• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.4. Senioritas Di Kalangan Anak Jalanan

Senioritas tidak hanya terjadi di ruang lingkup akademis saja. Akan tetapi di ruang lingkup yang lebih luas seperti di jalanan senioritas juga sering ditemui. Hal ini terjadi karena anak jalanan yang terdiri dari bermacam-macam usia baik yang sudah usia dewasa maupun yang masih berusia dibawah umur sudah hidup berbaur di jalanan. Hal ini tentunya menimbulkan adanya senioritas di kalangan anak jalanan itu sendiri. Senioritas di kalangan anak jalanan dapat ditandai dengan mudah dilihat dari ciri-ciri fisik diantara anak jalanan tersebut. Anak jalanan yang bertubuh besar dan berusia dewasa tentu akan menjadi dominan di antara mereka yang masih mempunyai tubuh yang kecil dan berusia muda. Sehingga dapat dikatakan dominasi kekuasaan akan lebih banyak dipegang oleh mereka yang dianggap lebih senior. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang informan peneliti, yaitu Ade :

“ Kalau sama yang badannya besar terus udah dewasa, biasa saya juga agak takut bang. Karena kadang-kadang orang itu mau bentak-bentak saya, terus buat seenaknya kayak anak-anak punk atau preman itu ” (wawancara tanggal 27/08/2018).

Iwan yang juga merupakan penjual kerupuk jangek bersama Ade mengatakan:

“ Kalau yang jualan kayak gini yang badannya lebih besar ada juga bang cuman kami bukan dari satu toke.

Abang-abangan yang jualan kerupuk jangek kayak kami ini juga banyak bang kalau misalnya dia jualan di sana yang di dekat mie aceh Titi bobrok. Saya sama kawan-kawan jualannya di dekat sini Simpang Setiabudi sama Jalan Dokter Mansyur ya paling jualan di dekat seafood 2000 inilah ” (wawancara tanggal 27/08/2018).

Akan tetapi konsep senioritas juga tidak selamanya bersifat buruk.

Senioritas di kalangan anak jalanan juga dapat ditandai dengan rasa persaudaraan yang dapat memberikan rasa perlindungan kepada mereka yang dianggap lebih lemah. Seperti yang dikatakan oleh Rengki anak jalanan yang biasa mengamen di kawasan Simpang pasar Sei Sikambing Medan.

“ Kalau kami bang biasanya sama yang lebih senior disini aman-aman aja sering juga kami duduk di sini sama-sama merokok cerita-cerita. Kadang pun kalau kami ada masalah sama anak-anak yang lain kayak preman terus anak punk orang itu mau juga bantu ”(wawancara tanggal 27/08/2018).

Hal yang sama juga dikatakan oleh Bayu, yang juga merupakan pengamen dan merupakan teman dari Rengki.

“ Iya bang kalau kami sama yang abang-abangan baik-baik aja nggak ada masalah yang kek mana mana paling kalau bermasalah di sini kami ya sama Satpol PP lah.

Kadang kami kena tangkap terus dibawa ke kantor, terus dipulangi besoknya ” (wawancara tanggal 27/08/2018).

Budi yang juga merupakan salah satu teman mereka juga membenarkan hal tersebut.

“ Kalau sama orang-orang Satpol PP kan udah dewasa semua bang jadi kami takut lah apalagi memang kerjaan orang itu buat menertibkan jalanan mau nggak mau kami juga pasti ditertibkan lah ” (wawancara tanggal

Akan tetapi di daerah lainnya yang ada di Simpang pasar aksara Medan yang memang masih banyak dijumpai anak jalanan dengan berbagai macam usia maupun pekerjaan yang lebih kompleks. Pemahaman tentang senioritas juga lebih luas. Menurut Aidil seorang anak jalanan yang hampir setiap hari berjualan koran dan bekerja di jalanan mengatakan :

“ Disini bang banyak orang dewasa ya yang lebih besar dari kami tapi nggak semua jahat yang baik ada tapi ada juga yang jahat. Kalau yang baik dia mau ngasih tahu kami adek tolong jangan jualan sini nanti kalian ketabrak.

Tapi kalau abang-abangan yang jahat dia ngusir kami tapi dibentaknya ” (wawancara tanggal 04/09/2018).

Hal tersebut juga sering dialami oleh Syawal saat, ia berjualan koran di jalanan di tempatnya sering dijumpai anak jalanan dengan usia yang lebih dewasa darinya.

“ Kalau kami kan jualannya kadang suka mencar bang, jadi kalau saya ketemu sama yang lebih dewasa sesama anak jalanan juga kalau kenal ya saya tegur. Terus kami ngomong sambil jalan kalau ada preman-preman sama anak punk kayak yang mau malakin. Saya lari bang”

(wawancara tanggal 04/09/2018).

Feri, seorang informan yang masih berusia 8 tahun mengatakan bahwa ia sebenarnya takut apabila berada di jalanan selama berjualan koran. Akan tetapi, karena kebutuhan ekonomi keluarganya yang serba pas-pasan dan kekurangan maka ia mau tidak mau harus berjualan demi mendapatkan uang untuk membantu keluarganya dan selebihnya akan ia tabung.

“ Saya nggak berani kalau jualan sendiri bang, takut jumpa sama anak lain yang badannya lebih besar, makanya minta dikawani sama kawan yang lebih besar kalau sendiri kadang pernah disuruh suruh beli rokok,

beli jajan juga buat orang itu tapi nggak pernah dipukul sama orang itu ” (wawancara tanggal 04/09/2018).

Sedangkan di daerah lainnya seperti anak jalanan yang berada di Simpang Amplas Medan, senioritas sudah menjadi suatu siklus alami yang terjadi di dalam kehidupan mereka sebagai anak jalanan. Seperti yang dikatakan oleh Dion, seorang informan penelitian mengatakan :

“ Disini yang namanya senior paling yang udah tua lah bang, terus yang memang udah lama dia tinggal di jalanan ini. Banyak juga kami disini bang, campur ada yang seniornya, ada yang masih baru, kadang banyak juga datang anak-anak baru ya gabung-gabung aja. Sama yang abang-abangan itu gak masalah asalkan gak cari masalah kalau dia masih baru ” (wawancara tanggal 15/09/2018).

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Yogi, salah satu pengamen yang biasa mengamen di daerah Simpang Amplas Medan dan juga merupakan adik dari Dion.

“ Kalau yang senior kami di sini memang banyak kayak gitu bang pakai kelompok-kelompok yang juga kalau yang biasa di simpang lampu merah ini ada 4 atau 6 orang terus kalau yang keliling-keliling ke terminal-terminal sama yang di bawah flyover buat ngamen juga ada. Jadi dalam kelompok-kelompok nanti ada abang-abangannya terus kami setor ke dia nanti hasilnya dibagi, tapi nggak ditentukan juga setorannya berapa yang penting sedapatnya lah bang ”(wawancara tanggal 15/09/2018).

Matriks 1. Hasil wawancara tentang senioritas menurut anak jalanan

N0. INFORMAN HASIL WAWANCARA

1. Ade “ Kalau sama yang badannya besar terus udah dewasa, biasa saya juga agak takut bang. Karena kadang-kadang orang itu mau bentak-bentak saya, terus buat seenaknya kayak anak-anak punk atau preman itu ”

2. Iwan “ Kalau yang jualan kayak gini yang badannya lebih besar ada juga bang cuman kami bukan dari satu toke.

Abang-abangan yang jualan kerupuk jangek kayak kami ini juga banyak bang kalau misalnya dia jualan di sana yang di dekat mie aceh Titi bobrok. Saya sama kawan-kawan jualannya di dekat sini Simpang Setiabudi sama Jalan Dokter Mansyur ya paling jualan di dekat seafood 2000 inilah ”

3. Rengki “ Kalau kami bang biasanya sama yang lebih senior disini aman-aman aja sering juga kami duduk di sini sama-sama merokok cerita-cerita. Kadang pun kalau kami ada masalah sama anak-anak yang lain kayak preman terus anak punk orang itu mau juga bantu ” 4. Bayu “ Iya bang kalau kami sama yang abang-abangan

baik-baik aja nggak ada masalah yang kek mana mana paling kalau bermasalah di sini kami ya sama Satpol PP lah.

Kadang kami kena tangkap terus dibawa ke kantor, terus dipulangi besoknya ”

5. Budi “ Kalau sama orang-orang Satpol PP kan udah dewasa semua bang jadi kami takut lah apalagi memang kerjaan orang itu buat menertibkan jalanan mau nggak mau kami juga pasti ditertibkan lah ”

6. Aidil “ Disini bang banyak orang dewasa ya yang lebih besar dari kami tapi nggak semua jahat yang baik ada tapi ada juga yang jahat. Kalau yang baik dia mau ngasih tahu kami adek tolong jangan jualan sini nanti kalian ketabrak. Tapi kalau yang jahat dia ngusir kami tapi dibentaknya ”

7. Syawal “ Kalau kami kan jualannya kadang suka mencar bang, jadi kalau saya ketemu sama yang lebih dewasa sesama anak jalanan juga kalau kenal ya saya tegur. Terus kami ngomong sambil jalan kalau ada preman-preman sama anak punk kayak yang mau malakin. Saya lari bang ” 8. Feri “ Saya nggak berani kalau jualan sendiri bang, takut

jumpa sama anak lain yang badannya lebih besar, makanya minta dikawani sama kawan yang lebih besar kalau sendiri kadang pernah disuruh suruh beli rokok, beli jajan juga buat orang itu tapi nggak pernah dipukul sama orang itu ”

9. Dion “ Disini yang namanya senior paling yang udah tua lah bang, terus yang memang udah lama dia tinggal di jalanan ini. Banyak juga kami disini bang, campur ada yang seniornya, ada yang masih baru, kadang banyak juga datang anak-anak baru ya gabung-gabung aja.

Sama yang abang-abangan itu gak masalah asalkan gak cari masalah kalau dia masih baru ”

10. Yogi “ Kalau yang senior kami di sini memang banyak kayak gitu bang pakai kelompok-kelompok yang juga kalau yang biasa di simpang lampu merah ini ada 4 atau 6 orang terus kalau yang keliling-keliling ke terminal-terminal sama yang di bawah flyover buat ngamen juga ada. Jadi dalam kelompok-kelompok nanti ada abang-abangannya terus kami setor ke dia nanti hasilnya dibagi nggak ditentukan juga setorannya berapa yang penting sedapatnya lah bang ”