• Tidak ada hasil yang ditemukan

NEGARA-NEGARA ASEAN-5 DAN CHINA

5.2. Pembangunaan Pedesaan dan Kinerja Pertanian Negara-negara ASEAN-5 dan China

5.2.2. Kinerja Produksi Pertanian ASEAN-5 dan China

5.2.2.2. Komooditi Utama Tanaman Pertanian (crops) ASEAN-5 dan China

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sekitar 64,99 persen dari total nilai pertanian China pada tahun 2010 berasal dari kelompok tanaman pertanian (crops). Dari keseluruhan komoditi dari kelompok tanaman pertanian China, urutan lima belas komoditi berikut adalah komoditi yang memiliki nilai produksi paling besar. Ke lima belas komoditi tersebut berkontribusi sekitar 62,23 persen dari total nilai produksi tanama pertanian China pada tahun 2010. Dari ke lima belas komoditi tanaman pertanian utama China, terdapat lima komoditi tanaman pangan yakni masing-masing padi, gandum, jagung, kacang tanah dan kedelai, dan satu yang dikelompokkan sebagai komoditi perkebunan yakni tebu (sugar cane) dan sisanya adalah dari kelompok hortikultura (sayuran dan buah).

Pada tahun 2010, secara agregat nilai produksi dari lima tanaman pangan yang masuk dalam lima belas besar komoditi tanaman pertanian China (padi, gandum, jagung, kacang tanah dan kedelai), berkontribusi sekitar 37,44 persen terhadap total nilai tanaman pertanin China. Di mana komoditi padi (Rice, Paddy) menempati urutan teratas. Pada tahun 2010 nilai produksi padi China mencapai US $ 48.765,2 juta dengan produksi sebesar 197,2 juta ton. Pada tahun tersebut China tercatat sebagai negara penghasil padi paling besar di dunia dengan kontribusi sekitar 29,35 persen terhadap total produksi padi dunia. Produksi padi China selama periode 1991-2010 tumbuh sekitar 0,23 persen per tahun. Selain sebagai produsen terbesar, China juga pada tahun 2009 tercatat sebagai eksportir

terbesar kedua padi (beras) setelah Amerika Serikat. Komoditi pangan berikutnya adalah komoditi gandum, dengan nilai produksi sebesar US $ 16,3 Milliar. Pada Tahun 2010 China menempati urutan pertama dunia sebagai penghasil gandum, kemudian diikuti oleh India dan Amerika serikat. Pada tahun 2010 produksi gandum China mencapai 115,2 juta ton dengan kontribusi sekitar 17,70 persen terhadap produksi gandum dunia. Selama periode 1991-2010 poduksi gandum China tumbuh sekitar 1,02 persen per tahun. Selanjutnya komoditi utama China berdasarkan urutan nilai produksi dapat dilihat pada Tabel 21 berikut.

Tabel. 21 Urutan Komoditi Utama China berdasarkan Nilai Produksi Menurut Harga Berlaku Internasional, serta Pertumbuhan Produksi dan Kontribusinya terhadap Produksi Dunia Tahun 2010

No Commodity Nilai Produksi HB (Int US $ 1000), 2010

Produksi (Ribu Ton)

Pertum-buhan Produksi ( persen) 1991-2010 Share Terhadap Prod Dunia 1990 2000 2010

1 Padi (Rice, paddy) 48.765.224 191.615 189.814 197.212 0,23 29,35

2 Gandum (Wheat) 16.335.217 98.232 99.636 115.180 1,02 17,70 3 Tomat (Tomatoes) 15.477.224 7.758 22.325 41.880 9,01 28,73 4 Apel (Apples) 14.068.313 4.332 20.437 33.265 11,40 47,82 5 Kentang (Potatoes) 10.710.203 32.031 66.318 74.799 5,02 23,07 6 Jagung (Maize) 10.189.191 97.214 106.178 177.541 3,58 21,03 7 Ketimun (Cucumbers) 7.840.513 6.790 19.869 40.710 9,55 70,73 8

Jamur dan Cendawan (Mushrooms and

truffles) 7.545.549 663 2.408 4.182 9,93 69,85

9 Bawang Putih (Garlic) 7.191.946 3.923 7.486 13.664 7,04 77,31

10 Kacang Tanah (Groundnuts) 6.901.273 6.433 14.516 15.709 5,14 41,73 11 Asparagus (Asparagus) 6.343.244 1.470 3.908 6.969 8,29 88,98 12 Pir (Pears) 6.227.256 2.484 8.526 15.232 9,63 67,26

13 Tebu (Sugar cane) 3.456.697 63.451 69.299 111.454 3,34 6,61

14 Kedelai (Soybeans) 3.250.694 11.008 15.411 15.083 2,48 5,77

15 Selada (Lettuce) 5.878.742 2.520 7.256 12.575 8,63 53,23

Sumber : Diolah dari FAOSTAT, 2012

Pada Tabel 21 di atas juga terlihat bahwa dari lima belas komoditi tanaman pertanian China sebagai kontributor terbesar terhadap nilai produksi tanaman pertanian, hanya satu komoditi yang masuk dalam kelompok tanaman perkebunan yakni tanaman tebu. Nilai produksi tebu berkontribusi sekitar 3,97 persen terhadap total nilai produksi tanaman pertanian China. Selain tebu

beberapa tanaman perkebunan China yang juga memiliki nilai produksi cukup besar yakni tanaman teh dan tembakau.

Selanjutnya, pada Tabel 21 di atas terlihat bahwa dari 15 komoditi yang masuk daftar kontributor terbesar terhadap nilai produksi tanaman pertanian China, 9 diantaranya masuk dalam kelompok hortikultura (sayur dan buah), yakni masing-masing adalah tomat, apel, kentang, ketimun, jamur dan cendawan, bawang putih, asparagus, pir, dan selada. Pada tahun 2010, secara agregat nilai produksi dari komoditi hortikutura tersebut berkontribusi sekitar 20,81 persen dari total nilai produksi tanaman pertanian China. Berdasarkan uraian tersebut, maka secara umum menggambarkan bahwa potensi tanaman pertanian China terutama berasal dari kelompok tanaman pangan, khususnya padi, gandum dan jagung serta dari kelompok tanaman hortikutura.

Selanjutnya untuk ASEAN, lima belas komoditi tanaman pertanian

(crops) seperti yang disajikan pada Tabel 22 merupakan komoditi yang berkontribusi paling besar terhadap nilai produksi tanaman pertanian ASEAN secara agregat. Dari lima belas komooditi kontributor terbesar terhadap nilai produksi tanaman pertanian ASEAN, terdapat tiga komoditi diantaranya yang merupakan kelompok tanaman pangan yakni padi, singkong dan jagung. Pada tahun 2010, nilai produksi dari ketiga komoditi tanaman pangan tersebut berkontribusi sekitar 39,03 persen terhadap total nilai produksi tanaman pertanian ASEAN, dengan rincian padi berkontribusi sekitar 31,38 persen, singkong berkontribusi sekitar 5,56 persen dan jagung sekitar 2,09 persen terhadap total nilai produksi tanaman pertanian ASEAN. Lembih dari separuh (58,47 persen) produksi komoditi padi di ASEAN berasal dari negara-negara ASEAN-5, terutama dari Indonesia, Thailand dan Philipina. Produksi padi ASEAN-5 berkontribusi sekitar 17,31 persen terhadap total produksi padi dunia. Sedangkan singkong dan jagung yang diproduksi di ASEAN-5 berkontribusi masing-masing 21,12 persen untuk singkong dan 3,46 persen untuk jagung terhadap produksi dunia.

Selanjutnya dari lima belas komoditi kontributor terbesar tehadap nilai produksi tanaman pertanian ASEAN, terdapat empat diantaranya merupakan tanaman hortikultura yakni pisang, mangga, nenas dan jeruk. Total nilai produksi

ke empat komoditi tersebut berkontribusi sekitar 11,62 persen terhadap total nilai produksi tanaman pertanian ASEAN. Ke empat komoditi hortikultura tersebut juga sebagian besar berasal dari ASEAN-5. Pada tahun 2010, produksi pisang ASEAN-5 berkontribusi sekitar 16,45 persen terhadap produksi dunia, mangga berkontribusi sekitar 12,0 persen, nenas sekitar, 30.39 persen dan jeruk sekitar 3,52 persen terhadap produksi dunia. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.

Tabel. 22. Urutan Komoditi Tanaman Pertanian ASEAN berdasarkan Nilai Produksi Menurut Harga Berlaku Internasional, serta Pertumbuhan Produksi dan Kontribusinya terhadap Produksi Dunia, Tahun 2010

No. Komoditi

Nilai Produksi (NP)(

Int US$ Juta) Share NP ASEAN-5 Terhadap

ASEAN

Produksi ASEAN-5 (Ribu Ton) Pertum-buhan Produksi (%) 91-2010 Share Terhadap Produksi Dunia (%) 2010 ASEAN ASEAN-5 1990 2000 2010 1 Rice, paddy 52.487 30.691 58,47 74.142 92.272 116.328 2,31 17,31 2 Palm oil 17.362 17.362 100,00 8.778 18.330 39.907 7,96 88,49 3 Natural rubber 9.071 8.115 89,45 4.046 4.779 7.094 2,94 67,33 4 Cassava 6.387 5.002 78,32 38.794 37.321 48.480 1,45 21,12 5 Bananas 4.953 4.474 90,32 8.069 11.246 16.795 3,88 16,45 6 Sugar cane 4.929 4.081 82,79 88.323 104.043 129.336 2,23 7,67 7 Coconuts 4.360 4.182 95,90 25.704 30.765 38.021 2,06 60,88 8 Mangoes, mangosteens, guavas 3.208 2.811 87,61 1.777 3.367 4.715 5,59 12,20 9 Palm kernels 2.471 2.471 100,00 2.564 4.955 9.571 7,01 79,08 10 Maize 2.441 2.351 96,32 15.345 18.726 29.232 3,49 3,46 11 Coffee, green 2.297 1.037 45,13 626 783 965 2,34 11,55 12 Pineapples 1.837 1.682 91,55 3.624 4.456 5.900 2,76 30,39 13 Cocoa beans 866 866 99,99 400 499 834 4,29 19,72 14 Oranges 632 473 74,79 574 991 2.446 9,52 3,52 15 Tea 487 241 49,45 169 201 226 1,71 5,01 Sumber : Diolah dari FAOSTAT, 2012

Selanjutnya, komoditi pertanian dari kelompok tanaman perkebunan yang masuk dalam lima belas komoditi terbesar nilai produksinya di kawasan ASEAN terdiri dari komoditi minyak sawit dan biji sawit, karet alam, tebu, kelapa, kopi kakao dan teh. Pada tahun 2010, secara agregat nilai produksi dari tanaman perkebunan tersebut berkontribusi sekitar 34,93 persen dari total nilai produksi tanaman pertanian di kawasan ASEAN. Sebagian besar produksi dari komoditi perkebunan ASEAN ini diproduksi oleh negara-negara ASEAN-5, bahkan untuk komoditi minyak sawit dan atau biji sawit, seluruhnya berasal dari ASEAN-5, khususnya Indoneia dan Malaysia. Produksi minyak sawit ASEAN-5 yang pada tahun 2010 berjumlah sebesar 39,91 juta ton berkontribusi sekitar 88,49 persen

dari total produksi minyak sawit dunia, demikian pula biji sawit berkontribusi sekitar 79,08 persen dari total produksi dunia. Selain komoditi minyak sawit, tanaman perkebunan lainnya yang juga memiliki kontribusi cukup besar terhadap produksi dunia adalah komoditi karet alam dan komoditi Kelapa. Pada tahun 2010 komoditi karet ASEAN-5 berkontribusi sekitar 67,33 persen terhadap produksi dunia dan komoditi kelapa berkontribusi sekitar 60,88 persen. Selanjutnya produksi kakao dan kopi berkontribusi masing-masing sekitar 19,72 persen dan 11,55 persen, sedangkan teh hanya berkontribusi sekitar 5,01 persen terhadap produksi dunia. Berdasarkan gambaran mengenai berbagai komoditi utama di ASEAN, khususnya di ASEAN-5, terlihat bahwa potensi tanaman pertanian ASEAN-5 terutama berasal dari kelompok tanaman perkebunan dan tanaman pangan, khususnya komoditi padi dan singkong.

Selanjutnya, berdasarkan share masing-masing negara terhadap berbagai produksi komoditi utama ASEAN-5 menunjukkan bahwa sebagian besar dari komoditi tersebut, sentra produksinya berada di Indonesia, baik komoditi yang berasal dari kelompok tanaman pangan, hortikultura maupun dari kelompok perkebunan. Dari lima belas komoditi utama ASEAN-5 hanya empat komoditi dimana Indonesia bukan sebagai produsen terbesar di ASEAN-5 yakni komoditi pisang dan nenas yang produsen utamanya dipegang oleh Philipina, kemudian karet alam dan tebu di mana Thailand sebagai produsen terbesar di ASEAN-5.

Untuk kelompok tanaman pangan, dari total produksi padi ASEAN-5 yang berjumlah 116,33 juta ton, lebih dari separuh (57,09 persen) dari total produksi padi tersebut diproduksi di Indonesia, sisanya diproduksi di Thailand sekitar sekitar 27,18 persen dan Philipina berkontribusi sekitar 13,58 persen dari total produksi padi ASEAN-5. Dari berbagai negara penghasil padi di dunia, Indonesia diposisikan sebagai produsen terbesar ke tiga dunia setelah China dan India, sementara Thailand dan Philipina berada pada posisi ke tujuh dan delapan. Meskipun Indonesia sebagai produsen terbesar padi di ASEAN-5, namun pada tahun 2009 Indonesia sebagai pengimpor padi (beras) terbesar di ASEAN, bahkan berada dalam posisi dua belas besar pengimpor beras terbesar dunia, sementara Thailand adalah pengekspor terbesar pertama dunia dalam bentuk beras patah

Selanjutnya untuk komoditi jagung, Indonesia juga sebagai produsen utama di ASEAN-5 dengan kontribusi sekitar 62,82 persen dari total produksi jagung ASEAN-5. Bahkan dalam produksi jagung dunia Indonesia di posisikan sebagai produsen terbesar ke lima dunia, setelah Amerika, China, Brasil dan Argentina. Akan tetapi selama dua dekade terkhir, Indonesia masih menyandang predikat sebagai net importir jagung. Sama halnya dengan komoditi Kedelai

(soybeans), dengan produksi sekitar 908 ribu ton pada tahun 2010, Indonesia berkontribusi sekitar 83,62 persen dari total produksi kedelai ASEAN-5, dan Indonesia berada pada peringkat 10 dunia sebagai produsen kedelai. Akan tetapi selama dua dua dekade terakhir Indonesia adalah net importir kedelai yang cukup besar, bahkan pada tahun 2009, Indonesia berada pada urutan ke 10 dunia sebagai importir kedelai terbesar dunia. Dalam kurun waktu 2005-2009, Indonesia mengimpor kedelai rata-rata sebesar 1,39 juta ton per tahun, yang berarti jumlah impor kedelai Indonesia jauh di atas kemampuan produksinya.

Kondisi serupa juga terjadi untuk komoditi kacang tanah (groundnuts) di mana dari total produksi kiacang tanah ASEAN-5 Indonesia berkontribusi sekitar 91,18 persen. Pada tahun 2010, Indonesia adalah produsen kacang tanah terbesar ke tujuh dunia, namun pada tahun 2009 Indonesia juga sebagai importir terbesar kedua setelah Uni Eropa. Rata-rata impor kacang tanah Indonesia selama kurun waktu 2005-2009 sebesar 67,18 ribu ton per tahun (sekitar 8,6 persen dari produksi nasional). Lebih lanjut, untuk komoditi gandum, satu-satunya negara di ASEAN-5 yang memproduksi gandum hanyalah Thailand, dengan produksi sekitar 1.100 ton pada tahun 2010. Sedangkan negara-negara ASEAN-5 lainnya, sebagai importir gandum.

Selanjutnya, untuk komoditi-komoditi perkebunan, data yang disajikan pada tabel 23 menunjukkan bahwa sebagian besar komoditi perkebunan yang masuk daftar komoditi utama ASEAN-5, sentra produksinya terkonsentrasi di Indonesia, kecuali tanaman karet alam (natural rubber) dan tebu (sugar cane)

dimana Thailand adalah produsen utamanya di ASEAN-5. Gambaran tersebut menjelaskan bahwa potensi komoditi perkebunan di ASEAN-5 terutama berasal dari Indonesia. Komoditi perkebunan yang memiliki nilai produksi tertinggi di ASEAN-5 ditempati oleh komoditi minyak sawit yang merupakan hasil ekstraksi

dari buah sawit (oil palm fruit). Dari ekstraksi tersebut selain menghasilkan minyak sawit juga menghasilkan komoditi biji sawit (palm kernel) dimana biji sawit ini juga merupakan salah satu komoditi yang masuk dalam daftar lima belas komoditi utama ASEAN-5. Pada tahun 2010 total produksi buah sawit di ASEAN-5 berjumlah 179,6 juta ton dan berkontribusi sekitar 85,14 persen terhadap total produksi buah sawit dunia.

Dari total produksi buah sawit ASEAN-5, Indonesia berkontribui sekitar 47,89 persen, Malaysia sekitar 47,24 persen dan Thailand berkontribusi 4,58 persen. Dalam peta produksi buah sawit dunia, ketiga produsen buah Sawit di ASEAN-5 tersebut secara berturut-turut menempati posisi teratas sebagai produsen buah sawit terbesar dunia. Selain itu, pada tahun 2009, Indonesia dan Malaysia juga menempati posisi teratas sebagai eksportir terbesar minyak sawit dunia, sedangkan Thailand hanya menempati posisi ke enam belas besar sebagai eksportir minyak sawit dunia. Selain ketiga produsen buah sawit terbesar ASEAN-5 yang sudah disebutkan, dalam peta perdagangan minyak sawit dunia Singapura, juga diposisikan sebagai eksportir terbesar ke enam dunia dalam mengekspor minyak sawit, padahal negara ini tidak memproduksi bahan bakunya (buah sawit). Gambaran ini menunjukkan bahwa, bisa jadi Singapura memanfaatkan posisi strategisnya karena berdekatan dengan produsen buah sawit terbesar dunia, untuk mengembangkan industri pengolahan minyak sawit atau berperan sebagai perantara (re-ekspor) dalam perdagangan minyak sawit dunia.

Tabel 23 Kontribusi Produksi Masing-masing Negara terhadap Produksi Komoditi Utama ASEAN-5, dan Komparasi Pertumbuhannya dengan Produksi China dan Dunia Periode 1991-2010

No. Komodit Produksi komoditi utama masing-masing negara ASEAN-5 tahun 2010 (Ribu Ton)

Share produksi masing-masing negara terhadap produksi komoditi utama ASEAN-5 tahun 2010

Indonesia Malaysia Philippines Singapura Thailand ASEAN-5 Indonesia Malaysia Philippines Singapura Thailand ASEAN-5

A Tanaman Pangan 1 Rice, paddy 66.412 2.548 15.772 - 31.597 116.328 57,09 2,19 13,56 - 27,16 100,00 2 Maize 18.364 36 6.377 - 4.454 29.232 62,82 0,12 21,81 - 15,24 100,00 3 Cassava 23.909 465 2.101 - 22.006 48.480 49,32 0,96 4,33 - 45,39 100,00 4 Groundnuts 780 0 30 - 45 855 91,18 0,05 3,46 - 5,30 100,00 5 Soybeans 908 - 0,81 - 177 1.086 83,62 - 0,07 - 16,30 100,00 6 Wheat - - - - 1,10 1,10 - - - - 100,00 100,00 B Hortikultura 1 Tomatoes 892 83 204 0,01 176 1.355 65,81 6,15 15,08 0,00 12,97 100,00 2 Potatoes 1.061 - 125 - 133 1.318 80,46 - 9,46 - 10,08 100,00 3 Garlic 12 - 10 - 68 90 13,71 - 10,62 - 75,67 100,00 4 Bananas 5.815 295 9 101 - 1 585 16.795 34,62 1,75 54,19 - 9,44 100,00 5 Oranges 2.033 36 4,34 - 373 2.446 83,10 1,48 0,18 - 15,24 100,00 6 Pineapples 1.390 416 2.169 - 1 925 5.900 23,56 7,05 36,76 - 32,62 100,00 C Tanaman Perkebunan - -

1 Oil palm fruit 86.000 84.842 516 - 8.223 179.581 47,89 47,24 0,29 - 4,58 100,00 2 Natural rubber 2.788 859 395 - 3.052 7.094 39,30 12,11 5,57 - 43,02 100,00 3 Coconuts 20.655 528 15.540 0,17 1.298 38.021 54,33 1,39 40,87 0,00 3,41 100,00 4 Coffee, green 801 21 95 - 49 965 83,00 2,13 9,80 - 5,07 100,00 5 Cocoa beans 810 18 5 - 0,76 834 97,11 2,19 0,60 - 0,09 100,00 6 Sugar cane 26.500 28 34.000 - 68.808 129.336 20,49 0,02 26,29 - 53,20 100,00 7 Tea 150 9 - - 67 226 66,27 4,03 - - 29,71 100,00 8 Tobacco 195 15 41 - 59 310 62,98 4,91 13,09 - 19,03 100,00

Sumber : Diolah dari FAOSTAT, 2012

Selanjutnya komoditi perkebunan lainnya yang juga merupakan komoditi utama ASEAN-5 adalah karet alam (natural rubber). Secara agregat produksi karet alam ASEAN-5 pada tahun 2010 berjumlah 7,1 juta ton dan berkontribusi sekitar 67,33 persen terhadap produksi dunia. Dari total produksi karet alam ASEAN-5 tersebut sekitar 43,02 persen diproduksi di Thailand dan sekitar 39,30 persen diproduksi di Indonesia, sisanya 12,11 persen di Malaysia dan 5,57 persen di Philipina. Dengan produksi tersebut secara berturut-turut Thailand, Indonesia dan Malaysia menempati urutan teratas sebagai produsen karet alam terbesar dunia, akan tetapi sebagai eksportir, Thailand dan Malysia menempati urutan satu dan dua terbesar dunia dan Indonesia hanya berada pada posisi ke dua belas terbesar dunia.

Sedangkan untuk komoditi perkebunan kelapa (cocnuts), kopi (coffee, green) dan kakao (cacao), Indonesia selain sebagai sentra produksi utama di ASEAN-5, Indonesia juga masuk tiga besar sebagai produsen terbesar dunia. Indonesia adalah produsen terbesar pertama dunia untuk kelapa, sebagai produsen terbesar kedua kakao setelah pantai ganding dan sebagai produsen kopi terbesar ketiga setelah Brasil dan Vietnam. Demikian pula posisinya dalam perdagangan komoditi perkebunan dunia, di mana Indonesia adalah eksportir kelapa terbesar dunia, sebagai eksportir kakao terbesar ke tiga dunia dan sebagai eksportir kopi terbesar ke lima dunia.

Gambaran tentang potensi masing-masing negara dalam memproduksi berbagai komoditi utama di ASEAN-5 dan China, serta posisi masing-masing negara dalam peta perdagangan dunia, menjelaskan bahwa meski negara-negara ASEAN-5, juga ikut berkontribusi cukup besar terhadap produksi berbagai komoditi pangan, khususnya padi (beras), jagung, kedelai, dan kacang tanah namun tingkat produksinya belum mampu memenuhi kebutuhan domestiknya sehingga sebagian besar negara di ASEAN-5, khususnya Indonesia merupakan net importir dari berbagai komoditi pangan tersebut. Sementara untuk komoditi perkebunan selain sebagai produsen penting dunia, negara-negara ASEAN-5, termasuk Indonesia juga merupakan negara pengekspor utama berbagai komoditi perkebunan, seperti komoditi minyak sawit, kelapa, karet, kakao dan kopi.

Gambaran tersebut sekaligus mangisyaratkan bahwa komoditi tanaman pertanian yang dapat dijadikan komoditi unggulan negara-negara di ASEAN-5 adalah komoditi dari kelompok tanaman perkebunan. Sebaliknya untuk China, meski beberapa komoditi perkebunan potensi produksinya cukup besar di China seperti komoditi kelapa, teh, tebu, termasuk buah sawit, namun sebagian besar dari komoditi perkebunan tersebut di mana China sebagai net importir. Bahkan China sebagai importir terbesar dunia untuk minyak sawit, dan importir terbesar kedua untuk komoditi kelapa. Sebaliknya China selain sebagai produsen padi (beras) terbesar dunia, China adalah eksportir beras terbesar kedua setelah Amerika Serikat, sedangkan untuk komoditi pangan lainnya seperti gandum, dan kedelai, meski produksi China cukup besar, namun China juga sebagai net importir. Berbeda halnya dengan komoditi hortikultura yang diproduksi China, seperti bawang putih, tomat, kentang, apel, pear, jeruk dan lain-lain, dimana posisi China, selain sebagai produsen utama dunia juga selalu masuk dalam daftar 20 terbesar negara pengekspor dunia, bahkan untuk bawang merah China adalah eksportir terbesar dunia, apel sebagai eksportir terbesar kedua, dan terbesar ke lima untuk pear. Gambaran ini mengisyaratkan bahwa potensi pertanian China terutama pada komoditi pangan, khususnya komoditi hortikuultura.

5.2.2.3. Kinerja Produksi dan Produktivitas Komooditi Utama Tanaman