• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipologi Morfologis Reduplikasi Bahasa Indonesia dari

BAB IV: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.3 Tipologi Morfologis Kata Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab

4.3.2 Tipologi Morfologis Reduplikasi Bahasa Indonesia dari

Reduplikasi yang akan diuraikan di sini berkaitan dengan konsep reduplikasi bentuk. Maksudnya proses reduplikasi yang dimaksud sebagai satu alat yang membentuk satuan yang disebut bentuk ulang dan untuk menjelaskan proses reduplikasi itu sendiri setiap bentuk ulang harus dikembalikan ke bentuk dasar.

Berdasarkan unsur dasar yang diulang, reduplikasi itu sendiri dapat berupa ( a ) reduplikasi yang mengulang seluruh bentuk dasar, disebut dengan reduplikasi penuh misalnya, /kebaikan-kebaikan/ ( b ) reduplikasi yang hanya mengulang sebagian bentuk dasarnya disebut reduplikasi sebagian misalnya, /mempertunjuk-tunjukkan/, yang bentuk dasarnya berupa bentuk kompleks dan /lelaki/ yang bentuk dasarnya berupa bentuk tunggal.

(c) reduplikasi berimbuhan, yang mengulang bentuk dasar disertai dengan pembubuhan afiks misalnya, /membagi-bagikan/ dan (d) reduplikasi berubah bunyi, yaitu reduplikasi seluruh bentuk dasar yang disertai perubahan bunyi pada bentuk dasarnya misalnya, /bolak-balik/.

Terkait dengan reduplikasi jenis ini Spencer (1991:151) mengatakan bahwa proses reduplikasi jenis ini memiliki kaitan yang erat dengan proses morfofonemik karena dalam proses reduplikasi itu sendiri melibatkan aspek morfologi dan fonologi. Ia memberi contoh dengan adanya kata /mondar-mandir/ dan /pontang-panting/. Contoh ini memperlihatkan bahwa ada segmen yang berubah, yakni /o / dan /a/. perubahan segmen ini adalah bukti keterlibatan aspek fonologi disamping bentuk (morf) kata yang direduplikasi. Sukri (2007:57) mengelompokkan kata /pontang-panting/ [pontaη-pantiη] ‘pontang-panting’

sebagai komposisi, bukan reduplikasi karena hal ini disebabkan oleh penggabungan beberapa konstituen akibat faktor dan proses fonologis tertentu.

Sementara itu Trask (1993:58) mengatakan bahwa proses reduplikasi merupakan fenomena morfologis yang didalamnya ada satuan lingual, baik itu diulang secara penuh atau pengulangan itu sebagian. Jadi, hasil reduplikasi itu disebut dengan kata ulang sedangkan satuan lingual yang diulang itu disebut bentuk dasar.

Lieber (1992:171-172) dan Katamba (1993:183) sependapat bahwa proses reduplikasi merupakan pengkopian dan pengulangan sebagai bentuk dasar pada lingkungan fonologis dan morfologis tertentu. Unsur yang direduplikasi dapat berupa kata secara keseluruhan, suku kata, rangkaian suku kata atau hanya rangkaian konsonan dan vokal yang membentuk konstituen tertentu. Selain itu (Katamba,1993:187-193 juga Spencer,1991:151-156) menambahkan dalam bahasa-bahasa tertentu seperti bahasa Arab, Samoan, dan Sako terdapat reduplikasi prefiks (pengkopian segmen yang terjadi ke arah kiri akar kata), reduplikasi sufiks (pengkopian segmen terjadi kearah kanan akar kata), dan reduplikasi infiks (pengkopian segmen terjadi di dalam akar kata), seperti contoh-contoh berikut ini :

Dasar Arti Reduplikasi Arti Tipe

Arab takki kaki’ taktaki kaki-kaki prefiks Arab lafa ‘tulang’ lafof tulang-tulang prefiks Sako af ‘mulut’ afof mulut-mulut sufiks Samoan nofo ‘duduk’ nonofo duduk-duduk infiks Samoan moe ‘tidur’ momoe tidur-tidur infiks

Reduplikasi yang memiliki tipe prefiks, sufiks dan infiks seperti yang dicontohkan Katamba diatas ini tidak ditemukan dalam BI dari BA.

Kata-kata yang dihasilkan oleh proses reduplikasi di dalam data (BI dari BA) dapat dirinci berdasarkan unsur dasar yang mengalami pengulangan. Selanjutnya bentuk-bentuk reduplikasi itu dapat dibedakan menjadi reduplikasi penuh, reduplikasi sebagian dan reduplikasi berimbuhan dengan mengulang seluruh bentuk dasar disertai pembubuhan afiks. Reduplikasi penuh, yaitu

pengulangan yang terjadi secara penuh tanpa disertai adanya perubahan fonem. Misalnya, kata /risalah-risalah/ [risalah-risalah] ‘yang dikirimkan; surat edaran (selebaran); karangan ringkas mengenai suatu masalah dalam ilmu pengetahuan’; dan /wali-wali/ [wali-wali] ‘orang yang menurut hukum (agama,adat) diserahi kewajiban mengurus anak yatim serta hartanya sebelum anak itu dewasa; orang yang menjadi penjamin dalam pengurusan dan pengasuhan anak; pengasuh pengantin prempuan pada waktu menikah; orang saleh dan kepala pemerintahan’. Reduplikasi sebagian yaitu reduplikasi yang terjadi dengan mengulang sebagian bentuk dasarnya, seperti /bernazar-nazar/ [bərnazar-nazar] ‘berjanji akan berbuat sesuatu’ dan reduplikasi berimbuhan yaitu reduplikasi yang terjadi dengan mengulang seluruh bentuk dasar disertai dengan pembubuhan afiks, misalnya /bernafsi-nafsi/ [bərnafsi-nafsi] ‘sendiri-sendiri’. Berdasarkan data yang ada reduplikasi berubah bunyi tidak ditemukan pada reduplikasi BI dari BA. Data berikut ini memperlihatkan unsur reduplikasi penuh, reduplikasi sebagian dan reduplikasi berimbuhan yang mengulang seluruh bentuk dasar disertai pembubuhan afiks.

4.3.2.1 Jenis Reduplikasi

Data berikut ini memperlihatkan pengulangan penuh yang terjadi pada kata BI dari BA:

1. Reduplikasi penuh

a. /sirat-sirat/ [sirat-sirat] ‘jembatan-jembatan’

b. /zuriah-zuriah/ [zuriah-zuriah] ‘keturunan-keturunan’ c. /saf-saf/ [saf-saf] ‘berderet-deret’

Kata /sirat/ (contoh1) adalah kata tunggal yang berasal dari bahasa sumbernya yang berbentuk tunggal / ira: / [ ira: ] ( طاﺮ ) ‘jalan’. Proses penyerapannya terjadi dengan menyesuaikan fonem / / dengan /s/, /a:/ dengan /a/ dan / / dengan /t/ pada kata /sirat/. Kata /sirat/ di dalam bahasa penerima dapat dibentuk menjadi kata ulang penuh seperti /sirat/ + [sirat]N [sirat-sirat]N ‘jembatan-jembatan’. Kata ini menimbulkan makna ‘jamak’.

Kata /zuriah/ (contoh 2) juga berbentuk kata tunggal bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa sumbernya yang berbentuk kompleks /żurriyyah/ [żurriyyah] ( ﺔ رذ ) ‘anak cucu; keturunan’. Proses penyerapannya terjadi dengan menyesuaikan fonem /ż/ menjadi /z/ di awal kata, kemudian menghilangkan salah satu dari fonem ganda /rr/ dan /yy/ di tengah kata (sinkope) serta mengalihhurufkan fonem / ة / (ta marbutah) menjadi /h/. Pembentukannya di dalam bahasa penerima dengan mengulang bentuk kata itu seperti berikut ini: /zuriah/ [zuriah]N Æ [zuriah-zuriah]N ‘keturunan, anak cucu, bibit, benih’. Proses pengulangan ini menimbulkan makna ‘jamak’

Kata /saf/ (contoh 3) merupakan kata tunggal yang berasal dari bahasa sumbernya berupa kata tunggal juga yaitu / aff/ [ aff] ( ) ‘saf, barisan’. Proses penyerapannya terjadi dengan menyesuaikan fonem / / menjadi /s/ dan menghilangkan salah satu fonem /f/ di akhir kata (apokope). Kata ini di dalam bahasa penerima dapat dibentuk dengan mengulang seluruh bentuk dasarnya seperti berikut ini: /saf/ [saf]N Æ [saf-saf]N ‘baris-baris’. Kata ulang seluruhnya ini menimbulkan makna ‘jamak’ dan gabungan bentuk dasar dengan reduplikasi penuh tidak mengubah keanggotaan kategorial bentuk dasarnya.

2. Reduplikasi sebagian yaitu reduplikasi yang hanya mengulang sebagian bentuk dasarnya.Contohnya sebagai berikut:

a. /bernazar-nazar/ [bərnazar-nazar] ‘berjanji akan berbuat sesuatu’ b. / berselawat-selawat/ [berselawat-selawat] ‘bermohon kepada tuhan’

Kata /nazar/ ‘janji (pada diri sendiri) hendak berbuat sesuatu jika maksud tersebut tercapai’ (contoh a) berasal dari bahasa sumbernya kata tunggal /nażr/ [nażr] ( رﺬ ) ‘nazar’. Proses penyerapannya terjadi dengan penyesuaian fonologis /ż/ menjadi /z/ dan menambahkan fonem /a/ di antara fonem /z/ dan /r/. Kata ini di dalam bahasa penerima dapat dibentuk dengan menambahkan prefiks {ber-} pada kata /nazar/ kemudian mengulang sebagian bentuk dasar menjadi [[ber-+ [nazar]N → [[ ber-+ [nazar-nazar]V → /bernazar-nazar/ ‘berjanji akan berbuat sesuatu jika maksud tercapai’ dalam kalimat: Orang tua itu

nazar setelah mendengar berita itu. Gabungan reduplikasi dengan bentuk dasar /nazar/ membentuk verba dan menimbulkan makna ‘sungguh-sungguh, intensif’.

Adapun kata /selawa:t/ ‘permohonan kepada tuhan, doa’ (contoh b) adalah bentuk tunggal yang berasal dari bahasa sumbernya kata kompleks / alawa:t/ [ alawa:t] ( تاﻮ ) ’shalat, sembahyang, doa’. Proses penyerapannya terjadi dengan penyesuaian fonem / / menjadi /s/ dan mengganti fonem /a/ menjadi /e/ di antara /s/ dan /l/ serta menyesuaikan /a:/ menjadi /a/ di antara fonem /w/ dan /t/. Sama halnya dengan contoh yang ada sebelumnya, kata ini di dalam bahasa penerima dapat dibentuk menjadi [[ber - + [səlawat]N [[ber- + [ lawat-səlawat]V /berselawat-selawat/ dalam kalimat: Mereka berselawat-selawat di mesjid itu sebelum acara dimulai.

Gabungan reduplikasi dengan bentuk dasar ini membentuk verba dan menimbulkan makna ‘berkali-kali’ (iteratif).

3. Reduplikasi berimbuhan yaitu reduplikasi yang mengulang seluruh bentuk dasar disertai dengan pembubuhan afiks, misalnya /bernafsi-nafsi/ [ rnafsi-nafsi] ‘sendiri-sendiri’.

Kata /nafsi/ ‘diri sendiri, orang seorang’ adalah kata tunggal yang berasal dari bahasa sumbernya berupa kata tunggal /nafs/ [nafs] (N) ‘roh, nyawa, tubuh, diri seorang’. Proses penyerapannya terjadi dengan menambah fonem /i/ di akhir kata. Kata ini di dalam bahasa penerima dapat dibentuk dengan menambahkan prefiks {ber-} pada bentuk dasar sekaligus dengan mengulang bentuk dasar tersebut.

Berdasarkan data-data reduplikasi sebelumnya yang menggunakan reduplikasi sebagai alat pembentukan kata bahasa Indonesia dari bahasa Arab, dapat dikatakan bahwa tipologi morfologis reduplikasi BI dari BA bertipe aglutinasi. Dikatakan demikian karena tipe bahasa yang struktur kata dan hubungan gramatikalnya ditandai oleh penggabungan unsur secara bebas dan setiap morfem cenderung direalisasikan oleh morfem yang terpisah.

4.3.3 Tipologi Morfologis Kata Majemuk Bahasa Indonesia dari Bahasa