• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep keberfungsian menunjuk pada ”kapabilitas” keluarga, masyarakat

dalam menjalankan peran di lingkunganya, dalam rangka melaksanakan tugas kehidupannya dan memenuhi kebutuhanya; merujuk konsep keberfungsian sosial. Keberfungsian sosial berhubungan dengan pemenuhan tanggung jawab seseorang kepada masyarakat secara umum, terhadap mereka yang berada dilingkungan yang terdekat, dan terhadap dirinya sendiri (Du Bois dan Milley 1992).

Keberfungsian keluarga pada penelitian ini mengacu pada Hodges dalam

Dubowitz dan De Panfilis (2000), sebagai kemampuan menyesuaikan diri keluarga

(family adaptability),ikatan emosional (emotional bonding) anggota keluarga,

kemam-puan memecahkan masalah (strategi coping), dan keterampilan berkomunikasi. Keberfungsian keluarga mengukur koneksi, sumber daya lingkungan, perilaku terhadap pengelolaan sumberdaya, dan relasi dengan skala 0 dan 1.

Koneksi

Keluarga contoh melaksanakan keberfungsian keluarga aspek koneksi. Terdapat sembilan perilaku yang ditanyakan kepada keluarga contoh untuk menggali aspek tersebut. Analisis Cohran dilakukan untuk melihat perilaku-perilaku yang menjadi tindakan kolektif (signifikan), yang sepadan dengan asosiasi dari keberfung-sian keluarga yang dilakukan oleh keluarga contoh berdasarkan agroekosistem. Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku yang menjadi tindakan kolektif keberfungsian keluarga (koneksi) adalah perilaku 1, 2, 3, 4, 9. Pada ke-3 wilayah keputusan terima Ho pada pengujian ke-3, 4 {nilai Q tabel (9,49) lebih besar dari Q hitung} (Tabel 51). H0 adalah semua item yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang sama.

Tabel 51. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran aspek koneksi pada 3 agroekosistem

T. uji

Item-item yang diuji

X2(α,db) Sawah L.kering Hutan Kesimpulan

Q hit Q hit Q hit

1 Semua item 15,51 49,76 52,67 45,32 Tolak Ho

2 1,2,3,4,5,6,7,9 14,07 30,87 31,44 27,54 Tolak Ho

3 1,2,3,4,6,9 11,07 11,97 9,26 11,75 Tolak Ho

Terima Ho

4 1,2,3,4,9 9,49 6,48 4,22

Ket. n setiap agroekosistem : 40 responden Koneksi : pangan (1. tetangga, 2. RT/RW/Desa,

Tindakan kolektif (asosiasi) dari keberfungsian keluarga (koneksi) menjadi hal yang penting guna pemenuhan kebutuhan pokok, diantaranya akses keluarga terhadap sumberdaya dan dukungan (koneksi) terhadap pangan dari (1) sanak saudara, atau tetangga sekitarnya. Selain itu dari (2) RT/RW/aparat desa; (3) Pemda/Pusat; terhadap kesehatan dari (4) sanak saudara, atau tetangga sekitarnya. Terhadap pendidikan dari (9) bantuan operasional sekolah (BOS). Keberfungsian keluarga aspek koneksi yang tidak memiliki asosiasi adalah akses keluarga terhadap koneksi kesehatan dari (5) RT/RW/aparat desa; (6) Askeskin Pemda/Pusat; pendidikan dari (7) sanak saudara, atau tetangga sekitarnya; (8) RT/RW/aparat desa.

Hasil penelitian menunjukan sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori keberfungsian keluarga aspek koneksi, sebagian besar (80,0%) berada pada kategori tinggi (Tabel 52). Apabila dianalisis berdasarkan wilayah agroekosistem memperlihatkan keluarga contoh memiliki keberfungsian keluarga aspek koneksi pada kategori rendah sampai sedang, baik pada wilayah dominan sawah (82,5%), lahan kering (75,0%), hutan (82,5%), atau ketiganya (80,0%).

Tabel 52. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori aspek koneksi,

Kategori

Zona dominan (persen)

Total Sawah (n=40) L.kering (n=40) Hutan (n=40)

n % n % n % n %

Rendah 4 10 13 32.5 15 37.5 32 26.7

Sedang 29 72.5 17 42.5 18 45 64 53.3

Tinggi 7 17.5 10 25 7 17.5 24 20

Total 40 100 40 100 40 100 120 100

Keterangan: Rendah : 0 - 3, Sedang = 4 – 7, Tinggi = 8 -10

Hasil uji-t, tidak berbeda nyata (p-value = 0,806; 0,760; 0,570) antar agro ekosistem (dominan sawah, lahan kering, hutan). Hasil ANOVA (p-value = 0.855), tidak berbeda nyata antar ketiga zona. Faktor berpengaruh adalah tidak ada perbedaan strata sosial ekonomi, etnis dan budaya yang sama (Jawa), walaupun karakteristik, potensi, sumber daya ekonomi berbeda nyata pada ke-3 zona. Terjadi operasi irisan (interseksi) (teori himpunan, probabilitas Hasan, 2003), di mana irisan dari himpunan A (koneksi : dominan sawah) dan himpunan B (koneksi : dominan

lahan kering) = A п B = (X : x є A dan x є B), A dan B tidak saling lepas, peristiwa

bersamaan, interseksi dan operasi irisan besar (homofili) (Gambar 19).

Dominan sawah Dominan hutan Dominan sawah Dominan lahan kering Dominan lahan kering Dominan hutan

Gambar 19. Interseksi koneksi antara dominan sawah, lahan kering, dan hutan Menurut Samovar (1981), kesamaan budaya responden memberikan sikap terhadap suatu objek yang hampir sama pula (homofili). Terjadi operasi irisan (inter-seksi), di mana irisan dari himpunan A (koneksi : dominan sawah), himpunan B (koneksi : dominan lahan kering), dan C (koneksi : dominan hutan) = A п B п C = (X : x є A, x є B, x є C), A, B, C tidak saling lepas (homofili), peristiwa bersamaan, seperti pada Gambar 20.

Sumber daya lingkungan

Keluarga contoh melaksanakan keberfungsian keluarga aspek sumberdaya lingkungan. Terdapat lima perilaku yang ditanyakan kepada keluarga contoh untuk menggali keberfungsian keluarga aspek sumberdaya lingkungan. Hasil analisis Cochran menunjukkan bahwa perilaku yang menjadi asosiasi keberfungsian keluarga (sumberdaya lingkungan) adalah perilaku 2, 3. Pada ke-3 wilayah keputusan terima Ho pada pengujian ke-2, 3, dimana nilai Q tabel (3,84) lebih besar dari Q hitung (Tabel 53).

Tabel 53. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran aspek sumberdaya ling- kungan pada 3 zona agroekosistem

T. uji

Item-item yang diuji

X2(α,db) Sawah L.kering Hutan Kesimpulan

Q hit Q hit Q hit

1 Semua item 9,49 33,52 36,16 33,91 Tolak Ho

2 2,3,4 5,99 6,70 6,57 3,62 Tolak Ho

Terima Ho

3 2,3 3,84 2,31 2,02

Ket. n setiap agroekosistem : 40 responden

Asosiasi dari keberfungsian keluarga aspek sumberdaya lingkungan menjadi hal yang penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok, diantaranya kecukupan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan (2) pangan, dan (3) kesehatan; serta khusus pada dominan hutan ditambah memenuhi kebutuhan (4) pendidikan. Keberfungsian keluarga aspek sumberdaya lingkungan yang tidak

Dominan Sawah

Dominan Lahan kering

Operasi irisan (interseksi): 60 - 70 persen : HOMOFILI

Dominan Hutan

Gambar 20. Interseksi koneksi keberfungsi an keluarga antar zona agroekosistem

memiliki asosiasi adalah (1) pendapatan keluarga yang bersifat tetap, dan kecukupan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan (5) perumahan.

Hasil penelitian menunjukan sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori keberfungsian keluarga aspek sumberdaya lingkungan, keseluruhan (100,0%) berada pada kategori rendah sampai sedang (Tabel 54). Apabila dianalisis berdasarkan wilayah agroekosistem memperlihatkan keluarga contoh memiliki keberfungsian keluarga aspek sumberdaya lingkungan pada kategori rendah sampai sedang (100,0%), baik pada wilayah dominan sawah, lahan kering, hutan, atau ketiganya. Artinya keluarga contoh belum mengoptimalkan sumberdaya lingkungan dari berbagai aspek, akibat keterbatasan sumberdaya yang dimiliki. Tabel 54. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori aspek sumberdaya ling- kungan pada 3 agroekosistem

Kategori

Zona dominant (persen)

Total Sawah (n=40) L.kering (n=40) Hutan (n=40)

n % n % n % n %

Rendah 30 75 30 75 26 65 86 71.7

Sedang 10 25 10 25 14 35 34 28.3

Tinggi 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 40 100 40 100 40 100 120 100

Keterangan: Rendah: skor = 0 - 1, Sedang : skor = 2 – 3, Tinggi: skor = 4 – 5

Hasil uji-t, tidak berbeda nyata (p-value = 0,605; 0,269; 0,536) antar agro ekosistem. Hasil ANOVA (p-value = 0.528), tidak berbeda nyata antar ketiga zona. Faktor berpengaruh adalah tidak ada perbedaan strata sosial ekonomi, etnis dan budaya yang sama (Jawa), walaupun karakteristik, potensi, sumber daya ekonomi berbeda nyata pada ke-3 zona. Terjadi operasi irisan (interseksi) yang besar (78,5 –

81,0%) (homofili), tidak saling lepas, peristiwa bersamaan.

Perilaku terhadap pengelolaan sumberdaya

Keluarga contoh melaksanakan keberfungsian keluarga aspek perilaku terhadap pengelolaan sumberdaya. Terdapat sembilan perilaku yang ditanyakan kepada keluarga contoh untuk menggali keberfungsian keluarga aspek perilaku terhadap pengelolaan sumberdaya. Hasil analisis Cochran menunjukkan bahwa perilaku yang menjadi asosiasi keberfungsian keluarga (perilaku pengelolaan sumberdaya) adalah perilaku 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9. Pada ke-3 wilayah keputusan terima Ho pada pengujian ke-2, dimana nilai Q tabel (14,07) lebih besar dari Q hitung (13,39; 9,66; 9,28) (Tabel 55).

Asosiasi dari keberfungsian keluarga aspek perilaku terhadap pengelolaan sumberdaya menjadi hal yang penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok,

diantaranya (1) selalu mengontrol pemberian uang saku anaknya. Selain itu, (2) pernah memberi kelonggaran anaknya gunakan uang saku sesuka hatinya, (3) sebelum membeli barang kebutuhan, membuat rencana, barang yang harus dibeli, (4) sering jika sampai tempat belanja, terpaksa menunda membeli beberapa barang yang telah direncanakan, karena ada penawaran obral, (5) pada waktu membeli barang kebutuhan, lebih suka diantar teman - diajak berunding, (7) selalu mengajak anak untuk membuat daftar belanja, sesuai kebutuhan; (8) lebih suka berbelanja barang kebutuhan sendiri daripada diantar suami/ anak, karena lebih leluasa memilih dan memutuskan diri, serta (9) bersyukur dan berdoa.

Tabel 55. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran aspek perilaku – pengelo- laan sumberdaya pada 3 zona agroekosistem

T. uji

Item-item yang diuji

X2(α,db) Sawah L.kering Hutan Kesimpulan

Q hit Q hit Q hit

1 Semua item 15,51 43,80 40,67 39,79 Tolak Ho

2 1,2,3,4,5,7,8,9 14,07 13,39 9,66 9,28 Terima Ho

Ket. n setiap agroekosistem : 40 responden 1. kontrol uang saku, 2. kelonggaran uang saku, 3. buat rencana beli, 4. obral – tunda beli sesuai rencana, 5. ajak teman, 7. ajak anak 8. belanja sendiri

Hasil penelitian menunjukan sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori keberfungsian keluarga aspek perilaku terhadap pengelolaan sumberdaya, hampir keseluruhan (95,9%) berada pada kategori sedang sampai tinggi (Tabel 56). Apabila dianalisis berdasarkan wilayah agroekosistem memperlihatkan keluarga contoh memiliki keberfungsian keluarga aspek tersebut pada kategori sedang sampai tinggi, baik pada wilayah dominan sawah (92,5%), lahan kering (97,5%), hutan (97,5%). Artinya keluarga contoh telah mengoptimalkan perilaku terhadap pengelolaan sumberdaya lingkungan dari berbagai aspek, walaupun dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki.

Tabel 56. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori aspek perilaku – pengelo- laan sumberdaya pada 3 zona agroekosistem

Kategori

Zona dominan (persen)

Total Sawah (n=40) L. kering (n=40) Hutan (n=40)

n % n % n % n %

Rendah 3 7.5 1 2.5 1 2.5 5 4.1

Sedang 16 40 17 42.5 17 42.5 50 41.7

Tinggi 21 52.5 22 55 22 55 65 54.2

Total 40 100 40 100 40 100 120 100

Keterangan: Rendah = 0 - 3, Sedang = 4 – 6, Tinggi = 7 – 9

Hasil uji-t, tidak berbeda nyata (p-value = 0,426; 0,736; 0,614) antar agro ekosistem. Hasil ANOVA (p-value = 0.524), tidak berbeda nyata antar ketiga zona.

Faktor berpengaruh adalah tidak ada perbedaan strata sosial ekonomi, etnis dan budaya yang sama (Jawa), walaupun karakteristik, potensi, sumber daya ekonomi berbeda nyata pada ke-3 zona. Terjadi operasi irisan (interseksi) yang besar ( 75,0 –

78,0%) (homofili), tidak saling lepas, peristiwa bersamaan.

Relasi

Keluarga contoh melaksanakan keberfungsian keluarga aspek relasi. Terdapat dua belas perilaku yang ditanyakan kepada keluarga contoh untuk menggali keberfungsian keluarga aspek relasi. Hasil analisis Cochran menunjukkan bahwa perilaku yang menjadi asosiasi keberfungsian keluarga aspek relasi adalah perilaku 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12. Pada ke-3 wilayah keputusan terima Ho pada pengujian ke-1, dimana nilai Q tabel (19,68) lebih besar dari Q hitung (11,73; 5,02; 6,07) (Tabel 57).

Tabel 57. Sebaran keluarga contoh hasil analisis Cochran aspek relasi

T. uji

Item-item yang diuji

X2(α,db) Sawah L.kering Hutan Kesimpulan

Q hit Q hit Q hit

1 Semua item 19,68 11,73 5,02 6,07 Terima Ho

Ket. n setiap agroekosistem : 40 responden komunikasi : bapak – ibu, sebaliknya; orang tua – anak, sebaliknya toleransi antar anggota keluarga pembagian tugas & peran anggota keluarga

Asosiasi dari keberfungsian keluarga aspek relasi menjadi hal yang penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok, diantaranya hubungan atau komunikasi antara (1) ibu dengan bapak, sebaliknya, (2) bapak dengan anak, sebaliknya, (3) ibu dengan anak, sebaliknya, (4) kakak dengan adik, sebaliknya. Selain itu, (5) ikatan kekeluargaan diantara anggota keluarga, (6) saling menghormati diantara anggota keluarga, (7) toleransi diantara anggota keluarga, (8) saling memaafkan diantara anggota keluarga, (9) pembagian tugas secara jelas diantara anggota keluarga, (10) tugas dan peran ibu diantara anggota keluarga dominan bersifat domestik, (11) tugas dan peran bapak diantara anggota keluarga dominan bersifat publik, (12) tugas dan peran kakak – adik diantara anggota keluarga membantu ibu – bapak. Tabel 58. Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori aspek relasi

Kategori

Zona dominan (persen)

Total Sawah (n = 40) L.kering (n=40) Hutan (n=40)

n % n % n % n %

Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0

Sedang 7 17.5 4 10 5 12.5 16 13.3

Tinggi 33 82.5 36 90 35 87.5 104 86.7

Total 40 100 40 100 40 100 120 100

Hasil penelitian menunjukan sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori keberfungsian keluarga aspek relasi, keseluruhan (100,0%) berada pada kategori sedang sampai tinggi (Tabel 58). Apabila dianalisis berdasarkan wilayah agro ekosistem memperlihatkan keluarga contoh memiliki keberfungsian keluarga aspek tersebut pada kategori sedang sampai tinggi (100,0%), baik pada wilayah dominan sawah, lahan kering, hutan, atau ketiganya.

Hasil uji-t, tidak berbeda nyata (p-value = 0,406; 0,799; 0,278) antar agro ekosistem. Hasil ANOVA (p-value = 0.524), tidak berbeda nyata antar ketiga zona. Faktor berpengaruh adalah tidak ada perbedaan strata sosial ekonomi, etnis dan budaya yang sama (Jawa), walaupun karakteristik, potensi, sumber daya ekonomi berbeda nyata pada ke-3 zona. Terjadi operasi irisan (interseksi) yang besar (73,5 –

80,0%) (homofili), tidak saling lepas, peristiwa bersamaan.

Sebaran kategori sedang pada keberfungsian keluarga menggambarkan kemampuan dalam memecahkan masalah (strategi coping), yang merupakan faktor penting dalam mengatasi berbagai permasalahan baik tekanan ekternal (lingkungan) dan internal (keluarga), juga menggambarkan kemampuan atau keterampilan anggota keluarga dalam berkomunikasi (family communication skill) kategori sedang, sehingga berbagai permasalahan dapat dikomunikasikan dalam keluarga untuk mencari pemecahannya. Hasil ini berbeda dengan penelitian Koswara (2009) pada keluarga pekerja (tidak miskin) di Kota Bandung yang teridentifikasi keberfungsian keluarganya tinggi (82,1 persen). Lebih lanjut dikatakan pekerja tidak mendapat tekanan dari pekerjaannya. Selain itu karena faktor-faktor lain, seperti kemampuan dalam memecahkan masalah.