• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala dan Usulan Pembenahan 4.1 SUBDIREKTORAT TATA RUANG

Dalam dokumen Memori Akhir Jabatan Direktur Tata Ruang (Halaman 137-142)

4.1.1. KENDALA

Secara umum, permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan penataan ruang adalah: 1) Belum ditetapkannya seluruh peraturan perundangan pelaksanaan UU 26/2007;

2) Belum disusunnya peraturan tentang pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang se-

bagai acuan pelaksanaan RTRW;

3) Perlu ditingkatkannya kualitas sumberdaya manusia di bidang penataan ruang di pusat dan daerah;

4) Perlu ditingkatkannya kualitas dalam penyelenggaraan penataan ruang, agar penataan ruang dapat diacu dan leading sebagai acuan pembangunan sektor;

5) Perlu dimantapkannya kelembagaan penataan ruang yang diharapkan dapat menyerasikan rencana pembangunan dengan RTR;

6) Belum memadainya perangkat pengendalian pemanfaatan ruang antara lain jumlah ppns yang belum mencukupi.

4.1.2. USULAN PEMBENAHAN

Berdasarkan kendala tersebut, usulan pembenahan yang akan dilakukan adalah:

1) Menyelesaikan dan melengkapi Peraturan Operasionalisasi amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri berupa Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang penataan ruang untuk mendukung implementasi penataan ruang di lapangan.

2) Melakukan Review RTRWN dan Peraturan Presiden Tentang Rencana Tata Ruang Pulau/Kepu-

lauan, Kawasan Strategis Nasional, serta Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota beserta ren-

cana rincinya sesuai dengan amanat Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, serta Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pena-

taan Ruang.

3) Mewujudkan dan mengoperasionalisasikan RTR PULAU/KEPULAUAN/KSN melalui penyusunan dan implementasi program terpadu yang diikuti dengan pengendalian pemanfaatan ruang serta monitoring pelanggaran pemanfaatan ruang.

4) Melakukan Pembinaan Penataan Ruang, khususnya dalam rangka Peningkatan Kapasitas Kelembagaan serta peningkatan kemampuan aparat perencana maupun pelaksana pengen-

dalian pemanfaatan ruang, baik di tingkat pusat maupun di daerah, untuk menjamin pelak- sanaaan RTR yang semakin berkualitas serta dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang

yang efektif.

5) Meningkatkan Kualitas Penataan Ruang Perkotaan Dan Perdesaan sehingga dapat mewujukan keseimbangan pembangunan dan mengurangi kesenjangan diatara keduanya.

6) Meningkatkan Kualitas Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang terutama melalui dukungan sistem informasi dan monitoring penataan ruang di daerah untuk mengu-

rangi terjadinya konflik pemanfaatan ruang antar sektor, antar wilayah dan antar pemangku

KENDALA DAN

kepentingan, serta melakukan pengawasan penyelenggaraan penataan ruang baik di tingkat pusat dan daerah dalam rangka menjamin kesesuaian antara rencana tata ruang dan imple-

mentasinya.

4.2. SUBDIREKTORAT PERTANAHAN

4.2.1. KENDALA

1. Adanya perubahan struktur dan nomenklatur di Kementerian/Lembaga sehingga mempenga-

ruhi koordinasi yang dilakukan.

2. Pencairan DIPA Kementerian ATR/BPN yang belum dapat dilakukan sehingga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan Tahun 2015.

4.2.2. USULAN PEMBENAHAN

1. Percepatan penetapan struktur dan nomenklatur K/L termasuk Kementerian ATR/BPN. 2. Perlunya pembahasan dengan Kementerian ATR/BPN dan Kementerian Keuangan terkait pen-

cairan DIPA yang belum dapat dilakukan sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.

4.3. SUBDIREKTORAT INFORMASI DAN SOSIALISASI

4.3.1. KENDALA

Hal-hal yang terkait dengan kendala yang dihadapi Subdirektorat Infosos sebagai berikut:

1. Terkait dengan kegiatan koordinasi dalam hal pengumpulan data/informasi/materi/bahan un-

tuk penyusunan Buletin dan Newsletter dari para narasumber sebagai penulis, sering terlam-

bat dan terkadang tidak ada feedback.

2. Masih kurangnya kesadaran dan kurangnya partisipatif pimpinan dan staf direktorat lain di lingkungan kedeputian regional dalam mengetahui dan memahami pembentukan Knowledge Management Kedeputian.

3. Masih banyak laporan kegiatan yang menjadi input berita di media online yang tidak disertai dokumentasi foto sehingga kurang optimalnya dalam menampilkan informasi tersebut. 4. Masih terbatasnya waktu dan tenaga (staf) dalam menangani kegiatan publikasi di media on-

line seperti portal, newsletter.

4.3.2. USULAN PEMBENAHAN

1. Meningkatkan koordinasi lebih intensif dengan pihak terkait (mitra kerja) bidang informasi dan sosialisasi dalam menyusun Buletin dan Newsletter sehingga meningkatkan kualitas komuni-

2. Melakukan pertemuan yang intensif dalam forum koordinasi guna memberikan pemahaman mengenai sharing knowledge bidang regional dan otonomi daerah sehingga menjadi kesepa-

katan bersama untuk mengembangkan Knowledge Management lingkup Kedeputian Regional. 3. Diperlukan kesadaran dalam menyusun laporan untuk melampirkan gambar/foto kegiatan

yang dilaksanakan

4. Diperlukan kerjasama antar subdirektorat dan pembentukan struktur redaksi/pengurus portal TRP.

4.4. SEKRETARIAT BKPRN

4.4.1. KENDALA

Selama pelaksanaan kegiatan, terdapat beberapa kendala utama yang cukup menghambat, di-

antaranya:

1. Dalam pelaksanaan kegiatan Sekretariat BKPRN sering dialami kesulitan koordinasi antara Menteri PPN/Kepala Bappenas selaku Sekretaris BKPRN dengan Menko Perekonomian selaku Ketua BKPRN. Sebagai contohnya dalam hal koordinasi penyampaian Laporan Kegiatan BKPRN yang telah disusun oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas dan disampaikan kepada Menko Per-

ekonomian. Dari 7 (tujuh) Laporan Kegiatan yang telah disampaikan dari tahun 2013-2014, hanya 2 (dua) Laporan Kegiatan BKPRN yang disampaikan Menko Perekonomian kepada Pre- siden RI.

2. Proses pelaksanaan fasilitasi koordinasi penataan ruang lintas sektor cukup panjang dan me- makan waktu karena dihadapakan pada kendala masih banyaknya peraturan perundang-un-

dangan sektoral yang tidak selaras. Karena itu, saat isu penataan ruang lintas sektor dibahas dalam forum BKPRN kerap kali tidak dapat dicapai keputusan untuk penyelesaiannya. Semen-

tara itu, untuk koordinasi penataan ruang di tingkat yang lebih tinggi (Sidang Menteri) sulit me-

nentukan jadwal yang disepakati oleh para menteri anggota BKPRN dan tidak ke 14 pimpinan K/L anggota BKPRN hadir dalam sidang BKPRN.

3. Perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kepemimpinan (SOTK) di beberapa K/L anggota

BKPRN yang menyebabkan tertundanya pelaksanaan beberapa Agenda Kerja BKPRN Tahun

2014-2015 yang telah ditargetkan untuk selesai pada Tahun 2015 sehingga perlu diangkat kembali di Agenda Kerja BKPRN Tahun 2016-2017.

4. Proses konfirmasi kemajuan pelaksanaan Agenda Kerja BKPRN untuk penyusunan Laporan Kegiatan BKPRN per semester memakan waktu yang cukup lama karena tidak semua K/L me-

nyampaikan kemajuan pelaksanaan kegiatan secara cepat.

5. Proses pengembangan dan implementasi dari e-BKPRN yang terhambat dikarenakan ada pe-

rubahan SOTK pada Kementerian/Lembaga anggota BKPRN.

4.4.2. USULAN PEMBENAHAN

Sebagai solusi pembenahan, Sekretariat BKPRN telah melakukan review kelembagaan BKPRN de-

hatikan lingkungan strategis serta sisi efektivitas dan efisiensi pengambilan keputusan, Bappenas memandang struktur ramping lebih relevan/kontekstual.

Sebagai antisipasi kebutuhan keterlibatan K/L lain (non anggota) dapat diakomodasi melalui pen-

cantuman klausul “Dalam melaksanakan tugasnya, BKPRN dapat melibatkan Menteri, Kepala Lem-

baga Pemerintah Non Departemen, Kepala Daerah, Pimpinan Lembaga dan/atau pihak lain terkait yang dipandang perlu.” (sebagaimana dimuat dalam Pasal 8 Keppres No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN).

4.5. SEKRETARIAT RAN

Kendala dan Usulan Pembenahan yang perlu dilakukan oleh kegiatan dari Reforma Agraria Na- sional adalah sebagai berikut:

4.5.1. KENDALA

1. Belum terbentuknya Sekretariat Reforma Agraria di Kementerian ATR/BPN.

2. Koordinasi yang belum kuat antara Kanwil dan Kantah BPN dengan Bappeda dan Dinas Provinsi terkait pelaksanaan reforma agraria

4.5.2. USULAN PEMBENAHAN

1. Perlunya dibentuk Sekretariat Reforma Agraria di Kementerian ATR/BPN untuk melakukan koordinasi lokasi antara kegiatan sertipikasi tanah dengan pemberdayaan masyarakat serta kegiatan lain yang lebih teknis.

2. Perlunya sosialisasi secara masif dan sistematis mengenai pelaksanaan reforma agraria kepada K/L dan Pemda yang memiliki program pemberdayaan masyarakat serta kepada Kanwil dan

Dalam dokumen Memori Akhir Jabatan Direktur Tata Ruang (Halaman 137-142)