• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sedekah Laut

Dalam dokumen ASSET-ASSET SOSIAL PADA KOMUNITAS NELAYAN (Halaman 130-134)

BAB VI BENTUK-BENTUK ASSET SOSIAL YANG DAPAT

6.2 Kelembagaan dalam Komunitas Nelayan

6.2.4 Kelembagaan Sosial Lainnya

6.2.4.1 Sedekah Laut

Hampir sama dengan komunitas pesisir pantai selatan lainnya, maka mitos ratu selatan juga berkembang di komunitas nelayan Cilacap. Kepercayaan ini membuat mereka harus melakukan beberapa ritual untuk mensyukuri dan meminta keselamatan dalam melakukan penangkapan ikan. Selain itu, juga terdapat pantangan yang harus mereka lakukan supaya mereka tetap selamat dan terhindar dari kemarahan ratu selatan.

Sedekah laut adalah kegiatan masyarakat yang dilakukan secara turun menurun dilakukan warga Cilacap sebagai ungkapan syukur atas pemberian hasil laut sebagai sumber mata pencaharian mereka. Tradisi syukuran dengan ritual ini dilakukan nelayan Cilacap secara rutin. Umumnya mereka menyelenggarakan ritual sedekah laut setahun sekali. Upacara ini dilakukan setiap tanggal 1 Sura atau 1 Muharram di tepi pantai Pandanarang. Kegiatan ini diikuti oleh sebagian besar masyarakat Cilacap. Khususnya para nelayan yang tergabung dalam kelompok-kelompok nelayan besar maupun kecil. Setiap kelompok nelayan mengirimkan beberapa sesajen19, kemenyan, kepala kerbau dan beberapa

makanan lainnya yang digunakan untuk persembahan kepada penguasa pantai selatan. Setiap kelompok nelayan memiliki kas kelompok yang dihimpun dan khusus digunakan untuk pengadaan kegiatan sedekah laut ini. Sesajen tersebut dikumpulkan untuk kemudian dilarungkan bersama ke Pantai Pandanarang. Menurut kepercayaan masyarakat, penguasa/ penunggu pantai selatan itu harus di junjung agar tidak menimbulkan kemarahan. Oleh karena itu, perlu diadakan upacara khusus untuk menghormati dan sebagai bentuk rasa terima

19

Seperangkat sajian makanan sebagai persembahan dalam upacara Sedekah Laut yang ditujukan untuk penguasa Pantai Selatan. Makanan tersebut kemudian dihanyutkan atau dilarungkan ke laut bersama kepala kerbau yang diharapkan dapat diterima baik oleh Penguasa/Penunggu Pantai sehingga akan selalu di beri limpahan hasil laut serta di jaga keselamatannya selama melaut di laut lepas.

kasih karena telah diberi limpahan hasil laut serta menjadi penjaga laut selatan dan memberi keselamatan dalam aktivitas melaut. Hal tersebut telah menjadi kepercayaan turun temurun di komunitas nelayan pantai selatan.

Selain dilaksanakan bersama dengan melarungkan sesajen dan persembahan lainnya, kegiatan ini juga dilakukan di rumah-rumah nelayan.

Selametan20 diadakan di rumah-rumah nelayan terutama oleh seorang majikan yang memiliki kapal sebagai mata pencaharian mereka. Mereka biasa membuat

selametan sendiri dengan membuat sesajen yang digunakan dalam ritual

pembacaan doa mohon keselamatan dan sebagai ucap syukur. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan yang orang tua atau pendahulu me reka lakukan. Dengan mengadakan ritual sendiri di rumah, mereka dapat berdoa lebih khusus dan hal tersebut merupakan bentuk penghormatan yang benar-benar harus mereka lakukan karena telah tertanam sebagai bentuk keyakinan. Hal tersebut seperti pernyataan Bapak Ms sebagai berikut :

“Kalau sedang tanggal 1 sasi Sura, kebanyakan tiap rumah juga selamatan sendiri...biasanya ya membuat sesajen untuk di dalam rumah... hal itu terutama dilakukan oleh para juragan apalagi bagi para nelayan yang mempunyai kapal atau perahu banyak. Mereka melakukan doa khusus secara pribadi untuk memohon keselamatan dan mohon diberi hasil tangkapan yang melimpah di waktu kemudian.” (diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia)

Kepercayaan animisme yang ditunjukkan melalui kegiatan ini menimbulkan perdebatan dengan ulama yang menganggap ritual ini sebagai syirik. Ritual ini mengalami sedikit perubahan fungsi karena juga digunakan sebagai daya tarik bagi wisatawan. Hal tersebut dilakukan dengan sebelumnya diadakan arak-arakan terhadap persembahan tersebut keliling kota Cilacap. Bertambahnya kehadiran wisatawan ini memberikan tambahan nafkah bagi

20

Ritual yang dilaksanakan dalam rangka mengucap syukur atas limpahan hasil laut serta keselamatan kepada sesuatu yang diyakini dengan pembuatan beberapa macam makanan, sesajen serta persembahan lainnya.

rumahtangga nelayan dan bakul ikan di sekitar Pantai Pandanarang pada khususnya. Biasanya saat pengunjung ramai, nelayan menyewakan perahu kepada wisatawan untuk melihat-lihat wilayah di sekitar pantai maupun melihat Pulau Nusakambangan. Beberapa nelayan sebenarnya percaya bahwa Tuhan yang menentukkan nasib seseorang baik dalam hal keselamatan maupun rejeki dalam perolehan ikan di laut. Namun mereka masih merasa harus menghormati budaya peninggalan nenek moyang serta adanya keyakinan terhadap penjaga pantai selatan yang seakan-akan sudah masuk dalam jiwa mereka. Mereka mempercayai segala sesuatu ditentukkan oleh Allah, akan tetapi mereka juga secara sadar maupun tidak sadar mempercayai adanya penjaga pantai selatan yang harus dihormati dan diberi beberapa perlakuan tertentu.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh warga dikawasan pantai selatan, terutama oleh nelayan dan warga di Kelurahan Cilacap juga diisi dengan acara makan bersama terhadap makanan yang di suguhkan. Selain makanan dan kepala kerbau yang dilarungkan ke laut, disediakan pula makanan bagi para peserta Sedekah Laut ini. Setiap kelompok nelayan mengadakan acara makan bersama yang dilaksanakan di tempat-tempat yang telah ditentukan. Misalnya kelompok nelayan pandanarang biasa melakukan kegiatan tersebut di tempat pelelangan ikan Pandanarang. Dalam acara tersebut diisi dengan doa bersama dan makan bersama tanpa memandang siapa yang menjadi majikan maupun pandega dalam aktivitas keseharian penangkapan ikan. Kesetaraan dan kegembiraan muncul dalam kegiatan yang selalu ditunggu-tunggu oleh para nelayan.

Adanya kegiatan ini memunculkan solidaritas yang tinggi di antara nelayan dari strata yang berbeda. Mereka makan makanan dengan kondisi yang sama dalam hal lauk maupun tempat makannya. Kegiatan ini juga mempererat hubungan yang terjalin antar sesama nelayan terutama dalam satu kelompok nelayan. Mereka satu sama lain saling menghargai dan bersama-sama melakukan ritual demi kepentingan bersama pula. Kebersamaan tersebut memunculkan rasa bahagia tersendiri dalam diri para nelayan. Semua makan dengan perasaan yang sama karena telah menjalankan ritual yang bagi mereka sangat penting. Seakan-akan tugas mereka yang menjadi tanggung jawab bersama untuk tahun ini telah terlaksana dengan baik dan memberikan kebahagiaan bersama.

Dalam dokumen ASSET-ASSET SOSIAL PADA KOMUNITAS NELAYAN (Halaman 130-134)