• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembayaran bea masuk

Dalam dokumen Modul DTSD Undang - Undang Pabean (Halaman 92-95)

B. Pembayaran Bea Masuk, Penagihan dan Jaminan

1) Pembayaran bea masuk

B. PEMBAYARAN BEA MASUK, PENAGIHAN DAN JAMINAN

Dalam materi ini dibahas mengenai ketentuan pembayaran bea masuk, penagihan utang dan penyerahan jaminan.

1) Pembayaran bea masuk.

Persyaratan untuk pengeluaran barang sebagai barang impor untuk dipakai adalah dengan menyerahkan pemberitahuan pabean dan melunasi bea masuk. Pihak importir harus menyampaikan PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan membayar bea masuk dan pungutan impor lainnya ke kas negara (dalam hal ini Bank Persepsi) sesuai ketentuan yang berlaku.

Tidak semua pembayaran bea masuk dan pungutan impor lainnya harus dilakukan melalui Bank Persepsi. Dalam hal di wilayah suatu Kantor Pabean tidak

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 82

ada atau belum ada Bank Persepsi, pembayaran bea masuk dapat dilakukan di Kantor Bea dan Cukai dengan mendapat tanda terima. Begitu juga atas pemasukan/pengiriman barang melalui Pos, barang penumpang dan pelintas batas, pelunasan bea masuk dilakukan di Kantor Pabean setempat.

Dalam pasal 36 Undang-undang Kepabeanan disebutkan :

(1) Bea masuk, denda administrasi, dan bunga yang terutang kepada negara menurut Undang-undang ini, dibayar di kas negara atau di tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Menteri.

(2) Bea Masuk, denda administrasi, dan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibulatkan jumlahnya dalam ribuan rupiah.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pembayaran, penerimaan, penyetoran Bea Masuk, denda administrasi, dan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta pembulatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan Menteri.

Pungutan Bea Masuk dibayar oleh importir pada saat mengajukan dokumen pemberitahuan. Begitu dokumen pemberitahuan diajukan, pejabat pabean akan meneliti apakah semua persyaratan impor telah dipenuhi, termasuk pelunasan pungutan bea masuk. Apabila telah dipenuhi pihak Bea dan Cukai akan memutus pemberian izin pengeluaran barangnya.

Dalam pembayaran bea masuk, denda dan bunga jumlahnya dibulatkan dalam ribuan rupiah, yaitu dibulatkan keatas sehingga bagian dari ribuan menjadi ribuan.

Adakalanya keputusan pejabat Bea dan Cukai menetapkan tambah bayar bea masuk, atau bahkan pengenaan denda administrasi atas pelanggaran yang diancam dengan denda. Dalam hal tagihan bea masuk atau denda tersebut tidak dilunasi dalam jangka waktu tertentu ( 60 hari ), maka atas tagihan tersebut dipungut bunga sebesar 2 % sebulan sebanyak-banyaknya 24 bulan (bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh).

Sebagai contoh, seorang importir mengajukan dokumen pemberitahuan impor kepada pihak Bea dan Cukai . Yang bersangkutan menghitung sendiri bea masuknya dan membayar ke Bank Persepsi yang ditunjuk. Petugas pabean meneliti perhitungan bea masuk dan menetapkan adanya kekurangan pembayaran bea masuk. Atas penetapan kekurangan pembayaran bea masuk

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 83

tersebut, pihak importir harus melunasinya dalam jangka waktu 60 hari sejak surat pemberitahuan kekurangan pembayaran bea masuknya. Jika pelunasan dilakukan melewati jangka waktu 60 hari (misalnya 10 hari setelah tanggal jatuh tempo) maka disamping melunasi tagihan juga harus ditambah 2% dari jumlah tagihan.

Dalam pasal 37 Undang-undang Kepabeanan disebutkan sebagai berikut: (1) Bea masuk yang terutang wajib dibayar paling lambat pada tanggal

pendaftaran pemberitahuan pabean.

(2) Kewajiban membayar bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan penundaan dalam hal pembayarannya ditetapkan secara berkala atau menunggu keputusan pembebasan atau keringanan.

(2a) Penundaan kewajiban membayar bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (2):

a. tidak dikenai bunga sepanjang pembayarannya ditetapkan secara berkala;

b. dikenai bunga sepanjang permohonan pembebasan atau keringanan ditolak.

(3) Ketentuan mengenai penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (2a) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan menteri.

Kewajiban membayar Bea Masuk yang timbul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus dilunasi paling lambat pada tanggal pendaftaran Pemberitahuan Pabean atas Impor.

Yang dimaksud dengan “penundaan” adalah penundaan pembayaran Bea Masuk dalam rangka fasilitas pembayaran berkala dan penangguhan pembayaran Bea Masuk karena menunggu keputusan pembebasan atau keringanan.

Kewajiban membayar bea masuk menurut pasal 37 tersebut diatas timbul sejak tanggal pendaftaran pemberitahuan pabean, sedangkan mengenai denda administrasi timbul sejak diterimanya surat pemberitahuan oleh yang bersangkutan.

Undang-undang Pabean juga memberikan kelonggaran pelunasan bea masuk berupa pemberian penundaan dengan persyaratan tertentu. Dapat dikatakan juga bahwa penundaan adalah pemberian perpanjangan jangka waktu pelunasan pembayaran bea masuk dan denda administrasi, sampai batas waktu

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 84

yang ditetapkan. Perpanjangan jangka waaktu pembayaran ini diberikan dengan pertimbangan bahwa pihak yang berutang menunjukan itikad baik untuk menyelesaikan utangnya, tetapi pada waktu yang ditentukan belum dapat melunasinya sehingga perlu diberikan penundaan pelunasan utangnya.

Pemberian penundaan pembayaran bea masuk ini dalam hal tertentu perlu dilakukan bagi pihak importir (yang biasanya merupakan importir produsen) agar bidang usahanya masih bisa tetap berjalan, disamping adanya jaminan pembayarannya.

Orang yang berutang juga dapat meminta penundaan atau pengangsuran atas tagihan kekurangan bea masuk atau denda administrasi. Dalam pasal 37A hal tersebut diatur sebagai berikut:

(1) Kekurangan pembayaran bea masuk dan/atau denda administrasi yang

terutang wajib dibayar paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan.

(2) Atas permintaan orang yang berutang, Direktur Jenderal dapat memberikan persetujuan penundaan atau pengangsuran kewajiban membayar bea masuk dan/atau denda administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 12 (dua belas) bulan.

(3) Penundaan kewajiban membayar bea masuk dan/atau denda administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dan bagian bulan dihitung 1 (satu) bulan.

(4) Ketentuan mengenai penundaan pembayaran utang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan menteri.

Direktur Jenderal dapat memberikan penundaan atau pengangsuran pembayaran setelah mempertimbangkan kemampuan Orang dalam membayar utangnya dengan memperhatikan laporan keuangan dan kredibilitas Orang tersebut.

Dalam dokumen Modul DTSD Undang - Undang Pabean (Halaman 92-95)