• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.1 Fungsi dan Makna Afiks terhadap Kata Bahasa Indonesia dari Bahasa

4.1.1 Afiks Pembentuk Verba

4.1.1.1 Prefiks {meN-}

Berdasarkan data yang ditemukan, prefiks {meN-} sebagian besar dapat dilekatkan pada morfem dasar yang berkelas nomina dan hanya ada beberapa afiks saja yang dapat dilekatkan pada morfem dasar yang berkelas kata verba.

Prefiks {meN-} memiliki fungsi derivatif ketika prefiks itu dilekatkan pada morfem dasar yang berkelas kata nomina dan prefiks {meN-} itu juga bisa berfungsi infleksif ketika ia dilekatkan pada morfem dasar yang berkelas kata verba. Dikatakan prefiks {meN-} memiliki fungsi derivatif karena morfem tersebut dalam proses morfologis sewaktu melekat pada morfem dasar dapat menyebabkan perubahan pada kelas kata (identitas leksikal) dan dikatakan prefiks {meN-} memiliki fungsi infleksif karena morfem tersebut dalam proses morfologis sewaktu melekat pada morfem dasar tidak menyebabkan perubahan pada kelas kata.

Prefiks {meN-} memiliki alomorf {məη-, məm-, mən-, məñ- dan mə-} yang menunjukkan kemiripan secara formal disamping secara semantik menunjukkan adanya pertalian yakni makna aktif transitif. Kelima morf yang dimaksud dapat dikelompokkan sebagai kelima morf yang sama. Pemilihan {meN-} sebagai wakil morf-morf yang ada dikarenakan tingkat kesanggupan {meN-} berdistribusi dengan morfem dasar yang diawali dengan vokal apapun atau luasnya pendistribusian antara kelima morf yang ada dalam BI dari BA. Selanjutnya morf {meN-} dipilih sebagai morfem prefiks.

Prefiks {meN-} dapat melekat pada morfem dasar yang berkelas kata nomina. Prefiks ini bersifat derivasional dan dapat berfungsi membentuk verba transitif karena kehadiran konstituen yang mengikutinya menghendaki objek. Gabungan prefiks {meN-}dengan morfem dasar ini menimbulkan makna ‘melakukan suatu pekerjaan seperti yang tersebut pada bentuk dasar’. Contoh– contohnya seperti yang ada di bawah ini :

1. Panitia rukyah itu menghisab saatnya awal ramadan. 2. Tidak semua orang bisa merawi hadis.

3. Anak laki-lakinya menghijab adik laki-lakinya dari memperoleh warisan itu. 4. Pejabat itu sedang membaiat pegawai-pegawai barunya.

5. Hadirin sedang menyimak isi pidato gubernur itu. 6. Wali Allah itu selalu hidup menzahid.

Bentuk /menghisab/ ‘menghitung’ (contoh 1) merupakan gabungan morfem dasar yang berkelas kata nomina /hisab/ ‘hitungan’ dengan prefiks {meN-}. Kalimat ini menunjukkan prefiks {meN-} berfungsi membentuk morfem dasar nonverbal menjadi verba transitif, dan prefiks {meN-} dalam contoh ini bersifat derivasional karena kelekatan morfem dasar dengan prefiks ini menyebabkan terjadinya perpindahan kategori kata dari nomina ke verba. Makna yang ditimbulkan oleh morfem dasar /hisab/ dengan prefiks {meN-} adalah ‘melakukan sesuatu pekerjaan seperti yang tersebut pada bentuk dasar’. Morfem dasar hisab adalah kata tunggal bahasa Indonesia yang berasal dari kata kompleks bahasa Arab / iSa:B/ ( بﺎ ) ‘hitungan, cukup, kira-kira’. Proses penyerapannya terjadi dengan menyesuaikan fonem / / menjadi /h/ di awal kata, dan fonem /a:/ menjadi /a/.

Kata /merawi/ (contoh 2) ‘meriwayatkan’ juga merupakan gabungan morfem dasar yang berkelas kata nomina /rawi/ ‘riwayat’ dengan prefiks {meN-}. Kelihatan di contoh ini bahwa prefiks {meN-} juga berfungsi membentuk verba transitif karena kehadiran konstituen yang mengikuti kata jadian /merawi/ mutlak diperlukan. Kalimat ini termasuk ke dalam kalimat aktif transitif karena prediket kalimat tersebut menghendaki objek. Afiks ini memiliki fungsi derivasional karena kelekatan {meN-} telah menyebabkan perubahan kategori morfem dasar yang dilekatinya menjadi verba transitif. Gabungan prefiks {meN-} dan morfem dasar ini menimbulkan makna ‘melakukan suatu pekerjaan yang tersebut pada bentuk dasar’.

Morfem dasar /rawi/ di dalam bahasa Indonesia merupakan kata tunggal yang berasal dari kata kompleks bahasa Arab /ra:wiyyah/ {ra:wiyyah} ( ﺔ وار ) ‘yang meriwayatkan’. Proses penyerapannya terjadi dengan menyesuaikan

fonologis /a:/ menjadi /a/ di antara fonem /r/ dan /w/dan menghilangkan sufik /yyah / di akhir kata.

Adapun kata /menghijab/ ‘mendinding’ (contoh 3) berasal dari morfem dasar yang berkelas kata nomina /hijab/ ‘dinding yang membatasi sesuatu dengan yang lain; dinding yang menghalangi seseorang dari mendapat harta waris’ yang bergabung dengan prefiks {meN-}. Prefiks {meN-} juga berfungsi membentuk kata dasar non verbal menjadi verba transitif dan kehadirannya dalam contoh ini bersifat derivasional. Makna yang ditimbulkan oleh prefiks {meN-} ini adalah ‘membuat’.

Morfem dasar /hijab/ adalah kata tunggal bahasa Indonesia yang bersumber dari kata kompleks bahasa Arab / ija:b/ [ ija:b] ( بﺎ ) ‘dinding, tutup’. Proses penyerapannya dengan menyesuaikan fonologis / / menjadi /h/ di awal kata /a:/ menjadi /a/ di antara fonem /j/ dan /b/.

Kata /membaiat/ ‘mengucapkan sumpah setia kepada pemimpin (tuan) dsb; melakukan baiat’ (contoh 4) merupakan gabungan dari morfem dasar yang berkelas kata nomina /baiat/ ‘pelantikan secara resmi; pengucapan sumpah setia kepada imam (pencipta)’ dengan prefiks {meN-}. Prefiks {meN-} dalam kalimat ini juga berfungsi membentuk verba transitif karena kehadiran konstituen yang mengikutinya menghendaki objek. Prefiks ini dapat dikatakan bersifat derivasional karena kelekatan morfem dasar dengan prefiks ini menyebabkan terjadinya perubahan kategori kata dari nomina menjadi verba. Gabungan kedua bentuk ini menimbulkan makna ‘melakukan suatu pekerjaan seperti yang tersebut pada bentuk dasar’.

Morfem dasar /baiat/ termasuk kata tunggal bahasa Indonesia yang bersumber dari kata kompleks bahasa Arab /bai‘at/ [bai‘at] ( ﺔ ) ‘baiat, menyatakan kesetiaan’. Proses penyerapannya terjadi dengan menyesuaikan fonem /’a/ menjadi /a/. Makna yang ditimbulkan oleh prefiks ini adalah ‘melakukan suatu pekerjaan seperti yang tersebut pada bentuk dasar’.

Kata /menyimak/ ‘mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang’ (contoh 5) berasal dari morfem dasar yang berkelas kata verba /simak/ yang dilekatkan pada prefiks {meN-}. Gabungan prefiks

{meN-} dengan morfem dasar /simak/ tidak mengubah kelas kata morfem dasarnya, dengan demikian dapat dikatakan morfem {meN-} pada contoh ini merupakan afiks infleksional. Dikatakan demikian karena morfem afiks tersebut dalam proses morfologis melekati bentuk dasar tidak menyebabkan perubahan kelas kata. Morfem dasar /simak/ merupakan kata tunggal bahasa Indonesia yang bersumber dari kata tunggal bahasa Arab /sam‘un / [sam‘un] ( ) ‘pendengaran, telinga’. Proses penyerapannya terjadi dengan mengganti vokal /a/ menjadi /i/ di antara fonem /s/ dan /m/ , penambahan vokal /a/ sesudah fonem /m/ , penyesuaian bunyi /‘/ menjadi /k/ dan penghilangan bunyi /un/ di akhir kata.

Berbeda halnya dengan contoh-contoh yang ada sebelumnya, gabungan prefiks {meN-} dengan morfem dasar yang berkelas kata nomina ada pula yang berfungsi membentuk kata nomina tersebut menjadi verba intransitif. Kata /menzahid/ (contoh 6) ‘orang yang telah meninggalkan kehidupan yang ada hubungannya dengan keduniaan (hidup hanya untuk beribadah, bertapa, dst)’ merupakan gabungan prefiks {meN-} dengan morfem dasar yang berkelas kata nomina /zahid/. Prefiks {meN-} pada contoh ini berfungsi membentuk verba intransitif, oleh karena itu kehadirannya dalam contoh ini bersifat derivasional. Gabungan prefiks {meN-} dengan morfem dasar /zahid/ menimbulkan makna ‘menjadi’.

Morfem dasar /zahid/ termasuk kata tunggal bahasa Indonesia yang bersumber dari kata kompleks bahasa Arab /za:hid/ [za:hid] ( ﺪهاز ) ‘yang tidak suka kepada dunia’. Proses penyerapannya terjadi dengan penyesuaian fonologis /a:/ menjadi /a/ di antara fonem /z/ dan /h/. Untuk lebih jelasnya pendistribusian prefiks {meN-} dapat dilihat tabel berikut ini:

Tabel 1: Distribusi Prefiks {meN-}

No. Transkripsi Fonemik

Transkripsi

Fonetik Makna Morfem Dasar

Perubahan Bentuk 1. /menghisab/ [məηhisab] ‘menghitung’ /hisab/’hitung’ N – V 2. /merawi/ [mərawi] ‘meriwayatkan’ /rawi/’riwayat’ N – V

3. /menghijab/ [məηhijab] ‘mendinding’ /hijab/’dinding’ N – V 4. /membaiat/ [məmbaiat] ‘membaiat’ /baiat/’baiat’ N – V 5. /menzahid/ [mənzahid] ‘meninggalkan kehidupan dunia’ /zahid/’orang yang meninggalkan kehidupan dunia’ N – V 6. /menyimak/ [məñima?] ‘mendengarkan atau memperhatikan baik-baik’ /simak/’mendengar-kan atau memperhatikan baik-baik’ V – V