• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberitahuan pabean

Dalam dokumen Modul DTSD Undang - Undang Pabean (Halaman 79-84)

A. Pemberitahuan Pabean dan Tanggung Jawab Bea Masuk

1) Pemberitahuan pabean

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa prinsip yang dianut dalam perundang-undangan kepabeanan atas barang yang dimasukan kedalam daerah pabean diperlakukan sebagai barang impor dan terhutang bea masuk.

Mengingat bahwa tidak mungkin penyelesaian formalitas atau kewajiban pabean dipenuhi pada saat melintasi batas daerah pabean, maka kewajiban tersebut dipindahkan ke Kawasan Pabean, yang dalam pengertian sehari-hari merupakan kawasan pelabuhan (bisa juga tempat lain) yang berada dibawah pengawasan pabean.

Indikator Keberhasilan :

Setelah mempelajari materi diharapkan siswa mampu

1. Menjelaskan ketentuan penyerahan pemberitahuan pabean. 2. Menjelaskan ketentuan tanggung jawab bea masuk,

pembayaran bea masuk, penagihan utang dan jaminan.

3. Menjelaskan ketentuan tentang penyelenggaraan pembukuan. 4. Menjawab pertanyaan tentang pemberitahuan pabean dan

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 69

Oleh karena Kawasan Pabean ini merupakan tempat untuk lalulintas barang atau tempat menimbun sementara barang yang masih berada di bawah pengawasan pabean, maka barang harus segera dikeluarkan dari tempat tersebut. Penyelesaian kewajiban pabean atas barang-barang dimaksud harus dilakukan dengan mengajukan pemberitahuan pabean kepada Kantor Bea dan Cukai setempat.

Kewajiban pabean adalah semua kegiatan dibidang kepabeanan yang wajib dilakukan untuk memenuhi ketentuan dalam undang-undang kepabeanan. Sedangkan pemberitahuan pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka melaksanakan kewajiban pabean dalam bentuk dan syarat yang ditetapkan dalam perundang-undangan kepabeanan yang berlaku.

Dalam rangka tertib administrasi dan untuk memberikan kemudahan terhadap penyelesaian kewajiban pabean, maka jenis-jenis dan bentuk pemberitahuan pabean telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.

Pemberitahuan pabean yang diajukan dalam rangka memenuhi kewajiban pabean dapat berupa tulisan diatas formulir, atau dapat juga melalui pesan elektronik (electronic massage).

Dalam pasal 28 Undang-undang Kepabeanan, disebutkan bahwa ketentuan dan tata cara tentang :

- bentuk, isi, dan keabsahan Pemberitahuan Pabean dan buku catatan pabean;

- penyerahan dan pendaftaran Pemberitahuan Pabean;

- penelitian, perubahan, penambahan, dan pembatalan Pemberitahuan Pabean dan buku catatan pabean;

- pendistribusian dan penatausahaan Pemberitahuan Pabean dan buku catatan pabean;

- penggunaan dokumen pelengkap pabean; diatur oleh Menteri.

Undang-undang Kepabeanan memberi kewenangan kepada Menteri Keuangan untuk mengatur lebih lanjut hal-hal yang berkenaan dengan pemberitahuan pabean, buku catatan pabean, dan dokumen pelengkap pabean.

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 70

Bentuk pemberitahuan pabean dan dokumen pelengkap pabean dapat ditetapkan baik berupa tulisan diatas formulir, disket, maupun hubungan langsung antar computer tanpa menggunakan kertas.

Pemberitahuan pabean meliputi hal yang luas dalam rangka menyelesaikan kewajiban kepabeanan. Artinya semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasukan barang kedalam daerah pabean maupun kegiatan pengeluaran barang dari daerah pabean, harus mengajukan pemberitahuaan pabean. Tidak melakukan pengajuan pemberitahuan atas barang impor maupun ekspor merupakan pelanggaran kepabeanan yang dapat dikenakan sanksi administrasi maupun pidana.

Pemberitahuan pabean tersebut meliputi:

 Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (BC 1.0).

 Pemberitahuan Kedatangan Sarana Pengangkut (Inward Manifest – BC 1.1).

 Pemberitahuan Keberangkatan Sarana Pengangkut (Outward Manifest – BC 1.1).

 Pemberitahuan Barang Impor yang Diangkut Lanjut (BC 1.2).

 Pemberitahuan Pengangkutan Barang Asal Daerah Pabean dari Satu Tempat ke Tempat Lain Melalui Luar Daerah Pabean (BC 1.3).

 Pemberitahuan Impor Barang (BC 2.0).

 Pemberitahuan Impor Barang Khusus (BC 2.1).

 Pemberitahuan Impor Barang Penumpang/Awak Sarana Pengangkut (Customs Declaration – BC 2.2).

 Pemberitahuan impor atas barang kiriman melalui Pos, berupa PPKP (Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos).

 Pemberitahuan impor bagi penduduk di perbatasan, berupa KILB (Kartu Identitas Lintas Batas)

 Pemberitahuan Pemasukan Barang Impor ke Tempat Penimbunan Berikat (BC 2.3).

 Pemberitahuan Penyelesaian Barang Impor Yang Mendapat Pembebasan Bea Masuk dan/atau Cukai serta PPN dan PPn.BM Tidak Dipungut (Fasilitas KITE dengan tujuan ke dalam DPIL - BC 2.4).

 Pemberitahuan Pengeluaran Barang Dari Tempat Penimbunan Berikat (BC 2.5)

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 71  Pemberitahuan Pengeluaran Barang Impor Dari Tempat Penimbunan

Berikat Dengan Jaminan (BC 2.6.1)

 Pemberitahuan Pemasukan kembali Barang Yang Dikeluarkan Dari Tempat Penimbunan Berikat Dengan Jaminan (BC 2.6.2)

 Pemberitahuan Pengeluaran Barang Untuk Diangkut Dari Tempat Penimbunan Berikat ke Tempat Penimbunan Berikat Lainnya (BC.2.7)

 Pemberitahuan Ekspor Barang (BC 3.0)

 Pemberitahuan Ekspor Barang Tertentu (BC 3.1).

 Pemberitahuan Pembawaan Mata Uang Tunai (BC 3.2)

 Pemberitahuan Pemasukan Barang Asal Tempat Lain Dalam Daerah Pabean ke Tempat Penimbunan Berikat (BC 4.0)

 Pemberitahuan Pengeluaran Kembali Barang Asal Tempat Lain Dalam Daerah Pabean Dari Tempat Penimbunan Berikat (BC 4.1)

Lebih lanjut mengenai bentuk, isi, keabsahan dokumen pemberitahuan pabean dan tatacara pengajuan pemberitahuan pabean , dibahas dalam modul tersendiri.

Berkaitan dengan peñatausahaan dokumen pabean tersebut diatas, undang-undang Kepabeanan telah mengatur mengenai buku catatan pabean.

Yang dimaksud dengan buku catatan pabean adalah buku daftar atau formulir yang digunakan untuk mencatat pemberitahuan pabean, dan kegiatan kepabeanan lain sesuai ketentuan yang berlaku.

Buku catatan pabean digunakan antara lain sebagai daftar untuk mencatat pemberitahuan pabean sebagaimana tersebut diatas. Contoh buku daftar pabean antara lain seperti: Daftar pemberitahuan kedatangan sarana pengangkut (BCP BC 1.0); Daftar pemberitahuan impor barang untuk dipakai (BCP BC 2.0) ; Daftar pemberitahuan ekspor barang (BCP 3.0); dan sebagainya.

Disamping itu penggunaan buku catatan pabean juga dilakukan terhadap kegiatan kepabeanan lainnya seperti pencatatan barang tidak dikuasai (BCF 1.4), pencatatan barang yang akan dilelang/barang yang dinyatakan tidak dikuasai (BCF 1.5), dan daftar pencatatan kegiatan kepabeanan lainnya (lihat Modul Administrasi Dokumen Pabean).

Kewajiban importer atau eksportir atau pihak terkait untuk mengajukan pemberitahuan pabean adalah mutlak dilakukan berkaitan dengan kegiatan impor

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 72

atau ekspor sesuai ketentuan yang berlaku. Pengajuan pemberitahuan pabean ini dalam beberapa hal harus dilengkapi dengan dokumen terkait. Hal ini dilakukan oleh karena dokumen pemberitahuan pabean dibuat berdasarkan dokumen pelengkap pabean. Yang dimaksud dengan dokumen pelengkap pabean adalah semua dokumen yang digunakan sebagai pelengkap pemberitahuan pabean, contohnya : invoice, B/L (bill of lading), packing list, manifest dan sebagainya.

Adakalanya pengertian dokumen pelengkap pabean ini digolongkan lebih lanjut menjadi dokumen pelengkap pabean lainnya, khususnya pada pengaturan dibidang ekspor, walaupun sebenarnya merupakan ketentuan kepabeanan secara umum.

Dokumen pelengkap pabean lainnya adalah kelengkapan dokumen kepabeanan lainnya sebagai pemenuhan ketentuan kepabeanan. Contoh dokumen pelengkap pabean lainnya seperti : SIUP (surat Ijin Usaha Perdagangan), IT ( Importir Terdaftar), ET (Eksportir Terdaftar), Sertifikat Mutu, SKSHH (Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan) dan perizinan lainnya dari instansi terkait.

Seperti yang telah disampaikan diatas bahwa pengajuan pemberitahuan pabean kepada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai dapat dilakukan baik melalui pengajuaan formulir pemberitahuan, pemberitahuan pabean melalui disket, maupun hubungan langsung antar computer.

Namun pilihan penggunaan media pemberitahuan pabean tersebut bukan merupakan pilihan bagi pengguna jasa kepabeanan. Dalam hal disuatu kantor pabean sudah menerapkan system pelayanan pabean secara elektronik, maka pengguna jasa (importer/eksportir) juga harus menggunakan media elektronik dalam pengajuan pemberitahuan pabean. Sebaliknya jika disuatu kantor pabean masih menggunakan pelayanan secara manual, maka importer/eksportir juga harus menggunakan formulir pemberitahuan secara manual dalam pengajuan pemberitahuan pabean.

Saat ini dibeberapa Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai sudah menggunakan sistem pelayanan pabean secara elektronik yang lebih dikenal dengan EDI (Electronic Data Interchange) atau PDE (Pertukaran Data secara Elektronik). Kantor pabean tersebut antara lain Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok, Soekarno Hatta, Tanjung Perak.

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 73

Pada beberapa Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai walaupun sudah menerapkan pemrosesan data secara elektronik, namun belum on line dengan pengguna jasa. Dengan demikian pengajuan dokumen kepabeanan dilakukan dengan pengajuan formulir disertai disket berisi data pemberitahuan pabean tersebut. Hal ini dilakukan antara lain pada kantor pabean di Belawan, Tanjung Emas. Pada beberapa kantor pabean yang tipenya lebih kecil dan kegiatan kepabeanannnya juga sedikit masih menggunakan pelayanan kepabeanan secara manual. Penggunaan sistem elektronik pada kantor kecil yang kegiatannya sedikit dianggap kurang efisien dan tidak ekonomis.

Sistem pelayanan kepabeanan secara elektronik diberlakukan pada pelayanan impor, pelayanan ekspor dan pelayanan pengajuan dokumen pelayaran.

Dalam dokumen Modul DTSD Undang - Undang Pabean (Halaman 79-84)