BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.7. Bentuk Kekerasan di Jalanan
4.7.1. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik merupakan kekerasan yang dapat berdampak nyata bagi para anak jalanan yang menerimanya. Kekerasan fisik pada umumnya terjadi pada anak jalanan yang biasa masih kecil dan lemah dan berada di bawah umur.
Sehingga dengan begitu para anak jalanan yang lebih besar fisikmya, dan lebih senior akan terlihat dominan dibanding mereka yang berpostur tubuh kecil dan
masih di bawah umur. Dengan begitu, maka munculah kekerasan yang berujung pada kekerasan fisik seperti pemukulan, pengeroyokan, pemaksaan, dan hal-hal lain yang dapat menyebabkan luka atau bahkan cacat pada tubuh anak jalanan yang menerimanya.
Kekerasan fisik pernah dirasakan oleh beberapa informan peneliti, salah satunya Ade mengatakan :
“ Saya pernah di jewer bang, terus baju saya ditarik-tarik juga pernah sama anak-anak punk yang biasa lewat kalau udah jalanan sepi. Biasanya kalau udah malam kali bang, saya mau pulang lagi nunggu angkot di datangin sama orang itu badannya besar-besar mukanya banyak tindik, badannya bertato terus seram-seram muka nya.
Jadi pas saya lagi sendiri, kadang orang itu suka datang terus kuping saya dijewer ”(wawancara tanggal 27/08/2018).
Ketika peneliti menanyakan tentang mengapa kekerasan itu terjadi dengan sesekali seperti mengingat ia mengatakan :
“ Karena anak-anak punk itu suka minta jangek, tapi gak pernah bayar. Katanya dia lapar terus dirampasnya jangek saya, diambilnya dua bungkus kadang. Pas saya mau lari terus dikejar orang itu kalau dapat di jewer, itu kalau saya nggak mau kasih bang ”(wawancara tanggal 27/08/2018).
Kekerasan fisik juga pernah dialami oleh anak jalanan yang berada di tempat berbeda, yaitu di daerah Simpang Amplas Medan. Hal itu terjadi karena permasalahan sepele, namun dapat mengakibatkan perkelahian antar sesama anak jalanan itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Dion, pengamen yang berada di kawasan Simpang Amplas Medan :
“ Dulu pernah kami berantem pukul-pukulan sama anak-anak sini bang, kira-kira usianya sudah dewasa badannya
lebih besar dari kami. Jadi pas kemarin itu saya ada di situ ikut bantuin kawan yang dikeroyok, pas saya bantuin saya kenak juga kepala saya dipukul pakai sendal pakai gitar juga ada, terus badan saya ditunjangi sama orang itu. Cemana lah bang, namaya juga lagi ribut mau nggak mau saya kenak hantam juga. Ada juga yang misahin kami orang sini juga kalau nggak salah, terus nggak lama datang polisi, yaudah terakhirnya kami bubar
”(wawancara tanggal 15/09/2018).
Kejadian tersebut dikatakannya terjadi akibat permasalahan yang sepele.
Akan tetapi karena menyangkut keamanan dari wilayah yang mereka tempati.
Maka dalam kehidupan anak jalanan yang memang tidak terkontrol dan seakan tidak diperdulikan oleh masyarakat sekitar, kekerasan menjadi satu-satunya cara menyelesaikan masalah bagi mereka yang paling cepat dan efektif. Seperti yang dikatakan oleh Yogi yang merupakan adik dari Dion dan juga pada saat itu ikut juga di dalam perkelahian antar sesama anak jalanan tersebut.
“ Kalau nggak salah kemarin itu karena kawan kami ngamen di dekat wilayah orang itu. Jadi orang itu mintain duitnya sama anak-anak yang di sana, tapi dia nggak mau ngasih terus dia ke sini lah ngelapor sama kami, yaudah dapatkan karena adanya dominasi dan kekuasaan daripada senioritas mereka yang ada di jalanan saja. Namun kekerasan fisik juga dapat diterima mereka dari para aparat keamanan ataupun pengguna jalan lainnya. Perlakuan pada aparat keamanan terhadap anak jalanan tetap sama tidak memandang umur dari para anak-anak jalanan itu sendiri. Para anak jalanan yang berada di lokasi penertiban
Mereka hanya melakukan prosedur penerbitan sesuai dengan ketentuan dan hukum yang berlaku. Hal tersebut berimbas kepada mereka yang sering ditangkap dan dibawa ke tempat penampungan, dan tidak jarang mereka yang masih ada anak dibawah umur pun harus menerima perlakuan yang buruk yang dilakukan oleh para aparat keamanan tersebut. Seperti yang dikatakan Rengki, yang pernah terjaring razia oleh aparat Satpol PP. Ia bersama teman-temannya yang lain pernah mendapatkan perlakuan yang sebenarnya tidak harus mereka dapatkan.
“ Kemarin itu pernah bang saya ketangkap Satpol PP
“ Nggak masalah kalau kamidisuruh beresin kamar mandi sama kantor-kantor orang itu juga bang, mau kayakmana lagi. Kalau cari uang di sini kan banyak resikonya memang, uangnya pun buat makan terus buat ditabung sebagian. Jadi kalau kenak tangkap sama Satpol PP itu sudah risiko kami disini bang. Kalau lagi apes ketangkap kalau lagi beruntung ya kami pulang bawa duit
”(wawancara tanggal 27/08/2018).
Mereka juga sudah paham kalau memang sudah menjadi tugasnya para aparat keamanan dalam hal ini satpol PP maupun satpam yang juga bertugas di area mereka biasanya mengamen ataupun berjualan untuk menertibkan mereka.
Seperti yang dikatakan oleh Budi, anak jalanan yang berada di Simpang Pasar Sei Sikambing Medan :
“ Itu kan memang udah jadi tugasnya orang itu bang buat jaga keamanan sama menertibkan jalanan. Kami nggak masalah juga kena tangkap pun paling di data terus di pulangin ”(wawancara tanggal 27/08/2018).
Maka dari itu, mereka pun sudah maklum apabila seandainya mereka mendapat perlakuan yang tidak baik selama berada dijalanan, baik dari para seniornya ataupun dari para pengguna jalan lainnya. Mereka sudah menyadari bahwa itulah risiko yang akan mereka terima apabila memilih untuk hidup di jalanan, yang memang tidak merupakan tempat yang baik untuk anak-anak seusia mereka.
Matriks 4. Hasil wawancara dari informan tentang kekerasan secara fisik
NO. INFORMAN HASIL WAWANCARA
1. Ade “ Saya pernah di jewer bang, terus baju saya ditarik-tarik juga pernah sama anak-anak punk yang biasa lewat kalau udah jalanan sepi. Biasanya kalau udah malam kali bang, saya mau pulang lagi nunggu angkot di datangin sama orang itu badannya besar-besar mukanya banyak tindik, badannya bertato terus seram-seram muka nya. Jadi pas saya lagi sendiri, kadang orang itu suka datang terus kuping saya dijewer ”
2. Iwan “ Biasanya bang, kalau jalan udah hampir sepi suka ada preman-preman atau anak-anak punk yang rambutnya naek-naek gitu, dicat terus bertato, datangin saya suka nempeleng kepala saya terus narik-narik baju saya juga kalau saya lari nanti dikejar sama orang itu terus kadang suka mintain uang, kayak ngompas gitu. Katanya kalau nggak dikasih nggak boleh jualan di sini lagi ”
3. Rengki “ Kemarin itu pernah bang saya ketangkap Satpol PP sama kawan-kawan ini juga terus kami dibawa ke kantor orang itu, di sana kami ditahan satu malam. Terus kami disuruh bersihin kamar mandi orang itu, saya juga mau nggak mau ikut bersihin juga. Besoknya kami dibebasin tapi disuruh pulang sendiri nggak diantar sampai sini lagi, yaudah terakhirnya kami naik angkot lah pulang ke rumahnya ”
4. Bayu “ Iya bang, saya juga pernah disuruh bersihin kamar mandi orang itu, ya dipaksa sama orang itu mau gak mau saya bersihkan jugalah bang ”
5. Budi “ Sama bang, kalau macem dipaksa-paksa kerja ya itulah, kalau apesnya kami ketangkap sama satpol PP terus dibawa ke kantor, ya kami disuruh bersihin kantor orang itu, atau gak kamar mandinya ”
6. Aidil “ Kalau kek kekerasan fisik disini kami jarang ngalamin bang, saya pun gak pernah dipukul sama abang-abangan yang disini. Yang penting kalau orang itu lagi ngumpul saya gak dekat-dekat situ ”
7. Syawal “ Gak pernah dipukul bang, paling cuman dimarahi aja sama orang itu kalau misalnya saya jualannya ganggu orang itu pas lagi ngamen atau pas lagi ngumpul ” 8. Feri “ Saya dipukul gak pernah bang, cuman diusir aja
kemaren sama satpam yang disana ”
9. Dion “ Dulu pernah kami berantem pukul-pukulan sama anak-anak sini bang, kira-kira usianya sudah dewasa badannya lebih besar dari kami. Jadi pas kemarin itu saya ada di situ ikut bantuin kawan yang dikeroyok, pas saya bantuin saya kenak juga kepala saya dipukul pakai sendal pakai gitar juga ada, terus badan saya ditunjangii sama orang itu. Cemana lah bang, namaya juga lagi ribut mau nggak mau saya kenak hantam juga. Ada juga yang misahin kami orang sini juga kalau nggak salah, terus nggak lama datang polisi, yaudah terakhirnya kami bubar ”
10. Yogi “ Iya kalau dipukul pernah bang, kenal pukul sama anak sana yang pas lagi tauran itu kami, saya waktu itu emang ikut mukul juga bantuin kawan-kawan yang lain. Ya
kenak pukul jugalah, kaki saya kenak tendang sama orang itu ”