• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bila Anda seperti kebanyakan orang lain, Anda barangkali telah bertekad dari waktu ke waktu untuk mendapatkan postur tubuh

Dalam dokumen Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan (Halaman 72-74)

Nurani dan Ego

J: Bila Anda seperti kebanyakan orang lain, Anda barangkali telah bertekad dari waktu ke waktu untuk mendapatkan postur tubuh

ideal Anda, dan dalam banyak kasus, ini berarti m a m p u menghilangkan sekian kilogram berat badan Anda. Sering kali mendapatkan tubuh ideal itu hanya berarti membuang lemak dan menjadikan otot kita lebih berisi, yang bisa saja malah

THE 8 T H HABIT

meningkatkan berat badan kita, karena berat otot itu kira-kira dua kali lipat daripada berat lemak. Tugas kita yang mendasar adalah mencapai tubuh ideal dan menjadi sehat, kuat, dan bugar secara fisik. Itulah visinya. Apa disiplinnya? Biasanya itu melibatkan olahraga yang ketat dan teratur, nutrisi yang pas, istirahat cukup, dan pengelolaan stres. Gairah hidup kita mewakili kedalaman emosi, komitmen emosional, dan dorongannya. Nurani menyediakan alasannya (kenapanya), yaitu tujuan mulia di balik keinginan untuk menjadi sehat itu, misalnya agar dapat berumur lebih panjang, sehingga dapat menjamin kebutuhan keluarga, dapat membantu membesarkan cucu-cucu, atau sekadar ingin merasa lebih baik. Anda juga akan tahu bahwa bila motivasinya hanya bersifat eksternal, artinya tidak muncul dari dalam diri Anda sendiri dan hanya dipaksakan dari luar—misalnya karena tuntutan untuk tampil lebih baik, demi pujian dangkal dari or- ang sekitar, tuntutan pergantian musim, tuntutan tren tahun baru—motivasi seperti itu sering akan kehilangan kekuatannya, dan segera luntur, karena tujuan-tujuan dangkal seperti itu terasa tidak sebanding dengan komitmen total yang harus dicurahkan untuk mewujudkannya. Sebelum memilih makanan yang buruk, latihlah diri Anda untuk bilang pada diri sendiri: "Godaan yang kuhadapi ini hanya menyangkut rasa enak yang akan cepat berlalu; sementara kemampuanku untuk menolaknya justru akan m e m b a n t u k u m e m p e r o l e h t u b u h ideal, dan m e n g u a t k a n karakterku. Lagi pula, enaknya makanan ini tak akan seenak punya tubuh yang ideal!"

Adalah hal yang lumrah bahwa kadang-kadang semangat kita menjadi kendur karena begitu m e n e t a p k a n tujuan u n t u k mengurangi berat badan, kita segera melupakan tujuan itu hanya dalam beberapa hari atau bahkan beberapa jam. Banyak orang mengeluh, "Aku tidak disiplin". Menurut pengalaman saya, masalahnya bukan pada disiplin itu sendiri, melainkan karena kurangnya visi. Masalahnya kita tak tahan bersusah payah tanpa visi yang jelas, untuk apa sebenarnya semua ini, sehingga begitu

Ekspresikan Suara Anda

menghadapi kendala, kita langsung kalah. Dengan kata lain, kita belum terhubung dengan nilai-nilai dan motivasi (nurani) yang terdalam, yaitu dengan hal-hal yang paling penting bagi kita. Mungkin pengalaman teman saya ini bisa memberi gambaran yang jelas:

Saya telah bekerja keras dalam karier saya. Pada saat saya mencapai umur empat puluh lima tahun, saya sudah cukup sukses. Saya juga kelebihan berat badan sekitar dua puluh lima kilogram, suka makan pada saat menghadapi ketegangan, dan tak punya waktu untuk

melakukan olahraga secara teratur, karena pekerjaan saya. Pada ulang tahunnya yang kelima, putra kami, Logan, menghadiahkan sebuah buku mengenai hidup sehat. Di halaman dalam, ibunya telah membantu dia menuliskan kata-kata ini: "Pa, untuk ulang tahun saya yang kelima tahun ini, aku ingin Papa jadi sehat. Aku ingin Papa punya waktu bersama-sama kami." Saya seperti ditohok... aduh!

Keinginan anak saya itu sama sekali mengubah perspektif saya mengenai gaya hidup. Pola makan saya dan kurangnya olahraga bukan lagi merupakan pilihan individual saya sendiri. Tiba-tiba saya sadar bahwa dengan cara hidup begitu saya telah memberi warisan tak baik bagi anak-anak kami. Saya telah memberi contoh buruk bahwa tubuh kita tidak penting, bahwa pengendalian diri tidak penting, dan bahwa satu-satunya hal yang pantas diusahakan dengan kerja keras dalam hidup ini hanyalah uang dan gengsi. Saya menyadari bahwa pelayanan saya kepada anak-anak saya mestinya tidak sebatas mencukupi kebutuhan fisik, finansial, dan emosi mereka, tetapi juga menyediakan teladan

baik yang bisa mereka tiru. Dan saya belum melakukan hal itu.

Karena itu, saya bertekad untuk menjadi sehat demi anak-anak saya. Tidak untuk mengurangi berat badan, tetapi untuk menjadi sehat. Itulah kuncinya bagi saya. Komitmen saya harus saya arahkan kepada sesuatu yang memiliki nilai yang benar-benar nyata bagi saya. Sebelumnya saya telah mengikuti bermacam program diet dan olahraga. Umumnya keadaan saya baik-baik saja, sampai ketegangan muncul

dalam hidup saya, Pengurangan berat badan sebagai motivasi tak cukup menggerakkan saya; tapi anak-anak saya jelas penting sekali. Saya amat peduli pada mereka, sedemikian sehingga saya dapat membuat pilihan yang sehat. Saya tetapkan tujuan pribadi saya, bahwa saya ingin sehat. Saya ingin bugar, bergairah, punya banyak tenaga untuk bermain dengan anak-anak sepulang kerja, mampu bermain dalam pertandingan Softball yang diselenggarakan oleh perusahaan, tanpa menjadi terengah-engah sewaktu menuju base pertama. Untuk mencapai tujuan itu, saya melakukan program diet dan olahraga. Kuncinya di sini adalah bahwa program diet dan olahraga itu bukan merupakan tujuan. Tujuannya adalah menjadi sehat demi anak-anak saya. Saya juga memutuskan untuk menceritakan tujuan saya itu dengan orang lain yang juga ingin menjadi sehat, lantas kami melakukan program olahraga bersama-sama. Saya memastikan ada waktu yang saya sisihkan untuk meraih tujuan tersebut. Saya belajar untuk mengetahui kapan saya harus berhenti kerja dan memberi perhatian pada kebutuhan tubuh saya.

Kini sudah dua tahun sejak saya mengubah cara pikir saya. Saya tidak bersusah payah lagi untuk bangkit dari tempat tidur. Olahraga sudah menjadi bagian alamiah dari hidup saya. Saya tak mudah lagi meninggalkan program olahraga seperti yang sudah-sudah. Tentu saja, ada saat-saat di mana saya tidak melakukannya dengan baik. Saya pikir, saya lelah, otot-otot lutut sakit, sakit kepala, atau udara terlalu panas. Ada saatnya juga saya tidak mau joging; tapi pada umumnya dapat saya katakan bahwa jauh lebih mudah bagi saya sekarang untuk kembali lagi ke program olahraga itu. Karena saya memiliki tujuan yang lebih besar, punya komitmen lebih besar kepada orang-orang yang saya cintai, daripada komitmen pada diri saya sendiri, saya dapat kembali dengan gampang ke program olahraga yang harus saya lakukan.

T: Apa relevansinya dengan upaya kita untuk mendapatkan

Dalam dokumen Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan (Halaman 72-74)