• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pendidikan Karakter yang dikembangkan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga tahun

BAB IV: ANALISIS DATA

DAFTAR PRESTASI SISWA SMP ISLAM AL-AZHAR 18 SALATIGA

A. Konsep Pendidikan Karakter yang dikembangkan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga tahun

Konsep merupakan dasar, tujuan, cita-cita atau harapan dalam rangka mewujudkan suatu pelaksanaan. Dengan adanya konsep maka pelaksanaan akan mudah dilakukan.

Pendidikan karakter menurut Zucdi (2009: 76) adalah sebuah proses pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai luhur, budi pekerti atau akhlak mulia yang berakar pada ajaran agama, adat istiadat dan nilai-nilai ke-Indonesiaan, dalam rangka mengembangkan kepribadian peserta didik supaya menjadi manusia yang bermartabat, menjadi warga bangsa yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

Selaras dengan hal tersebut, konsep yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota salatiga adalah dengan berkonsep kepada nilai dan norma agama, ini artinya nilai dan norma agama menjadi nilai utama dan tertinggi yang harus diterapkan. Karena jika siswa, guru dan semua warga sekolah menerapkan nilai dan norma agama insyaa allah tidak ada siswa yang melanggar norma dan hukum. Karena jelas bahwa di dalam agama islam telah dijelaskan bahwa akhlak seorang muslim itu sempurna, dengan dibekali akal fikiran yang diharapkan mampu digunakan untuk berfikir dan bertindak dan diharapkan mampu untuk membedakan mana perbuatan yang haq dan

92

perbuatan yang bathil. Dalam hadits pun juga jelas, bahwa Rasulullah SAW diutus di muka bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia. Misalnya nilai religius, diimplementasikan dalam kegiatan berdoa sebelum dan sesudah KBM, pembiasaan tadarus, sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, dan lain sebagainya.

Konsep pendidikan karakter di sekolah ini juga berdasarkan unggah-ungguh dan budaya jawa, yang di dalamnya memuat banyak peraturan, norma, adat serta kebiasaan yang dilakukan masyarakat setempat atau masyarakat jawa. Dalam hal ini misalnya, mencium telapak tangan guru atau orang yang lebih tua ketika bersalaman, menundukkan badan dan meminta izin ketika lewat di depan guru, selalu ramah saat bertemu guru atau orang lain, tidak hanya sebatas di sekolah saja akan tetapi ketika mereka melihat guru di luar sekolah mereka juga melakukan hal yang sama seperti saat di dalam sekolah.

Di sini tugas guru selain menjadi fasisilitator dalam menyalurkan ilmu pengetahuan, guru juga berperan penting dalam memberi contoh, mengajak dan membimbing siswa kepada suatu perbuatan yang baik.

Munurut Muslich (2011: 81) tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan

93

dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pada tingkat institusi, pendidikan karakter mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan kseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat.

Sesuai dengan pendapat di atas, di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga yang mempunyai visi membangun generasi yang berkualitas, beriman dan bertaqwa itu merupakan konsep dan tujuan dari implementasi pendidikan karakter siswa di sana. Jadi konsep pendidikan karaker yang dikembangkan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga adalah untuk mendidik karakter siswa secara menyeluruh, baik pengetahuan, maupun nilai hidup. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk siswa sebagai insan kamil.

Selain kepada hal-hal di atas, konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga adalah dengan berdasarkan tata tertib atau peraturan yang ada di sekolah. Tata tertib dan peraturan sekolah sangat membantu dalam implementasi pendidikan karaker siswa. Dengan adanya tata tertib yang ada, diharapkan semua

94

sisw dan guru dapat menaati dan melaksanakan tata tertib tersebut, sehingga pendidikan karakter bisa berjalan dan terlaksana dengan baik.

B. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga Tahun 2017

Implementasi merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi sebuah tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam implementasi pendidikan karakter merupakan kegiatan inti dari pendudidikan karakter.

Implementasi pendidikan karakter dalam KTSP dilakukan dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kegiatan pemblajaran, pengembangan budaya sekolah dan pusat belajar (kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat), serta penambahan alokasi waktu pembelajaran (Daryanto, 2013: 75-76).

Selaras dengan pendapat di atas, implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kegiatan Pembelajaran

Dilihat dari penjabaran nilai-nilai karakter yang sering ditanamkan guru dalam KBM, di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga telah mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam KBM. Hal ini terlihat dari

95

hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi terkait dengan penanaman nilai-nilai karakter yang ditanamkan guru.

Adapun nilai-nilai karakter yang ditanamkan guru dalam KBM diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Nilai-nilai Karakter dan Indikatornya di dalam KBM

No Nilai Karakter Indikator 1 Religius

1. Berdoa sebelum dan sesudah KBM 2. Tadarus sebelum KBM

2 Disiplin

1. Membiasakan untuk masuk kelas tepat waktu

2. Membiasakan menaati peraturan kelas 3. Membiasakan mengumpulkan tugas tepat

waktu

3 Jujur

1. Tidak mencontek ketika ulangan

4 Peduli Lingkungan

1. Pembiasaan potong rambut, kuku, rapi dalam berpakaian, dan kebersihan badan 2. Menjaga kebersihan kelas

3. Merapikan tata letak meja, kursi dan benda-benda kelas

96

5 Tanggung Jawab

1. Melaksanakan tugas piket sesuai jadwal 2. Meleksanakan tugas dari guru

6 Kreatif

1. Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya fikir dan bertindak secara kreatif

2. Menggunakan metode pembelajaran yang kreatif dn tidak membosankan

3. Pemberian tugas yang menantang sehingga memunculkan karya dan ide kreatif siswa

7 Demokratis

1. Mengambil keputsan dalam kontrak belajar atau komitmen kelas secara bersamaan antara guru dengan siswa

8 Cinta Tanah Air

1. Memajang foto presiden dan wakil presiden

2. Memajang foto pahlawan-pahlawan nasional

3. Memasang peta indonesia

9 Toleransi

1. Guru memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh siswa tanpa membedakan 2. Bekerja dalam kelompok yang berbeda

97

10 Kesopanan

1. Tindak tanduk antara murid dengan guru

11 Rasa Ingi Tahu

1. Menciptakan suasana kelas yang mengundang keingintahuan siswa

2. Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang aktif dan kreatif

12 Menghargai Prestasi

1. Memberikan reward kepada siswa yang berprestasi

2. Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi siswa berprestasi

b. Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar

Implementasi pendidikan karakter melalui pengembangan budaya sekolah dilakukan dengan:

1) Pembiasaan Rutin

Karakter yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa tidak akan terbentuk dengan tiba-tiba tetapi perlu proses yang lama dan pembiasaan yang kontinyu. Oleh karena itu perlu upaya pembiasaan perwujudan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari (Damayanti, 2014: 63). Begitu juga implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga juga dilaksanakan secara rutin agar nilai-nilai

98

karakter melekat dalam diri siswa. Pembiasaan rutin di sekolah ini meliputi:

a) Kegiatan Harian:

(1) Mushafakhah: kegiatan berjabat tangan dengan guru-guru di gerbang ketika siswa berangkat sekolah dan juga pemeriksaan ketertiban serta kelengkapan atribut siswa. (Disiplin, Tanggung Jawab).

(2) Pembacaan ikrar siswa yang diselipkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, hafalan Al-Qur’an dan pengumuman- pengumuman. (Religius, Disiplin, Tanggung Jawab, Cinta Tanah Air).

(3) Tadarus Al-Qur’an sebelum KBM. (Religius).

(4) Sholat Dhuha: dilaksanakan oleh guru dan siswa saat pada jamistirahat pertama. (Religius).

(5) Sholat Dzuhur Berjamaah: dilaksanakan oleh seluruh warga SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga di masjid diisi dengan kultum, dzikir dan doa. (Religius, Disiplin, Tanggung Jawab) (6) Pembiasaan senyum, salam dan sapa setiap kali bertemu.

(Sopan Santun, Toleransi). b) Kegiatan Mingguan:

(1) Upacara hari Senin: dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah di halaman sekolah. Petugas upacara bergilir setiap minggunya.

99

(Disiplin, Tanggung Jawab. Semangat Kebangsaan Dan Nasionalisme, Cinta Tanah Air).

(2) Jum’at pagi penuh berkah: dilaksanakan setiap Jum’at pukul 06.50 WIB-07.30 WIB oleh seluruh warga sekolah di Koridor Sekolah. Kegiatan ini diisi dengan sholat dhuha berjamaah, pembacaan asmaul husna, tahlil, yasin, dan surat-surat pilihan serta diakhiri dengan kultum. Petugasnya bergilir. (Religius, Disiplin, Tanggung Jawabkreatif, Komunikatif).

(3) Infaq Jum’at: dilaksanakan oleh petugas OSIS dengan

membawa kotak infaq dan keliling kelas. (Religius, Dermawan) (4) Sabtu Perwalian: dilaksanakan pada hari sabtu pagi. Wali kelas

memasuki kelas yang dibimbingnya masing-masing, dan mengadakan pembinaan, musyawarah terkait keadaan siswa dan kelas serta masalah-masalah seputar kelasnya. (Demokratis, Komunikatif. Tanggung Jawab, Kreatif).

c) Kegiatan Incidental

Kegiatan incidental merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat-saat tertentu, sesuai dengan penjadwalan. Dalam hal ini di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga melakukan kegiatan incidental

sebagai berikut:

(1) MABIT: dilaksanakanpada akhir semester gasal olehkelas VII dan VIII. (Religius, disipli, tanggung jawab, kreatif).

100

(2) Upacara Peringatan Hari Besar Nasional: Upacara dilaksanakan seperti upacara Hardiknas, Hari Guru, HUT RI, dan lain-lain. (Disiplin, semangat kebangsaan dan Nasionalisme, Cinta Tanah Air).

(3) Peringatan Hari Besar Islam: Kegiatan seperti pengajian dalam

rangka Isra’ Miraj, Maulid Nabi, Idul Qurban, dan lain-lain. Biasanya juga diisi dengan berbagai lomba-lomba yang menunjang kreatifitas anak seperti lomba kaligrafi, hafalan juz 30, dan lain-lain. (Religius, Peduli Sosial, Kreatif, Toleransi). 2) Kegiatan Spontan

Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari siswa yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Misalnya, ada siswa yang membuang sampah sembarangan, berteriak-teriak sehingga menganggu pihak yang lain, berbicara dan berlaku tidak sopan, dan lain sebagainya.

Ada juga kegiatan spontan lain yang dilaksanakan di SMP Islam Al- Azhar 18 Kota Salatiga. Misalnya mengunjungi teman yang sedang tertimpa musibah sakit ataupun keluarganya yang meninggal. Memberikan sebagian hartanya untuk disumbangkan kepada yang terkena musibah tersebut. Kegiatan ini sangat penting dilakukan untuk menumbuhkan rasa kepedulian siswa terhadap sesama.

101

3) Keteladanan

Aktualisasi nilai-nilai yang telah ditanamkan pada siswa perlu didukung oleh lingkungan yang memberikan keteladanan (Damayanti, 2014: 62). Dalam hal ini guru sebagai pemimpin (pendidik) harus bisa digugu dan ditiru, harus memberikan teladan atau contoh yang baik bagi siswanya, baik itu dalam bertutur kata, berbuat maupun berpenampilan.

Dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 21 Allah berfirman:



“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah Swt dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.”

Selaras dengan hal tersebut, guru dan tenaga kependidikan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga telah menerapkan keteladanan bagi siswa, seperti berpakaian rapi, bersikap ramah (senyum, salam, sapa), berbahasa yang baik, disiplin, memuji kebaikan dan keberhasilan siswa, mengikuti sholat dhuha dan sholat dzuhur berjamaah dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Tujuannya adalah agar siswa mudah dalam menerima dan meniru perilaku yang baik yang dilakukan guru sehingga lama-kelamaan karakter dapat terbentuk dengan sendirinya. Seorang guru adalah

102

orang yang perkataan dan perbuatannya dipatuhi dan dianut itu sudah sepantasnya memiliki karakter sempurna dalam menjalani aktivitasnya. Maka, apabila perkataan dan perbuatan guru tidak memiliki karakter baik, maka kita tidak bisa membayangkan apa jadinya karakter siswanya.

4) Pengkondisian

Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter. Dalam rangka mendukung implementasi pendidikan karakter siswa maka sekolah harus dikondisikan dengan baik. Lingkungan sekolah harus mencerminkan kehidupan sekolah yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang diinginkan.

Selaras dengan hal tersebut, semua warga di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga telah berusaha mengkondisikan sekolah dengan baik. Misalnya toilet yang selalu bersih, tempat sampah ada di berbagai tempat dan disendirikan antara sampah organik dan anorganik, sekolah terlihat rapi dan alat belajar diletakkan terartur, slogan-slogan di dinding sekolah dan di halaman sekolah, dan suasana lingkungan yang tidak bising.

5) Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan bakat minat siswa dan juga bertujuan untuk

103

membentuk karakter siswa. Karena dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat memilih sendiri jenis ekstrakurikuler yang disukai sesuai dengan bakat dan minat siswa.

Selaras dengan hal tersebut, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga dilaksanakan sebagai sarana untuk membentuk dan mengembangkan nilai-nilai karakter anak. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut, diantaranya sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jenis Ekstrakurikuler dan Nilai Karakter yang Diimplementasikan

No Jenis Ekstrakurikuler Nilai Karakter

1 Pramuka Cinta damai, Disiplin, Toleransi, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri

2 Mengaji Religius

3 ASBD (Al-Azhar Seni Bela Diri)

Disiplin, Mandiri, Kerja Keras

4 Futsal Kerja keras

5 ECC Kreatif, Komunikatif, Percaya Diri

104

6 Pencak Silat Kerja Keras

7 Fotografi Kreatif

8 PMR Disiplin 9 Rebana Kreatif

10 Drumband Kreatif

11 Badminton Kerja Keras

Dalam hal ini kegiatan ekstrakurikuler sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan dan pengembangan karakter siswa. Karena kegiatan ekstrakurikuler diikuti siswa berdasarkan bakat dan minat siswa itu sendiri tanpa adanya paksaan. Misalnya ada anak yang suka vocal grup karena memang suka nyanyi, di situ anak sangat senang. Suka tampil, seneng karena terbiasa latihan bareng, kemudian dia menjadi baik di situ, akhirnya dia berani tampil jadi dia lebih percaya diri dibandingkan sebelumnya. Lebih suka di ekstrakurikuler karena tidak ada paksaan.

6) Kegiatan Keseharian di rumah dan di masyarakat

Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat merupakan kegiatan yang dilakukan sekolah agar dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di

105

sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat (Daryanto, 2013: 76).

Hal ini selaras dengan kegiatan yang dilakukan di SMP Islam Al- Azhar 18 Kota Salatiga. Sekolah selalu menjalin hubungan baik dengan orang tua/wali murid, sekolah membuat buku penghubung antara sekolah dengan orang tua/wali muid, agar orang tua tahu kondisi anajnya di sekolah, dan sekolah juga tahu kondisi siswa saat di rumah. Sekolah juga selalu memberikan informasi kepada orang tua/ wali murid dengan cara mengadakan pertemuan rutin setiap tahunnya, agar tujuan pendidikan di sekolah sinkron dan mendapat dukungan dari orang tua. Selain itu ada juga home visit dan tahajud misscalled

sebagai bentuk dan upaya implementasi pendidikan karakter di luar sekolah.

7) Reward and Punishment

Agar perilaku siswa sesuai dengan tata nilai dan norma yang ditanamkan perlu dilakukan konfirmasi antara nilai yang dipahami dan perilaku yang dimunculkan. Apabila siswa melakukan yang sesuai keininginan perlu diberikan penghargaan atau reward, agar siswa semangat untuk menjadi lebih baik. Sedangkan untuk mencegah terjadinya penyimpangan perilaku terhadap tata tertib dan norma perlu dilakukn upaya pencegahan dengan memberikan hukumn atau

106

punishment yang sepadan dan bersifat pedagogis pada siswa (Damayanti, 2014: 64).

Sesuai hal tersebut, pihak sekolah juga melaksanakan metode itu dalam membentuk karakter siswa. Hal ini dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya pemberian hadiah berupa barang kepada siswa yang berprestasi, kepada siswa yang hasil karyanya bagus. Tetapi terkadang reward tidak selamanya diwujudkan dengan barang. Ada juga guru yang memberikan nilai plus dan sekedar tepuk tangan kepada siswa yang nilainya terbaik sebagai cara untuk memberikan

reward atau penghargaan. Kemudian untuk yang melanggar tata tertib seperti datang terlambat, tidak mematuhi peraturan sekolah maka siswa mendapatkan poin pelanggaran.

Implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga, selain dilakukan dengan dua hal di atas, ada juga implementasi pendidikan karakter berbasis pikiran. Implementasi pendidikan karakter berbasis pikiran diwujudkan dengan adanya pembacaaan ikrar guru dan siswa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai ada juga dengan motivasi- motivasi dan nasihat bapak serta ibu guru yang selalu ditanamkan kepada siswa. Karena dengan perkataan yang diucapkan kepada siswa, kemudian siswa merekam perkataan dan masuk ke dalam pikiran mereka dan tertanam ke pikiran mereka. Suatu hal yang sudah tertanam ke dalam pikiran maka akan berpengaruh dalam pengucapan atau bertutur kata, dan

107

perkataan akan berpengaruh terhadap perbuatan yang dilakukan. Perbuatan yang dilakukan akan berpengaruh pula kepada kebiasaan, dan kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan menghasilkan karakter. Dan dengan karakter yang ditaburkan maka akan menuai nasibnya.

Tidak hanya siswa saja yang melaksanakan pendidikan karakter di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota salatiga, akan tetapi semua guru juga menerapkan pendidikan karakter. Implementasi pendidikan karakter untuk guru dan kepala sekolah di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga hampir sama dengan apa yang dilakukan siswa-siswinya, dengan pembiasaan-pembiasan seperti senyum, salam dan sapa setiap bertemu dengan siswa dan bapak ibu guru lainnya, melaksanakan ikrar guru, sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah. Dan tidak lupa hal yang paling penting dilakukan oleh kepala sekolah dan guru adalah dengan selalu memberikan teladan yang baik untuk siswa-siswinya, baik dalam perkataan, penampilan dan perbuatan.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa implementasi pendidikan karakter siswa diintegrasikan dengan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan kegiatan kegitan di luar sekolah. Implementasi pendidikan karakter di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga tidak hanya dilakukan oleh siswanya saja, akan tetapi oleh kepala sekolah dan guru-guru. Strategi yang digunakan adalah dengan pembiasaan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian, kegiatan ekrakurikuler, kegiatan keseharian di rumah dan di msyarakat, serta melalui sistem reward and punishment. Dengan strategi di

108

atas maka diharapkan akan terbentuk karakter yang kuat yang melekat dalam diri siswa sebagai bekal untuk melanjutkan kehidupan setelah lulus baik di sekolah maupun di lingkungan rumah dan masyarakat.

C. Faktor-faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter Siswa di SMP