• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEKERASAN DALAM AGAM A:

Dalam dokumen Daftar Isi - Edisi Khusus 2003.pdf (Halaman 89-92)

1

Beberapa Catatan Sejarah dan Teologi Kristen

Zakaria J. Ngelow *

1

Presentasi pada seminar sehari “Agama dan Kekerasan” dalam Forum Refleksi Kelompok Antariman Se-Indonesia, Candidasa, Karang Asem, Bali, 19 Februari 2003.

* Dosen STT INTIM MAKASSAR.

agama yang sarat jejak kekerasan. Seharusnya disebutkan di atas invasi Islam dan perang Salib. borok-borok dalam sejarah agama dibeberkan Di Indonesia beberapa perang perlaw anan untuk pemulihan dan pelajaran, bukannya terhad ap ko lo nial memakai simbo l-simbo l d ib iarkan atau d ise m b u ny ikan. D alam agama, seperti Perang Pattimura (1817), Perang p ertemuan antarag ama-ag ama kita p erlu Paderi (1821-1835), Perang Diponegoro (1825- memperhatikan kata-kata Yesus Kristus dalam 1830), dan Perang Aceh (18xx-xxxx). Dalam hal Injil: “ Jangan melihat selumbar di mata agama- ini peperangan karena masalah-masalah politik- agama lain, tetapi tidak melihat balok di mata kekuasaan mendapat legitimasi agama, yakni agama sendiri” . (bdk. Mat.7:4) melawan “ orang kafir” atau melawan penindas. Pembunuhan massal terhadap orang-orang yang

Potensi Damai dianggap kaum Komunis menyusul G30S-PKI

pada tahun 1965-1966 mempertemukan alasan- Presentasi ini secara khusus mengenai

alasan keagamaan dengan kepentingan politik. kekerasan agama, yang dapat dirumuskan

Sedangkan dalam konflik berdarah tragedi sebagai kekerasan yang dilakukan atas nama

Maluku dan Poso mungkin dimensi agamanya atau d engan mo tivasi agama, mulai d ari

lebih p asif d alam arti d ieksp lo itasi atau pembatasan kebebasan beragama individual

d i m a n i p u l a s i o l e h p i h a k - p i h a k y a n g sampai perang antara kelompok umat berbeda

berkepentingan. (keyakinan) agama, termasuk terorisme (dan

Sejarah d u nia p enu h d eng an jejak anti-terrorisme?) berkait agama. Kekerasan

kekerasan atas nama agama. Kaisar Romawi agama umumnya muncul dalam interaksi sosial

Konstantinus pada awal abad ke-4 “ mendapat dengan muatan kepentingan ekonomi atau

penglihatan” untuk mengeksploitasi kekuatan politik.

Kristen - yang sebelumnya ditindas negara Seorang pakar agama, Huston Smith,

selama hampir 300 tahun - dalam perebutan menyatakan bahwa dalam semua agama-agama

kekuasaan dengan rivalnya. Perang-perang Salib dunia (suatu istilah yang mendiskriminasi

pada abad 10-12 melibatkan negara-negara agama-agama suku dan kepercayaan) terdapat

Kristen dan Islam. Dan di abad ke-20 agama apa yang disebutnya “ irenic potential” (=potensi

memainkan peranan dalam konflik antara damai). Potensi ini dapat dikembangkan dalam

negara: India >< Pakistan, Israel >< Palestina, masing-masing agama dengan memperhatikan 3

Irlandia, Srilanka... Sementara “ perang teroris” h al b e ri k u t. P e r t ama, w asp ad a d al am

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya sering memperhubungkan agama dengan ko nflik

salah d itang g ap i sebag ai p erang ag ama politik. Kedua, memperkuat semangat ekumenis

sebagaimana tersirat dalam ramalan “ the clash of (semangat kebersamaan antar-tradisi keagamaan

civililization” . yang berbeda-beda) dengan dukungan pola

keberagamaan yang terbuka seperti aliran

“Teologi Kekerasan”

sufisme dan filsafat dalam Islam, bukannya

leg alism e atau fund am entalism e. Ketig a Kamu telah mendengar firman: Mata ganti memperkuat keimanan dalam agama masing- mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata m asing , terutam a d alam arti m enjalani kepadamu: Janganlah kamu melawan orang kehidupan dengan keyakinan keagamaan yang yang berbuat jahat kepad amu, melainkan jelas, tegas dan penuh harapan. (“ The Irenic siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah Potential Of Religions" by Huston Smith, juga kepadanya pipi kirimu.Dan kepada orang http:/ / theologytoday.ptsem.edu/ oct1966/ v23_ yang hendak mengadukan engkau karena

3_article3.htm) mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.

Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan

Legitimasi Kekerasan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta Kekerasan ag am a tid ak sem u any a

kepadamu dan janganlah menolak orang yang ditanggap negatif. Karena di dalam agama ada

mau meminjam dari padamu. Kamu telah d u ku ng an terhad ap p ep erang an. Telah

mend eng ar firman: Kasihilah sesamamu 2001). Dia mencatat antara lain: “ Memberikan manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku pipi kiri untuk ditampar adalah cara tanpa berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan kekerasan untuk terlibat dalam dan sekaligus berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. menantang sistem yang menindas. Memberikan Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak- pipi kiri untuk ditampar justru memperlihatkan anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan hak d an o to ritas p ihak tertind as untuk matahari bagi orang yang jahat dan orang yang menyatakan kesetaraannya dengan si pelaku baik dan menurunkan hujan bagi orang yang kekerasan tetapi bukan dengan cara yang sama benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu yang telah dilakukan kepadanya. Inilah prinsip mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah pertama aksi tanpa kekerasan, seperti yang upahmu? Bukankah pemungut cukai juga d ikatakan Mahatma Gand hi, yaitu tid ak berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya bekerjasama dengan segala sesuatu yang bersifat memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, merendahkan” (h. 66).

apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Kekerasan dalam Teologi Kristen dibahas Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun dalam kerangka Perdamaian dan Keadilan. Para berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu penganut pasifisme radikal, seperti tradisi sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga Mennonit dan Quaker, menekankan sikap anti adalah sempurna." (Matius 5: 38-48) kekerasan, sep erti y ang d ijalankan o leh Kekerasan dan perang agama memang pemimpin spiritual India, Mahatma Gandhi. mempunyai acuannya dalam Kitab Suci. Alkitab Kritik terhadap pendekatan pasifisme radikal memperkenalkan Allah sebagai Tuhan yang b e rk ai tan d e n g an k e ad i l an : Bo l e h k ah cinta damai dan mewajibkan manusia saling membiarkan ketid akad ilan atau p erlukah mengasihi. Tetapi Ia juga tegas melaw an menggunakan kekerasan untuk mewujudkan ketidakadilan dan menghukum pelanggaran keadilan? Di sini perdamaian perlu dipahami dengan setimpal: gigi ganti gigi, mata ganti mata secara dinamis, yakni bukan sekadar tiadanya ... (Keluaran 21). Tuhan menghukum umat-Nya konflik atau kekerasan melainkan terwujudnya dengan kekerasan: “ Dan Aku akan mengirimkan keadilan dan kesejahteraan bersama. Dan karena perang, kelaparan dan penyakit sampar ke antara pada kenyataannya ketidakadilan selalu muncul mereka, sampai mereka habis dilenyapkan dari maka perlu usaha-usaha serius dan mendasar atas tanah yang telah Kuberikan kepada mereka untuk melaw annya, mulai dari menejemen dan kepada nenek moyang mereka.” (Yeremia 24: konflik menuju perdamaian sampai gerakan- 10). Demikian pula nubutan mengenai akhir gerakan sosial untuk keadilan dan kesejahteraan zaman diungkapkan dalam perang kosmis bersama, dan pada tingkat tertentu perlu antara kekuatan Ilahi dan kekuatan kegelapan pemakaian kekerasan dalam bentuk perang yang (Wahyu 12:7 dst). adil, yakni adil alasannya dan adil pula caranya. Tetapi pad a prinsipnya Tuhan tid ak P e n g g u n a a n s e n j a t a p e m u s n a h d a n menghendaki kekerasan. Yesus Kristus mengajar pembunuhan massal atau dengan cara-cara yang m u rid - m u rid - N y a u ntu k b e rsikap anti kejam tidak boleh dilakukan. Dalam peperangan, kekerasan. Sep temy Lakaw a, d o sen STT mereka yang lemah harus dilindungi dari JAKARTA, membahas ayat-ayat anti kekerasan kekerasan.

dalam Khotbah di Bukit dengan mengikuti Salah satu acuan penting menyangkut pandangan Walter Wink, seorang ahli Biblika kekerasan dalam teologi Kristen adalah salib Perjanjian Baru dan peneliti gerakan anti Yesus Kristus. Penyaliban Yesus Kristus, pada kekerasan di Afrika Selatan. Kesimpulannya satu fihak ad alah kehend ak A llah untuk adalah ajaran Yesus bukan membuat orang pasif melaksanakan penebusan dosa umat manusia, atau apatis menerima kekerasan, melainkan dan pada fihak lain adalah kekerasan yang secara pro aktif meno lak kekerasan. (Lihat dilakukan oleh persepakatan penguasa agama Sep temy E. Lakaw a, M enuju M asy arakat (Yahudi) dan penguasa pemerintahan (Romawi).

Transformatif: Sebuah V isi M isiologis Feminis Dari fihak kehendak Allah kekerasan melalui

tentang Indonesia. Jakarta: UPI STT JAKARTA, salib Yesus adalah identifikasi Allah dalam

pend eritaan d an kekerasan yang d ialami mewujudkan perdamaian dan rekonsiliasi. manusia. Dan pada fihak kekerasan para P e n c a n a n g a n D O V i n i l a n g s u n g penguasa, salib Yesus adalah pertunjukan jalan berhadapan dengan kenyataan terorisme dengan kuasa dan pendasan yang lemah. Kemenangan tragedi September 11 (2001) yang mendorong Yesus pada jalan salib-Nya adalah sekaligus A m erika Serikat m enc anang kan p erang membuktikan bahw a A llah memihak dan melaw an tero ris, suatu bentuk kekerasan memberi harapan pada kaum lemah-tertindas, berskala global. Sedangkan di Indonesia gereja- dan bahwa jalan kekerasan dalam kekuasaan gereja berhadapan dengan realitas konflik bukanlah jalan yang dapat berhasil mencapai berdarah antar umat bergama yang melibatkan tujuannya. Penyaliban Yesus gagal mengakhiri komunitas-komunitas Kristen.

popularitas yang dikuatirkan para pejabat agama Mengatasi kekerasan, baik yang dilakukan dan pemerintah, malahan sebaliknya membuka atas nama agama maupun dengan motivasi lain, wawasan baru bagi para pengikut-Nya mengenai dalam bentuk-bentuk kekerasan fisik, symbolik kemenangan jalan penderitaan itu. d a n k u l tu r a l , h a r u s d i m u l a i d e n g a n m e n g e m b an g k an p ri n si p - p ri n si p e ti k a

Decade to Overcome Violence kehidupan yang dijalankan secara konsisten. Th. Sumartana almarhum, penggagas forum antar- Dew an Gereja-gereja Sedunia, w adah

iman ini, dalam presentasi di Makassar, yang ekumenis gereja sejagat, menetapkan dasawarsa

disebut di atas, mengedepankan 5 prinsip yang 2001-2010 sebagai “ Decad e to Ov erco me

perlu diperkembangkan dalam agama-agama, Violence: Churches Seeking Peace” , disingkat

yakni: (1) respek terhadap kehidupan manusia, DOV dengan logo merpati perdamaian terbang

(2) menegakkan keadilan bagi semua, (3) di atas pelangi. Dasawarsa untuk Mengatasi

reg enerasi m o ral, ( 4) m em p erju ang kan K e k e r a s a n i n i d i m a k s u d k a n u n t u k

perdamaian, dan (5) respek terhadap semua mengembangkan usaha-usaha mew ujudkan

mahluk ciptaan Tuhan (termasuk alam). Dia kehidupan tanpa kekerasan melalui: proses-

mengutip pandangan Prof. Kittrie, seorang ahli proses pemahaman, termasuk refleksi teologis

hukum internasio nal, y ang meng atakan:

violence dan non-violence menghadapi kenyataan-

“ perdamaian di zaman yang penuh konflik ini keny ataan ko nf lik setem p at; kam p any e

tidak akan bisa dicapai manakala semua pihak dukungan bagi upaya-upaya gereja mengatasi

yang terlibat dalam konflik tidak memiliki masalah kekerasan tertentu; pendidikan dengan

kemamp uan untuk merumuskan masalah kurikulum khusus menentang sistem dan media

bersama dan mampu pula menyusun agenda p e n d i d i k a n y a n g m e n e k a n k a n s i k a p

kerja bersama, untuk memecahkan problem berkompetisi yang tiada henti, kekerasan dan

bersama” . Kata-kata imp eratif ini d ap at individualisme agresif, termasuk acara-acara TV

dirumuskan ke dalam slogan pluralitas untuk bagi anak-anak yang penuh kekerasan; serta

acuan kita: “ Bersama-sama membangun masa ibadah dan spiritualitas lintas tradisi dan lintas

depan bersama” . [] kebudayaan dalam mengarahkan usaha bersama

Dalam dokumen Daftar Isi - Edisi Khusus 2003.pdf (Halaman 89-92)