• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelembagaan Penghimpunan dan Pertukaran

Dalam dokumen ASSET-ASSET SOSIAL PADA KOMUNITAS NELAYAN (Halaman 116-122)

BAB VI BENTUK-BENTUK ASSET SOSIAL YANG DAPAT

6.2 Kelembagaan dalam Komunitas Nelayan

6.2.1 Kelembagaan Penghimpunan dan Pertukaran

Kelembagaan penghimpunan yang berkembang di Kelurahan Cilacap adalah arisan. Kelembagaan ini banyak diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini ada yang murni kegiatan arisan atau bersamaan dengan kegiatan lainnya. Pelaksanaan kegiatan arisan biasanya sekaligus digunakan untuk kegiatan rapat atau kegiatan lainnya karena kekompakan kelompok dapat terlihat melalui kegiatan arisan. Selain itu, saat kelompok arisan berkumpul sering digunakan untuk menyampaikan berbagai pengumuman dari desa maupun kecamatan.

Arisan Jumat Kliwonan biasanya murni kegiatan arisan saja, sedangkan kegiatan lainnya yang dibarengi dengan arisan adalah pengajian mingguan oleh kaum bapak-bapak atau ibu-ibu, kegiatan pertemuan dasawisma, pertemuan dharma wanita, dan rapat ke-RT-an. Mereka membentuk kelompok-kelompok arisan dari berbagai kegiatan berdasarkan kebutuhan masing-masing anggota untuk tujuan yang sama yaitu mengump ulkan uang dengan cara yang berbeda dari menabung sekaligus untuk mempererat jalinan pertemanan dalam suatu kelompok yang telah ada sebelumnya.

17

Suatu sebutan lokal untuk sistem pembelian dengan cara berhutang terhadap barang atau makanan yang sering dilakukan oleh para nelayan di Kelurahan Cilacap. Biasanya sebutan itu digunakan untuk pembelian sembako atau makanan di warung-warung yang digunakan untuk perbekalan nelayan melakukan penangkapan ikan di laut. Selain itu, nelayan juga sering makan di warung-warung dengan sistem nendo karena keterbatasan penghasilan mereka untuk mencukupi kebutuhan hidup. Mereka biasanya membayar setelah para nelayan pulang dari melaut dan telah mendapatkan upah dari bagi hasil penangkapan. Hal itu sering dilakukan oleh banyak nelayan di komunitas tersebut. Nendo mempermudah nelayan mendapatkan makanan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi makan para nelayan.

6.2.1.1 Kelompok Arisan

Kelembagaan penghimpunan yang umum dikembangkan oleh komunitas nelayan Kelurahan Cilacap adalah arisan. Kelembagaan yang melibatkan ibu-ibu dan bapak-bapak/para nelayan merupakan asset sosial yang dapat dimobilisasi menjadi asset sosial. Kelembagaan ini menghimpun uang dari individu untuk kemudian dibagikan kembali secara bergiliran. Mekanisme dalam kelembagaan ini sama seperti menabung, namun menggunakan jangka waktu yang ditentukan sesuai kesepakatan patisipan dalam kelembagaan arisan ini. Jangka waktu yang disepakati dalam pelaksanaan arisan ini biasanya ada yang seminggu sekali, sebulan sekali atau beberapa minggu sekali tergantung kebutuhan masing-masing kelompok dalam kelembagaan ini.

Arisan sebagai sebuah kegiatan rutin dapat menjadi modal masyarakat. Kegiatan ini digunakan sebagai modal sosial untuk melakukan perubahan dan proses sosial ke arah kehidupan yang lebih baik, karena dalam kegiatan ini memunculkan suatu kelompok yang terdiri dari anggota arisan dari berbagai kalangan tergantung jenis arisan yang diadakan. Mengacu pada pengertian modal sosial menurut Colletta & Cullen (2000) yaitu suatu sistem yang mengacu kepada hasil dari organisasi sosial dan ekonomi seperti kelompok-kelompok formal dan informal (formal and informal groups), maka kelompok arisan menjadi asset sosial yang dapat dimobilisasi menjadi modal sosial dalam masyarakat di dalamnya. Adanya kegiatan dalam kelembagaan ini juga dapat menumbuhkan ikatan pertalian lainnya misalnya hubungan pertemanan maupun hubungan sesama profesi nelayan dan juga hubungan kekeluargaan bagi keluarga yang mengadakan arisan keluarga.

Kelembagaan ini memiliki prosedur yang mudah dan tidak banyak persyaratan yang membebani anggotanya sehingga banyak komunitas nelayan yang berpartisipasi dalam kelembagaan ekonomi ini. Selain itu kelembagaan arisan berfungsi dalam mendukung sistem nafkah ruma htangga nelayan pada khususnya. Kelembagaan ini oleh para nelayan biasanya dilaksanakan tiap hari Jumat Kliwon pada saat para nelayan tidak melaut18. Pada saat Jumat kliwon, nelayan semua berhenti melaut sehingga saat itulah mereka dapat berkumpul bersama. Hari jumat Kliwon biasanya selalu diisi dengan melakukan kegiatan arisan atau rapat dengan sesama kelompok nelayan maupun dalam wilayah ke-RT-an.

Kegiatan arisan juga dilaksanakan pada saat pengajian bagi kelompok bapak-bapak atau bersamaan dengan kegiata n dharma wanita untuk kelompok ibu-ibu. Adanya kegiatan arisan dapat membantu rumahtangga nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Apaalagi bila seseorang yang sedang kekurangan pada masa paceklik. Perolehan uang melalui kegiatan arisan ini banyak mendapatkan dukungan dari rumahtangga nelayan. Mereka kebanyakan mengikuti kegiatan arisan sekaligus rapat pada pertemuan Jumat Kliwon, pada saat pengajian, maupun dalam rapat-rapat desa dan ke-RT-an di wilayah mereka masing-masing. Ada pula kelompok arisan yang terdiri dari keluarga-keluarga yang memiliki hubungan darah atau disebut arisan keluarga. Pelaksanaan arisan ini bisa dilaksanakan sebulan sekali, biasanya dilakukan oleh keluarga yang berada dalam satu kota atau lain kota yang tidak terlalu jauh sehingga memudahkan pertemuan.

18

Setiap Jumat Kliwon masyarakat tidak melaut karena menghormati tradisi yang merupakan warisan leluhur. Hal ini dilakukan oleh seluruh komunitas nelayan di Kelurahan Cilacap maupun nelayan pendatang.

Ada beberapa puluh arisan yang berkembang di Cilacap, terdiri dari berbagai nominal, mulai dari seribu rupiah hingga ratusan ribu. Selain itu arisan yang dilaksanakan tidak hanya penghimpunan uang saja namun ada yang berupa barang biasanya berupa sembako. Biasanya arisan berupa barang-barang sembako hanya diadakan untuk arisan ibu-ibu rumahtangga. Melalui arisan ini, para ibu rumahtangga nelayan dapat merasa lebih mudah mendapatkan keperluan memasak biasanya berupa gula, beras, tepung, minyak goreng, serta kebutuhan lainnya.

Selain arisan, komunitas nelayan juga menumbuhkan adanya kelembagaan penghimpunan tabungan. Biasanya pelaksanaan penghimpunan tabungan ini bersamaan dengan kegiatan arisan. Dalam kelompok arisan yang dilakukan oleh kelompok nelayan, kelompok pengajian, maupun kelompok dharma wanita ibu-ibu rumah tangga dalam suatu ke-RT-an, sering diadakan penghimpunan tabungan dalam bentuk simpan pinjam. Anggota dalam kelompok-kelompok tersebut menabung uang mereka dan dapat dengan mudah di ambil sewaktu-waktu maupun meminjam uang dari kas yang dimiliki oleh masing-masing kelompok tersebut. Rumahtangga nelayan dengan pemikiran mereka lebih mengacu pada kelembagaan arisan. Kebanyakan mereka lebih memilih melakukan penghimpunan uang dalam kelompok yang mereka ikuti daripada menabung pada kelembagaan ekonomi perbankan yang memberi syarat-syarat tertentu. Adanya kelembagaan arisan serta penghimpunan uang dalam bentuk tabungan pada kelompok masyarakat memudahkan mereka untuk menghimpun uang dalam jumlah sedikit-sedikit yang biasanya akan mereka gunakan pada saat menjelang Lebaran serta dapat diambil sewaktu-waktu.

Kegiatan ini memunculkan jaringan baru bagi seseorang yang tergabung di dalamnya. Dalam hubungan sesama anggota kelompok arisan, tidak jarang seseorang menjadi lebih dekat dalam hubungan lainnya. Bila memungkinkan, seseorang dapat meminjam uang kepada anggota arisan lainnya. Apabila ada seorang nelayan yang mendapat giliran memperoleh uang sedangkan ada pihak lain yang jauh lebih membutuhkan, maka biasanya orang lain tersebut dapat menghubungi seseorang yang mendapat giliran tersebut untuk meminjam dahulu uang yang diperoleh saat itu. Adanya rasa saling percaya dan mengerti kondisi anggota arisan lainnya maka uang tersebut akan diserahkan kepada yang lebih membutuhkan dalam waktu mendesak. Untuk melakukan hal tersebut, sesama anggota kelompok harus memiliki toleransi yang tinggi. Dengan adanya seseorang meminjam dahulu giliran orang lain tersebut, maka dalam kelembagaan arisan telah menumbuhkan rasa toleransi di antara anggotanya. Oleh karena itu, kegiatan arisan selain membantu rumahtangga nelayan dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka juga dapat memperluas hubungan-hubungan lainnya menjadi lebih dekat.

6.2.1.2 Kerja Bakti

Secara umum, kelembagaan tipe pertukaran gotong royong sudah jarang dilakukan oleh komunitas nelayan di Kelurahan Cilacap. Kegiatan gotong royong yang kadang masih dilaksanakan oleh warga di Kelurahan Cilacap adalah kerja bakti. Kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh warga di setiap ke-RT-an yang berbeda. Biasanya kegiatan ini berisi aktivitas membersihkan jalan maupun wilayah lain masing-masing ke-RT-an. Kebanyakan kegiatan ini dilakukan tiap Jumat Kliwon disaat para nelayan sedang tidak melaut. Namun

tidak semua an mengadakan kegiatan kerja bakti ini. Pada beberapa ke-RT-an ada yke-RT-ang ske-RT-angat jarke-RT-ang bahkke-RT-an tidak pernah mengadakke-RT-an kerja bakti. Hke-RT-anya saat menjelang Agustusan dimana banyak diadakan kegiatan-kegiatan lainnya dan biasanya hanya dilakukan oleh panitia Agustusan dan beberapa warga saja yang masih memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar mereka. Dalam kegiatan kerja bakti ini tidak semua warga desa dapat terlibat. Biasanya seseorang tidak datang pada kegiatan tersebut karena adanya kegiatan melaut sebagai mata pencaharian sehari-hari mereka. Para nelayan yang memiliki ketidakpastian nafkah dituntut untuk terus bekerja/ melaut untuk mendapatkan penghasilan yang lebih demi mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Dalam kegiatan ini, modal sosial menghambat diamika perekonomian komunitas nelayan, karena mengurangi waktu aktivitas nafkah rumahtangga nelayan. Para nelayan dalam menentukan strategi nafkahnya menggunakan rasionalitas liberalisme, yaitu mereka lebih memilih untuk beraktivitas nafkah daripada mengikuti kepentingan kolektif dalam kegiatan kerja bakti.

Untuk kegiatan gotong royong mengangkat kapal ke tepi pantai yang seharusnya dapat dilakukan secara sukarela melalui gotong royong nelayan lainnya, kini telah ada petugas sendiri yang berfungsi menurunkan dan mengangkat kapal dari dan ke laut yang disebut tagog dan mendapatkan upah 5% dari perolehan penjualan hasil laut pada satu perahu. Untuk kegiatan gotong royong membangun rumah atau lainnya sudah tidak dilakukan oleh komunitas nelayan. Rumahtangga nelayan biasanya menggunakan jasa pertukangan dengan biaya tertentu walaupun jasa tersebut diperoleh dari tetangganya sendiri yang bekerja sebagai tukang.

Oleh sebab itu, kegiatan gotong royong secara umum sudah tidak terlihat lagi pada komunitas nelayan karena kepentingan para nelayan terhadap pekerjaannya sebagai nelayan yang penuh dengan ketidakpastian serta semakin terbatasnya waktu mereka di darat karena harus sesering mungkin melaut untuk dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dan saat didarat mereka memerlukan banyak waktu istirahat. Dapat disimpulkan kelembagaan pertukaran sudah sangat sedikit dilakukan oleh komunitas nelayan di Kelurahan Cilacap sebagai konsekuensi mata pencaharian mereka sebagai nelayan yang penuh dengan ketidakpastian misalnya kegiatan penangkapan ikan di laut dengan waktu yang berbeda-beda antara nelayan satu dengan nelayan lainnya. Hal tersebut membuat para nelayan enggan untuk mengadakan kegiatan gotong royong dalam bentuk apapun secara bersama-sama.

Dalam dokumen ASSET-ASSET SOSIAL PADA KOMUNITAS NELAYAN (Halaman 116-122)