• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESALAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA: TEMUAN BERHARGA BAGI PARA GURU

Dalam dokumen prosiding semnas mipa uny 2012 (Halaman 98-102)

DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

Elly Arliani

Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta arliani_elly@yahoo.com

Abstrak

Lesson Study merupakan kegiatan kolaborasi para guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mereka. Pada kegiatan lesson study para guru secara kolaboratif merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran riil dari kelas yang sesungguhnya. Dengan memfokuskan pengamatan pada bagaimana siswa belajar, para guru akan dapat melihat mana siswa yang dapat belajar dan mana siswa yang melakukan kesalahan dalam pembelajaran. Sejeli apapun guru model, kesalahan- kesalahan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran tidak seluruhnya dapat ditemukan oleh guru model tanpa bantuan dari para guru pengamat. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran merupakan temuan berharga bagi para guru guna memperbaiki kualitas pembelajaran mereka. Mereka mengevaluasi bagaimana kesalahan-kesalahan itu dapat terjadi dan bagaimana cara mengatasinya sedemikian sehingga mereka dapat membelajarkan para siswanya. Tulisan ini berdasarkan pengalaman penulis sebagai dosen pendamping guru-guru matematika se kecamatan Banguntapan dan Piyungan dalam melaksanakan kegiatan lesson study berbasis MGMP tahun 2008-2010 dan dosen pendamping guru-guru SMPN 1 Pleret dalam melaksanakan kegiatan lessons study berbasis sekolah tahun 2011-sekarang. Kata kunci: kesalahan siswa, lesson study.

PENDAHULUAN

Dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pada mata pelajaran matematika, para pendidik atau guru dituntut untuk selalu meningkatkan diri, baik dalam pengetahuan matematika maupun pengelolaan proses belajar mengajar. Kegiatan lesson study yang yang terdiri dari tahap-tahap plan-do-see menjembatani para guru yang tergabung dalam kegiatan lesson study untuk saling memberi dan berbagi pengalaman guna meningkatkan kualitas pembelajaran mereka. Secara kolaboratif para guru merencanakan langkah-langkah pembelajaran, salah seorang sebagai guru model mempraktikkannya dan guru-guru yang lain sebagai pengamat, Selanjutnya mereka mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan, memperbaiki pembelajaran yang telah dilaksanakan, mempraktikkannya lagi, kemudian mengevaluasi kembali proses pembelajaran yang berlangsung dan berbagi pengalaman dari temuan dan hasil evaluasi tersebut. Kegiatan yang dilakukan secara kolaboratif ini memungkinkan bagi para guru pengamat maupun guru model untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran yang berlangsung yang tidak seluruhnya dapat ditemukan oleh guru model. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran merupakan temuan berharga bagi para guru guna memperbaiki kualitas pembelajaran mereka. Mereka mengevaluasi bagaimana kesalahan-kesalahan itu dapat terjadi dan bagaimana cara mengatasinya, apa yang harus diperbaiki guru dalam pembelajaran sedemikian sehingga para siswa, tanpa terkecuali, benar-benar mencapai tujuan pembelajaran.

Tulisan ini dihasilkan dari pengalaman penulis selama menjadi dosen pendamping dalam kegiatan Lesson Study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) guru-guru Matematika SMP dan MTs di Kecamatan Piyungan dan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 2008 hingga 2010 dan dosen pendamping dalam kegiatan Lesson Study berbasis Sekolah di SMPN 1 Pleret Bantul, sejak Maret 2011 hingga sekarang.

Elly A/Kesalahan Siswa Dalam

M-54

LESSON STUDY

Lesson study merupakan suatu proses jangka panjang yang membutuhkan usaha berkesinambungan dari sekelompok guru yang berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mereka. Tahapan lesson study, yaitu plan-do-see (merencanakan-melaksanakan- refleksi/melihat kembali), dilakukan berulang-ulang guna menciptakan pembelajaran yang membelajarkan siswa. Menurut Sumar Hendayana dkk (2006: 10), lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (learning community). Jadi, melalui kegiatan lesson study para guru saling belajar, berbagi, dan bekerjasama pada setiap tahap lesson study untuk meningkatkan kualitas diri dan pembelajaran mereka.

Pada tahap plan, para guru memilih siapa diantara mereka yang akan menjadi guru model, apa topik materi yang akan dipelajari siswa dan siswa kelas berapa. Setelah itu mereka merencanakan bagaimana pembelajaran akan dilaksanakan, media apa yang digunakan, dan bagaimana LKS (Lembar Kegiatan Siswa) dibuat sedemikian sehingga seluruh siswa yang akan terlibat dalam pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya, apa saja yang telah direncanakan tersebut dituangkan dalam suatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Para guru juga harus bisa menduga bagaimana respons siswa dalam pembelajaran dan apa saja pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dari siswa. Hal ini penting agar guru model dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat membelajarkan para siswanya. Rekan guru biasanya banyak berbagi berpengalaman dalam pada tahap plan ini. Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar para siswanya. Sebagaimana yang dikatakan Kauchak dan Eggen (2005: 391), ”Carefull planning helps teachers define their goal and make sure that instructional activities are aligned with this goals”.

Pada tahap do, para guru pengamat memfokuskan perhatian pada bagaimana siswa belajar, apakah siswa dapat belajar, adakah siswa yang mengalami kesulitan, dan apa saja kesalahan siswa yang terjadi dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Mereka mencatat apa saja temuan yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung dan pelajaran berharga apa yang dapat mereka peroleh jika ada. Keberadaan para guru pengamat di dalam kelas seyogyanya tidak mengganggu proses pembelajaran. Mereka berdiri dengan tanpa menghalangi pandangan siswa ke guru model dan ke papan tulis, ataupun ke media yang menjadi bagian dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran sedang berlangsung, sama pengamat sebaiknya tidak berbicara di kelas agar tidak mengganggu siswa yang sedang belajar. Para guru pengamat tidak boleh mengintervensi pembelajaran yang sedang berlangsung. Mereka tidak diperkenankan membantu siswa yang sedang mengalami kesulitan. Jika ada siswa yang bertanya pada guru pengamat, mintalah siswa tersebut mengacungkan tangan dan bertanya pada guru model.

Pada tahap refleksi, pertama-tama guru model memaparkan apa saja yang sudah dilaksanakannya sesuai RPP, apa saja yang belum terlaksana, dan apa saja kegiatan ataupun sesuatu yang dilakukan guru model yang tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Hal ini mungkin saja terjadi jika respons siswa dalam pembelajaran di luar dugaan guru model yang menyebabkan guru model melakukan improvisasi. Selanjutnya para guru pengamat bergantian memaparkan temuan-temuan yang diperoleh pada pembelajaran yang diamati. Temuan- temuan yang berupa masalah selama pembelajaran dikupas tuntas satu persatu pada tahap refleksi ini. Saran-saran yang diberikan biasanya berdasarkan pengalaman rekan-rekan guru. Segala temuan berguna, baik untuk guru model maupun para guru pengamat untuk perbaikan pembelajaran mereka.

KESALAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Dalam pembelajaran matematika, kesalahan mempelajari suatu konsep terdahulu akan berpengaruh terhadap pemahaman konsep berikutnya karena matematika merupakan pelajaran yang tersruktur. Herman Hudojo (2001: 3) menyatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide- ide/ konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif. Oleh karenanya, dalam proses pembelajaran matematika tidak semua siswa selalu berhasil mencapai

M-55

tujuan pembelajaran. Jika ada saja siswa yang tidak dapat belajar, ini berarti ia mengalami kesulitan yang berakibat pada terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

Ada beberapa sebab terjadinya kesalahan siswa dalam pembelajaran matematika, yaitu kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam menggunakan rumus, kesalahan dalam operasi penyelesaiannya, ataupun kesalahan dalam menyimpulkan. Menurut Suhartin (1982: 20-21), penyebab terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika adalah: 1. tidak menguasai bahasa, 2. tidak menguasai rumus atau konsep, dan 3. kurang menguasai teknik berhitung.

KESALAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA:

TEMUAN BERHARGA BAGI PARA GURU DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

Dalam kegiatan refleksi (see), guru model bersama-sama para guru pengamat , memaparkan bagaimana proses pembelajaran yang telah berlangsung, apakah semua siswa dapat memahami topik pembelajaran, adakah bagian pembelajaran yang seharusnya dapat dijelaskan dengan lebih baik, atau apakah ada bagian yang seharusnya tidak terlalu banyak, apakah persiapan guru model sudah cukup, apakah media, LKS, dan kegiatan kelompok yang dilakukan sudah tepat untuk pembelajaran topik tersebut dan dapat membantu pemahaman siswa dengan optimal, apa saja temuan yang mereka peroleh, pelajaran berharga apa yang dapat mereka peroleh. Mereka menyadari tidak ada pembelajaran yang sempurna, oleh karenanya mereka yakin akan selalu ada yang dapat mereka peroleh setiap kali melaksanakan lesson study. Pembelajaran dengan RPP dan guru model yang sama, namun dilaksanakan pada kelas paralel yang berbeda, akan diperoleh temuan yang berbeda pula. Begitu juga, pembelajaran dengan RPP yang sama, namun guru model dan kelas berbeda, akan ditemui suasana belajar dan perolehan yang berbeda.

Pada saat refleksi, salah satu temuan yang selalu segera dicari solusinya adalah jika ditemukan ada siswa yang melakukan kesalahan dalam pembelajaran ataupun siswa yang tidak dapat belajar. Para guru mengkaji mengapa siswa melakukan kesalahan? Apa yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan? Apakah kesalahan itu merupakan kesalahan umum atau khusus? Apakah media dan LKS kurang membantu siswa untuk belajar? Apakah kegiatan kelompok tidak memberikan kontribusi pembelajaran siswa? Selain itu, perlu juga diperhatikan apakah guru model sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik sehingga dapat membuat siswa memahami apa yang dipelajari. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa selama pembelajaran secara tidak langsung menunjukkan bahwa ada beberapa hal dari pembelajaran yang perlu dibenahi.

Pengalaman penulis mendampingi para guru-guru SMP melaksanakan lesson study, salah satu temuan yang berupa kesalahan siswa dalam pembelajaran contohnya pada pembelajaran lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga untuk siswa SMP kelas VIII di SMP Muhammadiyah Banguntapan tanggal 11 Maret 2010. Pada pembelajaran ini, sebagian besar siswa pada awalnya tidak dapat melukis lingkaran dalam maupun lingkaran luar segitiga dengan benar meski sebelumnya guru model sudah mempraktekkannya di papan tulis. Pada saat pembelajaran guru model terlihat sibuk membimbing dari satu meja ke meja siswa yang lain. Pada saat refleksi, hal ini diangkat sebagai temuan oleh beberapa orang guru yang kemudian secara bersama-sama mencari solusinya. Solusi yang mereka sepakati untuk topik tersebut, yaitu setelah guru model mendemonstrasikan bagaimana melukis lingkaran dalam maupun lingkaran luar segitiga, guru model bersama-sama siswa sebaiknya menuliskan langkah-langkah yang telah dikerjakan sebelum siswa mempraktekkannya sendiri. Hal ini penting bagi siswa sebab mereka dapat berlatih mengulang kembali melukis lingkaran dalam maupun lingkaran luar segitiga di rumah atau pada saat lain. Saran lain yang diberikan pada refleksi mengenai pembelajaran yang telah diamati di atas adalah perlunya melatih siswa bagaimana menggunakan jangka yang benar sebab menurut pengamatan para guru pengamat, ternyata banyak siswa di kelas tersebut yang belum dapat menggunakan jangka dengan benar. Pada pembelajaran yang lain, berdasar pengalaman penulis, kesalahan siswa biasanya adalah kesalahan dalam proses menghitung ataupun kesalahan dalam menyimpulkan.

Elly A/Kesalahan Siswa Dalam

M-56

KESIMPULAN

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa selama pembelajaran secara tidak langsung menunjukkan bahwa ada beberapa hal dari pembelajaran yang perlu dibenahi,. Apakah LKS yang digunakan belum memadai untuk membelajarkan siswa, apakah medianya, apakah guru model sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik, apakah kegiatan kelompok sudah tepat untuk topik pembelajaran yang diamati dan dapat dengan optimal membantu pemahaman siswa.

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran matematika ada yang merupakan kesalahan umum, dimana hampir kebanyakan siswa melakukan kesalahan, ada juga yang merupakan kesalahan khusus, dimana hanya satu atau dua siswa saja yang melakukan kesalahan. Kesalahan khusus ini biasanya adalah kesalahan dalam proses menghitung ataupun kesalahan dalam menyimpulkan . Kesalahan seorang siswa dalam pembelajaran yang ditemukan langsung oleh guru, bisa jadi merupakan kesalahan siswa yang lain juga namun tidak terlihat oleh guru model. Oleh karenanya, jika guru model menemukan langsung kesalahan yang dilakukan oleh salah seorang siswa maka sebaiknya guru meminta perhatian seluruh siswa di kelas tersebut bahwa ia telah menemukan salah seorang siswa yang melakukan kesalahan, dengan tanpa menyebut nama siswa yang bersangkutan. Pemberitahuan ini penting sebab bisa jadi ada siswa lain yang juga melakukan kesalahan yang sama, sehingga guru tidak perlu memperbaiki kesalahan yang sama berulang-ulang. Ada baiknya guru menuliskan temuan itu di papan tulis dan bertanya pada seluruh siswa dimana letak kesalahannya.Selanjutnya, sebelum guru menjelaskan bagaimana yang seharusnya, terlebih dahulu tanyakan apakah ada diantara siswa di kelas tersebut yang dapat membantu bagaimana seharusnya sehingga kesalahan itu tidak terjadi. Pertanyaan yang diajukan guru ini sangat berguna untuk mengetahui siapa saja siswa yang dapat belajar dan sejauh apa yang dapat mereka pelajari tentang topik yang dipelajari. Dengan demikian guru juga dapat mengetahui apakah kesalahan siswa yang ditemukan merupakan kesalahan kebanyakan siswa yang lain.

Dalam kegiatan lesson study , kesalahan-kesalahan siswa dalam pembelajaran matematika adalah temuan berharga bagi para guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mereka di masa yang akan datang. Para guru berdasarkan pengalaman mereka berbagi untuk saling belajar bagaimana agar mereka dapat membelajarkan para siswanya. Dalam kegiatan refleksi, hal yang paling sering dibicarakan para guru adalah kesalahan-kesalahan siswa selama pembelajaran. Mereka membahas bagaimana upaya dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan ini pada pembelajaran mereka dengan topik yang sama pada pembelajaran yang akan datang di kelas lainnya. Hasil evaluasi yang diperoleh tidak hanya berguna untuk pembelajaran dengan topik yang sama, beberapa solusi yang diperoleh ada juga yang dapat diaplikasikan pada pembelajaran mereka dengan topik yang berbeda. Inilah salah satu manfaat lesson study, ada saja pelajaran berharga yang dapat dipetik para guru peserta kegiatan lesson study dalam setiap kegiatan lesson study.

DAFTAR PUSTAKA

Herman Hudojo. (2001). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang

Kauchak, D & Eggen, P. (2005). Introduction to Teacher Becoming a Profesional. New Jersey: Pearson Merrill Prentice Hall.

Suhartin. 1982. Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Dalam Pendidikan Anak. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia

Sumar Hendayana dkk. (2006). Lesson Study suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEP JICA): Bandung: IMSTEP JICA

M-57

IMPLEMENTASI METODE INQUIRI DIPADUKAN DENGAN

STRATEGI KOOPERATIF UNTUK MEMBANGUN KEMAMPUAN BERFIKIR

Dalam dokumen prosiding semnas mipa uny 2012 (Halaman 98-102)

Dokumen terkait