• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.3. Profil Informan

1. Informan I

Nama : Ade Umur : 12 tahun

Tempat Tinggal : Perumnas Mandala Pendidikan : Kelas 2 SMP

Pekerjaan Di Jalanan : Penjual kerupuk jangek

Ade adalah seorang anak jalanan yang berusia 12 tahun, ia bekerja di jalanan sebagai penjual kerupuk jangek yang biasanya berjualan di daerah setia budi. Ayahnya merupakan seorang tukang bangunan dan ibunya berjualan sarapan pagi di sekitar rumah mereka. Tempat tinggalnya berada di Mandala, namun ia mengaku sering berjualan di daerah sekitar setia budi karena lebih banyak pembeli dibandingkan di daerah tempat tinggalnya. Setiap hari ia harus menempuh perjalan yang cukup jauh hanya untuk sekedar berjualan demi membantu perekonomian keluarganya. Ia sudah berjualan di daerah sekitar simpang setia budi kurang lebih selama setahun. Ia mulai berjualan dari sore hingga malam hari.

Penghasilan yang ia dapat juga terkadang tidak menentu. Namun ia tidak memiliki cara lain, sebab ia sangat ingin membantu keadaan ekonomi keluarganya. Ade merupakan salah satu anak jalanan yang masih tinggal bersama kedua orang tuanya dan ia mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan orang tuanya.

Ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Ia memiliki seorang abang dan seorang kakak serta seorang adik laki - laki. Abangnya bekerja sebagai tukang dan kakaknya ikut membantu ibunya berjualan di rumah. Ade merupakan siswa kelas 2 SMP di sebuah sekolah Negeri yang ada di Mandala. Oleh karena itu, ia hanya berjualan saat sore setelah pulang sekolah sampai pada malam hari.

2. Informan II

Nama : Iwan Umur : 11 tahun

Tempat Tinggal : Perumnas Mandala Pendidikan : Kelas 1 SMP

Pekerjaan Di Jalanan : Penjual kerupuk jangek

Iwan adalah seorang anak jalanan yang berusia 11 tahun. Sama seperti temannya Ade, mereka berasal dari daerah yang sama. Ayahnya bekerja sebagai penarik becak, sedangkan ibunya bekerja sebagai tukang cuci. Ia sudah 6 bulan menjadi penjual kerupuk jangek dibandingkan dengan Ade yang telah lebih lama daripada dirinya. Ia juga terpaksa menjadi penjual kerupuk jangek akibat keadaan ekonomi keluarganya yang serba kekurangan. Alasan lain ia turun ke jalanan adalah karena ia mengaku memang hobi berjualan dan dengan ia berada di jalanan ia mengatakan banyak memiliki teman. Penghasilan yang ia dapat pun juga tidak

banyak, hanya cukup untuk membantu ibunya dalam keperluan membeli kebutuhan sehari - hari. Ditambah lagi ia dan Ade juga harus memberi setoran kepada toke kerupuk tempat mereka mengambil dagangannya.

Iwan merupakan siswa kelas 1 SMP di salah satu sekolah negeri yang berada di dekat tempat tinggalnya. Ia dan Ade juga merupakan teman satu sekolah. Iwan masih tinggal bersama kedua orang tuanya dan hubungannya dengan orang tuanya sangat dekat oleh karena itu Iwan bersama Ade berjualan hanya untuk menambah uang jajan dan membantu perekonomian keluarga mereka. Ia memiliki dua adik laki-laki yang salah satunya juga bekerja di jalanan sebagai pengamen namun adiknya mengamen di dekat tempat tinggalnya.

3. Informan III

Nama : Rengki Umur : 12 tahun

Tempat Tinggal : Kampung Lalang Pendidikan : Kelas 1 SMP

Pekerjaan Di Jalanan : Pengamen

Rengki adalah seorang pengamen berumur 12 tahun. Hampir sekitar 1 tahun ia menjadi pengamen di jalanan ia terkadang berpindah-pindah lokasi untuk mengamen. Ia biasa mengamen di simpang sei sikambing pada saat sore hingga malam hari bersama ke dua temannya. Ia tinggal di daerah kampung lalang, dan masih tinggal bersama kedua orang tuanya. Namun, ia lebih sering mengamen di simpang sei sikambing. Alasannya karena di daerah tempatnya tinggal sudah banyak pengamen lain dan pendapatannya pun menjadi cenderung sedikit. Alasan

ia menjadi seorang pengamen adalah karena ingin mencari uang jajan dan untuk hiburan ia beserta teman - temannya. Sebab, ia memang sudah lama menjadi pengamen yang memang ia lakukan karena itu menyenangkan baginya, selain itu juga dengan mengamen ia dapat menghasilkan uang jajan tambahan.

Ia mempunyai dua orang adik yang masih kecil, di keluarganya, hanya dia saja yang ikut membantu perekonomian keluarganya. Kejam dan sulitnya hidup di jalanan sudah pernah ia rasakan. Akan tetapi karena semangatnya untuk mecari uang dan membantu keluarganya, itu semua tidak ia hiraukan. Karena, di jalanan pun, ia juga ikut ditemani oleh kedua sahabatnya yang juga bekerja sebagai pengamen di tempatnya biasa mengamen.

4. Informan IV

Nama : Bayu Umur : 12 tahun

Tempat Tinggal : Kampung Lalang Pendidikan : Kelas 1 SMP

Pekerjaan Di Jalanan : Pengamen

Bayu merupakan seorang pengamen yang berusia 12 tahun. Ia biasa mengamen di daerah simpang Pasar Sei Sikambing Medan. Ia sudah hampir setahun mengamen disana. Ia biasa mengamen bersama kedua temannya, yaitu Rengki dan Budi. Mereka memang tinggal di daerah yang sama, yaitu di daerah Kampung lalang. Namun, rumah mereka hanya berbeda gang saja. Akan tetapi, setiap ingin pergi mengamen mereka selalu bersama – sama pergi dengan naik angkot. Biasanya Bayu mengamen sehabis pulang dari sekolah, yaitu pada sore

sampai malam hari, sama seperti kedua temannya. Alasan ia turun ke jalan dan akhirnya menjadi seorang pengamen adalah karena keadaan ekonomi keluarganya yang serba kekurangan. Maka dari itu, ia pun mau tidak mau memilih untuk mencari uang dengan cara mengamen. Hasil yang ia dapatkan nantinya akan ditabung dan selebihnya ia gunakan untuk membantu kebutuhan sehari – hari keluarganya.

Ia masih tinggal bersama kedua orangtuanya. Bapaknya merupakan supir angkot, dan ibunya merupakan seorang penjual gorengan di dekat rumahnya. Ia mempunyai lima orang saudara dimana ia memiliki satu orang kakak dan satu orang abang yang keduanya sudah menikah. Kedua adiknya yang lain masih kecil dan hanya membantu ibunya berjualan gorengan.

5. Informan V

Nama : Budi Umur : 12 tahun

Tempat Tinggal : Kampung Lalang Pendidikan : Kelas 1 SMP

Pekerjaan Di Jalanan : Pengamen

Budi merupakan seorang pengamen yang berusia 12 tahun, hampir satu tahun ia mengamen di daerah simpang Pasar Sei Sikambing Medan. Ia biasa pengamen bersama kedua temennya Rengki dan Bayu, mereka memang sering pengamen secara berkelompok, alasannya karena kalau berkelompok lebih menyenangkan dan biasanya hasilnya juga akan lumayan banyak, karena banyak yang memainkan alat musik, seperti ada yg bertugas memainkan gitar dan

menyanyi, serta yang bertugas sebagai memberi kantong plastik untuk para pengguna jalan memberikan uangnya. Ia juga tinggal di daerah Kampung Lalang dekat dengan tempat tinggal kedua temannya mereka memang memilih lokasi yang jauh dari rumah karena di daerah asal tinggal mereka tidak banyak penghasilan mereka dapat dan sudah banyak pula yang pengamen ataupun pengemis di sana. Alasan Budi menjadi pengamen ialah juga karena faktor ekonomi, ia dan keluarganya memang hidup serba berkecukupan. Oleh karena itu, ia berinisiatif untuk pengamen demi menambah uang jajan nyaman untuk membantu keluarganya serta untuk menabung. Budi merupakan seorang pelajar di salah satu SMP negeri yang ada di daerah tempat tinggalnya, ia sekolah karena adanya bantuan dari pemerintah.

Ia juga masih tinggal bersama kedua orangtuanya, ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ia memiliki seorang kakak yang juga masih bersekolah, dan juga adik laki – laki yang biasanya ikut membantunya mengamen. Akan tetapi, ibunya sering melarang ia untuk mengajak adiknya yang masih kecil untuk mengamen. Oleh karena itu, saat ini ia hanya mengamen bersama kedua sahabatnya yaitu Rengki dan Bayu.

6. Informan VI

Nama : Aidil Umur : 11 tahun

Tempat Tinggal : Lumumba ( Belakang Pasar Aksara ) Pendidikan : Kelas 1 SMP

Pekerjaan Di Jalanan : Penjual koran

Aidil seorang penjual koran yang biasa berjualan di sekitaran simpang aksara ia berumur 11 tahun. Sudah hampir 6 bulan Ia berjualan koran dari siang hari sepulang sekolah sampai sore hari. Rumahnya berada tidak jauh dari tempat tempatnya biasa berjualan. Ia merupakan siswa kelas 1 SMP Muhammadiyah yang ada di daerah sekitar tempat tinggalnya. Ia masih tinggal bersama kedua orang tuanya. Ia mempunyai satu abang dan juga satu adik yang kedua-duanya belum bekerja. Alasan Aidil menjadi anak jalanan dan menjadi penjual koran adalah karena ia ingin hasil yang didapatnya ia tabung untuk keperluannya di masa yang akan datang. Dalam sekali menjual koran yang mendapatkan keuntungan seribu rupiah. Namun ia tidak setiap hari menjual koran. Terkadang ia membantu ibunya atau ayahnya yang bekerja sebagai penjual rengginang. Kurang lebih selama setahun ia sudah berjualan koran di berbagai tempat termasuk salah satunya di Simpang Aksara.

Ia tinggal bersama kedua orangtuanya, hubungannya dengan keluarganya sangat baik dan dekat, bahkan dengan abang dan adik perempuannya. Ia merupakan anak kedua namun ia sudah memiliki keinginan untuk menaikkan status ekonomi keluarganya dengan cara menabung hasil dari ia berjualan koran dan ia juga mengaku mempunyai prestasi yang baik di sekolahnya. Ia pun tidak malu apabila ada teman sekolahnya yang melihat ia berjualan koran, karena ia mengaku semua ia lakukan untuk keluarga dan masa depannya.

7. Informan VII

Nama : Syawal Umur : 11 tahun

Pendidikan : Kelas 1 SMP

Pekerjaan Di Jalanan : Penjual koran

Syawal juga merupakan seorang anak jalanan yang bekerja sebagai penjual koran. Ia biasa menjual koran di daerah Lapangan Merdeka akan tetapi ia lebih sering menjual di daerah tempat tinggalnya yaitu di dekat Simpang aksara Medan.

Ia sudah berada di jalanan hampir 7 bulan, awalnya ia bekerja sebagai tukang semir sepatu. Namun karena kurang banyaknya peminat semir sepatu keliling maka ia beralih berjualan koran. Iya tinggal bersama kedua orang tuanya dan bersama dengan kedua adiknya. Ia tidak setiap hari berjualan koran akan tetapi apabila dia ingin membutuhkan uang maka ia akan ikut teman-temannya untuk berjualan. Keuntungan yang ia dapat akan ia tabung untuk keperluan masa depannya dan sisanya ia gunakan untuk membantu ibunya. Ia pun terpaksa menjadi penjual koran keliling karena hanya itu yang dapat dilakukan untuk membantu perekonomian keluarganya.

Ia tinggal bersama kedua orangtua dan dengan kedua abangnya. Ia memiliki seorang abang yang bekerja di salah satu toko yang ada di sekitar tempat tinggalnya, sedangkan yang satunya lagi terkadang juga ikut berjualan koran namun di tempat yang berbeda. Ayahnya bekeja sebagai tukang dan ibunya bekerja sebagai penjual sayur di pasar. Maka dari itu, ia bertekad untuk giat mencari uang dan untuk ia gunakan sebagai tabungan masa depan yang akan digunakan pada saat ia sudah besar nanti. Sebab, ia bercita–cita ingin sekolah sampai ke tingkat yang paling tinggi.

8. Informan VIII

Nama : Feri Umur : 8 tahun

Tempat Tinggal : Lumumba Pendidikan : Kelas 3 SD

Pekerjaan Di Jalanan : Penjual koran

Feri merupakan salah seorang anak jalanan yang bisa dibilang masih sangat muda. Usia baru menginjak 8 tahun, tetapi ia sudah hampir 7 bulan berada di jalanan untuk bekerja sebagai penjual koran keliling. Sehabis pulang sekolah, ditemani sahabatnya yang lebih dewasa darinya, ia berkeliling menjajakan korannya dari siang hingga sore hari. Pada saat hari libur sekolah, ia mulai berjualan koran di sekitar Simpang Pasar Aksara Medan lebih pagi lagi.

Penghasilan yang ia dapatkan dari berjualan koran tidak menentu, terkadang koran yang ia jual habis, namun tidak jarang pula masih banyak yang tersisa.

Akan tetapi, dari hasil berjualan koran tersebut, ia mendapatkan untung yang lumayan, yaitu seribu rupiah per koran yang ia jual. Uang hasil jualan tersebut akan ia tabung untuk masa depannya. Alasan ia turun ke jalanan tidak terlepas dari faktor ekonomi keluarganya yang serba berkecukupan. Oleh karena itu, di masa kecilnya ia pun harus rela terpakai untuk mencari uang.

Ia masih memiliki kedua orangtua yang lengkap. Ayahnya merupakan seorang penarik becak dan ibunya sebagai pengurus bayi di rumah tetangganya. Ia mempunyai satu abang dan satu kakak perempuan. Abangnya bekerja di pabrik, sedangkan kakanya masih bersekolah. Ia merupakan anak paling kecil di keluarganya. Keluarganya sudah sering melarangnya untuk berjualan koran di

jalanan karena menurut mereka itu sangat berbahaya bagi anak seusianya. Akan tetapi, keluarganya juga tidak bisa berbuat apa-apa karena memang Feri memiliki keinginan yang kuat untuk membantu perekonomian keluarganya.

9. Informan IX

Nama : Dion Umur : 14 tahun

Tempat Tinggal : Tanjung Morawa Pendidikan : Kelas 2 SMP

Pekerjaan Di Jalanan : Pengamen

Dion merupakan seorang pengamen yang berusia 14 tahun. Ia sudah 2 tahun berada di jalanan. Tempatnya biasa mengamen adalah di lampu merah Simpang Amplas Medan. Ia mengamen mulai dari sore hingga malam hari. Tempat tinggalnya berada di Tanjung Morawa, setiap ia ingin pergi mengamen, ia akan naik angkot hingga sampai ke Amplas. Dalam satu hari mengamen, ia bisa mendapatkan uang sebanyak lima puluh ribu rupiah, dan paling sedikit ia pernah hanya mendapat sepuluh ribu rupiah saja. Uang hasil mengamen akan ia gunakan untuk keperluannya sehari-hari seperti jajan, dan keperluan sekolah. Sisanya ia tabung dan ia berikan kepada orangtuanya untuk membantu kebutuhan keluarganya. Alasan ia menjadi pengamen selain untuk mencari uang jajan dan membantu keluarganya juga karena menurutnya itu menyenangkan. Sebab, dengan mengamen, ia bisa bebas mengekspresikan dirinya.

Ia tinggal bersama kedua orangtuanya di Tanjung Morawa. Ayahnya bekerja di pabrik semen yang ada di Belawan dan ibunya tidak bekerja, hanya

dirumah saja. Selain itu, ia juga mempunyai seorang adik laki-laki yang juga sama-sama mengamen seperti dirinya. Ia dan adiknya selalu mengamen bersama, juga ditemani oleh seorang adik sepupu mereka.

10. Informan X

Nama : Yogi Umur : 10 tahun

Tempat Tinggal : Tanjung Morawa Pendidikan : Kelas 5 SD

Pekerjaan Di Jalanan : Pengamen

Yogi merupakan pengamen yang masih berumur 10 tahun. Sudah hampir satu tahun ia berada di jalanan. Ia mengamen bersama dengan abangnya di Simpang Amplas Medan. Awalnya ia hanya diajak abangnya untuk sekedar menemaninya saja. Akan tetapi, karena dengan mengamen ia jadi bisa mendapatkan uang, maka setiap hari ia pun ikut abangnya setiap mengamen. Hasil yang ia dapatkan juga lumayan banyak, sama seperti abangnya, Dion. Itulah yang menjadi alasannya ikut turun ke jalanan untuk mengamen, selain juga untuk membantu perekonomian keluarganya. Uang yang ia dapat sebagian ia simpan dan sebagian ia berikan kepada ibunya untuk ditabung. Setiap mengamen, ia selalu ditemani oleh abangnya, sebab ia sudah tau kalau kehidupan di jalanan sangat keras dan tidak aman bagi anak-anak sepertinya. Tetapi, karena dengan mengamen ia jadi memiliki penghasilan, maka resiko tersebut pun mau tidak mau harus diterimanya.

Ia juga tinggal bersama kedua orangtuanya. Hubungannya dengan keluarganya juga sangat baik. Bahkan, ibunya juga mendukung apabila ia ikut abangnya untuk mengamen demi mendapatkan uang. Karena, dengan mengamen, ia dan abangnya dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.