• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberatan dan Banding

Dalam dokumen Modul DTSD Undang - Undang Pabean (Halaman 163-168)

Dalam materi ini dibahas mengenai ketentuan pengajuan keberatan dan banding atas penetapan pejabat Bea dan Cukai.

1) Keberatan.

Sebagaimana diatur dalam pasal 16 Undang-undang Kepabeanan, pejabat Bea dan Cukai menetapkan tarif dan nilai pabean untuk perhitungan bea masuk atas dokumen pabean ( PIB ) yang diajukan oleh importir. Penetapan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan maupun kelebihan pembayaran bea masuk.

Disamping itu penetapan tadi juga dapat mengakibatkan pengenaan denda bagi yang bersangkutan. Pelanggaran dalam pasal-pasal undang-undang juga dapat dikenakan sanksi administrasi berupa denda.

Penetapan penagihan kurang bayar bea masuk maupun penetapan tagihan denda administrasi harus dilunasi dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan. Dalam hal-hal tertentu importir/pengguna jasa tidak sependapat dan merasa berkeberatan atas penetapan tersebut. Untuk menjamin adanya kepastian hukum dan sebagai manifestasi dari asas keadilan, undang-undang mengatur pemberian hak kepada importir atau pengguna jasa kepabeanan untuk mengajukan keberatan atas keputusan pejabat Bea dan Cukai. Ketentuan mengenai keberatan tersebut diatur dalam pasal 93 sebagai berikut:

Orang yang berkeberatan terhadap penetapan pejabat bea dan cukai mengenai tarif dan/atau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk dapat mengajukan

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 153

keberatan secara tertulis hanya kepada Direktur Jenderal dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan dengan menyerahkan jaminan sebesar tagihan yang harus dibayar.

Penyerahan jaminan untuk pemenuhan syarat pengajuan keberatan tidak wajib diserahkan dalam hal barang impor belum dikeluarkan dari kawasan pabean. Direktur Jenderal Bea dan Cukai memutuskan keberatan yang diajukan dalam jangka waktu 60 (enam puluh hari) sejak diterimanya pengajuan keberatan. Apabila keberatan sebagaimana dimaksud ditolak oleh Direktur Jenderal, jaminan dicairkan untuk membayar bea masuk dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang ditetapkan, dan apabila keberatan dikabulkan jaminan dikembalikan. Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari Direktur Jenderal tidak memberikan keputusan, keberatan yang bersangkutan dianggap dikabulkan dan jaminan dikembalikan.

Apabila jaminan sebagaimana dimaksud diatas berupa uang tunai dan pengembalian jaminan dilakukan setelah jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak keberatan dikabulkan, pemerintah memberikan bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulannya paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

Ketentuan pada pasal tersebut diatas ditujukan untuk menjamin adanya kepastian hukum dan sebagai manifestasi dari asas keadilan yang memberikan hak kepada pengguna jasa kepabeanan untuk mengajukan keberatan atas keputusan Pejabat Bea dan Cukai.

Jangka waktu 60 (enam puluh) hari yang diberikan kepada pengguna jasa kepabeanan ini dianggap cukup bagi yang bersangkutan untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna pengajuan keberatan kepada Direktur Jenderal. Dalam hal batas waktu tersebut dilewati, hak yang bersangkutan menjadi gugur dan penetapan dianggap disetujui.

Yang dimaksud dengan sebesar tagihan dalam penyerahan jaminan adalah kekurangan Bea Masuk, kekurangan Pajak Dalam Rangka Impor, dan sanksi administrasi berupa denda. Dalam hal tagihan telah dilunasi, keberatan tetap dapat diajukan tanpa kewajiban menyerahkan jaminan.

Sedangkan yang dimaksud dengan barang belum dikeluarkan pada ayat ini adalah barang impor masih berada dalam Kawasan Pabean.

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 154

Pihak yang mengajukan keberatan bertanggung jawab terhadap barang impor yang bersangkutan dan segala biaya yang mungkin timbul.

Penetapan jangka waktu 60 (enam puluh) hari kepada Direktur Jenderal untuk memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan oleh pengguna jasa kepabeanan ini merupakan jangka waktu yang wajar mengingat Direktur Jenderal juga perlu melakukan pengumpulan data dan informasi dalam memutuskan suatu keberatan yang diajukan.

Yang dimaksud dengan ditolak oleh Direktur Jenderal adalah penolakan oleh Direktur Jenderal atas keberatan yang diajukan sehingga penetapan yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai menjadi tetap.

Penolakan oleh Direktur Jenderal ini dapat pula berupa penolakan sebagian atas keberatan yang diajukan, atau Direktur Jenderal menetapkan lain dari penetapan yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai, dan penetapan ini dapat lebih besar atau lebih kecil dari pada penetapan Pejabat Bea dan Cukai tersebut.

Dalam memberikan keputusan, Direktur Jenderal Bea dan Cukai dapat menetapkan lain dari penetapan yang dilakukan oleh pejabat Bea dan Cukai.

Penolakan oleh Dirjen dapat berupa penolakan sebagian atas keberatan yang diajukan. Penetapan tersebut dapat pula menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada penetapan pejabat Bea dan Cukai.

Keberatan selain tarif dan/atau nilai pabean sebagaimana tersebut diatas juga dapat diajukan kepada Direktur Jenderal. Hal tersebut diatur dalam pasal 93A sebagai berikut:

(1) Orang yang berkeberatan terhadap penetapan pejabat bea dan cukai selain tarif dan/atau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk dapat mengajukan keberatan secara tertulis hanya kepada Direktur Jenderal dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan.

(2) Sepanjang keberatan sebagaimana dimaksud diatas menyangkut kekurangan pembayaran bea masuk, jaminan wajib diserahkan sebesar tagihan yang harus dibayar.

(3) Jaminan sebagaimana tidak wajib diserahkan dalam hal barang impor belum di keluarkan dari kawasan pabean.

(4) Direktur Jenderal Bea dan Cukai memutuskan keberatan dalam jangka waktu 60 (enam puluh hari) sejak diterimanya pengajuan keberatan.

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 155

(5) Apabila keberatan ditolak oleh Direktur Jenderal, jaminan dicairkan untuk membayar bea masuk dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang ditetapkan, dan apabila keberatan dikabulkan jaminan dikembalikan.

(6) Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari Direktur Jenderal tidak memberikan keputusan, keberatan yang bersangkutan dianggap dikabulkan dan jaminan dikembalikan.

(7) Apabila jaminan) berupa uang tunai dan pengembalian jaminan sebagaimana dilakukan setelah jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak keberatan diterima, pemerintah memberikan bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulannya paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

Keberatan yang dapat diajukan adalah penetapan pejabat selain mengenai Tarif dan/atau nilai pabean, misalnya penetapan berupa pencabutan fasilitas atau penetapan sebagai akibat penafsiran peraturan.

Lebih lanjut keberatan terhadap penetapan denda administrasi diatur dalam pasal 94. Pasal 94 UU Kepabeanan menetapkan mengenai keberatan atas penetapan denda administrasi sebagai berikut:

(1) Orang yang dikenai sanksi administrasi berupa denda dapat mengajukan keberatan secara tertulis hanya kepada Direktur Jenderal dalam jangka waktu 60 (enam puluh hari) sejak tanggal penetapan dengan menyerahkan jaminan sebesar sanksi administrasi berupa denda yang ditetapkan.

(2) Direktur Jenderal memutuskan keberatan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak diterimanya pengajuan keberatan.

(3) Apabila keberatan ditolak oleh Direktur Jenderal, jaminan dicairkan untuk membayar sanksi administrasi berupa denda yang ditetapkan, dan apabila keberatan dikabulkan, jaminan dikembalikan.

(4) Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari Direktur Jenderal tidak memberikan keputusan, keberatan yang bersangkutan dianggap dikabulkan dan jaminan dikembalikan.

(5) Apabila jaminan berupa uang tunai dan pengembalian jaminan dilakukan setelah jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak keberatan dikabulkan, pemerintah memberikan bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulannya paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 156

Pada umumnya prosedur pengajuan keberatan baik terhadap penetapan tarif, harga, denda administrasi dan keberatan lainnya adalah sama, yaitu mengenai surat permohonan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai, jaminan dan jangka waktu pengajuan.

2) Banding

Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai terhadap pengajuan keberatan, dapat berupa penolakan sebagian maupun seluruhnya. Apabila importir atau pengguna jasa merasa berkebertan atas keputusan dimaksud, mereka dapat mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak.

Lebih lanjut dalam pasal 95 ditetapkan bahwa orang yang berkeberatan terhadap penetapan Direktur Jenderal atas tarif dan nilai pabean, penetapan selain tariff dan nilai pabean, serta denda administrasi, dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada Pengadilan Pajak dalam jangka waktu enam puluh hari sejak tanggal penetapan atau tanggal keputusan, setelah pungutan yang terutang dilunasi.

Pengadilan Pajak sebagimana dimaksud diatas adalah badan peradilan pajak yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994. Sekarang ini badan tersebut berbentuk Pengadilan Pajak.

Dalam pengertiannya, pajak terdiri dari pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung antara lain berupa pajak penghasilan. Sedangkan yang termasuk dalam pajak tidak langsung antara lain: PPN, Bea Masuk dan Cukai. Dengan demikian pengajuan banding atas penetapan bea masuk dan cukai juga diajukan kepada Pengadilan Pajak.

Permohonan pengajuan banding kepada Pengadilan Pajak dilakukan dalam jangka waktu enam puluh hari sejak keputusan penolakan oleh Dirjen diterima. dengan menyerahkan jaminan (minimal 50% dari jumlah tagihan). Walaupun dalam Undang-undang Kepabeanan ditetapkan bahwa jika permohonan keberatannya ditolak oleh Dirjen, jaminan dicairkan sebagai pelunasan tagihan. Namun dalam ketentuan banding dipersyaratkan pelunasannya 50% dari tagihan.

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 157

Permohonan banding juga harus dilampiri dengan salinan dari keputusan tersebut.

Permohonan banding kepada Pengadilan Pajak diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas, dalam jangka waktu enam puluh hari sejak tanggal penetapan atau tanggal keputusan , dengan dilampiri salinan dari penetapan atau keputusan tersebut. Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan akhir dan bersifat tetap.

Dalam dokumen Modul DTSD Undang - Undang Pabean (Halaman 163-168)