• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: ANALISIS DATA

DAFTAR PRESTASI SISWA SMP ISLAM AL-AZHAR 18 SALATIGA

1. Konsep Pendidikan Karakter yang dikembangkan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga

Terkait dengan konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga, AW sebagai Kepala Sekolah menuturkan:

“Konsep pendidikan yang kami kembangkan dalam

pelaksanaan pendidikan karakter disini itu bermuara kepada ahlaqul karimah, sesuai dengan visi dan misi di sekolah kita mbak. Nanti bisa dibaca untuk visi dan misinya. Yang jelas, kami selalu menekankan kepada anak-anak bahwa pentingnya pendidikan karakter untuk menempuh kehidupan ke depan. Kami selalu menerapkan dengan pembiasaan-pembiasaan seperti senyum, salam dan sapa kepada siapapun saat bertemu. Mbak sendiri juga sudah melihat kan pembiasaan-pembiasaan yang

diimplemantasikan disini” (Sumber: Wawancara, Kamis, 23

Februari 2017 dengan AW, pukul 08.10 di ruang Kepala Sekolah).

Sedangkan IS sebagai Guru PKN menyampaikan pendapat yang hampir sama, sebagai berikut:

“Pertama, konsep pelaksanaan pendidikan karakter di sini berkonsep dari visi misi sekolah umum islam, yang harus unggul dalam moralitas jika dibandingkan dengan sekolah umum lainnya, kedua dari panggilan hati bahwa mengajar itu adalah ibadah, dan yang ketiga adalah bahwa guru adalah motivator yang harus mengajar dengan baik, jika guru memberi motivasi dengan baik maka hasilnyapun akan baik juga” (Sumber: Wawancara, Jum‟at, 24 Februari 2017 dengan Guru PKN IS, pukul 12.50 WIB di Perpustakaan Sekolah)

KS selaku Wali kelas VII A mengungkapkan bahwa konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota

66

Salatiga bermuara kepada tuntutan agama Islam serta unggah-ungguh budaya Jawa yang bertujuan membentuk akhlak yang mulia. Data ini diperoleh dari KS melaui wawancara singkat, beliau menjelaskan bahwa:

“Untuk pengembangan karakternya, dasarnya jelas dari tuntutan agama islam, dan cita-cita kami dalam penerapan pendidikan karakter adalah untuk membentuk generasi yang berakhlaqul karimah. Selain itu juga berkonsep kepada unggah- ungguh dalam masyarakat jawa yang selalu menerapkan kesopanan dan santun dalam bersikap maupun bertuturkata kepada siapapun, semua ada unggah-ungguhnya mbak” (Sumber: Wawancara dengan KS, pada hari Jum‟at, 24 Februari 2017 di Ruang Tamu pukul 12.40 WIB).

Sedangkan AA selaku wali kelas IX A menuturkan pendapat bahwa konsep pendidikan karakter yang dikembangkan dalam pengimplementasian pendidikian karakter siswa di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota salatiga sebagai berikut:

“Ya tentunya saya berusaha supaya anak saya itu ketika keluar dari sini ada karakter positif yang ditonjolkan, makanya pada saat pembelajaran muatan imtaqnya selalu saya sisipkan, meskipun hanya waktu yang sebentar. Pokoknya pendidikan karakter yang saya terapkan berkonsep kepada iman dan taqwa” (Sumber: Wawancara, Kamis 23 Februari 2017 dengan AA, pukul 09.00 WIB di ruang guru).

Senada dengan pendapat di atas, MB selaku guru Al-Qur‟an sekaligus wali kelas VII C juga menyampaikan pendapat bahwa karakter merupakan hal utama yang harus diajarkan dan diterapkan kepada siswa. Dalam hal ini MB meyatakan pendapatnya sebagai berikut:

“Yang paling utama adalah karakter, karena sepandai-pandai anak jika karakternya tidak baik ya sama aja mbak. Kalau menurut saya lebih baik anak yang kurang pintar tapi berkarakter baik dari pada anak pandai tapi karakternya jelek (Sumber: Wawancara,

67

Kamis 23 Februari 2017 dengan MB, pukul 14.00 WIB di ruang guru).

YA selaku Kabid Kurikulum yang bertugas mengatur dan memenej seluruh hiruk-pikuk kurikulum di SMP Islam Al-Azhar, yang berkenaan dengan penenaman pendidikan karakter siswa, YA menjelaskan:

“Kalau konsep pendidikan karakter di sini itu adalah untuk membentuk karakter siswa, mengarahkan penanaman karakter secara menyeluruh, baik pengetahuan, maupun nilai hidup. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk siswa sebagai insan kamil. Metodenya dengan memberikan keteladanan dan pembiasaan” (Sumber: Wawancara, Kamis 23 Februari 2017 dengan YA, pukul 13.15 WIB di Ruang Kabid Kurikulum).

Menurut KF selaku Kabid Kemuridan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga mengungkapkan argumennya mengenai konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di sekolah tersebut, menerangkan bahwa:

“Kalau bidang saya yang pertama tugas intinya adalah yang kentel banget dengan kemuridan adalah kedisiplinan. Disiplin itu kan banyak sekali, di situ ada tidak menganggu temannya itu toleransi, tidak berbicara lewat jendela itu berarti sopan santun. Sebenarnya di dalam peraturan itu sudah komplit semua karakter sudah ada di situ, pelanggaran dan kredit poinnya. Jadi ya kalau pendidikan karakter berkonsep dari tata tertib dan peraturan sekolah” (Sumber: Wawancara, Sabtu, 25 Februari 2017 dengan KF, pukul 08.30 WIB di Ruang Tamu).

Sedangkan menurut IW dan SN selaku Guru PAI yang merupakan guru yang sangat brperan dalam pembentukan karakter siswa-siswinya, karena PAI merupakan mata pelajaran moral yang banyak memuat dan mengajarkan banyak tentang afektif atau sikap. IW dan SN menjelakan:

“Dalam pembelajaran PAI, terus terang banyak sekali nilai- nilai religius yang diajarkan ke anak, nah itu semua diterapkan berdasarkan ajaran-ajaran agama islam, yang di sandarkan kepada sesuatu yang diakui kebenarannya, yaitu Al-Qur‟an. Di dalam

68

pengaturan kurikulum pun PAI mempunyai jatah jam pelajaran yang beda dengan mapel yang lain. Kalau mapel yang lain kan hanya dua jam, untuk mapel PAI itu ada tambahan satu jam pelajaran lagi” (Sumber: Wawancara, Jum‟at, 24 Februari 2017 dengan IW, pukul 10.30 WIB di Ruang Tamu).

“Ya kalau dalam pembelajaran PAI itu adalah pembelajarn yang banyak menekankan kepada religius dan menyangkut pendidikan moral atau karakter, pembiasaan kepada sikap-sikap yang baik sesuai dengan ajaran keagamaan. Jadi konsep pendidikan karakter yang diimplementasikan di sini ya sesuai dengan ajaran islam yang menyangkut norma dan moralitas. Yang merupakan norma tertinggi, kalau siswa dan guru bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma agama insyaa allah kita terhindar dari pelanggaran hukum” (Sumber: Wawancara, Kamis, 23 Februari 2017 dengan SN, pukul 14.20 WIB di Ruang Guru).

Pendapat yang hampir sama juga dijelaskan beberapa narasumber berkaitan tentang konsep yang dikembangkan dalam implementasi pendidikan karakter di SMP Islam AiAzhar 18 Kota Salatiga, adapun pendapat-pendapat tersebut adalah :

“Yang menjadi ciri khas di Al-Azhar itu adalah adanya muatan imtaq yang selalu dikaitkan dengan pembelajaran. Dimana apapun materinya harus merujuk pada satu sumber yang kita akui kebenarannya yaitu Al-Qur‟an. Itu yang harus selalu kita ingatkan dan lakukan. Misalkan ada anak yang melanggar ini, selalu kita ingatkan kembali apa tujuan belajar kita kepada anak” (Sumber: Wawancara, Jum‟at, 24 Februari 2017 dengan AS, pukul 12.10 WIB di Ruang Guru).

“Dalam ekstrakurikuler jelas yang menjadi dasar implementasi karakter adalah kedisiplinan yang di terapkan ke dalam proses pelaksanaan selama kegiatan itu berlangsung. Karena menurut saya kedisiplinan merupakan nilai utama dalam pendidikan karakter, baru kemudian nilai-nilai karakter yang lain bisa muncul dengan otomatis” (Sumber: Wawancara, Kamis, 23 Februari 2017 dengan IR, pukul 14.40 WIB di Ruang Guru).

“Kalau itu ya mungkin dari afektif mbak, lebih kepada sikap. Jadi sekolah itu tujuannya bukan hanya membuat anak pintar saja akan tetapi agar lebih baik sikapnya. Kalau hanya pandai saja tanpa diimbangi dengan sikap yang baik, maka itu belum disebut siswa yang baik dan belum sesuai dengan tujuan atau visi misi di Al-

69

Azhar” (Sumber: Wawancara, Kamis, 23 Februari 2017 dengan HL, pukul 09.20 WIB di Ruang Guru).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, peneliti menemukan beberapa konsep yang dikembangkan dalam implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiaga, terlihat bahwa di SMP Ialam Al-Azhar 18 ini pelaksanaan pendidikan karakter berkonsep kepada ahlak mulia, penegakan aturan di sekolah, nilai dan norma agama, unggah-ungguh budaya jawa dan sesuai dengan visi misi yang ada.

Konsep pendidikan karakter yang didasarkan kepada akhlak mulia terlihat dari segala aktifitas dan pembiasaan siswa yang selalu menerapkan nilai kejujuran, sopan santun, amanah, kebersihan lingkungan, dan adab- adab yang dilakukan. Adab bertemu guru, adab menuntut ilmu, adab bertemu tamu dan masih banyak lagi.

Pengembangan konsep karakter di SMP Islam Al-Azhar bermuara kepada nilai dan norma agama, ini artinya nilai dan norma agama menjadi nilai utama dan tertinggi yang harus diterapkan. Karena jika siswa, guru dan semua warga sekolah menerapkan nilai dan norma agama insyaa allah tidak ada siswa yang melanggar norma dan hukum. Karena jelas bahwa di dalam agama islam telah dijelaskan bahwa akhlak seorang muslim itu sempurna, dengan dibekali akal fikiran yang diharapkan mampu digunakan untuk berfikir dan bertindak dan diharapkan mampu untuk membedakan mana perbuatan yang haq dan perbuatan yang

70

bathil. Dalam Al-Qur’an pun juga jelas, bahwa Rasulullah SAW diutus di muka bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga yang mempunyai visi membangun generasi yang berkualitas, beriman dan bertaqwa itu merupakan konsep dan tujuan dari pelaksanaan implementasi pendidikan karakter siswa di sana, jadi tidak cukup hanya dengan siswa yang pandai saja, atau yang berkarakter baik saja. Akan tetapi siswa yang pandai dan juga berkarakter baik (Sumber: Observasi, Selasa 21 Februari 2017 di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga, pukul 07.00 WIB)

2. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota