8.1. Kesimpulan
Perencanaan laboratorium lapang Sektor II PPDF sesuai untuk dikembangkan dengan konsep sebagai tempat wisata pertanian yang merupakan wisata alternatif bagi masyarakat yang ingin menghabiskan waktu dengan kegiatan wisata yang atraktif sekaligus memiliki nilai pendidikan di daerah Kabupaten Bogor bagian barat.
Perencanaan lanskap laboratorium lapang Sektor II PPDF yang memiliki luas total 169.200 m2 ini secara fungsional berdaya guna dan secara estetik bernilai indah untuk menyediakan elemen lanskap yang mendukung aktivitas pertanian, peternakan, perikanan, konservasi serta kontemplasi dan usaha-usaha produktif yang digunakan sebagai media pendidikan bagi santri sekaligus dikembangkan sebagai tempat wisata pertanian dan tempat pelatihan pertanian bagi kelompok-kelompok tani dan peminat sekaligus sebagai tempat wisata rohani sesuai dengan suasana pesantren yang erat dengan kesan agamisnya, dalam suasana lanskap yang indah dan nyaman serta memperhatikan konservasi lahan dengan menyediakan fasilitas pelayanan yang memenuhi kebutuhan wisata.
Dalam pengembangan laboratorium lapang ini dibagi menjadi dua ruang utama yaitu ruang pemanfaatan sebesar 131.240 m2 dan ruang konservasi sebesar 37.960 m2. Ruang pemanfaatan terdiri dari sub ruang penerimaan sebesar 7.548 m2, ruang pelayanan sebesar 6.056 m2, sub ruang wisata pertanian sebesar 99.087 m², sub ruang rekreasi religi sebesar 627 m² dan sub ruang rekreasi outbond sebesar 17.922 m², sedangkan ruang konservasi terdiri dari dua sub ruang yaitu sub ruang konservasi air dan sub ruang konservasi tanah masing-masing sebesar 2.507 m² dan 35.453 m².
Ruang wisata pertanian dibagi menjadi sub ruang wisata tanaman sayuran, sub ruang wisata tanaman buah, sub ruang wisata tanaman hias, sub ruang wisata tanaman obat, sub ruang wisata tanaman aromatik, sub ruang wisata pembibitan dan nursery, sub ruang wisata tanaman perkebunan, sub ruang peternakan, sub ruang lahan hijauan ternak, sub ruang perikanan dan lahan percobaan.
Pada pengembangan laboratorium lapang ini dilakukan penambahan objek dan atraksi wisata yaitu diantaranya: lahan pertanian hortikultura, lahan pertanian tanaman herbal, lahan pertanian tanaman aromatik, lahan pertanian tanaman perkebunana, area perkemahan, area outbond, rumah makan, gudang peralatan pertanian, kios cinderamata, serta fasilitas pendukung wisata seperti mushola, toilet, dapur umum, plaza, pos jaga dan saung. Atraksi yang dilakukan pun menyesuaikan dengan kebutuhan ruang yang ada contohnya memetik sendiri buah dari pohonnya bila waktu panen tiba, dan bagi yang hobi memancing, dapat menyalurkan hobinya lewat paket agrowisata perikanan, semua atraksi di tapak dibuat untuk menarik minat wisata pengunjung.
Fasilitas wisata pertanian yang ada pada laboratorium lapang ini yaitu petak kebun, saung, kolam ikan budidaya dan kolam ikan pancing, rumah kaca serta kandang ternak, sedangkan fasilitas rekreasi meliputi plaza, area outbond, area perkemahan, menara pandang, pendopo dan canopy trail. Dan untuk Fasilitas pelayanan akan ditempatkan menyebar dalam ruang pemanfaatan yaitu pusat informasi, kantor pengelolaan, kios cinderamata, rumah makan, penyewaan peralatan rekreasi, mushola, toilet, gazebo, shelter, klinik, tempat sampah. Tata hijau yang direncanakan dalam Sektor II PPDF terdiri dari tata hijau produksi, tata hijau arsitektural, tata hijau estetik dan tata hijau konservasi.
177
8.2. Saran
Analisis yang telah didapat pada perencanaan laboratorium lapang Sektor II PPDF sesuai untuk pengembangan agrowisata dengan jenis tanaman sesuai dengan karakteristik tapak serta kebutuhan dari pihak pengelola. Dalam pengembangannya, sebaiknya digunakan tanaman dari jenis tanaman perkebunan, tanaman buah, tanaman obat, tanaman sayur, tanaman aromatik dan tanaman hias. Pemilihan material untuk fasilitas perlu diperhatikan untuk memperkuat konsep perencanaan yaitu yang ramah lingkungan dan memberi kesan alami.
Penyelenggaraan aktivitas wisata di laboratorium lapang Sektor II PPDF ini perlu disusun program wisata oleh pihak pengelola dengan memanfaatkan ruang yang ada di perencanaan lanskap yang akan berjalan sepanjang tahun. Alur perjalanan pun perlu diatur sehingga tidak merusak daya dukung kawasan dan kenyamanan pengunjung dalam berwisata. Pengelolaan kawasan juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan aktivitas di tapak serta kelestarian ekosistem kawasan.
Pengembangan laboratorium lapang sebagai tempat wisata pertanian harus diikuti dengan pengembangan dan perbaikan fasilitas umum yang telah ada di tapak maupun di sekitar tapak PPDF untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjung.
Hasil studi perencanaan laboratorium lapang Sektor II PPDF sebagai tempat wisata pertanian ini dapat dilanjutkan menuju tahap pengembangan desain dan perancangan desain yang lebih detail pada sub-sub ruang yang telah direncanakan.
Anonim. 2002. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. [jejaring berkala] http://database.deptan.go.id/agrowisata/viewfitur.asp?id=3 (10 Februari 2009)
Anonim. 2005. Budidaya Ternak Kambing. [jejaring berkala] http://www.deptan.go.id. (11 Juli 2009)
Anonim. 2009. Butuh 1.080 Ton Rumput Setiap Hari untuk Pakan Sapi. [jejaring berkala] http://agribisnews.com/berita/1-terbaru/54-butuh-
1080-ton-rumput-setiap-hari-untuk-pakan-sapi.html (11 Juli 2009)
Arifin, dkk. 2009. Potensi Kegiatan Agrowisata di Perdesaan. Bogor: Biro Perencanaan Departemen Pertanian dan Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Chiara, J.D. dan L.E. Koppelman. 1990. Standar Perencanaan Tapak (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga
Dahlan, E.N. 2004. Membangun Kota Bernuansa Hutan Kota. IPB Press: Bogor. Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor. 2008. Data Kunjungan Wisatawan ke Obyek
Wisata di Kabupaten Bogor. Bogor.
Erwin, L. 2009. Laboratorium dan Organisasi Kultur Jaringan. [jejaring berkala]
http://vedcablog.blogspot.com/2009/03/dalam-kultur-jaringan-pertumbuhan.html (24 Juli 2009)
Ghufron, M. 2009. Proposal Permohonan Bantuan Ternak Kambing Etawa. [jejaring berkala] http://blueproposal.blogspot.com/2009/02/proposal-permohonan-bantuan-ternak.html (5 Mei 2009)
Ghulamahdi, dkk. 2008. Budidaya Praktis Beberapa Tanaman di Indonesia edisi
revisi. Bogor: Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB
Gold, S.M. 1980. Recreation Planning and Design. New York : Mc-Graw Hill Book.
Googlemaps. 2009. Kecamatan Ciampea. [jejaring berkala]. maps.google.com (11 Juli 2009)
Hardjowigeno, S. dan Widiatmaka. 2001. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan
Tata Guna Tanah. Bogor: Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB
Harris, C.W., dan N.T Dines. 1988. Time Saver Standard For Landscape
Architecture. Mc Graw Hill Inc. USA.
Kartasapoetra, A. 2006. Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman. Jakarta: PT Bumi Aksara
Laurie, M. 1990. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan (Terjemahan). Bandung: Intermedia.
Lembaga Penelitian Tanah. 1979. Peta Tanah Semi Detail Daerah Parung-Depok-Bogor-Ciawi Skala 1 : 50.000. Bogor.
179
Manglayang Farm. 2006. Hijauan Pakan Ternak: Rumput Gajah. [jejaring berkala] http://manglayang.blogsome.com/2005/12/31/hijauan-pakan-ternak-rumput-gajah-pennisetum-purpureum/ (5 Mei 2009)
Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren : Suatu Kajian tentang
Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan
Laboratorium. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Nurdiana, N. 2004. Potensi Pengembangan Agrowisata Kawasan Gunung Salak
Endah [tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana IPB Bogor
Nurisyah, S. 2001. Pengembangan Kawasan Wisata Agro (Agrotourism). Buletin
Taman dan Lanskap Indonesia. 2001;4:20.
Nurisyah, S. 2009. Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap. Departemen Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Prasetyo, A. 2004. Model Usaha Rumput Gajah sebagai Pakan Sapi Perah di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Lokakarya Nasional Tanaman
Pakan Ternak.
Pesantren Pertanian Darul Fallah. 2009. Peta Lokasi dan Batas Tapak Pesantren
Pertanian Darul Fallah. Bogor
Prihatman, K. 2000. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan. BAPPENAS. Jakarta. [jejaring berkala]
http://infopekalongan.com/content/view/56/1/ (5 Mei 2009)
Purnama, W.A.A. 2007. Perencanaan Lokasi Perkebunan Teh Kabawetan sebagai Kawasan Agrowisata di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu [skripsi]. Program Studi Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. 1998. Peta Geologi Lembar Bogor,
Jawa. Bandung.
Simonds, J.O. 1983. Lanscape Architecture. Mc-Graw Hill Book Company Incorporation: New York.
Siregar, S.B. 2008. Penggemukan Sapi. Jakarta: Penebar Swadaya Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Faperta IPB
Sukrismanto, E. 1986. Rencana Tata Letak Fasilitas Bumi Perkemahan Guci, Kabupaten Tegal [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Tim Peneliti Tanah Daerah JABOTABEK. 1980. Laporan Akhir: Daerah
Parung-Depok-Bogor-Ciawi. Bogor: Lembaga Penelitian Tanah
Tirtawinata, M.R. dan L. Fachruddin. 1996. Daya Tarik dan Pengelolaan
Agrowisata. Jakarta: Penebar Swadaya
Tuanaya, A.M.T. 2007. Modernisasi pesantren. Jurnal Penelitian Agama &
Yoeti, H.O.A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Lampiran 1. Data Iklim
Lampiran 1.1. Grafik Suhu Maksimum, Rataan dan Minimum Tahun 2002-2008
Lampiran 1.2. Grafik Suhu Udara T Braak
Lampiran 1.3. Grafik Kelembaban Nisbi tahun 2002-2008
15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
Feb Apr Juni Agu Okt Des
0C Suhu udara rata‐ rata(˚C) Suhu udara maksimal (˚C) Suhu udara minimal (˚C) 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
januari februari maret april
mei juni juli
agustus september oktober november desember 0C Suhu udara rata‐rata (˚C) Suhu udara maksimal (˚C) Suhu udara minimal (˚C) 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sep Okt Nov Des
%
Kelembaban udara (%)
183
Lampiran 1.4. Grafik Curah Hujan tahun 2002-2008
Lampiran 1.5. Grafik Intensitas Penyinaran tahun 2002-2008
Lampiran 1.6. Grafik Kecepatan Angin tahun 2002-2008
0 100 200 300 400 500 600
Jan Mar Mei Juli Sep Nov
mm Curah hujan (mm) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Jan Mar Mei Juli Sep Nov
Intensitas penyinaran (%) 1.5 1.7 1.9 2.1 2.3 2.5 2.7 2.9
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sep Okt Nov Des
km/jam Kecepatan angin (km/jam)
Lampiran 2. Daftar Pengajar dan Mata Pelajaran Madrasah Aliyah Terpadu Darul Fallah, Tahun Ajaran 2009-2010
No Nama Pengajar Mata Pelajaran
Kelas Jumlah X XI IPA XI IPS XII IPA XII IPS
1 Ir. H.M. Tamsur Marse a. Sosiologi 2 3 4 9
b. Kewirausahaan & Magang 2 2 4 2 H. Abdul Hanan Abbas,
Lc
a. Ilmu Tafsir/Ulumul Qur'an 2 2 4
b. Adyan
3 H.M. Dawam Yusuf a. Bahasa Arab 4 4 8
b. Fiqh Dakwah 2 2 4
4 Bunzamin Wibisono a. Kegiatan Proyek Pertanian 4 4 8 5 Drs. M. Yusif Afandi,
MBA
a. Ekonomi 2 4 6 12
b. Koperasi / Geografi 2 2 4
c. Bimbingan Konseling 2 2 2 2 8
6 Sukiman, BE a. Kapita Selekta Teknik 3 3 6
7 Maman Suparman, S.Ag. M.PdI
a. Qur'an Hadits 2 2 2 2 2 6
b. Fiqh 2 2 4
8 Chalid, SS a. Bahasa Arab 4 4
9 Abdullah Abbas, S.PdI a. Fiqh 2 2 4
b. Ulumul Hadits 2 2 4
10 Muhammad Adil, S.Si a. Matematika 4 6 4 10
11 Muslih Hardiansyah, S.PdI
a. SKI/Sirah Nabawiyah 2 2 2 6
b. Geografi 4 4 8
12 Tabah Fatahillah, SS a. Bahasa Arab 4 4 8
13 Dra. Asmaidar Lukman a. Bahasa Indonesia 6 6 12
14 Ir. Rafiati a. Matematika 4 4
b. PHP 3 3 6
15 Siti Marinah, A.Md a. Bahasa Inggris 4 4 4 12
16 Ali Zulfikar, S.PdI a. Budidaya Pertanian 3 3
b. Kegiatan Proyek Pertanian 4 4
17 Syifa Nuriffah, STP a. Bahasa Inggris 4 4 8
18 Zurmita, A.Md a. Biologi 2 4 6
b. Fisika 4 4 8
19 Iman Tohaga, SHI. MHI a. Ushul Fiqh 2 2 4
a. Fiqih 2 2 4
20 Ahdati Warman, A.Md a. Bahasa Indonesia 4 4 4 12
21 Adih Supratman, S.PdI a. Budidaya Perikanan 3 3 b. Kegiatan Proyek Pertanian 4 4 8
22 Aan Raikhan, S.PdI a. TIK. Komputer 2 2 2 2 2 10
23 Joni Ruswandi, A.Md a. Budidaya Peternakan 3 3 6
24 Iswati a. Tata Busana 3 3 6
25 Solihin, A.Md a. Matematika 4 4
b. Fisika 2 2
c. Kimia 2 4 4 10
26 Najwa Sofiah, S.Pi a. Sejarah Nasional 2 2 2 1 2 9
27 Mahpud Hasbi, SH a. PKn 2 2 4
28 Ismail Shaleh, S.PdI a. Aqidah Akhlak 2 2 2 6
29 Eti Sulastianti, S.Si a. Biologi 4 4
30 Abdul Madjid HM a. Tawid 2 2