• Tidak ada hasil yang ditemukan

NEGARA-NEGARA ASEAN-5 DAN CHINA

5.1.2.1. Kinerja Perdagangan Internasional ASEAN-5 dan China

Perdagangan internasional adalah sebuah mekanisme perdagangan lintas negara yang memungkinkan suatu negara dapat memenuhi kebutuhan akan barang barang internasional yang tidak bisa atau relatif mahal jika diproduksi secara domestik. Selain itu mekanisme ini juga memungkinkan suatu perekonomian dapat menyalurkan barang-barang kompetitifnya ke pasar internasional untuk mendapatkan nilai tambah dan menghasilkan devisa negara. Ekonomi kelasik menyebutkan bahwa nilai bersih dari ekspor-impor merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan. Nilai bersih dari neraca perdagangan internasional tersebut dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Mekanisme perdagangan internasional ini sesungguhnya tidak

hanya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga akan mempengaruhi berbagai indikator makroekonomi lainnya, seperti nilai tukar harga-harga dan lainnya, bahkan dapat mempengaruhi berbagai indikator mikro, seperti pendapatan rumah tangga dan lainnya.

Berdasarkan data statistik perdagangan internasional yang dipublikasi oleh WTO, bahwa selama kurun waktu 1990-2010 nilai transaksi perdagangan internasional China terus mengalami perkembangan yang cepat. Pada tahun 1990 nilai transaksi ekspor China sebesar US $ 62,09 Milliar meningkat menjadi US $ 1.577,82 Milliar, sedangkan nilai transaksi impornya meningkat dari US $ 53,35 Milliar tahun 1990 menjadi US $ 1.395,10 Milliar tahun 2010. Perkembangan surplus perdagangan China juga terus mengalami perkembangan yang pesat dan mencapai puncaknya pada tahun 2008 dengan surplus perdangan pada tahun tersebut mencapai US $ 298,13 Milliar. Gambaran umum perkembangan nilai transaksi perdagangan internasional China periode 1990 hinga 2010 dapat dilihat pada Gambar 14 berikut.

Sumber : Diolah dari International Trade Statistics 2011, WTO

Gambar 14 Perkembangan Nilai Transaksi Perdagangan Internasional China Periode 1990-2010.

Selanjutnya perkembangan nilai transaksi perdagangan internasional negaran-negara ASEAN-5 juga mengalami tren peningkatan yang cukup

signifikan. Pada tahun 1990 nilai transaksi ekspor ASEAN- sebesar US $ 139,04 Milliar meningkat menjadi US $ 955,30 Milliar pada tahun 2010. Nilai transaksi impor negara-negara di ASEAN-5 juga mengalami peningkatan pesat yakni meningkat dari US $ 157,96 tahun 1990 mejadi US $ 847,89 Milliar. Meski nilai nilai transaksi perdagangan internasional negara-negara ASEAN selama 1990-2010 menunjukkan tren peningkatan, namun selama periode tersebut setidaknya terjadi dua kali gelombang surut nilai yakni pada sekitar tahun 1998 yang berbarengan dengan krisis ekonomi dunia dan pada tahun 2009 sebagai imbas dari krisis finansial. Gambaran perkembangan nilai transaksi perdagangan internasional ASEAN-5 tahun 1990-2010 dapat dilihat pada Gambar 15 berikut.

Sumber : Diolah dari International Trade Statistics 2011, WTO.

Gambar 15 Perkembangan Nilai Transaksi Perdagangan Internasional Negara-negara ASEAN-5 Periode 1990-2010.

Perbandingan kinerja perdaganan internasional antara negara-negara ASEAN, khususnya ASEAN-5 dan China, menunjukkan bahwa pada tahun 2010 nilai transaksi perdagangan internasional China mencapai US $ 2.972,9 Milliar, dengan rincian nilai ekspor sebesar US $ 1.577,8 Milliar atau sekitar 10,36 persen dari total ekspor dunia dan nilai impornya yang sebesar US $1.395,1 Milliar atau sekitar 9,06 persen dari nilai total perdangan impor dunia. Pada tahun 2010,

melalui mekanisme perdagangan internasional ini China memperoleh surplus perdagangan internasional sebesar US $ 182,73 Milliar. Kinerja perdagangan internasional China memiliki akselerasi yang cukup tinggi, selama kurun waktu 1990-2010 ekspor China tumbuh sekitar 18,35 persen per tahun dan impornya tumbuh sekitar 18,50 persen dalam periode yang sama.

Tabel 12 Nilai Ekspor dan Impor Serta Neraca Perdagangan Internasional Negara ASEAN dan China Tahun 2010.

Negara

Ekspor Impor Neraca

Perdagangan Nilai * Share (persen) Pertumbuhan (persen) Nilai * Share (persen) Pertumbuhan (persen) Nilai * Rata-rata Per Tahun* 2010 2010 1990-2010 2010 2010 1990-2010 2010 1990-2010 Dunia 15.237,00 100,00 8,25 15.402,0 100,00 8,16 (165,0) (215,62) China 1.577,82 10,36 18,35 1.395,10 9,06 18,50 182,73 71,98 ASEAN-5 955,30 6,27 10,77 847,89 5,51 9,91 107,41 32,47 a. Indonesia 157,82 1,04 10,18 131,74 0,86 11,44 26,08 14,70 b. Malaysia 198,80 1,30 10,73 164,73 1,07 10,28 34,07 14,88 c. Philippines 51,50 0,34 10,58 58,23 0,38 8,65 (6,73) (6,39) d. Singapura 351,87 2,31 10,88 310,79 2,02 9,59 41,08 9,51 e. Thailand 195,32 1,28 11,87 182,40 1,18 10,46 12,92 (0,22) ASEAN LAIN 91,76 0,60 16,16 94,66 0,61 17,70 (2,90) (1,79) TOTAL ASEAN 1.047,06 6,87 11,06 942,55 6,12 10,29 104,51 30,68

Sumber : Diolah dari International Trade Statistics 2011, WTO

Secara agregat nilai transaksi perdagangan internasional ASEAN-5 jauh di bawah nilai perdagangan internasional China. Pada tahun 2010 total nilai transaksi perdagangan internasional ASEAN-5 sebesar US $ 1.803,2 Milliar. Total nilai ekspor ASEAN-5 pada tahun 2010 sebesar US $ 955,3 Milliar dengan kontribusi sekitar 6,27 persen terhadap nilai ekspor dunia, sedangkan nilai impornya sebesar US $ 847,9 Milliar atau sekitar 5,51 persen dari total nilai impor dunia. Dari transaksi perdagangan internasionalnya ASEAN-5 memperleh surplus perdagangan sebesar US $ 26,08 Milliar. Secara rata-rata pertumbuhan ekspor dan impor ASEAN-5 juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan perdagangan internasional China. Selama periode 1990-2010 nilai ekspor ASEAN-5 tumbuh sekitar 10,77 persen per tahun sedangkan impornya tumbuh sekitar 9,91 persen per tahun. Gambaran tersebut mengisyaratkan bahwa kinerja perdaganan China lebih baik dibandingkan kinerja perdagangan ASEAN-5 secara rata-rata.

Perbandingan data perdagangan internasional diantara negara-negara ASEAN-5 menunjukkan bahwa transaksi perdagangan internasional ASEAN-5 pada tahun 2010 lebih didominasi oleh Singapura. Nilai ekspor Singapura pada tahun 2010 mencapai sekitar US $ 351.87 Milliar atau skitar 36,83 persen dari total ekspor ASEAN-5, sedangkan nilai impornya mencapai sekitar US $ 310,79 Milliar atau sekitar 36,65 persen dari total impor ASEAN-5. Dari perdagangan internasional tersebut Singapura memperoleh surplus perdagangan sekitar US$ 41,08 Milliar atau sekitar 38,24 persen dari total surplus perdagangan ASEAN-5.

Berdasarkan data perdagangan internasional seperti yang digambarkan di atas menunjukan bahwa, Indonesia, meskipun merupakan negara yang besar dilihat dari penduduk, luas wilayah dan skala ekonominya, namun kinerja perdagangan internasionalnya lebih rendah dari sebagian besar negara-negara ASEAN-5. Nilai transaksi ekspor Indonesia pada tahun 2010 yang sebesar US$ 157,82 Milliar lebih rendah dari nilai transaksi ekospor negara seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Bahkan pertumbuhan ekspor Indonesia selama kurun waktu 1990-2010 adalah paling rendah diantara negara-negara ASEAN-5 yakni hanya sekitar 10,18 persen. Disisi lain, Indonesia mencetak rekor dalam hal pertumbuhan nilai impor tertinggi yakni sekitar 11,44 persen per tahun. Gambaran nilai transaksi perdagangan internasional negara-negara ASEAN-5 dan China dan perkembangannya, mengisyaratkan bahwa kinerja perdagangan internasional Indonesia tidak lebih baik dari kinerja perdagangan internasional negara-negara ASEAN-5 lainnya.

Dilihat dari struktur perdagangan internasional memperlihatkan bahwa jenis barang yang diperdagangkan secara internasional oleh China, sebagian besar merupakan barang-barang dari kelompok manufaktur. Dari total ekspor China pada tahun 2010 sekitar 93,60 persen barang manufaktur yang diekspor ke penjuru dunia, sedangkan ekspor pertanian China hanya sekitar 3,27 persen dari total ekspornya. Sebaliknya dari sisi impor, jenis barang impor China juga sebagian besar merupakan produk-produk manufaktur yakni sekitar 64,11 persen dari total impornya, dan komoditi pertanian yang di impor mencapai sekitar 7,76 persen dari total impornya.

Tabel 13. Nilai dan Pertumbuhan Perdagangan Internasioanl ASEAN-5 dan China Dirinci Menurut Sektor Utama Tahun 2000-2010

Sektor/Jenis Barang*

Dunia China ASEAN-5

Nilai ($ US Milliar) Share ( persen) Pertum-buhan ( persen) Nilai ($ US Milliar) Share ( persen) Pertum-buhan ( persen) Nilai ($ US Milliar) Share ( persen) Pertum-buhan ( persen) 2010 2010 2000-2010 2010 2010 2000-2010 2010 2010 2000-2010 Ekspor 15.237 100,00 10,14 1.578 100,00 21,91 955,3 100,00 10,57 Pertanian 1.361,9 8,94 9,06 51,6 3,27 12,74 112,0 11,72 12,56 a. Makanan 1.118,7 7,34 9,30 44,2 2,80 13,04 84,9 8,89 11,94 b. Bahan Mentah 243,2 1,60 8,50 7,5 0,47 11,44 27,1 2,84 16,58

Bahan Bakan dan

Pertambangan 3.025,7 19,86 18,86 48,1 3,05 19,86 173,8 18,19 18,74 Manufaktur 9.962,0 65,38 8,67 1.476,9 93,60 22,57 631,1 66,07 8,85 Lainnya 887,4 5,82 10,20 1,2 0,08 27,10 38,4 4,02 14,93 Impor 15.402,0 100,00 9,90 1.395,1 100,00 22,30 847,9 100,00 11,38 Pertanian 1.425,3 9,25 8,91 108,2 7,76 21,90 61,4 7,24 10,52 a. Makanan 1.180,8 7,67 9,21 59,5 4,27 23,78 49,1 5,79 10,89 b. Bahan Mentah 244,6 1,59 8,09 48,7 3,49 20,68 12,3 1,45 9,84

Bahan Bakan dan

Pertambangan 3.102,2 20,14 18,63 373,1 26,74 35,58 195,4 23,05 21,50

Manufaktur 10.322,7 67,02 8,74 894,4 64,11 19,63 567,4 66,92 9,35

Lainnya 551,7 3,58 5,50 19,3 1,39 50,80 23,7 2,80 16,86

Sumber : Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011 Keterangan : Klasifikasi Sektor Mengacu pada, International Trade Statistics 2011, WTO

1.Produk pertanian (SITC Section 0, 1, 2 dan 4 Minus Devisi 27 dan 28) a. Makanan (SITC Section 0, 1, 4, dan Devisi 22)

b. Bahan Mentah (SITC Devisi 21, 23, 24, 25, 26, dan 29)

2.Bahan Bakar dan Pertambanan (SITC Section 3 dan Devisi 27, 28, dan 68) 3.Manufaktur (SITC Section 5, 6, 7, 8 Minus Devisi 68 dan Group 891) 4.Lainnya (SITC Section 9 dan Group 891)

Selanjutnya, struktur perdagangan internasional ASEAN-5 secara agregat menunjukkan bahwa dari total perdagangan internasionalnya pada tahun 2010, sekitar 66,07 persen yang diekspor merupakan kelompok barang manufaktur, dan hanya sekitar 11,72 persen merupakan komoditi pertanian. Jenis komoditi pertanian yang diekspor ASEAN-5 terutama berupa pertanian makanan. Selanjutnya dari sisi impor jenis barang yang paling besar di impor ASEAN-5 secara agregat adalah barang yang berasal dari kelompok manufaktur yakni sekitar 66,92 persen dari total impor. Nilai impor pertanian ASEAN-5 pada tahun 2010 sebesar US $ 61,4 Miliar atau skitar 7,24 persen dari total impor ASEAN-5. Komoditi pertanian impor ini sebagian besar merupakan pertanian makanan.

Struktur perdagangan internasional masing-masing negara ASEAN-5 seperti yang disajikan pada Tabel 14 berikut menunjukkan bahwa jenis barang dominan yang diekspor oleh semua negara ASEAN-5 adalah barang dari kelompok manufaktur. Indonesia pada tahun 2010, dari US $ 157,8 Milliar ekspornya sebanyak US $ 58,4 Milliar atau sekitar 37,02 persen adalah ekspor

produk manufaktur. Bahkan Philipina dari nilai total nilai ekspornya sekitar 85,08 persen diantaranya merupakan produk manufaktur, dan Singapura mengekspor produk manufaktur sekitar 72,24 persen dari total ekspornya.

Perbandingan nilai ekspor produk pertanian di masing-masing negara ASEAN-5 menunjukkan bahwa Indonesia adalah paling tinggi nilai ekspor pertaniannya yakni sekitar US$ 36,0 Milliar atau sekitar 22,78 persen dari total nilai ekspornya, kemudian diikuti oleh Thailand dengan nilai ekspor pertanian sekitar US $ 35,1 Milliar, nilai ini setara dengan 17,99 persen dari total nilai ekspornya. Tercatat bahwa Singapura memiliki nilai ekspor pertanian paling rendah yakni hanya US $ 7,9 Milliar. Hal ini wajar mengingat Singapura memiliki wilayah paling kecil, sehingga potensi pertaniannnya pun juga kecil. Dilihat dari pertumbuhan ekspor pertanian di masing-masing negara ASEAN-5, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pertumbuhan ekspor pertanian paling tinggi yakni rata-rata 17,01 persen per tahun selama kurun waktu 2000-2010, kemudian diikuti oleh Malaysia dengan pertumbuhan ekspor pertanian sekitar 12,98 persen per tahun. Tabel 14. Nilai dan Pertumbuhan Perdagangan Internasional Negara-negara

ASEAN-5 Menurut Sektor Utama Tahun 2000-2010

Jenis Barang

Indonesia Malaysia Philipphines Singapura Thailand Nilai ($ US Milliar) Pert Thn 00-10 ( %) Nilai ($ US Milliar) Pert Thn 00-10 ( %) Nilai ($ US Milliar) Pert Thn 00-10 ( %) Nilai ($ US Milliar) Pert Thn 00-10 ( %) Nilai ($ US Milliar) Pert Thn 00-10 ( %) Ekspor 157,8 11,73 198,8 8,95 51,5 4,18 351,9 11,87 195,3 12,28 Pertanian 36,0 17,01 28,9 12,98 4,1 8,78 7,9 7,42 35,1 11,10 a. Makanan 25,6 16,33 23,6 14,51 3,8 8,88 6,9 7,76 25,0 9,19 b. Bahan Mentah 10,3 21,60 5,3 9,92 0,4 8,45 1,0 6,69 10,1 20,24 Bahan Bakan dan

Pertambangan 62,2 16,30 35,4 19,56 3,2 18,03 60,9 21,15 12,1 23,90 Manufaktur 58,4 8,60 133,2 6,93 43,8 3,72 254,2 9,98 141,5 12,12 Lainnya 1,2 7,04 1,4 8,79 0,3 53,67 28,9 41,07 6,5 19,82 Impor 131,7 15,71 164,7 9,92 58,2 6,22 310,8 11,07 182,4 13,74 Pertanian 15,6 11,40 16,1 13,18 6,8 8,27 10,9 7,93 12,0 11,50 a. Makanan 11,5 11,84 12,8 13,31 6,4 9,59 9,8 8,00 8,6 12,71 b. Bahan Mentah 4,2 12,92 3,3 13,04 0,4 (2,40) 1,1 8,08 3,4 9,66 Bahan Bakan dan

Pertambangan 32,3 23,17 24,9 21,55 12,1 14,23 85,9 23,01 40,2 21,43 Manufaktur 83,8 14,75 120,6 8,48 39,0 4,63 201,7 8,40 122,2 11,94 Lainnya 0,0 190,19 3,1 5,59 0,2 41,63 12,3 23,29 8,1 9,21

Sumber : Diolah dari UN International Merchandise Trade Statistics, data base, SITC Rev.3, 2011