• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN REKOMENDAS

Dalam dokumen EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK NITROGEN POSF (Halaman 31-33)

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan air konsumtif harian (ETc)

padi varietas IR64 (berumur pendek) tidak nyata berbeda dibandingkan padi varietas Cisadane (berumur panjang). Rata-rata ETc mencapai maksimum pada

fase reproduktif baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Rata-rata

ETc pada musi kemarau yaitu berkisar

antara 4,7 mm/hari dan 6,9 mm/hari dan dengan kisaran antara 3,5 mm/hari dan 5,9 mm/hari.

2. Rata-rata konsumsi air total varietas VUB nyata lebih banyak dibanding varietas padi tipe baru (PTB) dan varietas hibrida. Kelompok padi varietas unggul baru (VUB) relatif peka terhadap cekaman kekurangan air terutama bila terjadi selama periode heading sampai pembungaan 100%. Cekaman air pada fase ini dapat menurunkan hasil sekitar 30%. VUB mempunyai sistem perakaran dangkal (tipe anakan banyak) sehingga rentan terhadap status air tanah.

3. Rata-rata konsumsi air total (untuk

evapotranspirasi dan perkolasi) dari kelompok padi varietas VUB yaitu antara 590 mm sampai 760 mm relatif banyak dibanding dengan kelompok varietas tipe baru dan hibrida. Rata-rata efisiensi penggunaan air kelompok padi tipe baru (PTB) dan kelompok varietas hibrida relatif tinggi dibanding kelompok varietas unggul baru, sehingga lebih tahan terhadap kekurangan air.

Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat disusun yaitu :

1. Dalam pengembangan padi varietas

unggul baru (VUB) yang relatif peka terhadap kekurangan air, maka perlu dipertimbangkan jaminan (stabilitas) pasokan air terutama pada musim kemarau untuk mendapatkan produktivitas optimum. Pada kelompok varietas padi tipe baru (PTB) dan hibrida dapat dikembangkan pada wilayah yang

ketersediaan airnya relatif terbatas atau daerah rawan kekeringan namun perlu aplikasi bahan organik ke dalam tanah untuk meningkatkan kapasitas tanah menyimpan air dalam tanah.

2. Dapat diterapakan sistem tanam benih langsung baik dalam kondisi tanah basah atau kering pada kelompok varietas unggul baru, padi tipe baru maupun hibrida, karena dengan teknik ini, tanaman relatif memerlukan sedikit pasokan airnya (lebih tahan terhadap cekaman kekurangan air).

3. Untuk daerah yang menerapkan sistem pompanisasi pada musim kemarau prioritas waktu pemberiannya yaitu fase reproduktif (primordia sampai pembungaan). Tingkat kelembaban tanah tidak boleh kurang dari 80% jenuh lapang, pengairan macak-macak sudah mencukupi kebutuhan air tanaman.

PUSTAKA

Atlin, G.N and H.R Lafitte. 2002. Developing and testing rice varieties for water saving systems in the tropics. In : Bouma, B.A.M et al. (Eds). Water wise rice production. Proceedings of the International Workshop on water wise rice production. 8-11 April 2002. Los Banos. Philippines. pp : 275-283.

Balai Penelitian Tanaman Padi. 2002. Laporan tahunan 2002.

Fagi, A.M dan I. Manwan. 1992. Teknologi pertanian dan alternatif penanggulangan dampak negatif kekeringan. Dalam : Prosiding seminar nasional antisipasi iklim 1992 dan dampaknya terhadap pertanian tanaman pangan. Bogor. 27-28 Desember 1991. PERHIMPI dan Badan Litbang Pertanian. Hal : 5.

Fagi, A.M. 1999. Strategi peningkatan intensitas pertanaman pada lahan sawah irigasi menunjang swasembada beras. Dalam : Sriyani, N, dkk (Editor). Prosiding seminar peningkatan produksi padi nasional melalui sistem Tabela padi sawah dan pemanfaatan lahan kurang produktif. Kerjasama HIGI, PERAGI Komisariat Lampung dan Universitas Lampung (UNILA). Bandar Lampung. 9- 10 Desember 1998. Hal : 10-17.

Fagi, A.M., I. Syamsiah, D. Setiobudi dan S.A Sanusi W. 1987. Hasil-hasil penelitian optimalisasi air untuk irigasi dan kualitas air untuk irigasi pantai/pertambakan. Laporan Penelitian Kerjasama Perum Otorita Jatiluhur dengan Program Penelitian Tata Guna Air. Badan Litbang Pertanian. 164 halaman.

Handoko dan I. Las. 1997. Metodologi pendekatan strategis dan taktis untuk pendugaan serta penanggulangan kekeringan tanaman. Dalam : Baharsjah, J.S., dkk (Penyunting). Sumber daya air dan iklim dalam mewujudkan pertanian efisien. Kerjasama Departemen Pertanian dengan PERHIMPI. Hal : 73-86.

Jasis dan A.S Karama. 1998. Kebijakan Departemen Pertanian dalam mengantisipasi penyimpangan iklim. Diskusi panel : Strategi antisipatif menghadapi gejala alam (La-Nina dan El- Nino) untuk pembangunan pertanian. Bogor. 1 Desember 1998. 10 halaman. Jongdee, B., S. Fukai and M. Cooper. 1997.

Genotypic variation for water relation and growth during vegetative stage among six rice lines contrasting in maintenance of high leaf water potential. In : Fukai, S., M. Cooper and J. Salisbury (Eds). Breeding strategies for rainfed lowland rice in drought prone environment. ACIAR No. 77. Canberra. Australia. p: 180-191.

Pantuwan, G., S. Fukai, M. Cooper, J.C O’Toole and S. Sarkarung. 1997. Root traits to increase drought resistance in rainfed lowland rice. In : Fukai, S., M. Cooper and J. Salisbury (Eds). Breeding strategies for rainfed lowland rice in drought prone environment. ACIAR No. 77. Canberra. Australia. p: 170-180. Setiobudi, D. 1987. Evapotranspirasi padi

sawah. Dalam : Seminar Jum’at di Balai Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. 8 halaman.

Setiobudi, 2003. Pengaruh metode pemberian air terhadap produktivitas padi hibrida.

Dalam : Pujianto, T., dkk (Penyunting). Pengembangan inkubator agrobisnis berbasis teknologi tepat guna. Prosiding seminar nasional tahunan Perteta. Subang. 10 Desember 2003.

Setiobudi, D. 1988. Penampilan beberapa varietas padi sawah pada berbagai periode penggenangan air. Media Penelitian. Sukamandi. Vol. I. hal : 12- 15.

Setiobudi, D. 1999. Alternatif teknik penghematan air irigasi melalui sistem pengairan intermiten pada tanaman padi sawah. Dalam : Prosiding seminar nasional. Optimasi pemanfaatan air irigasi di tingkat usahatani menuju pertanian modern. Kerjasama HATTA dan Komite Nasional Indonesia untuk ICID. Bekasi. 30 Oktober 1997.

Setiobudi, D. 2001. Pengkajian keragaan produktivitas padi sawah dan efisiensi penggunaan air pada IP padi 300 di tingkat tersier di wilayah layanan irigasi waduk Pondok. Ngawi. Suatu studi kasus. Dalam : Seminar Balai Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. Agustus 2001. 20 halaman.

Wahyudi. 1997. Pengaruh cekaman air dalam fase tumbuh berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil padi (Oryza sativa, L.) kultivar IR64. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Borobudur. Jakarta. 85 halaman.

Yoshida, S and S. Hasegawa. 1982. The rice root system. Its development and function. In : Drought resistance in crops with emphasis on rice. International Rice Research Institute. Los Banos. Philippines. pp: 97-114.

Yoshida, S. 1981. Fundamentals of rice crop science. International Rice Research Institute. Los Banos. Philippines. p: 95.

PENAMPILAN PADI HIBRIDA PADA PERTANAMAN

Dalam dokumen EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK NITROGEN POSF (Halaman 31-33)