• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Pabean

Dalam dokumen Modul DTSD Undang - Undang Pabean (Halaman 54-57)

A. Tarif dan Nilai Pabean

2) Nilai Pabean

Ketentuan Nilai Pabean untuk penghitungan Bea Masuk yang ada didalam UU UU No. 17 Tahun 2006 yang merupakan perubahan dari UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, diadopsi dari Agreement on Implementation of Article VII of GATT 1994, sebagai salah satu persetujuan yang terlampir didalam perjanjian internasional tentang pendirian badan dunia WTO. Sesuai pasal 15 UU Kepabeanan, terdapat 6 (enam) metode untuk penetapan Nilai Pabean, yaitu:

  

 Metode I yaitu metode nilai transaksi barang impor yang bersangkutan ;

  

 Metode II yaitu metode nilai transaksi barang identik;

  

 Metode III yaitu metode nilai transaksi barang serupa;

  

 Metode IV yaitu metode deduksi;

  

 Metode V yaitu metode komputasi ; dan

  

 Metode VI, yaitu metode penetapan nilai pabean berdasarkan prinsip-prinsip dan tatacara yang wajar dari metode I sampai dengan metode V yang diterapkan secara fleksibel berdasarkan data di Daerah Pabean.

Metode I sampai dengan Metode VI penggunaannya harus diterapkan secara hierarkhi. Jadi Metode II baru dapat diterapkan jika Metode I tidak dapat diterapkan. Demikian juga, misalnya, Metode V baru dapat diterapkan jika Metode I, II, III dan IV tidak dapat diterapkan. Atas permintaan importir , urutan Metode V dapat digunakan mendahului penetapan berdasarkan Metode IV.

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 44

Didalam penerapan Metode I, Nilai Pabean untuk penghitung Bea Masuk adalah nilai transaksi dari barang yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan nilai transaksi adalah harga sebenarnya dibayar atau seharusnya dibayar dari barang yang dijual untuk diekspor ke dalam Daerah Pabean, Nilai tersebut harus ditambah dengan :

  

 biaya yang dibayar oleh pembeli yang belum tercantum dalam harga yang sebenarnya atau yang seharusnya dibayar berupa :

- komisi dan jasa, kecuali komisi pembelian;

- biaya pengemas, yang untuk kepentingan pabean, pengemas tersebut menjadi yang terpisahkan dengan barang yang bersangkutan;

- biaya pengepakan meliputi biaya material dan upah tenaga kerja pengepakan;

  

 Nilai dari barang dan jasa berupa :

- material, komponen, bagian, dan barang-barang sejenis yang terkandung dalam barang impor;

- peralatan, cetakan, dan barang-barang yang sejenis yang digunakan untuk pembuatan barang impor;

- material yang digunakan dalam pembuatan barang impor;

- teknik, pengembangan, karya seni, desain, perencanaan dan sketsa yang dilakukan di mana saja di luar Daerah Pabean dan diperlukan untuk pembuatan barang impor, yang dipasok secara langsung atau tidak langsung oleh pembeli ;

dengan syarat barang dan jasa tersebut :

- dipasok dengan cuma-cuma atau dengan harga diturunkan;

- untuk kepentingan produksi dan penjualan untuk ekspor barang impor yang dibelinya;

- harganya belum termasuk dalam harga yang sebenarnya atau yang seharusnya dibayar dari barang impor yang bersangkutan.

  

 royalti dan biaya lisensi yang harus dibayar oleh pembeli secara langsung atau tidak langsung sebagai persyaratan jual beli barang impor yang sedang dinilai, sepanjang royalti dan biaya lisensi tersebut belum termasuk dalam harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar dari barang impor yang bersangkutan;

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 45 

 

 nilai setiap bagian dari hasil/pendapatan yang diperoleh pembeli untuk disampaikan secara langsung atau tidak langsung kepada penjual, atas penjualan, pemanfaatan, atau pemakaian barang impor yang bersangkutan;

  

 biaya transportasi barang impor yang dijual untuk diekspor ke pelabuhan atau tempat impor di Daerah Pabean;

  

 biaya pemuatan, pembongkaran, dan penanganan yang berkaitan dengan pengangkutan barang impor ke pelabuhan atau tempat di Daerah Pabean.

  

 biaya asuransi.

Dalam hal nilai pabean untuk penghitungan Bea Masuk tidak dapat ditentukan berdasarkan nilai transaksi barang impor yang bersangkutan (metode I), maka nilai pabean untuk menghitung Bea Masuk dihitung berdasarkan nilai transaksi dari barang indentik (metode II). Dua barang dianggap identik apabila keduanya sana dalam segala hal, setidak-tidaknya karakter fisik, kualitas, dan reputasinya sama serta diproduksi oleh produsen yang sama di negara yang sama; atau diproduksi oleh produsen lain di negara yang sama.

Dalam hal nilai pabean untuk menghitung Bea Masuk tidak dapat ditentukan berdasarkan nilai transaksi barang identik (metode II) , maka penghitungan Bea Masuk dihitung berdasarkan nilai transaksi dari barang serupa (metode III). Dua barang dianggap serupa jika mempunyai karakter fisik dan komponen material sama, berfungsi sama, secara komersial dapat saling dipertukarkan serta dibuat dinegara yang sama oleh produsen yang sama atau yang berbeda.

Dalam hal nilai pabean untuk penghitungan Bea Masuk tidak dapat ditentukan berdasarkan nilai transaksi barang serupa (metode III) maka , nilai pabean untuk penghitungan Bea Masuk dihitung berdasarkan metode deduksi (metode IV). Yang dimaksud dengan "metode deduksi" adalah metode untuk menghitung nilai pabean barang impor berdasarkan data harga dari harga pasar dalam Daerah Pabean dikurangi biaya/pengeluaran, antara lain komisi/keuntungan, transportasi, asuransi, Bea Masuk, dan pajak dalam rangka impor .

Dalam hal nilai pabean untuk penghitungan Bea Masuk tidak dapat ditentukan berdasarkan metode deduksi (metode IV) maka nilai pabean untuk penghitungan Bea Masuk dihitung berdasarkan metode komputasi (metode V) . Yang dimaksud dengan "metode komputasi" adalah metode untuk menghitung

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 46

nilai pabean barang impor berdasarkan penjumlahan bahan baku, biaya proses pembuatan, dan biaya/pengeluaran lainnya sampai barang tersebut tiba di pelabuhan atau tempat impor di Daerah Pabean.

Dalam hal nilai pabean untuk penghitungan Bea Masuk tidak dapat ditentukan berdasarkan metode I sampai dengan metode V tersebut diatas maka nilai pabean untuk penghitungan Bea Masuk dihitung dengan menggunakan tata cara yang wajar dan konsisten dengan prinsip dan ketentuan metode I sampai dengan metode V berdasarkan data yang tersedia di daerah Pabean dengan pembatasan tertentu. Yang dimaksud dengan 'pembatasan tertentu" adalah bahwa dalam perhitungan nilai pabean barang impor berdasarkan ayat ini tidak diizinkan ditetapkan berdasarkan :

i. harga jual barang produksi dalam negeri;

ii. suatu sistem yang menentukan nilai yang lebih tinggi apabila ada dua alternatif nilai pembanding;

iii. harga barang di pasaran dalam negeri negara pengekspor;

iv. biaya produksi, selain nilai yang dihitung berdasarkan metode komputasi yang telah ditentukan untuk barang identik atau serupa;

v. harga barang yang diekspor ke suatu negara selain ke Daerah Pabean; vi. harga patokan;

vii. nilai yang ditetapkan dengan sewenang-wenang atau fiktif.

3) Penetapan tarif dan nilai pabean oleh Pejabat Bea dan Cukai (pasal 16

Dalam dokumen Modul DTSD Undang - Undang Pabean (Halaman 54-57)