• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memori Akhir Jabatan Direktur Tata Ruang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Memori Akhir Jabatan Direktur Tata Ruang"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Bismillahirrohmaanirrohiim

Assalamu’alaikum warokhmatulloohi Wa Barakaatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan kemurahan dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas sebagai Direktur Tata Ruang dan Pertanahan masa

bakti September 2013 – Oktober 2015.

Di Akhir masa tugas, sudah menjadi suatu kebiasaan untuk menyusun dokumen laporan pelaksa

-naan kegiatan yang dikenal dengan Memori Akhir Jabatan (MAJ). Laporan ini menyajikan data dan informasi tentang pencapaian kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan berdasarkan Rencana Kerja dan Evaluasi program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing Sub Direktorat ya-itu Sub Direktorat Tata Ruang, Sub Direktorat Pertanahan, Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi, Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN), dan Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN) selama 2013 -2015. Selain itu juga disajikan pula beberapa usulan dan rekomendasi perbaikan yang masih perlu menjadi perhatian guna mencapai tujuan dan sasaran Tahun 2015. MAJ ini juga dilengkapi dengan pencapaian diluar rencana kerja yang tercantum dalam laporan bulanan, triwulanan, tahunan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2013 – 2014.

Saya menyadari bahwa selama bertugas sebagai Direktur Tata Ruang dan Pertanahan,

ba-nyak kekhilafan dalam bentuk ucapan maupun tindakan, yang telah saya lakukan baik yang di- sengaja maupun tidak. Untuk itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan permohonan maaf yang setulusnya.

Pencapaian Kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sampai saat ini tidak terlepas dari du

-kungan baik dari internal maupun eksternal. Tidak berlebihan kiranya jika ucapan terimakasih dan penghargaan saya sampaikan kepada pimpinan, kolega, staf maupun mitra kerja. Semoga kerjasama ini tetap dapat terjalin.

Akhir kata dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT, saya berharap agar Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ke depan dapat menjadi lebih baik dan profesional dalam melaksanakan tugasnya mendukung Kementerian Perencanaan Pembangunan nasional/Bappenas untuk mewu

-judkan lembaga perencanaan yang berperan aktif dalam mengkomunikasikan produk-produk perencanaan kepada para stakeholders serta mampu memberikan policy advice yang berkualitas kepada Presiden, DPR dan stakeholders.

Wassalamu’alaikum Warochmatulloohi Wa Barokaatuh

Jakarta, November 2015

(4)
(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

1. Profil Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ___________________________________ 1 1.1 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam Lingkup Kedeputian Pengembangan

Regional dan Otonomi Daerah _____________________________________________ 1 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ___________________ 1 1.2.1. Sub Direktorat Tata Ruang ______________________________________________ 2 1.2.2. Sub Direktorat Pertanahan ______________________________________________ 3 1.2.3. Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi ___________________________________ 3 1.2.4. Sekretariat BKPRN _____________________________________________________ 4 1.2.5. Sekretariat RAN _______________________________________________________ 4 1.3 Indikator Kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ________________________ 5 1.4 Struktur Organisasi ______________________________________________________ 6

(6)

2.4.2. Rencana Kerja BKPRN Tahun 2014 ________________________________________ 53 2.4.3. Highlight Pencapaian BKPRN TAHUN 2013 _________________________________ 54 2.4.4. Highlight Pencapaian BKPRN TAHUN 2014 _________________________________ 58 2.4.5. Rekomendasi Rencana Kerja BKPRN TAHUN 2013 – 2014 ______________________ 60 2.5. SEKRETARIAT REFORMA AGRARIA NASIONAL (RAN) ___________________________ 62 2.5.1. Rencana Kerja Reforma Agraria Nasional (RAN) Tahun 2013 ___________________ 63 2.5.2. Rencana Kerja Reforma Agraria Nasional Tahun 2014_________________________ 65 2.5.3. Highlight Pencapaian Kegiatan Reforma Agraria Nasional Tahun 2013 ___________ 68 2.5.4. Highlight Pencapaian Kegiatan Reforma Agraria Nasional Tahun 2014 __________ 70 2.5.5. Rekomendasi Rencana _________________________________________________ 72 2.6. SEKRETARIATAN DIREKTORAT TRP __________________________________________ 72 2.6.1. Evaluasi _____________________________________________________________ 77 2.6.2. Rekomendasi ________________________________________________________ 77 2.7. Anggaran Direktorat Tata Ruang Dan Pertanahan ______________________________ 78 2.7.1. Pencapaian Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2013 - 2014 __ 78 2.7.2. Gambaran Anggaran Direktorat TRP Tahun Anggaran 2015 ____________________ 80 2.7.3. Evaluasi _____________________________________________________________ 81 2.7.4. Rekomendasi _________________________________________________________ 83 2.8. Pencapaian dan Evaluasi Umum Rencana Kerja Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan 2014 ________________________________________________________ 83

3. Rencana Kerja 2015 _______________________________________________________ 89 3.1. SUBDIREKTORAT TATA RUANG _____________________________________________ 89 3.1.1. Rencana Kerja 2015 ____________________________________________________ 89 3.1.2. Capaian Januari – September 2015 _______________________________________ 89 3.1.3. Highlight Rencana Kerja November – Desember 2015 ________________________ 92 3.2. SUBDIREKTORAT PERTANAHAN ____________________________________________ 92 3.2.1. Rencana Kerja 2015 ____________________________________________________ 92 3.2.2. Capaian Januari – September 2015 _______________________________________ 93 3.2.3. Highlight Rencana Kerja November – Desember 2015 ________________________ 99 3.3. SUBDIREKTORAT INFORMASI DAN SOSIALISASI ________________________________ 100

(7)

3.4.1. Rencana Kerja 2015 ____________________________________________________ 106 3.4.2. Capaian Januari – Oktober 2015 __________________________________________ 106 3.4.3. Highlight Rencana Kerja November – Desember 2015 ________________________ 114 3.5. SEKRETARIAT RAN ________________________________________________________ 116 3.5.1. Rencana Kerja 2015 ____________________________________________________ 116 3.5.2. Highlight Rencana Kerja November – Desember 2015 ________________________ 121 3.6. ANGGARAN Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2015___________________ 122 3.6.1. Capaian realisasi anggaran Direktorat TRP Januari – Mei 2015 _________________ 122

(8)
(9)

PROFIL

DIREKTORAT

TATA RUANG

(10)
(11)

Profil Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

1.1 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam Lingkup Kedeputian

Pengem-bangan Regional dan Otonomi Daerah

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam melaksanakan tugas dan fungsi mempunyai 8 (delapan) Kedeputian. Salah satunya adalah Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah. Deputi Bidang Pengembang-an Regional dPengembang-an Otonomi Daerah mempunyai tugas melaksPengembang-anakPengembang-an perumusPengembang-an kebijakPengembang-an dPengembang-an pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang pengembangan regional dan otonomi daerah. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan pembangunan nasional di bidang kewilayahan, oto- nomi daerah, perekonomian daerah, serta perkotaan, tata ruang dan pertanahan;

b. Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di bidang kewilayahan, otonomi daerah, perekonomian daerah, serta perkotaan, tata ruang dan pertanahan;

c. Perumusan kebijakan perencanaan pembangunan nasional di bidang kewilayahan, otonomi daerah, perekonomian daerah, serta perkotaan, tata ruang dan pertanahan;

d. Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan perencnaan pembangun-an nasional di bidpembangun-ang kewilayahpembangun-an, otonomi daerah, perekonomipembangun-an daerah, serta perkotapembangun-an, tata ruang dan pertanahan;

e. Pelaksanaan hubungan kerja di bidang kewilayahan, otonomi daerah, perekonomian daerah, serta perkotaan, tata ruang dan pertanahan; dan

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas sesuai dengan bidangnya.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Ins-tansi Pemerintah, Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, Kementerian PPN/Bappenas, diamanatkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam menyusun dan mengelola perencanan pembangunan Bidang Pengembangan Re

-gional dan Otonomi Daerah berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PPN/Bappenas Tahun 2010 – 2014.

Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah terbagi menjadi 5 (lima) direktorat, sesuai dengan bidang yang ditangani. Salah satu bidang ditangani adalah bidang Tata Ruang dan Pertanahan. Dengan adanya Bidang tata ru

-ang dan pertanahan ini diharapkan terjadinya sinergi berbagai bentuk keterkaitan (linkages) baik keterkaitan spasial, keterkaitan sektoral dan keterkaitan institusional di pusat dan daerah.

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

Secara singkat uraian tugas pokok dan fungsi Unit Kerja Eselon II Direktorat Tata Ruang dan Per

-PROFIL DIREKTORAT

(12)

tanahan yang berada di Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, ber

-dasarkan Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas No 5/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara PPN/Bappenas adalah melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koor

-dinasi, sinkronisasi pelaksanaan penyusunan dan evaluasi perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang dan pertanahan serta pemantauan dan penilaian atas pelaksanaannya (Pasal 437).

Sementara dalam menyelenggarakan fungsinya, Direktorat mempunyai fungsi sesuai dengan Pasal 438, sebagai berikut:

a. penyiapan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang dan pertanahan;

b. sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan nasional di bi

-dang tata ruang, dan pertanahan;

c. pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional dan rencana pendanaannya di bi

-dang tata ruang dan pertanahan dalam jangka panjang, menengah, dan tahunan;

d. pengkajian kebijakan perencanaan pembangunan nasional dibidang tata ruang dan pertanahan; e. pemantauan, evaluasi dan penilaian kinerja pelaksanaan rencana pembangunan nasional di

bidang tata ruang dan pertanahan;

f. penyusunan rencana kerja pelaksanaan tugas dan fungsinya serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaannya; dan

g. melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan pejabat fungsional perencana di ling- kungan direktoratnya.

Pelaksanaan tugas direktorat, terbagi menjadi 3 (tiga) Sub Direktorat, yaitu Sub Direktorat Tata Ruang, Sub Direktorat Pertanahan, dan Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi Tata Ruang dan Pertanahan. Selain tugas dan fungsi tersebut, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan juga melak

-sanakan penugasan khusus untuk unit kerja Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasi

-onal (BKPRN) serta Sekretariat Reforma Agraria Nasi-onal (RAN).

1.2.1. Sub Direktorat Tata Ruang

Sub Direktorat Tata Ruang memiliki tugas melaksanakan pengkajian kebijakan dan penyiapan pe

-nyusunan rencana pembangunan nasional di bidang tata ruang serta melaksanakan pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaanya. Dalam melaksanakan tugas, Sub Direktorat Tata Ruang menyelenggarakan fungsi:

a. Pengkajian kebijakan dan peraturan di bidang tata ruang;

b. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang;

(13)

e. Pelaksanaan inventarisasi dan analisis berbagai kebijakan dan informasi yang berkaitan dengan penyiapan rencana pendanaan pembangunan di bidang tata ruang;

f. Pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaan rencana, kebijakan, dan program-program pembangunan di bidang tata ruang.

1.2.2. Sub Direktorat Pertanahan

Sub Direktorat Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian kebijakan dan penyiapan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang pertanahan serta melaksanakan peman

-tauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaannya. Dalam melaksanakan tugas ter- sebut, Sub Direktorat Pertanahan menyelenggarakan fungsi:

a. Pengkajian kebijakan dan peraturan di bidang pertanahan;

b. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di bidang per- tanahan;

c. Penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang pertanahan; d. Penyusunan rencana pendanaan pembangunan di bidang pertanahan;

e. Pelaksanaan inventarisasi dan analisis berbagai kebijakan dan informasi yang berkaitan dengan penyiapan rencana pendanaan pembangunan di bidang pertanahan;

f. pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaan rencana, kebijakan, dan program-program pembangunan di bidang pertanahan.

1.2.3. Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi

Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi Tata Ruang dan Pertanahan memiliki tugas mengum

-pulkan data dan informasi tata ruang dan pertanahan, melaksanakan inventarisasi kebijakan di bidang tata ruang dan pertanahan serta melakukan sosisalisasi dalam pelaksanaannya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi Tata Ruang dan Pertanahan menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan sosialisasi hasil pengkajian kebijakan di bidang tata ruang dan pertanahan; b. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di bidang infor

-masi tata ruang dan pertanahan;

c. Penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang informasi tata ruang dan pertanahan; d. Penyusunan rencana pendanaan pembangunan di bidang informasi tata ruang dan pertanahan; e. Pelaksanaan inventarisasi dan analisis berbagai kebijakan dan informasi yang berkaitan dengan

penyiapan rencana pendanaan pembangunan di bidang informasi tata ruang dan pertanahan;

dan

(14)

1.2.4. Sekretariat BKPRN

Sekretariat BKPRN merupakan salah satu unit kerja di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan yang menjalankan penugasan khusus. Dalam hal ini Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/Kepala Bappenas) berkeduduk-an sebagai Sekretaris merberkeduduk-angkap Anggota BKPRN yberkeduduk-ang bertugas memberikberkeduduk-an dukungberkeduduk-an kesekre

-tariatan dalam pelaksanaan tugas-tugas BKPRN (Permenko No. PER-02/M.EKON/10/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKPRN Pasal 2 Ayat (4)). Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) dibentuk sebagai respon atas kebutuhan berbagai instansi pemerintah dalam menangani isu-isu penataan ruang bagi kepentingan pembangunan yang terkoordinasi.

Pelaksanaan Menteri PPN/Kepala Bappenas sebagai Sekretaris BKPRN dibantu oleh Sekretariat BKPRN yang dikoordinasikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah sebagai Penanggung Jawab Sekretariat BKPRN, sedangkan pelaksanaan harian Sekretariat BKPRN diketuai oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan. Tugas Sekretariat BKPRN, antara lain sebagai berikut.

a. Menyusun jadwal dan rencana kerja tahun BKPRN berdasarkan hasil Sidang BKPRN; b. Menyusun agenda dan menyiapkan bahan Sidang BKPRN;

c. Mengumpulkan dan mengolah bahan, data dan informasi untuk mendukung pelaksanaan tu

-gas-tugas BKRPN;

d. Memfasilitasi pelaksanaan koordinasi yang dilakukan oleh Ketua BKPRN (Menko Perekonomi

-an), Wakil Ketua I (Menteri Pekerjaan Umum) dan Wakil Ketua II (Menteri Dalam Negeri); e. Menyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang nasional untuk disampaikan oleh

Ketua BKPRN kepada Presiden RI;

f. Mendistribusikan hasil-hasil Sidang BKPRN kepada seluruh Anggota BKPRN dan pihak terkait; g. Melaksanakan fungsi administratif dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas

BKPRN;

h. Menyusun jadwal dan rencana kerja kegiatan Sekretariat BKPRN;

i. Menyusun laporan tentang pelaksanaan tugas Sekretariat BKPRN dan menyampaikannya kepada Ketua BKPRN;

j. Melakukan kegiatan kehumasan, dokumentasi dan pengelolaan sistem informasi.

1.2.5. Sekretariat RAN

Pembentukan Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional bertujuan untuk melakukan koordinasi dan penyusunan kebijakan serta rencana program dan kegiatan dalam mengawal pelaksanaan Reforma Agraria di Indonesia. Adapun tujuan khusus pembentukan Tim Koordinasi Strategis RAN, antara lain:

(15)

b. Melaksanakan koordinasi penyusunan rencana, program dan kegiatan (RPK) terkait reforma agraria nasional serta pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan RPK tersebut;

Melaksanakan diseminasi kebijakan pertanahan, membangun konsensus, dan mendapatkan du

-kungan komitmen dari pelaku terkait pelaksanaan reforma agraria.

1.3 Indikator Kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kedeputian Bidang Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah Tahun 2010-2014 tujuan pelaksanaan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Tahun 2014 adalah: Terwujudnya rencana pembangunan nasional (RPJMN dan RKP) yang berkualitas. Tujuan tersebut kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam sasa

-ran strategis dan indikator kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Uraian mengenai sasa

-ran, indikator, serta target-target kinerja tersebut dapat dilihat secara lengkap pada tabel berikut:

Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Bidang Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2014

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Kegiatan Target 1. Tercapainya peren

-rancangan RKA K/L 2015

dengan target dan sasaran

RKP 2015

(16)

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Kegiatan Target

rencana 6. Persentase program atau

kegiatan di dalam RKP

Sumber: Rencana Strategis Deputi Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah 2010-2014

1.4 Struktur Organisasi

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian PPN/Bappenas terdiri dari Direktur, Sub Di

-rektorat Tata Ruang, Sub Di-rektorat Pertanahan, dan Sub Di-rektorat Informasi Sosialisasi Tata Ru

-ang Pertanahan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, peran para Fungsional Perencana Per -tama, Muda, dan Madya yang ada sangat membantu dalam penyelesaian tugas terkait bidang tata

ruang dan pertanahan serta pengelolaan sistem informasi sosialisasi tata ruang dan pertanahan.

(17)
(18)
(19)

REALISASI DAN EVALUASI

PELAKSANAAN

RENCANA KERJA

DIREKTORAT TATA RUANG

DAN PERTANAHAN

(20)
(21)

Realisasi dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja

2.1. SUB DIREKTORAT TATA RUANG

2.1.1. Rencana Kerja Sub Direktorat Tata Ruang Tahun 2013

Berdasarkan Peraturan Menteri PPN No.5/MPPN/09/07, Sub Direktorat Tata Ruang TRP mempu-nyai tugas melaksanakan pengkajian kebijakan dan penyiapan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang tata ruang serta melaksanakan pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaannya. Rencana kerja Sub Direktorat Tata Ruang tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan Kajian Arah Kebijakan Penataan Ruang Nasional 2015–2019;

2) Merumuskan Isu Strategi Kebijakan dan Sasaran Penataan Ruang Wilayah Nasional dalam Pe

-nyelenggaraan Penataan Ruang dan Reforma Agraria;

3) Melakukan Identifikasi Kinerja Pelaksanaan Prioritas Nasional dalam Penyelenggaraan Pena

-taan Ruang dan Reforma Agraria;

4) Melaksanakan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Penyelenggaraan Penataan Ruang untuk Input Penyusunan RPJMN 2015-2019;

5) Koordinasi Strategis Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN); 6) Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional (RAN).

Berdasarkan rencana kerja di atas, capaian untuk Sub Direktorat Tata Ruang terdiri atas:

1) Capaian kegiatan Sub Direktorat Tata Ruang pada RPJMN 2010-2014: (a) Ditetapkannya bebe-rapa peraturan pelaksanaan amanat UU No. 26/2007 Tentang PP No. 15/2010 Tentang Penye-lenggaraan Penataan Ruang, PP No. 68 /2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang, dan PP No. 8/2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang; (b) Tersusunnya Peraturan Presiden untuk Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan RTR Pulau yang sejalan dengan enam koridor ekonomi prioritas, yang hingga akhir tahun 2013 telah ditetapkan 4 (empat) Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau (Jawa-Bali, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan) serta 4 (empat) RTR KSN (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro), Makassar-Maros-Sungguminasa-Takalar (Mamminasata), Batam-Bintan-Karimun (BBK), dan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan (Sarbagita)); dan (c) Terselesaikannya Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) dan Kab/Kota yang hingga saat ini mencapai 18 RTRWP, 260 RTRW Kabupaten dan 70 RTRW Kota.

2) Capaian kegiatan utama Sub Direktorat Tata Ruang terkait tugas dan fungsi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan yang telah dilaksanakan pada Tahun 2013 adalah: (a) Tersusunnya background study RPJMN 2015–2019 bidang Tata Ruang; (b) Terlaksananya koordinasi penyu

-sunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014 dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Kementerian Dalam Negeri menghasilkan Peraturan Presiden No. 39/2013 Tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014; dan (c) Terlaksananya pemantauan RKP 2013 bidang tata ruang dan evaluasi RKP 2012 bidang tata ruang.

REALISASI DAN EVALUASI

(22)

2.1.2. Rencana Kerja Sub Direktorat Tata Ruang Tahun 2014

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Sub Direktorat Tata Ruang yang telah ditetapkan, rencana kerja Subdit Tata Ruang Tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1) FGD RPJMN dengan mitra K/L ter

-kait; 2) Penulisan RT RPJMN 2015-2019; 3) Workshop RPJMN 2015-2019; 4) Penyusunan RKP; 5) Pemantauan dan Evaluasi; 6) FGD Evaluasi RPJMN II; 7) Penyusunan Lampiran Pidato Presiden; 8) Penyusunan Pedoman Sinkronisasi RTR dengan RP; 9) Penyusunan Profil Penataan Ruang Daerah; 10) Penyusunan Konsep Pembinaan BKPRD; 10) Penyusunan Masukan PK PP RTRWN; 11) Penyu

-sunan Masukan Revisi Perpres No. 54/.2008 Tentang Jabodetabekpunjur.

2.1.3. Highlight Pencapaian Subdirektorat Tata Ruang Tahun 2013

1) Penetapan Prioritas dan Rancangan Awal RKP 2014 Sub Direktorat Tata Ruang

Penyusunan RKP 2014 dimulai dengan penyusunan rancangan awal RKP 2014 pada bulan Januari 2013. Output yang diharapkan dari pelaksanaan koordinasi ini adalah tersusunnya program mau

-pun kegiatan prioritas bidang tata ruang pada tahun 2014 yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia di tahun tersebut.

2) Pertemuan Internal Dua Pihak (Bilateral meeting) dalam Pembahasan Rancangan Awal RKP 2014

Untuk membahas dan mensinergikan antara substansi kegiatan dan pendanaannya dalam RKP 2014, maka diadakan pertemuan internal dua pihak (bilateral meeting) antara Deputi Bidang Pen

-danaan Pembangunan dan Direktorat di Kedeputian Pengembangan Regional dan Otonomi Dae

-rah pada tanggal 5 Maret 2013. Pada pertemuan tersebut disampaikan a-rah kebijakan dan priori

-tas pembangunan nasional Tahun 2014 kedeputian serta penyepakatan mengenai baseline untuk

rancangan awal RKP 2014. Arah kebijakan prioritas pembangunan nasional Tahun 2014 sesuai dengan tema RKP 2014 yang telah ditetapkan yaitu pemantapan perekonomian nasional; pening

-katan kesejahteraan masyarakat dan pemeliharaan stabilitas sosial dan politik. Sedangkan, isu dan langkah strategis Kedeputian Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Tahun 2014 adalah kesiapan infrastruktur dan kelembagaan penanganan bencana-mitigasi bencana dan percepatan pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua dan Papua Barat.

3) Pagu Indikatif RKP 2014 dan Penyelenggaraan Rakorbangpus

Penyelenggaraan Rakorbangpus merupakan salah satu bagian dari proses perencanaan pemba-ngunan nasional dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014 yang bertujuan untuk mensosialisasikan Rancangan Awal RKP 2014 dan Pagu Indikatif 2014 setiap Kementerian/ Lembaga. Penyelenggaraan Rakorbangpus dilakukan di Kantor Kementerian PPN/Bappenas pada tanggal 8 April 2013. Pada acara tersebut disampaikan beberapa arahan kepada perwakilan Ke

(23)

-bangunan nasional pada tahun 2014 yaitu difokuskan pada agenda pemantapan perekonomian nasional, peningkatan kesejahteraan rakyat dan pemeliharaan stabilitas sosial dan politik.

Sedangkan arah kebijakan fiskal dijabarkan sebagai berikut:

1) Penetapan baseline belanja pegawai dan menggunakan prinsip flat policy untuk penghitungan belanja barang operasional/pemeliharaan perkantoran;

2) Penetapan kebutuhan baseline belanja non operasional (selain belanja pegawai dan barang operasional), ditetapkan berdasarkan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) 2014 yang tercantum dalam RABPP 2013;

3) Mendukung upaya pengembangan infrastruktur, termasuk upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai aset negara, melalui peningkatan alokasi belanja modal (termasuk belanja barang dan bantuan sosial yang berkarakteristik belanja modal dan yang akan dipin

-dahtangankan ke pihak ke-3);

4) Kementerian/Lembaga yang memiliki prioritas-prioritas pembangunan nasional, pembangun-an bidpembangun-ang dpembangun-an pembpembangun-angunpembangun-an daerah ypembangun-ang akpembangun-an dilakspembangun-anakpembangun-an pada tahun 2014 adalah sebagai-mana tersebut pada Lampiran II, III dan IV (Buku I Rancangan Awal RKP Tahun 2014) diminta untuk memberikan konfirmasi atau mengusulkan perubahan/ penyempurnaan terhadap ke

-giatan prioritas dan/atau alokasi anggaran yang tercantum dalam Buku I, II dan III Rancang-an Awal RKP Tahun 2014, dengRancang-an memperhatikRancang-an komitmen pelaksRancang-anaRancang-an kegiatRancang-an prioritas yang sudah ditetapkan dalam Perpres No. 5/2010 Tentang Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014. Usulan perubahan atau konfirmasi tersebut dituangkan dalam masing-masing Renja K/L.

5) Renja K/L disusun dengan pendekatan berbasis kinerja, kerangka pengeluaran jangka mene-ngah, dan penganggaran terpadu yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan, termasuk untuk subsidi. Public Service Obligation(PSO), dan belanja lain yang bersifat khusus yang meru

-pakan satu kesatuan yang utuh dari kebijakan K/L tersebut.

6) Efektifitas dan efisiensi pencapaian sasaran pembangunan K/L antara lain melalui: a) meng -kaji outcome dan output untuk lebih difokuskan pada indikator kinerja utama Kementerian/ Lembaga; b) mengkaji ulang pembangunan gedung kantor baru dan menundanya apabila tidak sangat mendesak; dan c) membatasi/mengurangi komponen pendukung pencapaian output yang tidak terkait langsung dengan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

7) Sinergi pembangunan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui: a) memilih kegiatan yang akan didanai oleh K/L dengan berpedoman pada pembagian urusan dan ke

(24)

4) Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral meeting)

Setelah Rakorbangpus, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas menyelenggarakan fo -rum trilateral meeting antara mitra K/L, Kementerian Keuangan dan Bappenas. Rapat dengan BPN dilaksanakan pada tanggal 12 April 2013, sementara dengan DJPR PU pada tanggal 15 April 2013 dengan tujuan: (1) koordinasi dan kesepahaman pencapaian sasaran prioritas pembangunan; (2) menjaga konsistensi kebijakan antara dokumen perencanaan dengan dokumen penganggaran ter

-utama antara RKP, Renja K/L dan RKA-KL; (3) mendapatkan komitmen bersama atas penyempur

-naan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (kegiatan prioritas dan penda-naannya), serta (4) sebagai dasar bagi K/L untuk merumuskan dokumen kesepakatan bersama yang nantinya akan di

-pergunakan sebagai bahan masukan oleh K/L dalam penyusunan Renja K/L. Hasil dari pertemuan tiga pihak ini adalah dokumen kesepakatan yang berisi kegiatan prioritas, kegiatan non prioritas, inisiatif baru beserta keluaran dan besaran anggarannya; kesepakatan atas perubahan alokasi ang

-garan antarprogram dan antarkegiatan.

5) Penyusunan Renja K/L 2014 dan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2013

Musrenbangnas dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013 dengan tujuan untuk menciptakan siner

-gi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pencapaian agenda dan prioritas pembangunan na

-sional tahun 2014. Kegiatan Musrenbangnas ini dihadiri oleh kementerian dan lembaga di pusat, direktorat teknis di Bappenas yang menjadi mitra kerja kementerian dan lembaga serta pemerin

-tah daerah provinsi (Bappeda). Secara teknis, forum ini mencoba melakukan sinkronisasi program yang diusulkan oleh Pemerintah Pusat dengan program di daerah. Tujuan dari pelaksanaan Mus

-renbang Nasional ini adalah menyelaraskan RKP dan Renja KL dengan RKPD dan Renja SKPD dalam rangka pemantapan program dan aktivitas untuk pencapaian agenda dan prioritas nasional pada tahun 2014. Hasil Musrenbang Nasional ini menjadi masukan bagi finalisasi RKP tahun 2014 yang kemudian diolah menjadi Pagu Anggaran.

6) Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional 2013

Pelaksanaan pameran dilaksanakan pada tanggal 29-30 April 2013. Tema pameran tahun ini adalah “Menuju Indonesia Sejahtera: Entaskan Kemiskinan”. Pameran ini ditinjau oleh Bapak Presiden Re

-publik Indonesia. Adapun peserta pameran meliputi: (i) K/L; (ii) Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota; (iii) Organisasi Masyarakat Sipil; (iv) BUMN; dan (v) Kementerian PPN/Bappenas.

Beberapa hal penting dari pameran ini adalah:

• Pelaksanaan Pameran 2013 dikoordinasikan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan untuk mempermudah komunikasi dan penentuan tema pameran dalam satu kesatuan dan menjadi

central-point pengunjung pameran.

• Kegiatan pameran pada hari pertama berjalan lancar dan cukup ramai oleh pengunjung. Hal ini ditambah dengan adanya konsep alur cerita yang saling terkait dalam pelaksanaan pengen

(25)

• Pengunjung diperbolehkan membawa buah tangan yang diberikan oleh para peserta pameran sehingga mampu menarik pengunjung pameran untuk datang.

• Kunjungan Bapak Presiden RI dan rombongan ke ruangan Pameran pada pelaksanaan pameran hari kedua untuk mengunjungi beberapa stand pameran.

7) Paska Musrenbangnas–Finalisasi RKP 2014 dan Penetapan Pagu Definitif

Penyempurnaan draf rancangan akhir (rancangan interim) RKP 2014 dilakukan setelah Musren

-bangnas pada Bulan Mei 2013, yang juga menjadi bahan untuk penentuan pagu anggaran 2014. Rancangan akhir RKP 2014 selanjutnya dibawa dalam pembahasan sidang kabinet dan setelah disempurnakan, kemudian ditetapkan dengan Perpres No. 39/2013 Tentang Rencana Kerja Peme-rintah Tahun 2014. Selanjutnya, proses penetapan Pagu Definitif dilakukan melalui serangkaian pembahasan antara Pemerintah dengan DPR. Setelah ada kesepakatan, diterbitkan Keppres No. 37/2012 Tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2014. Dalam proses finalisasi RKP 2014, terjadi perubahan dari pagu indikatif untuk DJPR PU sebesar Rp. 997.047,8, menjadi pagu alokasi anggaran Rp. 1.200.000,0.

8) FGD Pemetaan Indikasi Program dalam RTRWN dan RTR Pulau/Kepulauan dengan RPJMN 2010-2014

Pelaksanaan FGD pada tanggal 31 Oktober 2013 bertempat di Hotel Morrissey Jakarta, yang ber

-tujuan untuk menjaring informasi pemetaan yang telah dilakukan oleh mitra kerja K/L di Bappe

-nas untuk indikasi program dalam RTRWN dan RTR Pulau/Kepulauan dengan RPJMN 2010-2014. Beberapa hasil yang diperoleh dari hasil FGD, adalah: 1) RTRWN, terutama RTR Pulau/kepulauan tidak cukup dikenal di kalangan Bappenas, baik secara peran maupun substansi; 2) RTRWN, ter

-utama RTR Pulau/Kepulauan belum dijadikan acuan dalam penyusunan program di K/L. Salah satu penyebabnya adalah adanya MP3EI, serta indikasi program masih bersifat umum dan tidak terukur sehingga membingungkan; 3) Pembangunan cenderung dilaksanakan berdasarkan po

-tensi atau kondisi eksisting yang ada, bukan dikarenakan arahan tata ruang; 4) Bappenas sebagai mitra K/L belum mampu mempengaruhi K/L sebagai regulator dalam pengambilan keputusan; 5) Keterlibatan swasta dalam perubahan rencana struktur ruang (dalam hal ini pelabuhan) cukup memberikan pengaruh yang besar. 6) Terjadinya tumpah tindih peraturan mengenai rencana pem

-bangunan, terutama dalam hal lokasi dan tingkat kewenangan, menjadi salah satu masalah dalam tidak terimplementasinya RTRWN, sehingga terjadi pula perbedaan nomenklatur; 7) Beberapa hal yang menghambat implementasi program, antara lain lahan dan sosial, kurang mantapnya perencanaan karena tidak mengidentifikasi hambatan yang akan muncul, target 5 tahun RPJMN dianggap terlalu tinggi sehingga diusulkan adanya fokus/prioritas dalam RPJMN; 8) Instrumen dalam RPJMN dianggap tidak jelas; 9) Penyusunan RKP tidak matang (musrenbang); 10) Beberapa program-program dari pusat disamaratakan, tidak memperhatikan kebutuhan/usulan daerah dan 11) Program yang dananya berasal dari APBN dan APBD tidak jelas.

(26)

dijadikan momen untuk penguatan peran RTRWN dan RTR Pulau/Kepulauan; 2) Penyamaan no

-menklatur di bidang tata ruang dan 3) Perlu diadakan pertemuan bersama internal Bappenas yang membahas capaian per tahun untuk dilakukan evaluasi.

9) Pemantauan Pelaksanaan Pembangunan Sub Direktorat Tata Ruang

Pelaksanaan kegiatan pemantauan pada tanggal 11–14 November 2013. Kegiatan yang dipan

-tau adalah kegiatan prioritas berupa Prioritas Nasional untuk bidang Tata Ruang, yaitu kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang Daerah yang dilaksanakan oleh Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum. Kegiatan ini adalah kegiatan dekonsentrasi dengan sasaran sin-kronisasi rencana tata ruang dengan rencana pembangunan dan antarrencana tata ruang. Pelak

-sanaan wawancara dan survei lapangan kegiatan pemantauan Sub Direktorat Tata Ruang dilaku

-kan di dua provinsi yaitu: Sulawesi Utara dan Papua Barat. Berikut penjelasannya:

• Provinsi Sulawesi Utara

Beberapa isu bidang tata ruang yang teridentifikasi di Provinsi Sulawesi Utara adalah sebagai berikut:

o Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Utara telah dibahas di fo

-rum BKPRN pada tanggal 12 Mei 2011, telah mendapat surat persetujuan substansi Men

-teri PU No.HK.01 03/Mn/212pada tanggal 12 Mei 2011 dan telah dievaluasi di Kemen-terian Dalam Negeri pada tanggal 19 November 2013.

o Dari aspek kehutanan, dalam aspek perubahan peruntukan dan perubahan fungsi kawasan hutan, telah diterbitkan SK Menteri Kehutanan untuk kawasan hutan non-DPCLS (Daerah Penting, Cakupan Luas dan Strategis). Namun masih terdapat juga kawasan hutan DPCLS, dimana kondisi eksisting sudah berupa pemukiman. Salah satu kawasan permukiman yang

masih termasuk kawasan hutan dan berstatus Holding Zone adalah di Desa Pinilih, Keca

-matan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara. Berdasarkan kunjungan lapangan, diperoleh informasi bahwa di desa tersebut sudah menjadi permukiman secara turun-temurun dari tahun 1928.

o Daerah mengharapkan agar proses pembahasan rencana rinci tata ruang tidak serumit RTRW. Daerah mengharapkan agar apabila memungkinkan diberi bantuan insentif dari pusat. o Terkait dengan kelembagaan, masih ada permasalahan dalam hal koordinasi dalam pena

-taan ruang, mengingat saat ini kelembagaan yang memiliki tupoksi bidang tata ruang hanya setingkat bidang (eselon 3) di Dinas PU, sehingga belum memiliki posisi yang cukup kuat. Selain itu diusulkan agar Sekretaris Daerah Provinsi sebagai Ketua Badan Koordinasi Pena

-taan Ruang Daerah (BKPRD) harus diperkuat dengan pemahaman bidang tata ruang yang dimilikinya, karena saat ini banyak juga Sekda yang kurang paham tata ruang.

o Terkait dengan Penyidik Pegawai Negeri (PPNS) bidang tata ruang, Jumlah PPNS masih ter

-batas di tingkat provinsi maupun kab/kota.

o Daerah perlu dukungan untuk sinkronisasi RPJPD, RPJMD, RTRW, karena akan terdapat pe

(27)

Sementara itu, untuk kegiatan dekonsentrasi dititikberatkan pada proses percepatan penyu

-sunan dokumen penataan ruang seperti RTRW dan RDTR, dan pembuatan RTH. Selain itu juga Provinsi Sulawesi Utara masih membutuhkannya untukmembangun kapasitas kelembagaan

di daerah, memperkuat sinergi pusat-daerah dan meningkatkan kapasitas SDM maupun

data-base bidang tata ruang..

• Provinsi Papua Barat

Hasil wawancara dengan Bappeda Provinsi Papua Barat dan Dinas PU Provinsi Papua Barat terkait Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah sebagai berikut:

o RTRW Provinsi Papua Barat telah ditetapkan melalui Perda No. 2/2013. Penyelesaian ma

-salah kawasan hutan yang menjadi kendala penyelesaian RTRW Provinsi ini, diselesaikan

melalui mekanisme Holding Zone (HZ). Untuk RTRW Kabupaten/kota yang telah diperdakan sebelum adanya keputusan HZ,akan dilakukan penyesuaian berdasarkan hasil HZ melalui peraturan gubernur (Pergub).

o Terkait kegiatan BKPRD yang telah dilakukan, Bappeda Prov. Papua Barat melalui Gubernur ingin melaporkan kepada BKPRN secara berkala (semester/tahunan). Untuk itu, diharapkan BKPRN menyusun format laporan dan mensosialisasikannya kepada BKPRD.

o Pada tahun 2013, Provinsi Papua Barat tidak memiliki PPNS. Hal ini dikarenakan, satu-satu

-nya PPNS yang ada, dipindahkan keluar kota.

o Provinsi Papua Barat belum memiliki kegiatan sinkronisasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan. Untuk itu, diusulkan oleh Bappeda Provinsi, perlu dilakukan Bimbingan Teknis (Bintek) dan sosialisai terkait sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan. o Prioritas penyusunan RDTR untuk Kawasan Strategis Nasional (KSN) di provinsi Papua Barat tahun

2013 meliputi KSN kawasan perbatasan dan KSN Konservasi Keanekaragaman Hayati Raja Ampat.

10) FGD Kajian Background study RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang

Pelaksanaan kegiatan FGD pada tanggal 28 November 2013 bertempat di Hotel Cemara Jakarta,

yang bertujuan menyampaikan hasil kajian Background study RPJMN 2015-2019 bidang tata ru

-ang kepada unit kerja di Bappenas. Pada FGD tersebut, telah berhasil disosialisasikan Background study RPJMN 2015–2019 bidang tata ruang dan terjaring masukan dan tanggapan terhadap Back -ground study RPJMN 2015-2019 bidang tata ruang. Beberapa hal penting yang didiskusikan dalam rapat antara lain, sebagai berikut:

• Perlu dikaji secara mendalam apakah regulasi bidang tata ruang sudah disusun semua dan bagaimana keterkaitan antarregulasi tersebut. Selain itu, perlu dipastikan peraturan perun

-dangan yang disusun tidak saling ‘bertabrakan’;

• Peran dan fungsi Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah perlu diperkuat untuk mengatasi permasalahan pemanfaatan ruang di daerah. Selain itu, perlu peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) perlu dirumuskan dengan lebih seksama;

• Penyusunan RTRW perlu mempertimbangkan kebutuhan masyarakat miskin dan anggota ma

(28)

2.1.5. Highlight Pencapaian Subdirektorat Tata Ruang Tahun 2014

Terdapat 6 (enam) agenda yang menjadi kegiatan utama Subdit Tata Ruang yaitu Penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang, Penyusunan RKP 2015, Pembahasan Renja K/L 2015, Pembahasan RKA K/L 2015, Penyusunan laporan hasil pemantauan dan evaluasi, dan Penyusunan Lampid 2014 (materi: penyusunan RTR KSN Perbatasan). Persentase pencapaian kegiatan akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang

Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk mendukung kegiatan penyusunan RPJMN bidang tata ruang tahun 2015-2019 yaitu Penyusunan Rancangan Awal RPJMN 2015-2019, Musrenbang Regional 2015-2019, Penelaahan Renstra K/L 2015-2019, Internalisasi rencana sektoral (RAN API, ARG, KSPPN, dsb), Internalisasi antar Bidang (Pengembangan Wilayah, KKDT, Perkotaan dan Perde

-saan, Kelautan dan Perikanan, Pertanian, Otonomi Daerah, Lingkungan Hidup), dan penyusunan Prolegnas dan kerangka regulasi. Pencapaian hingga tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1) Penu

-lisan Rancangan Teknokratik, Rancangan Awal dan Rancangan Akhir RPJMN 2015-2019; 2) FGD dan diseminasi RT RPJMN 2015-2019 dengan Mitra KL dan dengan bidang lain; dan 3) Internalisasi Nawacita, masukan dari Musrenbangreg dan Musrenbangnas.

2) Penyusunan RKP Tahun 2015

Kegiatan utama yang telah dilakukan dalam rangka mendukung penyusunan RKP tahun 2015 yaitu Penulisan RKP 2015, Rakorbangpus RKP 2015, Rangkaian Musrenbangnas, RKP 2015, dan Pembu -kaan trilateral meeting RKP 2015. Kegiatan lain yang dilakukan di luar rencana kerja untuk men

-dukung kegiatan penyusunan RKP Tahun 2015 adalah pembahasan program tematik mitra kerja K/L, penyesuaian dengan quickwins Presiden terpilih, dan perbaikan RKP 2015. Pencapaian yang dihasilkan antara lain penyusunan RKP bidang tata ruang yang sesuai dengan RT RPJMN 2015-2019 serta terpadu dengan bidang lain yang berkaitan, diskusi dengan bidang yang berkaitan, sosialisasi mekanisme trilateral meeting kepada Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian PU,

dan penyesuaian dengan quickwins Presiden terpilih. 3) Pembahasan Renja K/L Tahun 2015

Kegiatan utama yang akan dilakukan untuk mendukung penyusunan Renja K/L tahun 2015 yang

dilakukan yaitu trilateral meeting Renja K/L dan penyusunan rekomendasi untuk perbaikan Renja K/L. Adapun kegiatan lain yang dilakukan di luar rencana kerja untuk mendukung kegiatan Pem

-bahasan Renja K/L tahun 2015 adalah penyesuaian Renja K/L 2015 dengan perbaikan RKP 2015. Hingga tahun 2014, pencapaian yang didapat adalah sebagai berikut:

• Tersusunnya Dokumen Trilateral meeting Renja K/L dengan Kementerian PU dan Kementerian

Dalam Negeri

• Rekomendasi perbaikan Renja dan Renstra Kementerian ATR dan Kementerian Dalam Negeri

disesuaikan dengan target quickwins dan Nawacita; dan

(29)

4) Pembahasan RKA K/L Tahun 2015

Kegiatan utama yang telah dilakukan dalam rangka mendukung penyusunan RKA K/L yaitu Trila-teral meeting RKA K/L dan Penyusunan rekomendasi untuk perbaikan RKA K/L. Adapun kegiatan lain yang dilakukan di luar rencana kerja untuk mendukung kegiatan pembahasan RKA K/L tahun 2015 adalah Penyesuaian RKA K/L 2015 dengan perbaikan RKP 2015. Pencapaian yang dihasilkan antara lain sebagai berikut:

• Tersusunnya Dokumen Kesepakatan Trilateral meeting RKA K/L dengan Kementerian PU dan Kementerian Dalam Negeri;

• Rekomendasi perbaikan RKA K/L Kementerian ATR dan Kementerian Dalam Negeri yang telah

disesuaikan dengan target quickwins dan Nawacita;

• Kesepakatan perbaikan Renja Kementerian ATR dan Kementerian Dalam Negeri.

5) Penyusunan Laporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi

Pencapaian kegiatan Pemantauan RKP 2014 dan evaluasi RKP 2013 dan Pemantauan dan evaluasi RPJMN 2010-2014 (masukan untuk penyusunan RPJMN 2015-2019) pada tahun 2014 antara lain: • Tersusunnya KAK Pemantauan Bidang Tata Ruang;

• Tersusunnya Kuesioner Pemantauan Bidang Tata Ruang; • Telah dilaksanakan pemantauan di Provinsi Jawa Timur;

• Telah tersusunnya identifikasi Isu Tata Ruang di Provinsi Jawa Timur; • Telah tersusunnya Draft Laporan Pemantauan Bidang Tata Ruang;

• Tersusunnya laporan: Evaluasi RPJMN 2010-2014 yang merupakan bagian dari RT RPJMN 2015-2019; dan Pencapaian Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I dan II termasuk untuk Bidang Tata Ruang; • Telah disusun Masukan Bidang Tata Ruang untuk Lampiran Pidato Presiden;

• Telah disusun kajian awal;

• Telah diidentifikasi sumber data dan indikator yang dapat digunakan; • Telah disusun perbaikan kerangka acuan Kegiatan Evaluasi Tahun 2015.

6) Penyusunan Lampid 2014 untuk mendukung Prioritas Nasional (PN) 10

Kegiatan yang dilakukan dalam mendukung pencapaian penyusunan RTR KSN Perbatasan yaitu Rapat Finalisasi RTR KSN Perbatasan NTT dan Kalimantan, dan Penyusunan Lampid 2014 untuk mendukung PN10. Pencapaian pada tahun 2014 adalah menghadiri dan memberikan masukan dalam Rapat Pembahasan RTR KSN Perbatasan, tersusunnya Lampid 2014 untuk mendukung PN10, dan tersusunnya 8 Rancangan RTR KSN Perbatasan dari 9 KSN Perbatasan dalam RTRWN.

7) Penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang

Kegiatan penyusunan RPJMN 2015-2019 bidang tata ruang dilakukan melalui beberapa sub kegi-atan yaitu FGD RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dengan Mitra KL; Workshop RPJMN III; Mus

(30)

8) Penyusunan RKP Tahun 2015

Kegiatan yang telah dilaksanakan terkait penyusunan RKP Tahun 2015 Bidang Tata Ruang yaitu Ra

-korbangpus RKP Tahun 2015, Rangkaian Musrenbangnas RKP Tahun 2015, Pembahasan Program Tematik Mitra Kerja K/L, Pembahasan Neraca Spasial dan LS Penataan Ruang, dan Penulisan RKP Tahun 2015 Bidang Tata Ruang.

9) Pembahasan Renja K/L Tahun 2015

Kegiatan yang telah dilaksanakan terkait pembahasan Renja K/L Tahun 2015 Bidang Tata Ruang

dilakukan melalui beberapa sub kegiatan yaitu Trilateral meeting Renja K/L, Penyusunan rekomen

-dasi perbaikan Renja K/L, dan Penyesuaian Renja K/L 2015 dengan perbaikan RKP 2015.

10) Pembahasan RKA K/L Tahun 2015

Pembahasan RKA K/L Tahun 2015 Bidang Tata Ruang dilakukan melalui beberapa sub kegiatan

yaitu Trilateral meeting Renja K/L, Penyusunan rekomendasi perbaikan RKA K/L, dan Penyesuaian RKA K/L 2015 dengan perbaikan RKP 2015.

11) Penyusunan Laporan Pemantauan dan Evaluasi

Penyusunan laporan pemantauan dan evaluasi bidang tata ruang dilakukan melalui beberapa sub kegiatan yaitu Pemantauan RKP Tahun 2014 dan Evaluasi RKP Tahun 2013, Evaluasi RPJMN 2010-2014, Penyusunan Lampiran Pidato (Lampid) Presiden 2014 Bidang Tata Ruang, dan Penyusunan rancangan sistem evaluasi outcome bidang tata ruang.

12) Penyusunan Lampiran Pidato Presiden Tahun 2014 untuk mendukung Prioritas Nasional 10 Subdit Tata Ruang turut serta dalam memberikan masukan untuk penyusunan lampiran pidato presiden tahun 2014 untuk mendukung target kedeputian regional yaitu penetapan RTR KSN Per

-batasan pada Agustus 2014.

13) Penulisan Profil Penataan Ruang Daerah

Kegiatan penulisan profil penataan ruang daerah ditargetkan pada Tahun 2014 telah selesai melakukan penyusunan kuesioner untuk diisi oleh 34 Provinsi di Indonesia dan rekapitulasi data dan informasi untuk penyusunan buku profil. Pencapaian hingga Desember 2014 antara lain ter

-susunnya kuesioner untuk profil penataan ruang daerah dan terkirimnya kuesioner ke 15 provinsi, dan jawaban atas kuesioner dari 2 provinsi. Evaluasi dari kegiatan adalah belum seluruh data ter

-kumpul, karena keterbatasan sumber daya manusia yang fokus untuk pengumpulan data. Sehing

-ga ke depannya diperlukan penu-gasan khusus kepada mahasiswa kerja praktek.

14) Penyusunan Konsep Pembinaan BKPRD

(31)

-nas BKPRD di Bandung dan Denpasar oleh Bangda Kementerian Dalam Negeri dan best practice BKPRD dilakukan berupa sharing dilakukan dalam Rakornas BKPRD. Subdit Tata Ruang juga telah menyusun bahan paparan untuk Bapak Deputi Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah ser

-ta telah menyusun bahan sidang komisi dalam Rakornas BKPRD. Untuk memperkaya pembinaan oleh Bangda Kementerian Dalam Negeri, akan dijaring konsep pembinaan BKPRD yang dibutuh

-kan di dalam kuesioner profil tata ruang daerah, sehingga perlu berkoordinasi dengan Direktorat FPRLH, Kementerian Dalam Negeri.

15) Penerimaan Kunjungan Daerah ke Bappenas

Kegiatan penerimaan Kunjungan Daerah ke Bappenas merupakan kegiatan yang terselenggara

atas permintaan DPRD untuk berkonsultasi terkait permasalahan yang mereka hadapi dalam membangun daerahnya.Target yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah turut hadir dan mem

-berikan masukan dalam Kunjungan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota. Pencapaiannya adalah telah hadir dan memberikan masukan dalam kegiatan kunjungan DPRD: Kota Mojokerto; Provinsi Jawa Barat; Kabupaten Bone; Kota Palopo; Kabupaten Bangka; Kabupaten Bekasi; Provinsi Kalimantan Selatan; Kota Serang; Kabupaten Trenggalek; Kabupaten Belitung; dan Provinsi Gorontalo.

16) Workshop terkait Bidang Tata Ruang

Target kegiatan adalah turut hadir dan memberikan masukan dalam kegiatan workshop. Penca- paian yang dilakukan yaitu telah menghadiri dan memberikan masukan kegiatan workshop: Blue Economy Lombok; Kolokium Hasil Kegiatan PDAir dan Geologi Lingkungan Tahun 2013; Public Pri-vate Partnership in Investing in Heritage Precinct; dan Kongres Maritim Indonesia. Hasil Work -shop Blue Economy Lombok akan diinternalisasikan ke dalam RTR. Hasil Workshop Kolokium Hasil Kegiatan PDAir dan Geologi Lingkungan Tahun 2013 akan diinternalisasikan ke dalam RTR. Hasil

dari Workshop Public Private Partnership in Investing in Heritage Precinct akan dijadikan sebagai

bahan pembelajaran bagi daerah. Hasil Kongres Maritim Indonesia sebagai bahan masukan untuk kebijakan bidang kemaritiman Tahun 2015-2019.

17) Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan Tahun 2015

Target dari kegiatan ini adalah tersusunnya KAK Pedoman Sinkronisasi Rencana Tata Ruang (RTR) dengan Rencana Pembangunan (RP). Pencapaiannya adalah telah disusun KAK Kajian Pedoman Sinkronisasi Berdasarkan evaluasi, diketahui bahwa Ditjen Bina Bangda Kementerian Dalam Ne-geri juga melakukan kegiatan serupa sehingga direkomendasikan perlunya melakukan koordinasi: mendudukkan siapa yang bertanggung jawab melakukan penyusunan (dijadikan satu pedoman agar tidak membingungkan daerah).

18) Penugasan dalam Pokja

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan juga turut serta dalam berbagai kegiatan Kelompok Kerja (Pokja) yang berkaitan dengan substansi tata ruang.Berikut di bawah ini penjabaran target, penca

(32)

Sub Kegiatan 1 adalah Kegiatan Pokja Rawa Berkelanjutan dengan target menghadiri dan memberi

-kan masu-kan dalam rapat yang diselenggara-kan Pokja Rawa Berkelanjutan. Pencapaiannya adalah hadir dan memberikan masukan dalam: Pembahasan perkembangan pengelolaan lahan rawa dan diskusi masukan RPJMN 2015-2019; dan Pembahasan dan sinkronisasi Rencana Kerja (Renja) 2014: SNI pemetaan lahan rawa dan fasilitasi pemetaan rawa Diskusi Perkembangan Pengelolaan Lahan Gambut dalam Rangka Indonesia Water Learning Week (IWLW). Berdasarkan evaluasi, tim teknis Pokja akan melakukan Pilot Project pemetaan gambut dan rawa diusulkan akan dilakukan di

Kabu-paten Bengkalis, Provinsi Riau dan KabuKabu-paten Kubu Raya di Provinsi Kalimantan Barat. Sehingga direkomendasikan perlu pemetaan lahan rawa dan gambut yang telah selesai dilakukan oleh Tim Pokja sebaiknya menjadi salah satu dasar Pola Pemanfaatan ruang didalam RTR.

Sub Kegiatan 2 adalah Kegiatan Pansus III Sumber Daya (SD) Air dengan target menghadiri dan memberikan masukan dalam rapat yang diselenggarakan oleh Pansus III SD Air. Pencapaiannya adalah hadir dan memberikan masukan dalam: Hearing Dengar Pendapat Narasumber; Konsoli

-dasi Pansus III; FGD Pansus III; dan Pembahasan Tabel Rekomen-dasi Pansus III. Berdasarkan evalu

-asi, tabel rekomendasi telah selesai disusun dan direncanakan disampaikan kepada Presiden RI.

Sub Kegiatan 3 adalah Kegiatan yang berkaitan dengan Pokja Lingkungan Hidup dengan target menghadiri dan memberikan masukan dalam rapat. Pencapaiannya adalah telah hadir dan mem

-berikan masukan dalam rapat yang diselenggarakan oleh: REDD+; GEF Rimba; Karbon Papua; RAN API; dan GGGI.

19) Penyusunan Paparan Dir TRP sebagai Narasumber terkait Tata Ruang

Terdapat kegiatan penyusunan paparan yang dilakukan Subdit tata ruang dalam mendukung

Di-rektur TRP menjadi narasumber kegiatan terkait tata ruang.Target kegiatan adalah tersusunnya paparan Direktur TRP Bappenas. Pencapaian yang telah dilakukan yaitu telah disusun paparan Direktur TRP mengenai: Agraria dan Tata Ruang; dan Keterkaitan RTRW dengan Pengembangan Kawasan Pertanian.

2.1.6. Kendala

Beberapa kendala yang dialami Bidang Tata Ruang: (1) adanya usulan penambahan alokasi ang

(33)

2.1.7. Rekomendasi Rencana Kerja

Untuk meningkatan pencapaian bidang tata ruang, langkah-langkah yang diperlukan sebagai tin

-dak lanjut Rencana Kerja 2013 dan 2014, selain tugas rutin tahunan/lima tahunan seperti penyu

-sunan RKP, RPJMN antara lain diperlukan:

1. Peningkatkan koordinasi pembangunan baik di tingkat kebijakan nasional maupun kebijakan yang lebih operasional yang bersifat lintas sektor dan lintas wilayah, termasuk di dalamnya mem

-bangun media komunikasi untuk mempermudah koordinasi dan sinkronisasi perencanaan; 2. Penyusunan outline terpadu antarbuku dan untuk internalisasi Nawacita/Arahan Presiden,

penyusunan SOP komunikasi antarbidang perlu masuk ke dalam Permen PPN/Kepala Bappe

-nas tentang penyusunan RPJMN; dan disemi-nasi RPJMN 2015-2019 pada Tahun 2015, salah satunya dalam bentuk buku saku RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang.

3. Kesepakatan penggunaan nomenklatur dan indikator target dalam RPJMN dan RKP untuk ke-giatan prioritas dan perlu dilakukan pertemuan lanjutan setelah Biro Perencanaan Kemen- terian ATR terbentuk.

4. Penyusunan monev outcome penyelenggaraan penataan ruang yang terpadu dan penyusunan

Lampid 2014 untuk mendukung PN 10.

5. Penyusunan Rencana Kerja (Renja) K/L, perlu penyesuaian kriteria penetapan dana dekonsen

-trasi sehubungan dengan terbentuknya Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanah-an Nasional (KementeriPertanah-an ATR/BPN) sebagai mitra kerja Direktorat Tata RuPertanah-ang dPertanah-an PertPertanah-anahPertanah-an; 6. Dalam rangka pengawalan Bappenas terhadap implementasi RPJMN 2015-2019 dan RKP, perlu

mekanisme penyampaian hasil kesepakatan pembahasan anggaran oleh DPR RI dan K/L ke

-pada Bappenas;

7. Penyusunan buku profil tata ruang disusun untuk mempermudah pemantauan dan evaluasi RPJMN 2019. Untuk itu, buku profil disusun setidaknya 3 (tiga) kali dalam periode 2015-2019, yaitu: i) Buku profil pertama pada tahun 2015 (benchmark); ii) Buku profil kedua pada tahun 2017 (mid term review); dan iii) Buku profil ketiga pada tahun 2019 (evaluasi RPJMN/ benchmark periode berikutnya);

8. Memasilitasi percepatan tersusunnya peraturan perundang-undangan dan NSPK di bidang pena

-taan ruang dan pelaksanaannya, termasuk upaya harmonisasi peraturan perundang-undangan; 9. Inventarisasi dan analisis kebijakan Bidang Tata Ruang untuk mengidentifikasi potensi konflik

dan merekomendasikan alternatif resolusi konflik antar kebijakan;

10. Memasilitasi percepatan penyerasian dan basis data perpetaan untuk peta untuk perencanaan pengendalian pemanfaatan ruang;

(34)

2.2. SUB DIREKTORAT PERTANAHAN

2.2.1. Rencana Kerja Sub Direktorat Pertanahan Tahun 2013

1. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014 Bidang Pertanahan

2. Kajian Arah Kebijakan Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan Nasional 2015 – 2019 3. Penyusunan Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI Tahun 2013 Bidang Pertanahan

4. Pemantauan RKP 2013 bidang dan pertanahan dan evaluasi RKP 2012 bidang tata ruang dan

pertanahan

5. Finalisasi Penyusunan White paper Kebijakan Pengelolaan Pertanahan Nasional

2.2.2. Rencana Kerja Sub Direktorat Pertanahan Tahun 2014

1. Penyusunan RKP 2015 Bidang Pertanahan

2. Penyusunan Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI 3. Pembahasan RKA-K/L Badan Pertanahan Nasional 4. Pemantauan dan Evaluasi Bidang Pertanahan

5. Penyusunan Draft Naskah RPJMN 2015-2019 Bidang Pertanahan 6. Koordinasi Pelaksanaan Sertifikasi Tanah Lintas K/L

7. Penulisan Buku Profil Pertanahan

8. Kajian Pembentukan Bank Tanah Melalui Penyusunan Roadmap Kebijakan Perumahan dan

Permukiman (Pilar Urban Land Policy)

9. Penyusunan Input Kebijakan Adat Ulayat untuk Penyusunan RPJMN 2015-2019 oleh UN- HABITAT

10. Partisipasi pada IRSA (Indonesian Regional Science Association) Conference 2014 di Makassar

2.2.3. Highlight Pencapaian Subdirektorat Pertanahan Tahun 2013

1. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014 Bidang Pertanahan

Penyusunan RKP 2014 dimulai dengan penyusunan rancangan awal RKP 2014 pada bulan Janu

-ari 2013. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014 telah tersusun melalui Peraturan Presiden No. 39/2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014. Output yang diharapkan dari pelaksanaan

koordinasi ini adalah tersusunnya program maupun kegiatan prioritas bidang pertanahan pada tahun 2014 yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia di tahun tersebut. Adapun tahapan kegiatan dalam rangka penyu

-sunan RKP 2014 Bidang Pertanahan adalah sebagai berikut.

1) Penetapan Prioritas dan Rancangan Awal RKP 2014 Bidang Pertanahan. Sementara usulan program pembangunan keseluruhan yang direncanakan masuk ke dalam DIPA BPN pada ta

-hun 2014 adalah: Program Pengelolaan Pertanahan Nasional; Program Dukungan Manaje

(35)

-rana Aparatur BPN; Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BPN; 2) Pertemuan Internal Dua Pihak (Bilateral meeting) dalam Pembahasan Rancangan Awal RKP

2014. Untuk membahas dan mensinergikan antara substansi kegiatan dan pendanaannya dalam RKP 2014, maka diadakan pertemuan internal dua pihak (bilateral meeting) antara Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan dan Direktorat di Kedeputian Pengembangan Re

-gional dan Otonomi Daerah pada tanggal 5 Maret 2013. Pada pertemuan tersebut disam

-paikan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional Tahun 2014 kedeputian serta

penyepakatan mengenai baseline untuk rancangan awal RKP 2014. Arah kebijakan prioritas pembangunan nasional Tahun 2014 sesuai dengan tema RKP 2014 yang telah ditetapkan adalah Pemantapan Perekonomian Nasional, Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik;

3) Pagu Indikatif RKP 2014 dan Penyelenggaraan Rakorbangpus. Penyelenggaraan Rakor

-bangpus merupakan salah satu bagian dari proses perencanaan pembangunan nasional dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014 yang bertujuan untuk mensosialisasikan Rancangan Awal RKP 2014 dan Pagu Indikatif 2014 setiap Kementerian/ Lembaga. Penyelenggaraan Rakorbangpus dilakukan di Kantor Kementerian PPN/Bappenas pada tanggal 8 April 2013. Pada acara tersebut disampaikan beberapa arahan kepada per

-wakilan Kementerian/Lembaga yang hadir untuk penyusunan Rencana Kerja Kementerian/ Lembaga (Renja K/L) guna menyempurnakan rancangan awal RKP Tahun 2014;

4) Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral meeting). Setelah Rakorbangpus, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas menyelenggarakan forum trilateral meeting antara mitra K/L, Kementerian Keuangan dan Bappenas. Rapat dengan BPN dilaksanakan pada tanggal 12 April 2013, sementara dengan DJPR PU pada tanggal 15 April 2013 dengan tujuan: (1) koor

-dinasi dan kesepahaman pencapaian sasaran prioritas pembangunan; (2) menjaga konsis

-tensi kebijakan antara dokumen perencanaan dengan dokumen penganggaran terutama antara RKP, Renja K/L dan RKA-KL; (3) mendapatkan komitmen bersama atas penyempur

-naan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (kegiatan prioritas dan penda-naannya), serta (4) sebagai dasar bagi K/L untuk merumuskan dokumen kesepakatan bersama yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan masukan oleh K/L dalam penyusunan Renja K/L. Dokumen kesepakatan ini berisi antara lain yaitu: kesepakatan atas kegiatan prioritas, kegiatan non prioritas, inisiatif baru beserta keluaran dan besaran anggarannya; kesepa- katan atas perubahan alokasi anggaran antarprogram dan antarkegiatan. Hasil kesepakatan ini menjadi pegangan bagi BPN dalam menyusun Renja K/L yang harus diserahkan kepada Kementerian Keuangan dan Bappenas. Beberapa hasil kesepakatan trilateral meeting

an-tara lain:

• Perubahan/Realokasi anggaran antar-program dimungkinkan dengan syarat tidak me

-lebihi Pagu Total K/L;

(36)

-nerimaan pegawai di BPN sebanyak 60% adalah wanita;

• Alokasi anggaran pendidikan STPN Tahun 2014 akan dikeluarkan dari jenis data pendi

-dikan;

• Alokasi PNBP di BPN sudah sesuai dengan target PNBP;

• Beberapa rancangan target di TA 2014 sulit tercapai seperti kegiatan Redistribusi Tanah karena secara konvensional tanah sumbernya sudah terbatas. Namun, ada kemungki -nan target Redistribusi Tanah akan meningkat karena ada banyak tanah terlantar yang

sudah di-SK-kan oleh Kepala BPN;

• Alokasi pagu indikatif BPN tahun 2014 sudah memperhitungkan alokasi untuk satker baru, sehingga tidak diperlukan penambahan anggaran on-top; dan

• Lanjutan pembangunan gedung pusat pendidikan dan pelatihan memerlukan tam- bahan sebesar Rp.250.000.000.000,-.

5) Finalisasi RKP 2014. Adapun arah kebijakan prioritas bidang pertanahan yang ditetapkan dalam RKP 2014 adalah meningkatkan efektivitas pengelolaan pertanahan program du- kungan manajeman dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui strategi:

a. Peningkatan penyediaan peta pertanahan. Ketersediaan peta pertanahan yang baru mencakup 10 persen dari luas daratan Indonesia akan dapat berakibat pada ketidak

-pastian jaminan hak atas tanah dan meningkatnya resiko sengketa pertanahan. Secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap iklim investasi dan iklim usaha. Untuk itu peningkatan penyediaan peta pertanahan agar mencapai 13,91 persen dari 191,9

juta ha total luas daratan Indonesia menjadi hal yang penting untuk mendukung ke-giatan legalisasi (sertifikasi) aset tanah. Peningkatan penyediaan peta pertanahan dapat

dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia

yang ada serta dengan penggunaan dan penguasaan teknologi penginderaan jauh dan citra satelit. Lokasi penyelesaian peta pertanahan dapat diarahkan pada wilayah koridor percepatan pembangunan sebagaimana yang ditetapkan dalam rencana MP3EI. b. Percepatan legalisasi aset tanah. Kepastian legalitas aset tanah masyarakat dalam

bentuk sertipikat hak atas tanah disamping dapat memberikan jaminan juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber-sumber ekonomi masyarakat terutama dalam rangka penguatan modal usaha, sehingga dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu percepatan legalisasi aset tanah merupakan hal yang pen-ting untuk mewujudkan fokus dari arah pembangunan nasional dibidang pertanahan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat legalisasi aset tanah adalah dengan mensinergikan antar kegiatan sertifikasi seperti swadaya, PRONA, LARASITA, dan serti

-fikasi nelayan, petani, UMKM, dan MBR melalui kerjasama dengan K/L lain untuk tahap persiapan pra sertifikasi. Disamping itu, dapat juga dilakukan melalui pengurangan bi

-aya tambahan bagi masyarakat untuk memperoleh bukti-bukti pendukung alas hak atas tanahnya serta menyesuaikan besaran BPHTB yang harus dibayar masyarakat.

(37)

Ha. Angka ini menunjukkan besarnya luas lahan yang terindikasi terlantar yang dapat dimanfaatkan oleh negara untuk mendukung program-program yang telah ditetapkan seperti ketahanan pangan dan energi. Sesuai dengan amanat PP 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, maka penetapan tanah negara bekas tanah terlantar harus didayagunakan untuk kepentingan masyarakat dan negara me

-lalui reforma agraria, program strategis negara, serta untuk cadangan negara lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka kegiatan inventarisasi dan identifikasi tanah terin

-dikasi terlantar menjadi sangat penting karena secara umum tanah yang ditetapkan se

-bagai TORA adalah tanah negara bekas tanah terlantar, tanah negara yang berasal dari pelepasan kawasan hutan, kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi, dan sumber lainnya. Tanah sumber lainnya dapat berasal dari: tanah negara bebas, tanah negara bekas hak barat, tanah negara berasal dari tanah timbul, tanah negara bekas swapraja,

tanah negara bekas kawasan pertambangan, tanah yang berasal dari tukar menukar

atau perbuatan hukum keperdataan lainnya dalam rangka reforma agraria, atau tanah yang secara sukarela diserahkan oleh pemegang haknya kepada negara. Dari berbagai jenis sumber TORA tersebut, karena faktor kelangkaan mengingat kegiatan redistribusi tanah telah dilakukan sejak Tahun 1961, relatif hanya tanah terlantar dan kawasan hu

-tan yang telah dilepaskan yang masih cukup tersedia.

d. Penataan pemilikan, penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T). Dalam rangka mengurangi ketimpangan kepemilikan tanah dan menyeimbangkan kepemilikan

dan penguasaan tanah tersebut maka perlu dilakukan kegiatan inventarisasi pemilikan,

penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (IP4T) dan redistribusi tanah. Inven

-tarisasi P4T ini akan menghasilkan informasi mengenai status kepemilikan lahan dan

pemanfaatan lahan di suatu bidang tanah sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendu-kung kegiatan redistribusi tanah dan juga pembebasan lahan bagi pembangunan

ke-pentingan umum yang sering terkendala pengadaan tanah.

2. Kajian Arah Kebijakan Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan Nasional 2015 – 2019 Kajian ini merupakan background study RPJMN 2015-2019 untuk penyusunan draf rancang ba-ngun kebijakan bidang pertanahan tahun 2015-2019. Data kualitatif dan kuantitatif yang di- gunakan dalam kajian ini dikumpulkan dengan metode: (1) diskusi kelompok terfokus; (2) wawan-cara mendalam; dan (3) pengumpulan data sekunder yang berasal dari berbagai instansi terkait. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah metode analisis kerangka kerja logis (logi -cal framework analysis/LFA). Metode ini membantu mengidentifikasi dan menganalisis kondisi kekinian (existing situation) pelaksanaan program, desain program dalam suatu sistematika dan keterkaitan secara logis.

Kebijakan bidang Pertanahan tahun 2015 – 2019 mendasarkan pada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, bahwa tanah yang ada di seluruh wilayah Indonesia dipergunakan sebesar-besar bagi kemakmu

(38)

-nan berupa reforma agraria, dengan strategi dan arah kebijakan tercapainya kepastian dan perlin-dungan hukum serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Kerangka kebijakan dan fokus prioritas bidang pertanahan yang diusulkan untuk 2015-2019 adalah: (i) Kepastian hu

-kum hak masyarakat atas tanah, dengan fokus prioritas: Perubahan Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah, yang program/kegiatannya berupa percepatan penyusunan peta dasar pertanahan dan percepatan sertifikasi tanah; Percepatan Penyelesaian Kasus-Kasus Pertanahan, yang program/ke

-giatannya pembentukan kamar khusus pertanahan di Pengadilan Negeri; dan Kepastian Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat yang program/kegiatannya berupa inventarisasi tanah masyarakat hukum adat; pemetaan tanah ulayat; advokasi masyarakat adat; (ii) Mengatasi ketimpangan Pe

-milikan, Penguasaan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (P4T) dan Kesejahteraan Masyarakat, dengan fokus prioritas redistribusi Tanah dan Access Reform, yang program/kegiatannya berupa Inventarisasi P4T, redistribusi tanah dan penyediaan Access Reform; (iii) Meningkatkan pelayanan pertanahan, dengan fokus prioritas peningkatan kualitas dan proporsi SDM bidang pertanahan yang program/kegiatannya berupa penerimaan juru ukur; dan pelaksaan pendidikan dan pelatih-an; (iv) Penyediaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum, dengan fokus prioritas pencadangan tanah untuk pembangunan kepentingan umum yang salah satu program/kegiatan

-nya adalah pembentukan bank tanah.

3. Penyusunan Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI 2013 Bidang Pertanahan

Penyusunanan Lampiran Pidato Kenegaraan Bidang Pertanahan Tahun 2013 memiliki target ter- susunnya dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Bidang Pertanahan Tahun 2013. Adapun tahapan pelaksanaan beserta capaian, meliputi:

• Tersampaikannya surat permohonan data dan informasi ke Badan Pertanahan Nasional. Dalam penyusunan lampiran pidato kenegaraan dilakukan permohonan data evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang pertanahan kepada Badan Pertanahan Nasional selaku pelaksana teknis. • Terkumpulnya data dan informasi. Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui surat

yang disampaikan kepada BPN. Namun, pengumpulan data selalu terkendala ketersediaan data di BPN sehingga membutuhkan waktu yang lama.

• Finalisasi lampiran pidato. Finalisasi lampiran pidato dilakukan dengan menyusun narasi lam

-piran pidato, sambil melengkapi data yang belum terkumpul. Lam-piran pidato kenegaraan bi

-dang pertanahan berhasil disusun dan dikompilasi pada bulan Agustus 2014.

Gambar

Tabel 1.  Sasaran dan Indikator Kinerja Bidang Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2014
Gambar 1.  Struktur Organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2013 - 2014
Tabel 2. Analisis Kesesuaian RKP 2015 dengan RT-RPJMN 2015 -2019Bidang Pertanahan
Tabel 4. Analisis Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Bidang Pertanahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun Bpk/Ibu/Sdr/i diminta untuk membawa semua kelengkapan Dokumen Asli yang telah diupload pada tahap pemasukan dokumen kualifikasi melalui SPSE, serta dokumen-dokumen lain

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNya penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ Sistem Informasi Geografis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda bertujuan untuk melihat seberapa seberapa kuat pengaruh faktor-faktor pemanfaatan teknologi informasi

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang berkaitan dengan pengaruh Return On Asset (ROA), Debt Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TATO),

Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi

Persamaan Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik (x,y) yang berjarak sama terhadap satu titik tertentu.. Persamaan umum

PURWOHUSODO, Drs., M.Hum, BASUKI RESOBOWO, Drs., PURWOHUSODO, Drs., M.Hum, BASUKI RESOBOWO, Drs., SYAFRIL, Dr., M.Si, ZURMAILIS, Dr., M.Hum MUHAMMAD YUSUF, Drs., M.Hum, BAHREN,

Hasil penelitian ini adalah: (1) Kesantunan dapat dimanifestasikan dalam jenis tindak tutur representatif, ekspresif, komisif, dan direktif, (2) Prinsip Kesantunan