Menurut pengamatan lapang serta wawancara dengan pihak pengelola tapak, vegetasi yang terdapat di tapak PPDF dan sekitarnya adalah vegetasi endemik dan budidaya. Awalnya lokasi perencanaan ini gundul akan tanaman serta gersang, oleh sebab itu diadakan penghijauan sehingga tanaman yang ditanam pun difokuskan untuk konservasi bukan untuk keindahan semata. Namun dewasa ini, sudah ada pola penanaman seperti pohon jati (Tectona grandis) yang ditanam jarang-jarang agar diselingi penanaman tanaman budidaya. Peta inventarisasi vegetasi dapat dilihat pada gambar 17.
Di sepanjang tepi Sungai Cinangneng didominasi oleh vegetasi endemik seperti jenis bambu betung (Dendrocalamus asper). Vegetasi di sepanjang tepi sungai ini memiliki kerapatan tajuk yang tinggi dan perakaran yang banyak sehingga dapat menyerap air dalam jumlah banyak. Vegetasi demikian dapat berfungsi sebagai tanaman konservasi agar tanah yang berada di tepian sungai tidak terkikis oleh air sungai. Selain di tepian sungai, tanaman konservasi juga terdapat di bukit Darul Fallah yang merupakan titik tertinggi dari tapak PPDF ini, yaitu didominasi oleh pohon sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielse.), bambu betung (Dendrocalamus asper),karet (Havea brasiliensis) dan tumbuhan liar (gulma). Pertumbuhan pohon sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielse.) ini tidak optimal terlihat dari pohonnya yang terlihat kecil walaupun umurnya telah dewasa.
Selain itu ada juga tanaman yang dibudidayakan contohnya adalah nilam (Pogostemon cablin) seluas 1,124 Ha (Gambar 18), serta rumput gajah (Pennisetum purpureum Schumach.) untuk pakan ternak seluas 3,036 Ha (Gambar 19). Serta lahan pertanian organik yang baru dikembangkan, dan terletak di sebelah selatan pendopo yang memiliki luas 0,306 Ha, tanaman yang dibudidayakannya adalah sayuran seperti kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), bayam (Amaranthus sp.), ubi jalar (Ipomoea batatas).
Gambar 18. Kebun Nilam yang dibudidayakan di sebelah barat tapak
Gambar 19. Rumput untuk pakan ternak
Selain itu tanaman lain yang dibudidayakan diantaranya lidah mertua (Sanseviera), kembang bokor (Hydrangea macrophylla), puring (Codiaeum
variegatum), kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis), lili paris (Chlorophytum sp.), krokot hijau (Althernantera ficoides), iris (Iris sp.), simbang darah (Iresine herbstii), pisang (Musa sp.), jarak pagar (Jatropa curcas) serta bibit pohon jati
(Tectona grandis) yang dikelola oleh PT. DaFa Teknoagro Mandiri. Seperti ditunjukkan pada Gambar 20.
Gambar 20. Beberapa contoh tanaman hias yang dibudidayakan Kiri: Iris sp., Jatropha curcas, Iresine herbstii Kanan: Sanseviera trifasciata,
Althernantera ficoides,Chlorophytum comosum , Codiaeum variegatum
Nama-nama tanaman yang terdapat di Sektor II PPDF dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Daftar Nama Tanaman yang terdapat di Sektor II PPDF
Kategori Tanaman Nama Lokal Nama Latin
Pohon Akasia Pulai Sirsak Cempedak Sukun Acacia auriculiformis Alstonia scholaris R. Br. Annona muricata L. Artocarpus champeden Artocarpus communis
41
Kategori Tanaman Nama Lokal Nama Latin
Pohon Nangka
Bambu jepang Belimbing Bambu kuning Palem ekor ikan Kapuk randu Talas Kayu manis Teja Kelapa Kopi Bambu betung Durian Kelapa sawit Melinjo Karet Petai cina Afrika Mangga Sawo kecik Mindi Kirei Pisang Rambutan Sengon Alpukat Jengkol Jambu biji Angsana Palem raja Salak Ki Hujan Kecapi Kedondong Mahoni Asam Jati Ketapang Palem ekor tupai
Artocarpus heterophylla Lamk. Arundinaria pumila Averrhoa carambola L. Phyllostachys sulphurea Caryota mitis Ceiba petandra Celocea esculenta Cinnamomum burmani Cinnamomum inners Cocos nucifera L. Coffea sp. Dendrocalamus asper Durio zibethinus L. Elaeis guineensis Gnetum gnemon Havea brasiliensis Leucaena leucephala Maesopsis eminii Engl. Mangifera indica Manilkara kauki Melia azedarach Metroxylon spec. Musa paradisiaca L. Nephelium lappaceum L.
Paraserianthes falcataria L. Nielse. Persea americana Pithecelobium jiringa Psidium guajava Pterocarpus indica Roystonea regia Salacca edulis Samanea saman Sandoricum kcetjapie Spandias sp.
Swietenia mahogani Jacq. Tamarindus indica L. Tectona grandis Terminalia catapa Wodyetia bifurcata
Perdu / Semak Suplir Nanas merah Puring Hanjuang Kembang sepatu Kembang bokor Teh-tehan Singkong Mangkokan Mahkota dewa Nilam Jagung
Adiantum cuneatum L. & F. Ananas comosus (L.) Merr. Codiaeum variegatum (L.) BI. Cordyline terminalis Planch. Hibiscus rosa sinensis Hydrangea macrophylla Malphigia coecigera L. Manihot esculenta Nothopanax scutellarium Phaleria macrocarpa Pogostemon cablin Zea mays
Kategori Tanaman Nama Lokal Nama Latin
Penutup Tanah Krokot hijau Bayam Kacang-kacangan Cabai Lili paris Serai wangi Kangkung Ubi jalar Simbang darah Iris Jarak pagar Paku jejer Lidah mertua Terong Althernantera ficoides Amaranthus sp. Arachis pintoi Capsicum annum Chlorophytum comosum. Cymbopogon nardus Ipomoea aquatica Forsk. Ipomoea batatas
Iresine herbstii Iris sp.
Jatropha curcas Nephrolepis sp.
Sansevieria trifasciata Laurentii Solanum melongenae
Rumput Rumput gajah Pennisetum purpureum Schumach.
Tanaman liar Babadotan Bayam duri Harendong bulu Paku rasam Alang-alang Harendong Rebah bangun Rumput kerbau Ageratum conizoides L. Amaranthus spinosus L. Clidemia hirta D. Don
Gleichenia linearis (Burm.) Clarke Imperata cylindrica L. Beauv Melastroma malabathricum L. Mimosa invisa Mart. Ex Colla Paspalum conjugatum Berg.
Satwa yang terdapat pada tapak terdiri dari satwa liar dan satwa ternak. Satwa liar yang dominan antara lain burung cangkurileung, burung padi, burung walet, ular, kadal, serangga, angsa, kodok, kucing, tupai, bajing dan lain-lain. Satwa ternak antara lain adalah sapi pedaging yang berjumlah 400 ekor, sapi perah berjumlah 20 ekor, kambing peranakan etawa (PE) berjumlah 25 ekor, ikan lele (Clarias batrachus) berjumlah 250.000 ekor serta ikan nila (Oreochromis
niloticus) dan ikan bawal (Colossoma macropomum Cuvier) berjumlah kurang lebih 250.000 ekor. Gambar 21 dan gambar 22 menunjukkan hewan yang diternakkan di tapak.
43
Gambar 21. Peternakan sapi (Gambar kiri) dan kambing (Gambar kanan) yang ada pada tapak.
Gambar 22. Ikan yang ada pada tapak. 1.1.3. Akustik, Aroma dan Visual
Nuansa kesejukan akan terasa saat memasuki kawasan pendidikan PPDF di sepanjang jalan pepohonan yang rindang berjajar menaungi dari sengatan matahari, pola penataan tanaman yang cukup baik dan rapih juga menambah kenyamanan yang melihatnya, di setiap sela-sela pohon ditanam semak menambah keteraturan serta pemandangan yang bebas dari sampah karena warga pesantren disiplin membuang sampah pada tempatnya. Memasuki kawasan sektor II, terlihat jembatan yang melewati aliran Sungai Cinangneng yang melintas di tengah-tengah tapak PPDF serta batu-batu kali yang memecah aliran sungai dan menambah kesan alami tapak yang semakin kuat. Pada saat akhir pekan banyak orang berkunjung untuk sekedar berekreasi seperti duduk-duduk sambil bermain air di tepian sungai dekat jembatan yang menghubungkan tapak dengan sektor I. Jika berjalan sedikit ke arah barat laut di luar tapak, maka akan dijumpai view berupa muara sungai yang dinamakan muara Darul Fallah, yang merupakan
pertemuan arus dua sungai yaitu Sungai Cinangneng dan Sungai Ciampea (Gambar 23).
Gambar 23. Muara Darul Fallah
Di sebelah barat tapak perencanaan terdapat bangunan kantor milik PT. DaFa Teknoagro Mandiri dengan warna alami yang menyatu dengan alam. Bangunan ini memiliki dua lantai sehingga apabila kita melihat ke lingkungan sekitar dari lantai dua maka akan terlihat vegetasi-vegetasi yang ditanam teratur untuk dibudidayakan yaitu kebun nilam (Pogostemon cablin) dan vegetasi yang ditanam untuk penghijauan seperti bambu betung (Dendrocalamus asper) yang tumbuh di kanan kiri sungai Cinangneng. Bila melihat ke arah timur laut tapak dari area peternakan sapi pedaging akan terlihat bukit kelapa sawit Cimulang dan juga kebun-kebun yang ditanami milik Kampung Lebak Gunung yang menghampar begitu alami. Sedangkan bila melihat di belakang peternakan kambing (arah utara tapak) maka akan terlihat bukit-bukit yang semakin menghilang seiring dengan jarak pandang yang menjauh dan memberikan kesan gradasi warna hijau yang memudar (Gambar 24).
Gambar 24. View bukit-bukit di belakang peternakan kambing yang membentuk gradasi warna hijau.
45
Dan bila kita melihat ke arah barat tapak akan terlihat jelas gunung kapur Ciampea dari kebun nilam yang berada di bagian barat laut tapak (Gambar 25). Di kebun nilam ini juga terdapat sebuah pohon Teja (Cinnamomum inners) yang dijadikan focal point karena pohon ini berdiri di tengah-tengah hamparan nilam sehingga memberikan keteduhan bagi yang memandang maupun yang berdiri di bawahnya, namun hamparan nilam yang ada pada daerah ini mulai mengering sehingga view yang didapat tidaklah seindah saat hamparan nilam ini tumbuh normal (Gambar 26).
Gambar 25. View ke gunung kapur di bagian barat laut tapak.
Gambaran 26. Hamparan Nilam dengan pohon Teja (Cinnamomum inners) Jika turun ke area perikanan di sebelah tenggara tapak maka akan terlihat hamparan empang dan sawah dengan padi yang hijau menguning dan kental sekali dengan nuansa pedesaannya (Gambar 27).
Sampah yang tersangkut di bebatuan pada sungai Cinangneng maupun di selokan menjadi bad view yang ditemukan di tapak (Gambar 28). Serta vandalisme yang terdapat di batu besar yang bertempat di sekitar muara sungai.
Gambar 28. Bad view yang terdapat di sungai (Gambar Kiri) maupun di dekat selokan (Gambar Kanan)
Pada tapak tidak semua daerah dapat dijelajahi dengan mudah karena sulitnya akses yang menghubungkan satu titik ke titik lain dan vegetasi yang tumbuh liar dan tidak beraturan menghalangi akses yang cukup sulit tersebut, seperti dilihat pada bagian utara tapak dan hal ini memberikan kesan ketidakteraturan seperti terlihat pada gambar 29. Peta inventarisasi visual pada tapak dapat dilihat pada gambar 30.
Gambar 29. Vegetasi yang tumbuh liar dan tidak teratur menyulitkan akses
Kesan akustik pada tapak berasal dari suara aliran sungai Cinangneng yang memberikan kesan dinamis. Ritme suara kicauan burung yang samar-samar terdengar menimbulkan kesan ruang yang ramai dan alami, begitu juga dengan suara kambing mengembik, dan suara sapi di sekitar peternakan.
47
Angin yang berhembus pun menyebabkan daun-daun pada pepohonan yang tinggi menjadi berkelebat menciptakan kesejukan bagi pendengaran maupun perasaan. Apabila berada di sekitar selokan pada bagian selatan tapak dekat jalan utama maka akan terdengar suara pompa hydram yang memompa air ke peternakan. Terkadang dentuman dinamit yang berasal dari gunung kapur Ciampea terdengar, walaupun tidak sesering bunyi-bunyi lain yang ada di tapak dan mengganggu pendengaran. Namun suara kendaraan yang lewat di jalan menyebabkan noise pada tapak.
Aroma yang cukup mengganggu berasal dari area peternakan yang berada di tapak bagian timur, karena kotoran dari hewan ternak menimbulkan bau yang tidak diinginkan. Bau ini tercium sampai dengan jarak kurang lebih 50 meter.