• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, kelompok pendapatan yang termasuk dalam PNBP lainnya adalah pendapatan yang bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah, pendapatan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, pendapatan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah, pendapatan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda administrasi, serta pendapatan lainnya yang diatur dalam undang-undang tersendiri. Sementara, jenis PNBP yang diluar kelompok tersebut ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (PP).

Secara garis besar, PNBP lainnya terbagi dalam beberapa jenis pendapatan, antara lain:

(1) pendapatan dari pengelolaan barang milik negara (BMN) serta pendapatan dari penjualan;

(2) pendapatan jasa; (3) pendapatan bunga; (4) pendapatan kejaksaan dan peradilan; (5) pendapatan pendidikan; (6) pendapatan gratifikasi dan uang sitaan hasil korupsi; (7) pendapatan iuran dan denda; serta (8) pendapatan lain-lain.

PNBP lainnya dalam APBN tahun 2016 ditargetkan mencapai Rp79.431,5 miliar, menurun sebesar Rp10.678,1 miliar atau 11,9 persen jika dibandingkan dengan target dalam APBNP

tahun 2015. Penurunan tersebut lebih disebabkan oleh turunnya pendapatan penjualan hasil

tambang, dan pendapatan premium obligasi negara. Namun, upaya pencapaian target APBN

tahun 2016 tersebut masih terkendala dengan belum optimalnya mekanisme penagihan,

penyetoran, dan pengelolaan PNBP K/L. Untuk itu, optimalisasi PNBP lainnya dalam tahun 2016 secara umum akan terus diupayakan, melalui: (1) penyempurnaan/reviu PP tentang tarif atas jenis PNBP di masing-masing K/L untuk intensifikasi dan ekstensifikasi PNBP;

(2) pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagai sarana pengawasan, pengendalian,

30,2 25,2 6,8 9,0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2015 APBNP 2016 APBN GRAFIK II.3.11

PENDAPATAN BAGIAN LABA BUMN, 20152016

Perbankan Non Perbankan

Triliun Rp

dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemungutan PNBP; (3) peningkatan

pelayanan berbasis teknologi informasi dan

melengkapi database wajib bayar PNBP;

( 4 ) p e n e g a k a n h u k u m t e r h a d a p

pelanggaran ketentuan pemungutan dan pengelolaan PNBP; (5) peningkatan sarana prasarana penghasil PNBP dan kualitas SDM pengelola PNBP; dan

(6) pemanfaatan online system dalam

penyetoran PNBP melalui sistem informasi

PNBP online (SIMPONI). Perbandingan target PNBP lainnya tahun 2015—2016 disajikan pada Grafik II.3.12.

Sampai dengan saat ini, dari 68 K/L yang mempunyai kontribusi dalam PNBP lainnya, terdapat enam K/L sebagai penyumbang PNBP terbesar. Keenam K/L tersebut adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi (Kemenristekdikti), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (KemenATR/BPN), dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Peningkatan target PNBP yang cukup tinggi pada Kemenhub dan Polri akan dapat dicapai melalui intensifikasi PNBP dengan cara meningkatkan penagihan terhadap wajib bayar serta melakukan revisi atas ketentuan jenis dan tarif PNBP yang berlaku. Target PNBP dari enam

K/L terbesar tersebut dalam tahun 2015—2016 disajikan pada Tabel II.3.6 berikut.

Untuk dapat mencapai target yang direncanakan di tahun 2016 ke enam K/L dimaksud akan

melakukan upaya-upaya sebagaimana tercantum dalam Tabel II.3.7.

No. APBNP

2015

APBN

2016 (%)

1 Kementerian Komunikasi dan Informatika 12.381,21 14.000,00 13,1 2 Kepolisian Negara Republik Indonesia 4.358,51 8.062,56 85,0 3 Kementerian Hukum dan HAM 4.287,50 3.605,54 (15,9) 4 Kementerian Perhubungan 2.857,82 9.098,7 0 218,4

5 Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2.421,48 3.226,85 33,3

6 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN 1.936,33 2.300,00 18,8

Sumber : Berbagai Kementerian Negara/Lembaga

Kementerian Negara/Lembaga TABEL II.3.6

PERKEMBANGAN PNBP LAINNYA 6 K/L TERBESAR, 2015-2016 (miliar rupiah) 30,9 20,7 31,2 42,7 5,8 3,2 3,2 4,1 0,7 1,2 18,1 7,3 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2015 APBNP 2016 APBN GRAFIK II.3.12 PNBP LAINNYA, 2015-2016 Pendapatan Lain-Lain

Pendapatan Iuran dan Denda

Pendapatan Pendidikan

Pendapatan Bunga

Pendapatan Jasa

Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan

Sumber: Kementerian Keuangan Triliun Rp

No. Kebijakan Yang Akan Ditempuh Kementerian Komunikasi dan Informatika

1 Melaksanakan penagihan PNBP secara intensif kepada penyelenggaraan

telekomunikasi dan pengguna spektrum frekuensi radio.

2 Melaksanakan penegakan hukum terhadap alat perangkat telekomunikasi,

pengguna frekuensi radio, dan pelanggaran penyelenggaraan telekomunikasi.

3 Melakukanotomatisasi/modernisasiproses perizinan sehingga mempercepat dan mempermudah proses pelayanan publik.

4 Meningkatkan intensifikasi penagihan PNBP dari sumber biaya hak penggunaan

(BHP) telekomunikasi kepada para penyelenggara telekomunikasi dan penyiaran

secara periodik dan intensif.

5 Meningkatkan pelaksanaan pencocokan dan penelitian (coklit) pembayaran BHP

Telekomunikasi terhadap para wajib bayar dengan melibatkan Auditor/Tim

Optimalisasi Penerimaan Negara BPKP sebagai pendamping.

6 Melaksanakan sosialisasi secara intensif kepada penyelenggara telekomunikasi untuk meningkatkan kepatuhan penyelenggara terhadap kewajiban kepada

negara melalui forum bimbingan teknis.

7 Melaksanakan penegakan hukum terhadap pelanggaran penyelenggaraan telekomunikasi baik yang memiliki izin penyelenggaraan maupun yang tidak memiliki izin penyelenggaraan.

8 Penyempurnaan database wajib bayar BHP Telekomunikasi.

1 Menunjang peneliti, perguruan tinggi, dan industri untuk meningkatkan sarana dan prasarana serta kualitas layanan kepada masyarakat.

2 Kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang diterapkan pada seluruh Perguruan

Tinggi Negeri (PTN) mulai tahun akademik 2013/2014.

3 Penegerian perguruan tinggi swasta dan pendirian perguruan tinggi baru untuk menambah kapasitas tampung.

4 Pembukaan program studi baru, baik program diploma, sarjana, maupun

pascasarjana atas inisiatif perguruan tinggi.

5 Operasionalisasi rumah sakit pendidikan di perguruan tinggi. TABEL II.3.7

KEBIJAKAN YANG AKAN DITEMPUH UNTUK MENCAPAI TARGET PNBP 6 K/L TERBESAR TAHUN 2016

No. Kebijakan Yang Akan Ditempuh

1 Meningkatkan kualitas SDM fungsi lalu lintas yang profesional dalam mendukung pelaksanaan tugas di bidang fungsi teknis lalu lintas maupun di bidanginformasidan teknologi komputer secara bertahap dan berkelanjutan menuju industri Kepolisian yang mandiri guna mewujudkan Pelayanan Prima, Anti KKN, dan Anti Kekerasan.

2 Memantapkan sistem online data kecelakaan lalu lintas yang terintegrasi dengan

melanjutkan dan mengembangkan program Integrated Road Safety Management

System (IRSMS) II sampai dengan tingkat Polres dalam mendukung terwujudnya visi keselamatan berlalu lintas.

3 Menggelar kegiatan rutin yang ditingkatkan secara tematik dan operasi kepolisian di bidang lalu lintas dengan meningkatkan penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu

lintas guna mendukung terwujudnya Kamseltibcar (keamanan, keselamatan,

ketertiban, dan kelancaran).

4 Menekan jumlah fatalitas korban kecelakaan lalu lintas dengan melaksanakan

penegakan hukum serta kampanye keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan di bidang lalu lintas.

5 Meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang regident, pengemudi dan

kendaraan bermotor berbasis teknologi, elektronik regident (ERI) dengan kegiatan penggelaran SIM online, STNK online, dan BPKB online.

6 Senjata api milik masyarakat dapat diberikan izin penggunaan dengan kartu

pemilikan senpi, pembaharuan buku pemilikan senjata api (buku PAS), dan izin hibah. 7 Menginventarisasi surat izin penempatan (SIP) rumah dinas di lingkungan Polri. 8 Menertibkan aset tanah/bangunan Polri dan Rumdin Polri.

9 Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM sesuai dengan standar rumah sakit dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan antara lain melalui rekruitment personel dan mitra kerja (khusus untuk dokter).

10 Meningkatkan produktivitas pelayanan melalui:

(a) pengembangan jenis dan kualitas pelayanan penunjang diagnosis; (b) menambah jumlah kapasitas ruang perawatan dan tempat tidur; dan (c) mengembangkan sarana dan prasarana rawat jalan, seperti pengadaan alat kesehatan, dan pengembangan gedung rumah sakit.

TABEL II.3.7 (LANJUTAN)

KEBIJAKAN YANG AKAN DITEMPUH UNTUK MENCAPAI TARGET PNBP 6 K/L TERBESAR TAHUN 2016

No. Kebijakan Yang Akan Ditempuh

1 Perubahan PP 45 Tahun2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan HAM dan PP 10 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PP 45 Tahun 2014.

2 Pengembangan sistem penerbitan paspor berbasis one stop service pada seluruh kantor imigrasi.

3 Penerapane-passport secaramenyeluruh dan penambahan UPT yang menerbitkan e-Kitas dan e-Kitap.

4 Pengembangan bussiness process pelayanan izin tinggal.

5 Pembangunan unit layanan paspor (ULP) dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

6 Pengembangan sistem layanan visa online untuk mempermudah pengajuan aplikasi permohonan visa sehingga dapat dilakukan melalui internet.

7 Penambahan penerapan autogate pada tempat pemeriksaan imigrasi dengan tujuan mempermudah, mempercepat, dan menyederhanakan proses pemeriksaan keimigrasian.

8 Pemberlakuan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan.

9 Pemberian insentif pendaftaran terkait hak kekayaan intelektual (HKI), sehingga merangsang masyarakat untuk memanfaatkan perlindungan HKI.

10 Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah guna mempromosikan potensi daerah melalui inventarisasi dan pendaftaran indikasi geografis serta pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional.

11 Peningkatan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya dan manfaatperlindungan HKI bagi usaha kecil menengah, litbang, perguruan tinggi, pelaku usaha, konsultan HKI serta para pemangku kepentingan.

12 Kebijakan perpanjangan merek secara online dalam rangka proses percepatan penerbitan merek.

13 Percepatan permohonan hak cipta dari 9 (sembilan) bulan menjadi 14 (empat belas) hari.

14 Pelaksanaan sistem pembayaran PNBP administrasi hukum umum (SIMPADHU), yaitu: pengintegrasian pembayaran PNBP atas pelayanan jasa hukum antara AHU

online dengan sistem informasi PNBP online (SIMPONI).

15 Pelaksanaan otomasi pelayanan kewarganegaraan dan partai politik.

16 Pelaksanaan diklat penyusunan perancangan Undang-Undang (SUNCANG) untuk masyarakat umum dan instansi/lembaga/kementerian lain.

TABEL II.3.7 (LANJUTAN)

KEBIJAKAN YANG AKAN DITEMPUH UNTUK MENCAPAI TARGET PNBP 6 K/L TERBESAR TAHUN 2016