pada kata /sahib/. Selanjutnya terjadi penghilangan pemarkah takrif /a/ dalam kasus nominatifnya, penyesuaian / / menjadi /h/, /a:/ menjadi /a/ dan /ta marbutah/ (ta marbutah) menjadi /t/ pada kata /hikayat/. Kata ini di dalam bahasa penerima merupakan kata majemuk nomina yang terdiri dari bentuk /sahibul/ (N) dan /hikayat/ (N). Kata ini dapat dibentuk dengan menggunakan prefiks {ber-} Æ [ber-}+sahibul hikayat]]

Æ /bersahibul hikayat/ ‘memiliki’ dalam kalimat: Karya sastra Salah Asuhan bersahibul hikayat HAMKA dan memiliki tipe A15:’a menghasilkan b’.

4. Zikir qalbu adalah zikir yang dilakukan dengan hati, bukan dengan lisan. Kata majemuk /zikir qalbu/ ‘zikir dalam hati’ (contoh 4) berasal dari bahasa sumbernya kata /żikr/ [żikr] ( ﺮآذ ) ‘zikir, ingat, nama baik’ (N) dan kata /qalb/ [qalb] ( )’hati, jantung, akal’ (N). Proses penyerapannya terjadi dengan jalan menyesuaikan bunyi /ż/ menjadi /z/ dan menambah fonem /i/ di antara fonem /k/ dan /r/ pada kata /zikir/, serta menambahkan fonem /u/ di akhir kata pada kata /qalbu/. kata ini di dalam bahasa penerima merupakan kata majemuk nomina yang terdiri dari bentuk /zikir/ (N) dan /qalbu/ (N). Kata ini dapat dibentuk dengan menggunakan prefiks {ber-} Æ [{ber-}+ zikir qalbu]] Æ

/berzikir qalbu/ ‘melakukan zikir qalbu’ dalam kalimat: Dia selalu berzikir qalbu disela-sela kesibukannya. Kata majemuk ini memiliki tipe A2:’b di a-(kan)‘ (urutan perbuatan- sasaran).

5. Ia ahli dalam ilmu tib.

Kata /ilmu tib/ ‘ilmu mengenai obat-obatan atau kesehatan, ilmu kedokteran (contoh 5) dipungut dari bahasa sumbernya /‘ilm/ [‘ilm] ( ) ‘ilmu’ (N) dan / ibbi/ [ ibbi] ( ﻃ ) ‘pengobatan’ (N). Proses penyerapannya terjadi dengan penyesuian / / menjadi /t/ dan penghilangan salah satu fonem konsonan

/b/ di tengah kata (sinkope) serta penghilangan fonem /i/ di akhir kata (apokope). kata majemuk ini di dalam bahasa penerima termasuk kata majemuk nomina yang terdiri dari bentuk /ilmu/ (N) dan / tib / (N) dan dapat dibentuk dengan menggunakan prefiks {ber-} Æ [{ber-}+ilmu tib]] Æ /berilmu tib/ ‘memiliki ilmu kedokteran’ dalam kalimat : Alumni Fakultas Kedokteran diyakini berilmu tib. Dan kata majemuk ini memiliki tipe: ‘b menerangkan a’ (urutan benda–keadaan).

6. Umat Islam wajib melaksanakan syariat dinul Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Kata /dinul Islam/ ‘agama Islam’ (contoh 6) terdiri dari kata /di:n/ [di:n] (

د ) ‘agama’ (N) dan /al isla:m/ [al isla:m] ( م ﻹا ) ‘agama Islam’ (N). Proses penyerapannya dilakukan dengan menyesuaikan / i: / menjadi /i/ pada kata /di:n/ serta penyesuaian /a:/ menjadi /a/ pada kata Islam. Kata majemuk ini di dalam bahasa penerima merupakan kata majemuk nomina yang terdiri dari bentuk /din/ ‘agama’ (N) dan /Islam/ ‘agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW’ (N) dan dapat dibentuk dengan menggunakan konfiks {di-kan} Æ [{di-kan} + dinul islam]] Æ /didinulislamkan/ ‘dimasukkan agama Islam’, dalam kalimat: Setelah mempelajari agama Islam secara intensif, akhirnya ia didinulislamkan oleh pemuka agama di lingkungannya.

Kata majemuk ini bertipe A11 : ‘b menerangkan a’.

7. Maulid Rasul itu diadakan di gelanggang mahasiswa.

Kata majemuk /maulid rasul/ ‘hari lahir Rasul Muhammad SAW’ (contoh 7) diserap dari bahasa sumbernya nomina temporal /mawlid/ [mawlid] ( ﺪ ﻮ ) ‘hari lahir (terutama hari lahir Nabi Muhammad SAW); tempat lahir; peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW’ ’ (N). dan kata /rasu:l/ [rasu:l] ( لﻮ ر ) ‘yang mengutus, yang menyuruh’. Proses penyerapannya dilakukan dengan menyesuaikan /w/ menjadi /u/ pada kata /maulid/ dan menghilangkan pemarkah takrif dalam kasus nominatifnya serta penyesuaian /u:/ menjadi /u/ pada kata /rasul/. Kata ini dapat dibentuk dengan menggunakan prefiks {ber-} Æ [{ber-}+ maulid rasul]] Æ /bermaulid rasul/ ‘mengadakan maulid rasul’ dalam kalimat:

Mereka bermaulidrasul di mesjid yang baru di bangun itu. Kata majemuk ini bertipe A17 : ‘a terjadi pada b’.

8. Membicarakan orang lain termasuk suul adab.

Kata majemuk /suul adab/ ‘perangai yang buruk, kurang etis’ dipungut dari bahasa sumbernya /su:u’/ [su:u’] ( ءﻮ ) ‘kejahatan’ (Adj) dan /al-adab/ [ al-adab] ( بادﻷأ ) ‘tertib, sopan’ (N). Proses penyerapannya ke dalam bahasa penerima dilakukan dengan menyesuaikan /u:/menjadi /u/ dan menghilangkan / ’ / (hamzah) di akhir kata (apokope) pada kata /suul/. Kemudian menghilangkan /a/ pada pemarkah takrif /a/ sewaktu digabungkan dengan kata /suu/. Selanjutnya menyesuaikan /a’/ menjadi /a/ pada kata adab. Kata ini di dalam bahasa penerima dapat dibentuk dengan menggunakan kombinasi afiks {ke-an} Æ seperti [ke-an + suul adab] Æ /kesuuladaban/ ‘kelakuan buruk’ dalam kalimat: Kesuuladabannya sudah diketahui oleh orang banyak. Kata majemuk ini bertipe B7 : b secara a’ (urutan prediket x-cara).

9. Taklik talak terhadap istrinya ditolak oleh Pengadilan Agama.

Kata majemuk /taklik talak/ ‘pernyataan jatuhnya talak atau cerai, sesuai dengan janji yang telah diucapkan ( karena melanggar janji pernikahan) (contoh 9) berasal dari bahasa sumbernya kata /ta‘li:q/ [ta‘li:q] ( ) ‘perhubungan’ (N) dan kata / ala:q/ [ ala:q] ( ق ﻃ ) ‘bercerai’ (N) . Proses penyerapannya terjadi dengan mengubah / ‘ / (‘ain) menjadi /k/ dan /q/ menjadi /k/ serta menyesuaikan fonem /i: / menjadi / i / pada kata /taklik/, dan penyesuaian fonologis / / menjadi /t/, fonem /a: / menjadi /a/ serta penggantian fonem /q/ menjadi /k/ pada kata /talak/. Kata ini di dalam bahasa penerima termasuk kata majemuk nomina yang terdiri dari kata /taklik/ (N) dan kata /talak/ (N). Kedua kata /taklik/ dan /talak/ dalam /taklik talak/ termasuk bentuk terikat secara morfologis. Kata majemuk ini dapat dibentuk dengan menggunakan afiks {ber-}

Æ [{ber-}+taklik talak]] Æ /bertaklik talak/ ‘melakukan taklik talak’ dalam kalimat: Dia bertaklik talak dengan isterinya di depan dua orang saksi. Kata ini memiliki tipe A6: ‘a untuk keperluan b’ (urutan perbuatan – tujuan ).

10. Istigasah kubra itu dilakukan di tanah lapang.

Kata majemuk /istigasah kubra/ ‘istigasah yang diikuti oleh sejumlah besar masyarakat’ diserap dari bahasa sumbernya kata /istiga: ah/ [istiga: ah] (

ا

ﺔﺛﺎ ) ‘meminta bantuan kepadaNya’ (N) dan kata /kubra:/ [kubra:] (ىﺮ آ ) ‘yang lebih besar, yang lebih tua’ (N). Proses penyerapannya dilakukan dengan menyesuaikan /a:/ menjadi /a/ di antara fonem /g/ dan /s/, dan / / menjadi /s/ serta penambahan /a/ di antara fonem /s/ dan /h/ pada kata /istigasah/. Selanjutnya menyesuaikan /a:/ menjadi /a/ pada kata /kubra/.

Kata ini di dalam bahasa penerima termasuk kata majemuk nomina yang terdiri dari kata /istigasah/ (N) dan kata /kubra/ (Adj). Kedua kata /istigasah/ dan /kubra/ termasuk bentuk terikat secara morfologis. Kata ini dapat dibentuk dengan menggunakan afiks {ber-} Æ [{ber-} + istigasah kubra]] Æ /beristigasah kubra/ ’melakukan istigasah kubra’ dalam kalimat: Para dai mengajak umat Islam beristigasah kubra nanti malam. Kata majemuk ini memiliki tipe B7 : ‘a secara b’ Contoh lainnya adalah /haji mabrur/ ‘ibadah haji yang sah dan sempurna’.

Tabel 18: Tipe KM Subordinatif Substantif

No. Kata Majemuk BI Dari BA

Kategori Unsur Pembentuk

Transkripsi

Fonetis Makna 1. haji mabrur N + Adj [haji mabrur] ‘haji mabrur’ 2. Ijmak ulama N + N [ijma’ ulama] ‘kesepakatan

ulama’ 3. baitul bal N + N [baytul mal] ‘penyimpanan

harta benda’ 4. Sahibul hikayat N + N [sahibul

hikayat] ‘pengarang’ 5. zikir qalbu N + N [zikir qalbu] ‘zikir dalam hati’ 6. ilmu tib N + N [ilmu tib] ‘ilmu kedokteran’

7. Dinul islam N + N [dinul Islam] ‘agama Islam’ 8. maulid rasul N + N [maulid rasul]

‘hari lahir nabi Muhammad

SAW’ 9. Suul adab Adj + N [suul adab] ‘perangai yang

buruk’ 10. istigasah kubra N + Adj [istigasah

kubra]

‘istigasah oleh sejumlah masyarakat’