• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (PENILAIAN SEGERA / LAISEG))

Konselor / Guru BK

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (PENILAIAN SEGERA / LAISEG))

Hari/tanggal layanan : ………

Jenis Layanan : ………..(perorangan/kelompok)

Pemberi Layanan : ……….

Isilah titik-titk di bawah ini dengan singkat!

- Topik-topik apakah yang telah dibahas melalui layanan tersebut?

……… ……….

- Hal-hal atau pemahaman baru apakah yang anda peroleh dari layanan tersebut? ………

………

- Bagaimanakah perasaan anda setelah mengikuti layanan tersebut? ……… ………

- Hal-hal apakah yang akan anda lakukan setelah mengikuti layanan tersebut? ………

………

- Apakah layanan yang anda ikuti berkaitan langsung dengan masalah yang anda alami?  Apabila ya, keuntungan apa yang anda peroleh?

……… ………  Apabila tidak, keuntungan apa yang anda peroleh?

……… ………

- Tanggapan, saran, pesan atau harapan apa yang ingin anda sampaikan kepada pemberi layanan? ………

………

Contoh Laporan Konseling Individu: Laporan Konseling Individual

No. Nama Masalah Penyebab Proses Konseling Strategi Hasil

1 Bunga-1 (*) Sulit konsentrasi

belajar

Sering terbayang mantan pacar

- mendorong konseli berbicara terbuka

- mengeksplorasi konseli untuk mengemukakan semua aspek yang terkait dengan masalah (kognisi, afeksi, perilaku, konteks) sehingga muncul pemahaman terhadap masalah yang terjadi

- menentukan tujuan konseling, yakni menghilangkan bayangan mantan pacar

- melatih konseli menghilangkan pikiran tentang mantan pacar

- meminta konseli melakukan di luar setting konseling Strategi thought stopping Setelah konseling dilakukan dalam 3 pertemuan dalam waktu 2 minggu, konseli telah dapat menghilangkan bayangan tentang mantan pacar sehingga lebih dapat berkonsentrasi dalam belajar

Contoh Laporan Konsultasi : Laporan Konsultasi

No Nama konsulti Masalah Cara pemecahan Tindak lanjut

1. Bapak Hendra

(ortu Nando)

Nando sering membangkang orang tuanya

-mengidentifikasi harapan & tuntutan orang tua terhadap Nando

-Mengidentifikasi kegemaran Nando -Mencari kesesuaian antara tuntutan

orang tua dengan kemampuan Nando

-Orang tua akan melakukan pendekatan yang lebih persuasive pada Nando -konselor akan mencari data

lebih lanjut tentang Nando 2.

dst

Contoh Laporan Pemanfaatan Media BK:

Pemanfaatan media BK dalam Layanan Bimbingan Konseling

No. Jenis Layanan Materi / masalah Media yang dibutuhkan Gambaran ringkas isi media

1 Layanan Informasi Pengembangan kehidupan sosial remaja dan konsep diri positif

-papan tulis

-inventori

- digunakan untuk memperjelas informasi dengan

menuliskan/mengilustrasikan melalui tulisan/gambar di papan tulis

- inventori berisi sederetan pernyataan yang akan dipilih siswa sehingga menghasilkan gambaran tentang kecenderuingan konsep dirinya

2

dst

Contoh media lain:

Bibliokonseling: Liflet :

Isi : ……….. Isi : ………..

Manfaat: ……….. Manfaat: ………..

Film / audiovisual : Buku saku:

Isi/Topik : ………. Isi : ………

Manfaat: ……….. Manfaat: ………..

PENDAHULUAN

A.KOMPETENSI

1.Standar Kompetensi:

Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, ke-butuhan, dan masalah konseli.

2.Kompetensi dasar:

Mampu memilih teknik asesmen sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling dan mengadministrasikan teknik asesmen pengung-kapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli.

3.Indikator:

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar melalui modul ini para peserta diklat diharapkan memiliki kemampuan untuk:

 Menjelaskan pengertian asesmen

 Mengidentifikasi berbagai jenis alat non Tes dalam Bimbingan dan Konseling

 Mengidentifikasi keuntungan dan kelemahan dari masing-masing alat non tes dalam bimbingan dan konseling

 Membuat sedikitnya dua macam contoh dari masing-masing alat non tes  Menggunakan alat non tes untuk mengumpulkan data siswa de-ngan benar.  Menganalisis alat non tes yang telah digunakan.

 Menjelaskan pengertian tes dan penggunaannya dalam konseling

A. Pengantar.

Dengan diberlakukannya UU Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akade-mik dan Kompetensi Konselor, guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau konselor sebagai pendidik profesional dituntut memiliki kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.

Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas kinerja guru Bim-bingan dan Konseling atau Konselor adalah menguasai konsep dan praktik asesmen teknik non tes dan tes dalam layanan bimbingan dan konseling. Salah satunya adalah layanan BK yaitu dengan melakukan layanan pengumpulan data.

Layanan pengumpulan data menurut kurikulum 1994 merupakan kegiatan pendukung bimbingan konseling (BK), yang meliputi aplikasi instrumen-tasi dan himpunan data. Aplikasi instrumentasi lebih mengarah pada penerapan berbagai instrumen pengumpul data baik dengan metode non tes maupun tes. Selanjutnya data-data yang telah dikumpulkan, diorganisasikan dalam himpunan data.

Layanan pengumpulan data dapat dipandang sebagai kegiatan yang utama dan pertama dalam layanan BK. Utama dimaknai sebagai penting dan tak dapat ditinggalkan. Artinya, seluruh layanan BK tidak akan berjalan dengan baik tanpa didahului pemahaman diri dan lingkungan siswa. Pemahaman tersebut hanya akan terjadi jika Konselor memiliki data/ informasi siswa, yang diperoleh melalui pengumpulan data. Pertama, karena pengumpulan data merupakan kegiatan terawal sebelum layanan BK diberikan. Ha ini mengingat ketepatan layanan hanya dapat dilakukan jika didahului dengan data yang telah terukumpul.

Pada hakekatnya tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu agar berkembang seoptimal mungkin berdasar potensinya masing-masing. Dalam usaha tersebut, didalamnya terdapat upaya membantu mema-hami diri dan mengambil keputusan. Kedua usaha ini mutlak memerlukan pe-ngumpulan data yang lengkap. Pemahaman diri tidak akan terjadi tanpa data/ informasi tentang diri siswa dan lingkungannya. Pengambilan keputusan tidak akan tepat dan mantap tanpa data /informasi yang mendukung.

Layanan pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh keterangan sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya tentang diri siswa dan lingkung-annya. Selanjutnya keterangan disimpan secara lengkap dan sistematis agar mudah dalam penggunaannya.

Setiap siswa aktif dan berkembang menurut polanya sendiri, karena itu setiap siswa disebut sebagai individual differences. Adanya berbagai perbedaan tersebut merupakan tantangan untuk dimengerti. Siapa saja yang perlu menger-ti, yaitu diri Siswa sendiri, Orang tua, Guru, Konselor, Kepala sekolah dan seba-gainya.

B. Pengertian Pemahaman Individu dalam Bimbingan dan Konseling

Pemahaman individu atau human asessment didefinisikan oleh Aiken (1997:454) sebagai “Appraising the presence of magnitude of one or more personal characteristics. Asessing human behaviour and mental processes includes such prosedures as observations, interviews, rating scale, checklist, inventories, project-tives techniques, and tess”. Dari rumusan di atas dapat difahami, bahwa pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik potensi, atau dan atau berbagai masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. Cara-cara yang digunakan itu mencakup observasi, interview, skala psikologis, daftar cek, inventory, tes proyeksi, dan beberapa macam tes.

Bimbingan Konseling memberikan bantuan antara dua pihak individu/ sekelompok individu yang dibantu (Siswa/Klien) dengan individu dewasa lain yang membantu (Pembimbing/ Konselor). Siswa atau klien merupakan individu yang sedang berkembang dan memiliki perbedaan-perbedaan yang bersifat individual, ingin menjadi dirinya sendiri, mempunyai dorongan untuk matang, mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk menyelesaikan masalah. Dalam kerangka ini individu membutuhkan upaya pemahaman diri dan selan-jutnya mendukung dalam pengambilan keputusan. Untuk mencapai tujuan ter-sebut mutlak diperlukan pengenalan dan pemahaman individu yang bersang-kutan dengan segala sifat dan ciri-ciri yang dimilikinya.

Dalam modul ini akan disajikan kegiatan belajar sebagai berikut: A. Asesmen B. Observasi C. Angket D. Wawancara E. Sosiometri F. Otobigrafi G. Tes Psikologi

H. Penggunaan Tes Psikologi dalam BK di Sekolah

C. PENGERTIAN ASESMEN

Asesmen merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan meng-inter-pretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan gambaran berbagai kon-disi individu dan lingkungannya sebagai dasar pengembangan program layanan bimbingan dan kon-seling yang sesuai dengan kebutuhan. Walsh dan Bets (1996) menjelaskan asesmen sebagai suatu proses membantu manusia untuk mengatasi berbagai pertanyaan atau masalah. Ada 4 (empat) unsur dalam asesmen, yaitu:

 Pengumpulan informasi

 Pemahaman terhadap informasi yang ada  Pengintegrasian informasi, dan

 Intervensi untuk menyelesaikan masalah.

Kedudukan Asesmen dalam Bimbingan dan Konseling

Dalam BK asesmen merupakan komponen yang sangat penting karena berdasarkan asesmen inilah program BK, sesuai dengan keperluannya, dirancang. Keadaan peserta didik serta penentuan program yang sesuai akan menghasilkan pen-capaian tujuan pelayanan BK (Komalasari dkk, 2011).

Tujuan pelayanan BK adalah agar peserta didik/ konseli:

 Mampu merancang rencana belajarnya, perkembangan karirnya, serta kehidup-annya di masa mendatang

 Mampu mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin

 Mampu menyesuaikan diri pada lingkungan dimana di berada baik di lingkungan sekolah, pekerjaan, maupun masyarakat

 Mampu mengatasi segala masalah dalam hidupnya baik berkaitan dengan ling-kungan sekolah, pekerjaan, maupun masyarakat

Oleh karena itu, agar konseli mampu mencapai berbagai tujuan diatas, mereka harus diberi/ mendapatkan kesempatan untuk:

 Mengenal dan memahami seluruh potensi dan kekuatan dirinya serta tugas per-kembangannya  Mengenal dan memahami potensi dan peluang yang ada di lingkungannya

 Mengenal dan menentukan tujuan hidupnya serta cara bagaimana mereka mencapai tujuan tersebut

 Memahami dan mengatasi kesulitan mereka sendiri

 Memanfaatkan potensinya untuk kepentingan dirinya sendiri maupun lingkungannya  Menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia berada

 Mengembangkan potensi dan kekuatannya secara optimal

Seorang konselor diperlukan untuk memahami, menggali potensi, serta membimbing konseli dalam memahami dirinya sendiri. Untuk maksud tersebut seorang konselor memerlukan data akurat yang digali dengan menggunakan metode yang tepat. Data peserta didik/konseli tersebut serta kondisi lingkung-annya harus diolah dan diarsipkan secara baik dan benar sehingga mudah diperoleh kembali jika diperlukan.