direklasifikasi dari fungsi pelayanan umum menjadi fungsi kesehatan
PROGRAM SEJUTA RUMAH TAHUN 2016
4.3. Proyeksi Belanja Pemerintah Pusat Jangka Menengah
Periode 2017
—2019
Kebijakan belanja pemerintah pusat jangka menengah (2017—2019) disusun dengan mengacu
pada rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN 2015—2019), yang merupakan
tahapan ketiga dari rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2005—2025. Berdasarkan penahapan skala prioritas dan strategi jangka menengah yang dimuat dalam RPJPN
2005—2025, RPJMN 2015—2019 akan difokuskan pada upaya pemantapan pembangunan
secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, kebijakan belanja pemerintah pusat juga mengacu kepada kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan dan perlu dijaga keberlanjutannya, seperti dukungan terhadap pelaksanaan Program Indonesia Pintar
melalui pelaksanaan wajib belajar 12 tahun, pelaksanaan sistem jaminan sosial nasional (SJSN), pembangunan infrastruktur, serta pemerataan dan pengurangan kesenjangan baik antarkelas pendapatan dan antarwilayah.
Proyeksi belanja pemerintah pusat tahun 2016 sampai dengan 2019 dapat dilihat pada
Grafik II.4.5. Secara umum, kebijakan
belanja pemerintah pusat menurut fungsi dapat disajikan pada tabel periode 2017— 2019 sebagai berikut.
No.
1 Fungsi Pelayanan Umum
a. menyempurnakan dan meningkatkan kualitas Reformasi Birokrasi Nasional (RBN); b. meningkatkan kualitas belanja dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara; c. meningkatkan kualitas dan kapasitas aparatur negara;
d. meningkatkan kualitas pelaksanaan program jaminan sosial nasional;
e. menjaga stabilitas harga dan meningkatkan transparansi dalam penyaluran subsidi
2 Fungsi Pertahanan
a. terpenuhinya alutsista TNI yang didukung industri pertahanan dalam negeri; b. peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan prajurit;
c. penguatan keamanan laut dan daerah perbatasan;
d. terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi dengan meningkatkan koordinasi antar institusi pertahanan dan keamanan dengan institusi lainnya.
3 Fungsi Ketertiban dan Keamanan
a. pemenuhan Almatsus Polri yang didukung industri pertahanan dalam negeri b. peningkatan pelayanan keamanan pada masyarakat;
c. peningkatan profesionalisme Polri; d. penguatan intelijen dan kontra intelijen; e. pencegahan dan penanggulangan narkoba.
TABEL II.4.14
KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT FUNGSI 2017 - 2019 Kebijakan Yang Akan Ditempuh
0 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2016 APBN 2017 2018 2019 m il ia r r u p ia h GRAFIK II.4.3
No.
4 Fungsi Ekonomi
a. meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda;
b. meningkatkan kinerja pelayanan dan industri transportasi nasional untuk mendukungkonektivitas nasional, Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS) dan konektivitas global;
c. melaksanakan pembangungan/meningkatkan daerah irigasi baru dan percepatan rehabilitasi jaringan irigasi untuk mendukung kedaulatan pangan;
d. perkuatan kedaulatan energi.
5 Fungsi Lingkungan Hidup
a. pengamanan produksi untuk kemandirian dan diversifikasi konsumsi pangan;
b. peningkatan tata kelola laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil serta pengembangan ekonomi kelautan berkelanjutan;
c. peningkatan produksi hasil hutan dan pengembangan jasa lingkungan; d. peningkatan konservasi dan tata kelola hutan serta pengelolaan DAS;
e. peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengembangan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan, dan pelestarian dan pemanfaatan keekonomian KEHATI;
f. penanganan perubahan iklim serta peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan.
6 Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum
a. peningkatan peran fasilitasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menyediakan hunian baru (sewa/milik) dan peningkatan kualitas hunian;
b. peningkatan tata kelola dan keterpaduan antara para pemangku kepentingan pembangunan perumahan;
c. pengembangan sistem karir perumahan (housing career system) sebagai dasar penyelesaianbacklog
kepenghunian;
d. pemanfaatan teknologi dan bahan bangunan yang aman dan murah serta pengembangan implementasi konsep rumah tumbuh (incremental housing);
e. penyediaan layanan air minum dan sanitasi layak yang terintegrasi dengan penyediaan dan pengembangan perumahan.
7 Fungsi Kesehatan
a. meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia; b. meningkatkan akses dan mutu terhadap pelayanan gizi masyarakat;
c. meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;
d. mengendalikan kuantitas penduduk dengan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata;
e. meningkatkanefektivitaspembiayaan kesehatan dan memantapkan pelaksanaan SJSN kesehatan baik dari sisi demand side maupun supply side guna mencapai pelayanan kesehatan semesta; dan
8 Fungsi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
a. penguatan sinergitas dan keterpaduan pemasaran dan promosi lokasi destinasi pariwisata; b. peningkatan kualitas destinasi pariwisata;
c. peningkatan dan pengembangan industri pariwisata dan penguatan industri kreatif; d. penguatan sumber daya dan teknologi ekonomi kreatif;
e. peningkatan akses pembiayaan bagi industri kreatif;
f. peningkatan apresiasi dan akses pasar di dalam dan luar negeri bagi industri kreatif.
9 Fungsi Agama
a. meningkatkan kualitas kehidupan beragama; b. meningkatkan kerukunan antar umat beragama; c. meningkatkan pelayanan kehidupan beragama; d. meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
TABEL II.4.14 (LANJUTAN)
KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT FUNGSI 2017 - 2019
Selanjutnya, kebijakan belanja pemerintah pusat menurut organisasi secara garis besar dibagi dan dijelaskan dalam belanja kementerian negara/lembaga (K/L) dan non K/L.
Pada belanja K/L, alokasi anggaran tahun 2017-2019 difokuskan terutama untuk melaksanakan
belanja prioritas yang memegang peranan penting dalam pencapaian sasaran prioritas
pembangunan. Secara keseluruhan, efektivitas dan efisiensi dari belanja K/L baik belanja
prioritas maupun belanja rutin terus didorong sehingga alokasi yang terbatas menjadi lebih
berdaya guna. Efektivitas dan efisiensi belanja K/L dapat dilakukan melalui: (a) penajaman prioritas belanja dengan melakukan pemotongan belanja K/L yang nonprioritas; (b) peningkatan
efisiensi dalam penganggaran dengan menurunkan biaya-biaya overhead administrative;
(c) melakukan review menyeluruh terhadap kebijakan alokasi anggaran dengan belanja yang nonproduktif ke belanja produktif, serta menerapkan belanja-belanja wajib secara konsisten yang berorientasi pada output dan outcome dari setiap pengalokasian anggaran. Pembenahan dalam manajemen kinerja pembangunan secara langsung juga turut mendorong terciptanya
efisiensi belanja operasional birokrasi. Dengan adanya keterbatasan anggaran belanja negara,
maka diperlukan upaya-upaya optimalisasi atau penghematan pada pos-pos belanja di bidang operasional birokrasi. Penghematan dilakukan pada pos perjalanan dinas dan penyelenggaraan rapat yang akan dijaga pada tingkat yang wajar.
Untuk meningkatkan kualitas belanja K/L, penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan anggaran perlu dilakukan. Dari sisi perencanaan penganggaran, penyempurnaan dapat dicapai melalui peningkatan keterkaitan perencanaan penganggaran pemerintah pusat (RPJMN, RKP, dan RKA KL ) dan pemerintah daerah (RPJMD, RKPD, RKA SKPD ). Pemantapan juga harus
dilakukan untuk pelaksanaan kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM) atau medium
term expenditure framework (MTEF) dan penerapan anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting). Dengan perencanaan penganggaran yang lebih baik, diharapkan alokasi
belanja akan lebih tepat sasaran dan menempatkan prioritas pendanaan pada kegiatan-kegiatan yang produktif. Penerapan prinsip-prinsip kerangka pengeluaran jangka menengah (medium
No.
10 Fungsi Pendidikan
a. memantapkan pelaksanaan sistem pendidikan nasional;
b.meningkatkan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pendidikan masyarakat;
c. melaksanakan dan meningkatkan kualitas wajib belajar dua belas tahun yang merata; d. memperluas dan meningkatkan pemerataan pendidikan menengah yang berkualitas; e. meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi;
f. meningkatkan profesionalisme dan pembenahan distribusi guru dan tenaga kependidikan serta jaminan hidup dan fasilitas pengembangan keilmuan dan karir bagi guru di daerah khusus; g. meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan (baik pendidikan umum maupun pendidikan
agama) untuk mengurangi kesenjangan taraf pendidikan antarwilayah, antarjenis kelamin, dan antarkelompok sosial-ekonomi.
11 Fungsi Perlindungan Sosial
a. menyempurnakan dan mengembangkan sistem perlindungan sosial yang komprehensif; b. meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan;
c. meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dari berbagai tindak kekerasan; d. meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan;
e. meningkatkan akses semua anak terhadap pelayanan yang berkualitas dalam rangka mendukung tumbuh kembang dan kelangsungan hidup;
f. meningkatkan perlindungan anak dari kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya.
TABEL II.4.14 (LANJUTAN)
KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT FUNGSI 2017 - 2019 Kebijakan Yang Akan Ditempuh
term expenditure) serta anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) akan terus
diperkuat. Dalam kerangka penerapannya, kedua prinsip tersebut akan diperkuat mekanisme
penelaahan yang telah berjalan saat ini. Penelaahan diarahkan untuk menghasilkan tingkat
efisiensi dan efektivitas serta kapasitas implementasi belanja K/L yang lebih produktif.
Dalam jangka menengah, alokasi belanja K/L diarahkan sebagai berikut. Pertama, untuk
mendanai belanja yang mendukung kebutuhan dasar operasionalisasi pemerintahan seperti gaji dan upah serta belanja yang diamanatkan perundangan (mandatory spending) seperti pendanaan sistem jaminan sosial nasional, anggaran pendidikan, dan lainnya. Kedua, mendanai isu strategis jangka menengah yang memegang peran penting dalam pencapaian prioritas
nasional seperti pembangunan infrastruktur konektivitas, pemenuhan alutsista TNI, serta
kedaulatan pangan dan energi. Ketiga, mendanai prioritas pada K/L sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Dari sisi pelaksanaan anggaran K/L, peningkatan kualitas tidak dapat dilakukan secara terpisah
tanpa melakukan perbaikan dalam proses perencanaan dan pelaporan keuangan. Integrasi sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan keuangan negara dilakukan melalui Sistem Perbendahaan dan Anggaran Negara (SPAN) yang di dalamnya termasuk penerapan basis data tunggal (single database) dan penyempurnaan proses bisnis. Strategi yang dilakukan terkait pelaksanaan antara lain: (1) penyempurnaan pengadministrasian dan pencairan anggaran
agar lebih cepat namun tetap akuntabel; (2) upaya penguatan monitoring dan evaluasi melalui peningkatan keterkaitan antara hasil monitoring dan evaluasi dengan proses perencanaan dan
penganggaran.
Selanjutnya, kebijakan di bidang belanja non K/L yang akan dilakukan dalam periode tahun
2017-2019, akan diuraikan untuk masing-masing program, sebagai berikut.
Kebijakan Program Pengelolaan Utang Negara dalam jangka menengah masih tetap diarahkan untuk: (1) memenuhi kewajiban pemerintah secara tepat waktu dan tepat jumlah dalam rangka menjaga kredibilitas dan kesinambungan pembiayaan; (2) meminimalkan dan
menjaga efisiensi pembayaran bunga utang antara lain melalui pemilihan komposisi instrumen
utang yang optimal dan melaksanakan transaksi lindung nilai.
Kebijakan Program Pengelolaan Subsidi dalam jangka menengah sebagai berikut: (1) mengendalikan anggaran subsidi; (2) menata ulang kebijakan subsidi agar makin adil dan tepat sasaran; (3) menggunakan metode perhitungan subsidi yang didukung basis data yang transparan; (4) menata ulang sistem penyaluran subsidi agar lebih akuntabel.
Kebijakan Program Pengelolaan Hibah Negara dalam jangka menengah terutama akan
diarahkan untuk melanjutkan pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN) yang diterushibahkan
kepada pemerintah daerah guna mendanai kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur dan kegiatan lainnya yang berbasis kinerja.
Kebijakan Program Pengelolaan Belanja Lainnya
Kebijakan pada Program Pengelolaan Belanja Lainnya dalam jangka menengah diarahkan
untuk, antara lain: (1) penyediaan dana cadangan untuk gaji bagi tambahan pegawai baru; (2) penyediaan dana cadangan lainnya yang terkait dengan kebijakan kepegawaian; (3) penyediaan dana cadangan bencana alam; (4) antisipasi perubahan asumsi ekonomi makro,
belum mempunyai kode bagian anggaran (BA) sendiri; (6) mendukung ketahanan pangan, melalui penyediaan dana cadangan beras Pemerintah (CBP) dan cadangan stabilisasi harga pangan; (7) penyediaan alokasi anggaran untuk ongkos angkut beras PNS di distrik pedalaman
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; serta (8) antisipasi penyediaan anggaran untuk bantuan operasional layanan pos universal.
Kebijakan Program Pengelolaan Belanja Transaksi Khusus
Kebijakan pada Program Pengelolaan Belanja Transaksi Khusus dalam jangka menengah diarahkan untuk antara lain: (1) mendukung program jaminan kesehatan nasional (JKN) khususnya untuk PNS/TNI/Polri; (2) mendukung program SJSN bidang ketenagakerjaan bagi pegawai ASN dan pensiunan; (3) penyediaan alokasi dana dukungan kelayakan dalam rangka mendukung program kerjasama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan proyek infrastruktur; dan (4) penyediaan alokasi dana kontribusi kepada organisasi internasional sehubungan dengan kewajiban Pemerintah Indonesia dalam kepesertaannya di organisasi internasional.
Bagian II No
Urut Target APBN 2016
1 001
1 - - Jumlah kegiatan Pimpinan 462
- Jumlah kegiatan memasyarakatkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika serta Ketetapan MPR
4.766
- Jumlah pelaksanaan kegiatan publikasi/ peliputan 934
- Hasil kajian dan aspirasi masyarakat 2.436
- Jumlah kegiatan penyusunan anggaran 20
- Jumlah kegiatan evaluasi pelaksanaan anggaran 42
2 002
1 - - Persentase (%) gugatan atas UU yang dimenangkan oleh DPR RI dan hasil
pengawasan atas pelaksanaan UU dan kebijakan pemerintah yang ditindaklanjuti pemerintah
60%
- Jumlah RUU yang dihasilkan 45 RUU
- Jumlah rekomendasi hasil pengawasan oleh Komisi, Pansus non RUU, dan Tim DPR RI
18 Rekomendasi
2 Program Penguatan Kelembagaan DPR RI - - Persentase (%) terjalinnya komunikasi antara anggota DPR dengan
konstituennya dan terlaksananya diplomasi parlemen
80%
- Jumlah pembentukan rumah aspirasi di dapil 77 dapil
- Jumlah Putusan Pimpinan DPR RI 35 keputusan
3 Program Dukungan Keahlian Fungsi Dewan - - Tersedianya kajian/ analisis/ referensi/ laporan di bidang Legislasi,
Anggaran, dan Pengawasan serta isu-isu yang terkait kedewanan
90%
- Jumlah bahan kebijakan Kepala Badan Keahlian 4 dokumen
- Jumlah konsep awal naskah akademis, draf RUU, dan peraturan lainnya 24 dokumen
3 004
1 - Meningkatkan mutu pemberian pendapat dan
pertimbangan
- Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak pemeriksaan/non pemeriksaan
80% - Meningkatkan mutu kelembagaan dan
ketatalaksanaan
- Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan 2
2 - - Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak
hukum
62%
- Jumlah LHP yang diterbitkan 1.763
- Jumlah LHP Kinerja yang diterbitkan 253
- Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan 95%
- Tingkat pemenuhan quality assurance dalam pemeriksaan 95%
Terlaksananya tugas konstitusional MPR dan alat kelengkapannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Dewan Perwakilan Rakyat Rp5.223,3 miliar, a.l.:
Program Pelaksanaan Fungsi DPR RI
Badan Pemeriksa Keuangan Rp3.471,2 miliar, a.l.:
Tercapainya tujuan pembangunan nasional melalui pembentukan UU yang berkualitas, pemanfaatan anggaran yang tepat sasaran, dan pelaksanaan kebijakan pemerintah yang sesuai aspirasi rakyat
Terwujudnya dukungan keahlian di bidang legislasi, anggaran dan pengawasan dalam mendukung kelancaran pelaksanaan wewenang dan tugas DPR RI
Meningkatkan efektivitas tindak lanjut hasil pemeriksaan
Terwujudnya kelembagaan DPR RI sebagai lembaga perwakilan yang dapat memperjuangkan aspirasi masyarakat
Program Indikator Kinerja
Program Peningkatan Mutu Kelembagaan, Aparatur dan Pemeriksaan Keuangan Negara
Program Pemeriksaan Keuangan Negara
Sasaran Majelis Permusyawaratan Rakyat Rp953,3 miliar, a.l.:
Program Pelaksanaan Tugas Konstitusional MPR dan Alat Kelengkapannya
Bab 4: Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat
APBN Tahun 2016 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2017-2019
Nota Keuangan dan APBN 2016
4 005
1 Program Penyelesaian Perkara Mahkamah Agung
- Meningkatnya penyelesaian perkara kasasi di Mahkamah Agung
- Jumlah putusan perkara pidana umum, pidana khusus, pidana militer dan PHI (yang nilai gugatannya kurang dari 150 juta) secara tepat waktu
6.700 perkara
- Jumlah kebijakan teknis bidang administrasi Judisial 15 pedoman
2 - - Jumlah pengadilan yang telah mengikuti standar pemberkasan perkara 60 pengadilan
- Jumlah pelayanan peradilan di lingkungan peradilan umum 165.900 Perkara
- Pelaksanaan pos pelayanan hukum 91.050 Perkara
3 - - Terselenggaranya penyelesaian administrasi perkara yang sederhana,
transparan dan akuntabel
111255 Perkara
- Terselenggaranya pelaksanaan pelayanan peradilan agama 10815 Perkara
- Terselenggaranya tata laksana perkara kasasi dan PK serta kesyariahan 40 Orang
4 - - Terselenggaranya penyelesaian administrasi perkara yang sederhana,
Transparan dan akuntabel
6118 Perkara - Terselenggranya tata laksana perkara kasasi, PK, grasi, sengketa pajak dan
hak uji materiil di lingkungan Peradilan Militer dan Peradilan TUN
100 orang
- Terselenggaranya pelayanan Peradilan Militer dan Peradilan TUN 56 Perkara
5 006
1 - Meningkatnya kualitas pelaksanaan kegiatan
intelijen yustisial penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan untuk mendukung kebijakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif mengenai masalah investasi, produksi, distribusi keuangan
- Jumlah kegiatan intelijen di bidang penyelamatan keuangan negara dan penanggulangan tindak pidana
50
- Peningkatan kualitas dan kuantitas penyelesaian penanganan
penyelidikan/keamanan/penggalangan di Kejati, Kejari, dan Cabjari
- Pencarian/penangkapan Buron Tindak Pidana (DPO) 31
2 - Penyelesaian Penanganan Perkara Pidana
Umum Secara Cepat, Tepat dan Akuntabel.
- Jumlah perkara tindak Pidana Terhadap Orang dan Harta Benda yang diselesaikan dalam Tahap Penuntutan
44
- - Jumlah perkara tindak Pidana Umum Lainnya yang diselesaikan dalam
Tahap Penuntutan
686
- Jumlah perkara tindak pidana umum yang diselesaikan di Kejaksaan Tinggi 3.099
3 - - Jumlah Penyelidikan dan Penyidikan perkara tindak pidana korupsi
Kategori A yang diselesaikan
40
- Jumlah Penyidikan Perkara Pelanggaran HAM Berat yang diselesaikan 2
- Meningkatnya penyelesaian perkara tindak pidana khusus dan tindak pidana korupsi
- Jumlah perkara tindak pidana korupsi yang diselesaikan oleh Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri, dan Cabang Kejaksaan Negeri
544 (penyelidikan dan penyidikan); 1.013
Mahkamah Agung Rp8.964,9 miliar, a.l.:
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidana Umum
Terselesaikannya penanganan perkara pidana khusus, pelanggaran HAM berat, dan perkara tindak pidana korupsi secara cepat, tepat, dan akuntabel
Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidana Khusus, Pelanggaran HAM yang Berat dan Perkara Tindak Pidana Korupsi
Meningkatnya penanganan perkara pidana umum secara tepat dan akuntabel Terselesaikannya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel di lingkungan peradilan umum
Terselenggaranya penyelesaian perkara yang sederhana, transparan dan akuntabel dilingkungan peradilan agama
Terselenggarakannya penyelesaian perkara yang sederhana, transparan dan akuntabel di lingkungan peradilan militer dan TUN Program Peningkatan Manajemen Peradilan
Agama
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara (TUN)
Kejaksaan Republik Indonesia Rp4.527,6 miliar, a.l.:
Program
Penyelidikan/Pengamanan/Penggalangan Permasalahan Hukum di Bidang Ipoleksosbud Hukum dan Hankam
Bagian II
penyelesaian penyelesaian perkara perdata dan tata usaha negara yang diselesaikan di Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri, dan
litigasi di daerah baik di Kejati, Kejari, maupun Cabjari - Peningkatan kualitas dan kuantitas
penyelesaian penyelesaian perkara perdata yang dilaksanakan oleh Kejaksaan Agung
- Jumlah perkara perdata yang diselesaikan melalui litigasi dan non litigasi 105 - Peningkatan kualitas dan kuantitas
penyelesaian penyelesaian perkara tata usaha negara yang diselesaikan di Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri, dan Cabang Kejaksaan Negeri
- Jumlah perkara tata usaha negara yang diselesaikan 80
6 007
1 - Terselenggaranya hubungan kelembagaan
antara Presiden, Wakil Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara dengan lembaga negara, lembaga non struktural, lembaga daerah, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi politik
- Persentase dukungan hubungan kelembagaan antara Presiden, Wakil Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara dengan lembaga negara, lembaga non struktural, lembaga daerah, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi politik sesuai standar
100%
- Terselenggaranya penanganan pengaduan masyarakat yang disampaikan kepada Presiden, Wakil Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara
- Persentase pengaduan masyarakat kepada Presiden, Wakil Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara yang ditindaklanjuti sesuai dengan standar
100%
- Terselenggaranya izin prakarsa, analisis dan penyelesaian rancangan peraturan perundang-undangan, penyiapan pendapat hukum, grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi, ekstradisi, remisi perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi pidana sementara, dan naturalisasi
- Persentase penyelesaian hasil analisis rancangan peraturan perundang-undangan, penyiapan pendapat hukum, grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi, ekstradisi, remisi perubahan pidana penjara seumur hidup menjadi pidana sementara, dan naturalisasi sesuai standar
100%
- Meningkatnya kualitas analisis kebijakan di bidang ekonomi, infrastruktur, dan kemaritiman kepada Wakil Presiden
- Persentase analisis kebijakan di bidang ekonomi, infrastruktur, dan kemaritiman yang ditindaklanjuti oleh Wakil Presiden dalam membantu Presiden
100%
- Terselenggaranya kegiatan VVIP, dukungan administrasi personel TNI dan Polri, dan penganugerahan tanda jasa, dan tanda kehormatan
- Persentase dukungan pelayanan pengamanan VVIP yang terlaksana dengan lancar
100%
7 010
1 Program Bina Pemerintahan Desa - - Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
7.094 desa
- Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset desa 7.094 desa
2 Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah
- - Jumlah Provinsi/Kab/Kota yang menetapkan Perda tentang APBD
Provinsi/Kab/Kota yang tepat waktu
30 provinsi; 250 Kab/Kota
- Persentase penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap rencana pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah dalam APBD
62%
- Jumlah daerah yang menyerap (≥90%) DAK dalam APBD sesuai juknis 90%
3 Program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
- - Penyediaan database kependudukan nasional yang akurat untuk
memenuhi semua kepentingan dalam pelayanan publik, perencanaan pembangunan, alokasi anggaran, pembangunan demokrasi, serta penegakan hukum
34 provinsi dan 514 Kab/Kota Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan
daerah yang partisipatif, transparan, efektif, akuntabel, dan kompetitif
Mewujudkan pemerintahan desa yang mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat
Kementerian Sekretariat Negara Rp2.158,5 miliar, a.l.:
Kementerian Dalam Negeri Rp5.124,5 miliar, a.l.:
Program Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden dan Wakil Presiden
Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara
Meningkatnya kualitas database
kependudukan nasional sebagai dasar penerbitan dokumen kependudukan, pelayanan publik, dan pembangunan nasional
Bab 4: Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat
APBN Tahun 2016 dan Proyeksi Jangka Menengah Periode 2017-2019
Nota Keuangan dan APBN 2016
4 Program Pendidikan Kepamongprajaan - - Program studi yang terakreditasi B
- Jumlah hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang dipublikasikan dalam jurnal nasional/internasional yang terakreditasi
13 hasil peneilitian, 3 hasil pengabdian masyarakat - Persentase tingkat kepuasan Stakeholder terhadap Etos Kerja Alumni 70% baik
8 011
1 - Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang
meningkat
- Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan
92%
- - Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan
ASEAN di tingkat nasional
97%
- Persentase masyarakat yang memahami integrasi Masyarakat ASEAN 87%
2 - Peningkatan peran Indonesia di forum
multilateral
- Persentase posisi Indonesia yang diterima dalam forum multilateral 90%
- Peningkatan kepemimpinan Indonesia di forum multilateral
- Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum multilateral 85%
- Implementasi kesepakatan multilateral dengan partisipasi pemangku kepentingan nasional
- Persentase rekomendasi untuk ditindaklanjuti pemangku kepentingan nasional
90%
3 - - Presentase kesepakatan kerjasama bilateral yang ditindaklanjuti 72%
- Persentase prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima dan ditindaklanjuti pada forum kerjasama intrakawasan
80%
4 - - Persentase kesepakatan kerjasama bilateral yang ditindaklanjuti 72%
- Persentase prakarsa/rekomendasi yang diterima dan ditindaklanjuti pada forum kerja sama intrakawasan
80%
9 012
1 Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan
- Meningkatnya jumlah kebutuhan Alutsista produksi dalam negeri terpenuhi secara bertahap
- Produksi Alutsista dalam negeri dan pengembangan Penak industri pertahanan
20,35%
2 - - Jumlah pengadaan munisi khusus 1.000 butir
- Jumlah pengadaan Rantis 10 unit
- Jumlah pengadaan Alpasus dan Alpakom 98 unit
3 - - Persentase penambahan alutsista dan non alutsista fasilitas serta Sarpras 20%
- Jumlah pengadaan kendaraan taktis 143 unit
- Jumlah pos perbatasan 26 pos
- Jumlah sarpras yang dibangun 57.080 m2
4 - - Jumlah pembangunan dan peningkatan fasilitas dan Sarpras pangkalan TNI
AL
199.495 m2
- Jumlah pengadaan KRI, KAL, Alpung, Ranpur dan Rantis 130 unit
- Jumlah pos terluar dan wilayah peratasan yang diperbaiki 14 pos