• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.1 Fungsi dan Makna Afiks terhadap Kata Bahasa Indonesia dari Bahasa

4.1.1 Afiks Pembentuk Verba

4.1.1.2 Konfiks {meN-kan}

Sebelum diuraikan konfiks {meN-kan} terlebih dahulu akan diberikan definisi konfiks itu sendiri. Menurut Kridalaksana (1996) konfiks ialah afiks tunggal yang terjadi dari dua bagian yang terpisah. Maksudnya sebuah kata diturunkan dari morfem dasar yang dilekati oleh dua afiks secara bersama-sama membentuk kata turunan. Kedua afiks yang melekat itu merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara afiks yang satu dengan afiks lainnya. Morfem dasar yang dapat dilekati oleh konfiks {meN-kan}adalah morfem dasar verba, adjektiva dan nomina. Morfem dasar yang dilekati oleh konfiks {meN-kan) tersebut ada yang berubah kelas katanya menjadi verba tetapi ada pula yang kelas katanya tetap verba. Konfiks {meN-kan}merupakan morfem yang produktif di dalam pembentukan kata BI dari BA. Untuk lebih jelasnya, konfiks {meN-kan} ini, dapat dilihat contoh-contoh di bawah ini :

1. Mereka memakzulkannya dari pegawai setelah ia berumur 56 tahun. 2. Ia telah memahfuzkan ayat Al Kuran selama 3 tahun.

3. Tidak ada gunanya mendaifkan seseorang.

4. Penghulu itu menasdikkan pernikahan kedua mempelai. 5. Dapatkah kamu menaswirkan penjahat itu.

6. Ia menadbirkan negeri itu selama dua puluh tahun.

Contoh 1 dan 2 dibentuk dari morfem dasar /makzul/ dan /mahfuz/ yang bergabung dengan konfiks {meN-kan}. Kelekatan konfiks {meN-kan} kepada kedua bentuk dasar yang berkelas kata verba ini tidak mengubah kelas kata morfem dasar tersebut. Konfiks {meN-kan} yang terdapat pada contoh ini

termasuk kepada afiks infleksional. Kata bentukan */memakzul/ ataupun */makzulkan/ ‘tidak berterima dan tidak memiliki makna di dalam bahasa Indonesia, dengan demikian morfem afiks {meN-} dan {-kan} haruslah dilibatkan secara bersamaan.

Adapun contoh 3 s/d 6 di atas menunjukkan bahwa konfiks {meN-kan} berfungsi membentuk verba transitif karena kehadiran konstitruen yang mengikuti kata jadian itu, seperti kata /mendaifkan/, ’memandang’ lemah/ (hina) dan /menasdikkan/ ‘menyatakan sah’ dibentuk dari morfem dasar adjektiva dan kata /menaswirkan/ ‘menggambarkan’ serta /menadbirkan/ ‘mengurus atau mengatur’(contoh 5 dan 6) dibentuk dari morfem dasar nomina dan konfiks {meN-kan}. Kelekatan konfiks{meN-kan}dengan morfem dasar tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kelas kata dari adjektiva ke verba ( contoh 3 dan 4) dan dari kelas kata nomina ke verba (contoh 5 dan 6). Konfiks {meN-kan} pada contoh 3 s/d 6 bersifat derivasional. Gabungan konfiks {meN-kan} dengan morfem dasar ini menimbulkan makna’membuat jadi (kausatif)’ (contoh 1, 2, 3, dan 4); ‘menghasilkan (resultatif)’ (contoh 5) dan ‘melakukan dengan sungguh-sungguh’(intensif) (contoh 6).

Morfem dasar /makzul/ ‘berhenti memegang jabatan’ (contoh 1) di dalam bahasa Indonesia termasuk kata tunggal yang berasal dari kata kompleks bahasa Arab /makzul/ [ma‘zu:l] (لوﺰ ) yang dipisahkan’. Proses penyerapannya terjadi dengan penyesuaian fonem / ‘/ (ain) menjadi fonem /k/ dan penyesuaian fonologis /u:/ menjadi /u/ di antara fonem /z/ dan /l/.

Morfem dasar /mahfuz/’yang dihafal’ (contoh 2) merupakan kata tunggal bahasa Indonesia yang dipungut dari bahasa sumbernya kata kompleks /ma fu:ż/ [ma fu:ż] ( ظﻮ ) ‘yang dihapal’. Proses penyerapannya terjadi dengan pengalihurufan / / menjadi /h/ dan penyesuaian fonologis /u:/ menjadi /u/ di antara fonem /f/ dan /z/. serta / / menjadi /z/ di akhir kata.

Morfem dasar /daif/ ‘lemah (tidak ada artinya, hina)’ (contoh 3) merupakan kata tunggal bahasa Indonesia yang dipungut dari bahasa sumbernya kata kompleks / a‘i:f/ [ a‘i:f] ( ) ‘yang lemah’. Proses penyerapannya

terjadi dengan penyesuaian fonem / / menjadi /d/ dan menghilangkan fonem /‘/ (ain) di tengah kata (sinkope) serta penyesuaian fonologis /i:/ nmenjadi /i/.

Morfem dasar /tasdik/ ‘pernyataan atau pengakuan sah’ (contoh 4) merupakan kata tunggal bahasa Indonesia yang dipungut dari bahasa sumbernya kata kompleks /ta di:q/ [ta di:q] ( ﺪ ) ‘membenarkan’. Proses penyerapannya terjadi dengan penyesuaian fonem / / menjadi /s/, /i:/ menjadi /i/ dan /q/ menjadi /k/.

Morfem dasar /taswir/ ‘gambaran, lukisan’ (contoh 5) merupakan kata tunggal bahasa Indonesia yang dipungut dari bahasa sumbernya /ta wi:r/ [ta wi:r] ( ﺮ ﻮ ) ‘hal menggambar’. Proses penyerapannya terjadi dengan penyesuaian / / menjadi /s/ dan penyesuaian fonologis /i:/ menjadi /i/.

Morfem dasar /tadbir/ ‘perihal mengurus atau mengatur’ (contoh 6) merupakan kata tunggal bahasa Indonesia yang dipungut dari bahasa sumbernya kata kompleks /ta bi:r/ [ta bi:r] ( ﺮ ﺪ ) ‘susunan, peraturan’. Proses penyerapannya terjadi dengan penyesuaian /i:/ menjadi /i/ di antara fonem /b/ dan /r/.

Tabel 2: contoh kata bentukan infleksi dan derivasi konfiks {meN-kan}:

No. Transkripsi Fonemik Kata Jadian MD + {meN-kan} Transkripsi Fonetik Makna Morfem Dasar Perubah an Bentuk 1. /memakzulkan/ [məmakzulkan] ‘memberhen tikan dari jabatan’ /makzul/ ‘berhenti dari jabatan’ V – V

2. /memahfuzkan/ [məmahfuzkan] ‘menghafal kan’

/mahfuz/ ‘yang dihafalkan’

V – V 3. /mendaifkan/ [məndaifkan] ‘meman

dang lemah’

/daif/

‘lemah’ Adj – V

4. /menasdikan/ [mənasdikan] ‘menyata kan sah’ /tasdik/ ‘pernyataa n atau pengakuan sah’ Adj – V

ar-kan’ ‘gambaran, lukisan’ 6. /menadbirkan/ [mənadbirkan] ‘mengurus atau mengatur’ /tadbir/ ‘perihal mengurus atau mengatur’ N – V

Konfiks {meN-i} dalam BI dari BA termasuk ke dalam afiks derivasional. Dikatakan demikian karena morfem afiks ini sewaktu melekat pada morfem dasar menyebabkan perubahan pada kelas kata dari nomina ke verba. Contoh-contohnya dapat dilihat di bawah ini:

1. Orang tua itu tidak mensyaki anaknya berbuat seperti itu. 2. Allah selalu merahimi orang-orang yang beriman.

3. Anak nakal itu selalu menjahili adiknya.

Contoh 1 dan 2 adalah kata jadian yang terdiri dari kata /mensyaki/ ‘menaruh sak kepada’ dan /merahimi/ ‘menaruh belas kasihan’. Kedua kata ini berasal dari morfem dasar nomina /syak/ dan /rahim/ serta konfiks {meN-i}. Secara intuitif di dalam bahasa penerima (bahasa Indonesia) tidak dikenal bentuk */mensyak/ dan */syaki/ karena kedua bentuk tersebut tidak memiliki makna, oleh sebab itu morfem afiks {meN-} dengan {-i} harus dilekatkan secara bersama-sama dengan morfem dasar. Kelekatan konfiks {meN-i} kepada bentuk dasar nomina ini mengubah kelas kata dari nomina ke verba. Hal ini menunjukkan bahwa konfiks {meN-i} bersifat derivatif. Gabungan konfiks {meN-i} dengan bentuk dasarnya menimbulkan makna ‘bersikap terhadap’ (contoh 1) dan ‘benefaktif’ (contoh 2) serta ‘repetitif’ (contoh 3).

Morfem dasar /syak/ ‘rasa kurang percaya (sangsi, curiga, tidak yakin)’ (contoh 1) di dalam bahasa Indonesia merupakan kata tunggal yang berasal dari kata kompleks bahasa Arab /syakk/ [šakk] ( ﻚﺷ ) ‘bimbang, ragu, syak’. Proses penyerapannya terjadi dengan menghilangkan salah satu fonem ganda /k/ yang terdapat di akhir kata (apokope).

Morfem dasar /rahim/ ‘bersifat belas kasihan’ (contoh 2) merupakan kata tunggal bahasa Indonesia yang berasal dari bentuk kompleks bahasa Arab /rahi:m/ [ra i:m] ( ر ) ‘yang mengasihani, pengasih’. Proses penyerapannya terjadi

dengan menyesuaikan fonologis / / menjadi /h/ dan /i:/ menjadi /i/ di antara fonem /h/ dan /m/.

Kata /menjahili/ ‘membodohi’ (contoh 3) dalam bahasa Indonesia merupakan kata jadian yang dibentuk dari morfem dasar /jahil/ ‘bodoh’ dan konfiks {meN-i}. Kelekatan konfiks {meN-i} kepada morfem dasar ini mengubah kelas katanya dari adjektiva menjadi verba transitif, dengan demikian konfiks {meN-i} pada contoh ini bersifat derivatif dan makna yang ditimbulkannya adalah ‘kontinuatif’.

Morfem dasar /jahil/ ‘bodoh’ (contoh 3) merupakan kata tunggal bahasa Indonesia yang berasal dari kata kompleks bahasa Arab /ja:hil/ [ja:hil] ( هﺎ ) ‘yang bodoh’. Kata /jahil/ merupakan bentuk tunggal di dalam bahasa sumber yang juga merupakan kata tunggal di dalam bahasa penerima. Proses penyerapannya terjadi dengan penyesuaian fonologis /a:/ menjadi /a/ di antara fonem /j/ dan /h/.

Tabel 3: Contoh kata bentukan derivasi afiks {meN-i}:

No . Transkripsi Fonemik Kata Jadian MD + {meN-i} Transkripsi Fonetik Makna Morfem Dasar Perubahan Bentuk

1. /mensyaki/ [mənsyaki] ‘menaruh syak kepada’ /syak/ ‘rasa kurang percaya’ N – V 2. /merahimi/ [mərahimi] ‘menaruh belas kasihan kepada’ /rahim/ ‘bersifat belas kasihan’ N - V

3. /menjahili/ [mənjahili] ‘membodohi’ /jahil/

‘bodoh’ Adj –V