• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengangkutan Barang

Dalam dokumen Modul DTSD Undang - Undang Pabean (Halaman 35-41)

Dalam materi ini dibahas mengenai ketentuan pengangkutan barang impor dan ekspor yang meliputi kedatangan sarana pengankut, pembongkaran dan penimbunan barang, dan keberangkatan sarana pengangkut.

1) Kedatangan Sarana Pengangkut

Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan datang dari luar Daerah Pabean wajib memberitahukan rencana kedatangan sarana pengangkut ke kantor pabean tujuan sebelum kedatangan sarana pengangkut. Kewajiban tersebut juga berlaku untuk sarana pengangkut yang datang dari dalam Daerah Pabean yang mengangkut barang impor, barang ekspor dan/atau barang asal Daerah pabean yang diangkut ke tempat lain dalam Daerah Pabean melalaui luar Daerah Pabean. Kewajiban dimaksud tidak berlaku untuk sarana pengangkut darat.

Yang dimaksud dengan saat kedatangan sarana pengangkut yaitu : i. saat lego jangkar di perairan pelabuhan untuk sarana pengangkut melalui

laut ;

Indikator Keberhasilan :

Setelah mempelajari materi diharapkan siswa mampu

a. Menjelaskan ketentuan pengangkutan barang impor dan ekspor. b. Menjelaskan ketentuan impor untuk dipakai dan impor sementara. c. Menjelaskan ketentuan ekspor.

d. Menjawab pertanyaan tentang pengangkutan barang impor dan ekspor.

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 25

ii. saat mendarat di landasan bandar udara untuk sarana pengangkut melalaui udara.

Pada saat memasuki Daerah Pabean pengangkut sebagaimana tersebut diatas wajib mencantumkan barang barang impor, barang ekspor dan/atau barang asal Daerah Pabean yang diangkut ke tempat lain dalam Daerah Pabean melalaui luar Daerah Pabean, dalam manifesnya. Yang dimaksud manifes adalah barang niaga yang dimuat dalam sarana pengangkut. Manifest dibuat oleh sarana pengangkut berdasarkan dokumen surat muatan (Bill of Lading atau

Airway Bill). Jadi sebenarnya dokumen Manifest adalah merupakan rekapitulasi

dari dokumen surat muatan.

Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari luar Daerah Pabean atau datang dari dalam Daerah Pabean dengan mengangkut barang impor, barang ekspor dan/atau barang asal Daerah pabean yang diangkut ke tempat lain dalam Daerah Pabean melalui luar Daerah Pabean, wajib menyerahkan pemberitahuan pabean,yang berisi informasi tentang semua barang niaga yang diangkutnya sebelum melakukan pembongkaran.

Dalam hal pembongkaran tidak dapat segera dilakukan , kewajiban penyerahan pemberitahuan pabean dilaksanakan paling lambat :

i. paling lambat 24 (dua puluh) empat jam sejak kedatangan sarana pengangkut, untuk sarana pengangkut melalaui laut;

ii. paling lambat 8 (delapan) jam sejak kedatangan sarana pengangkut , untuk sarana pengangkut yang melalaui udara ; atau

iii. pada saat kedatangan sarana pengangkut , untuk sarana pengangngkut yang melalaui darat.

Kewajiban penyerahan pemberitahuan pabean dikecualikan bagi pengangkut yang berlabuh palaing lama 24 (dua puluh empat jam) dan tidak melakukan pembongkaran barang.

Dalam hal sarana pengangkut dalam keadaan darurat, misalnya mengalami kebakaran, kerusakan mesin yang tidak dapat diperbaiki, terjebak dalam cuaca buruk, atau hal lain yang terjadi diluar kemampuan manusia , pengangkut dapat membongkar barang impor terlebih dahulu dan wajib :

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 26

i. melaporkan keadaan darurat tersebut ke kantor pabean terdekat, yaitu kantor pabean yang paling mudah dicapai, pada kesempatan pertama . Cara pelaporan dapat dilakukan dengan menggunakan radio panggil, telepon atau faksimile ;

ii. menyerahkan pemberitahuan pabean paling lambat 72 (tujuh puluh dua) jam sesuadah pembongkaran .

Pengangkut yang tidak memberitahukan rencana kedatangannya dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit Rp. 5.000.000,00 dan paling banyak Rp. 50.000.000,00. Sedangkan pengangkut yang tidak memenuhi ketentuan tentang penyerahan pemberitahuan pabean pada saat kedatangannya dikenai sanksi adminstrasi berupa denda paling sedikit Rp. 10.000.000,00 dan paling banyak Rp. 100.000.000,00 .

Ketentuan lebih lanjut tentang rencana kedatangan sarana pengangkut dan pemberitahuan sarana pengangkut akan diatur dengan peraturan Menteri Keuangan.

2) Pengangkutan barang

Pengangkutan barang impor dari tempat penimbunan sementara atau tempat penimbunan berikat dengan tujuan tempat penimbunan sementara atau tempat penimbunan berikat lainnya, melalaui darat (inland transportion), wajib diberitahukan ke kantor pabean. Pengusaha tempat penimbunan sementara / tempat penimbunan berikat atau importir yang telah memenuhi kewajiban dimaksud, tetapi jumlah barang impor yang dibongkar kurang dari yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean dan tidak dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar kemampuannya, wajib membayar bea masuk atas barang impor yang kurang dibongkar dan dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

Pengusaha tempat penimbunan sementara / tempat penimbunan berikat atau importir yang telah memenuhi kewajiban dimaksud , tetapi jumlah barang impor yang dibongkar lebih dari yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean dan tidak dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 27

kemampuannya, dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

Pengangkutan tenaga listrik, barang cair, atau gas untuk impor atau ekspor dapat dilakukan melalui transmisi atau saluran pipa yang jumlah dan jenis barangnya didasarkan pada hasil pengukuran di tempat pengukuran terakhir dalam daerah pabean. Pemberitahuan pabean atas impor atau ekspor barang tersebut harus didasarkan hasil pengukuran dimaksud.

Pengiriman peranti lunak dan/atau data elektronik untuk impor atau ekspor dapat dilakukan melalui transmisi elektronik. Peranti lunak (software) dapat berupa serangkaian program dalam sistem komputer yang memerintahkan komputer apa yang harus dilakukan. Peranti lunak dan data elektronik (softcopy) merupakan barang yang menjadi objek dari undang-undang ini dan pengangkutan atau pengirimannya dapat dilakukan melalui transmisi elektronik misalnya melalui media internet.

Barang tertentu wajib diberitahukan oleh pengangkut baik pada waktu keberangkatan maupun kedatangan di kantor pabean yang ditetapkan dan wajib dilindungi dokumen yang dipersyaratkan dalam pengangkutannya . Pengangkut yang telah memenuhi kewajiban dimaksud, tetapi jumlahnya kurang atau lebih dari yang diberitahukan dan tidak dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar kemampuannya, dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Jika pengangkut yang tidak memenuhi kewajiban tentang penyerahan pemberitahuan dan dokumen perlindungan pengangkutannya, dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp.250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

3) Keberangkatan Sarana Pengangkut

Pengangkut yang sarana pengangkutnya akan berangkat menuju luar Daerah Pabean wajib menyerahkan pemberitahuan pabean atas barang yang diangkutnya sebelum keberangkatan sarana pengangkut. Kewajiban tersebut juga berlaku untuk sarana pengangkut yang akan berangkat ke dalam Daerah

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 28

Pabean yang mengangkut barang impor, baik diangkut terus atau diangkut lanjut, barang ekspor dan/atau barang asal Daerah pabean yang diangkut ke tempat lain dalam Daerah Pabean melalui luar Daerah Pabean. Jika pengangkut tidak memenuhi ketentuan dimaksud , dikenai sanksi adminstrasi berupa denda paling sedikit Rp. 10.000.000,00 dan paling banyak Rp. 100.000.000,00.

Pengangkut yang sarana pengangkutnya menuju ke luar Daerah Pabean wajib mencantumkan barang yang diangkutnya dalam manifestnya.

4) Pembongkaran, Penimbunan dan Pengeluaran

Barang impor yang diangkut sarana pengangkut oleh sarana pengangkut laut atau udara wajib dibongkar di kawasan pabean atau dapat dibongkar di tempat lain setelah mendapat izin Kepala Kantor Pabean. Pembongkaran di tempat lain dilakukan dengan memperhatikan teknis pembongkaran atau sebab lain atas pertimbangan kepala kantor pabean, misalnya sarana pengangkut tidak dapat sandar di dermaga atau alat bongkar tidak tersedia. Barang impor dimaksud juga dapat dapat dibongkar ke sarana pengangkut lainnya di laut, jika dilakukan di pelabuhan yang belum dapat disandari langsung sehingga pembongkaran dilakukan di luar pelabuhan (reede).

Pengangkut yang membongkar barang impor, tetapi jumlah barang impor yang dibongkar kurang dari yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean dan tidak dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar kemampuannya, wajib membayar bea masuk atas barang impor yang kurang dibongkar dan dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah). Sebaliknya jika jumlah barang impor yang dibongkar lebih banyak dari yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean dan tidak dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar kemampuannya, dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Barang impor, sementara menunggu pengeluarannya dari kawasan pabean, dapat ditimbun di tempat penimbunan sementara. Ini berarti bahwa penimbunan barang di tempat penimbunan sementara bukan merupakan keharusan karena

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 29

penimbunan tersebut hanya dilakukan dalam hal barang tidak dapat dikeluarkan dengan segera.

Dalam hal tertentu, barang impor dapat ditimbun di tempat lain yang diperlakukan sama dengan tempat penimbunan sementara. Yang dimaksud dalam hal tertentu yaitu apabila penimbunan di tempat penimbunan sementara tidak dapat dilakukan seperti kongesti, kendala teknis penimbunan, sifat barang, atau sebab lain sehingga tidak memungkinkan barang impor ditimbun. Termasuk dalam pengertian ini yaitu pemberian fasilitas penimbunan selain di tempat penimbunan sementara dengan tujuan untuk menghindari beban biaya penumpukan yang mungkin atau yang telah timbul selama dalam proses pemenuhan kewajiban pabean. Ketentuan yang berlaku pada tempat penimbunan sementara berlaku di tempat lain yang dimaksud pada ayat ini.

Barang impor dapat dikeluarkan dari kawasan pabean atau tempat lain selain tempat penimbunan sementara , setelah dipenuhinya kewajiban pabean untuk tujuan :

i. diimpor untuk dipakai; ii. diimpor sementara;

iii. ditimbun di tempat penimbunan berikat;

iv. diangkut ke tempat penimbunan sementara di kawasan pabean lainnya; v. diangkut terus atau diangkut lanjut;

vi. diekspor kembali.

Yang dimaksud dengan barang diangkut terus yaitu barang yang diangkut dengan sarana pengangkut melalui kantor pabean tanpa dilakukan pembongkaran terlebih dulu. Yang dimaksud dengan barang diangkut lanjut yaitu barang yang diangkut dengan sarana pengangkut melalui kantor pabean dengan dilakukan pembongkaran terlebih dulu. Yang dimaksud dengan diekspor kembali antara lain:

i. pengiriman kembali barang impor keluar daerah pabean karena ternyata tidak sesuai dengan yang dipesan;

ii. oleh karena suatu ketentuan baru dari pemerintah tidak boleh diimpor ke dalam daerah pabean.

Orang yang mengeluarkan barang impor dari kawasan pabean atau tempat lain selain tempat penimbunan sementara, setelah memenuhi semua ketentuan

Undang-Undang Pabean

DTSD Kepabeanan dan Cukai 30

tetapi belum mendapat persetujuan pengeluaran dari pejabat bea dan cukai, jika Pengeluaran barang dimaksud dilakukan tanpa bermaksud untuk mengelakkan pembayaran bea masuk, karena telah diajukan pemberitahuan pabean dan bea masuknya telah dilunasi dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Dalam dokumen Modul DTSD Undang - Undang Pabean (Halaman 35-41)