• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tes harus mudah digunakan :

Konselor / Guru BK

SOSIOGRAM BENTUK LAJUR

7. Tes harus mudah digunakan :

Tes adalah suatu alat yang nilainya sangat tergantung kepada kegunaaanya. Kalau mempergunakannya sukar, maka tes tersebut rendah ni-lainya. Makin tinggi taraf syarat–syarat tersebut pada suatu tes, semakin baiklah tes tersebut.

e).Tujuan testing psikologis

Menurut Suryabrata (1984), secara garis besar tujuan melakukan tes psikologis ada 2 macam yaitu:

a. Research

b. Diagnosis psikologis

Kedua macam tujuan ini dapat diperinci menjadi berbagai tujuan yang lebih khusus lagi, yaitu:

a. tesing untuk tujuan research

Di dalam tiap lapangan ilmu pengetahuann atau bagian dari ilmu pengeta-huan research

adalah kegiatan yang mutlak yang harus dilakukan. Dalam lapangan tes psikologis ini tujuan research

dapat bermacam–macam pula, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut:

1. Research untuk explorasi sifat–sifat psikologis tertentu pada kelompok masya-rakat tertentu. Misalnya: research mengenai bakat khusus pada murid SMA, untuk mengetahui potensi generasi muda suatu masyarakat.

2. Research untuk versifikasi sifat atau sikap tertentu dalam masyarakat. Untuk meyakinkan hal tersebut dilakukan tesing psikologis.

3. Research untuk menerangkan dan menunjukkan penyelesaian problem sosial tertentu. Problem sosial yang ada atau timbul dalam masyarakat seringkali membutuhkan pendekatan secara psikologis dengan research dan tesing.

b. testing dengan tujuan diagnosis psikologis:

Untuk sebagian besar, tujuan testing adalah untuk dapat membuat di-agnosis psikologis. Diagnosis itu sendiri bukan merupakan hal yang sudah selesai. Melainkan baru merupakan titik tolak dari berbagai tindakan tertentu. Diagnosis psikologis dilakukan orang dengan tujuan yang bermacam– macam, diantaranya tujuan terpenting adalah:

1. dianosis untuk kepentingan seleksi:

Seleksi dilakukan untuk memilih calon yang melamar dalam suatu pekerjaan, atau bidang pendidikan. Untuk memilih calon yang terbaik, maka dilakukan se-leksi, sehingga untuk melakukan diagnosis diperlukan tesing.

2. diagnosis untuk keperluan pemilihan jabatan (pekerjaan) atau lapangan stu-di:

Individu akan menghasilkan produktivitas maksimal bila bekerja dalam la-pangan yang sesuai dengan dirinya (bakat, kemampuannya), karena itu dalam lapangan kerja perlu menempatkan karyawan sesuai dengan bakat atau ke-mampuannya itu. Hal ini dikenal dengan semboyan the right man in the right place. Untuk dapat melakukan diagnosis mengenai bakat dan kemampuan ini perlu dilakukan tesing.

3. diagnosis untuk keperluan psikoterapi:

Mungkin sekali psikolog menghadapi individu yang mengalami berbagai kesukaran psikis tertentu atau menunjukkan gejala kelainan. Individu yang de-mikian memerlukan pertolongan, dan untuk menentukan terapinya diperlukan diagnosis psikologis yang dapat dibantu dengan tes psikologis.

4. diagnosis untuk kepentingan bimbingan dan penyuluhan dalam belajar:

Kesukaran dan kegagalan dalam belajar sering terjadi di dalam bidang pen-didikan. Dengan mempergunakan berbagai tes psikologis tertentu, ahli psiko-logis akan mampu membuat diagnosis mengenai seluk beluk yang membawa kesukaran atau kegagalan itu, sehingga akan dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan yang setepat dan se-efektif mungkin.

g).Penggunaan tes dalam pendidikan

Menurut Gunarsa (1985), tes psikologis dalam bidang pendidikan dapat dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu (1) tes intelegensi umum, (2) tes bakat, dan (3) tes kepribadian

1).Penggunaan tes intelegensi umum

Dalam tes intelegensi umum ini diperoleh suatu gambaran mengenai ke-cerdasan umum seseorang, sehingga pemeriksa memperoleh keterangan dari orang yang diperiksa untuk dipergunakan lebih lanjut:

a. Untuk tujuan seleksi

Dalam kenyataan dewasa ini, masih terdapat kekurangan jumlah sekolah. Jumlah lulusan SD tidak sebanding dengan jumlah sekolah atau ruangan kelas yang tersedia. Demikian juga terjadi pada tingkat atau jenjang lebih lanjut (SMP, SMA). Dipihak lain terdapat perbedaan mutu sekolah. Sehingga ada beberapa sekolah menjadi sekolah favorit, dan dibanjiri peminat.

Kedua hal tesebut menyebabkan perlunya diadakan pemilihan peminat se-objektif mungkin sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penggunaan nilai raport atau prestasi belajar akan menimbulkan kesan yang kurang adil. Di dalam ke-nyataannya proses pendidikan pada suatu sekolah secara menyeluruh berbeda dengan sekolah lainnya, sehingga hanya sekolah tertentu sajalah yang

berhasil. Selama perbedaan ini masih mencolok selama itu pula dirasakan kekurangadilan karena fackor kemampuan dan bakat khusus yang masih belum berfungsi kurang diperhitungkan.

Dengan tes intelegensi umum faktor yang ada pada diri calon, termasuk faktor yang karena sesuatu sebab belum berkembang, tetapi jelas dimiliki, ikut di-perhitungan. Inilah keunggulan dari tes intelegensi umum bila dibandingkan dengan prestasi sekolah, bilamana pengunaannya benar–benar terlaksana dengan teliti dan objektif.

b. Untuk tujuan diagnostik

Dengan dasar perbedaan perorangan, maka terdapat berbagai perbedaan taraf kecerdasan umum. Dengan tes intelegensi umum dapat diketahui apakah kesulitan belajar yang dialami seseorang disebabkan oleh terbatasnya taraf intelegensi yang di miliki seseorang, sehingga ia tidak dapat mengikuti proses belajar seperti anak–anak yang lain.

Dari hasil tes intelegensi umum yang dilakukan pada seorang anak didik akan dapat pula ditentukan ada faktor lain yang menyebabkan timbulnuya kesulitan belajar atau rendahnya prestasi belajar yang bukan disebabkan oleh keadaan atau kualitas intelegensinya, melainkan oleh hal lain yang harus diteliti lebih lanjut.

Mengetahui taraf intelegensi umum anak secara benar (objektif) perlu bagi orang tua dan para pendidik agar tidak terjadi pemaksaan yang berlebihan terhadap anak untuk mempelajari sesuatu dan menuntut prestasi di atas kemampuan yang dapat dijangkaunya. Untuk hal seperti di atas dasar pegangan melalui penilaian psikologis di mana termasuk tes intelegensi umum acapkali sangat membantu.

2).Penggunaan Tes Bakat

Tes bakat adalah tes yang mengungkapkan bakat seseorang, yang juga merupakan kemampuan intelegensi khusus. Dengan mengetahui bakat se-seorang, maka proses pendidikan dapat diarahkan pada bidang yang sesuai, se-hingga akan lebih mudah mencapai hasil yang optimal. Bidang ini meliputi jenis jabatan atau pekerjaan dan pendidikan.

Dari hasil tes bakat, orang tua atau pendidik dapat memperoleh kete-rangan mengenai aspek mana yang kuat dan aspek mana yang lemah. Acapkali diperlukan perhatian khusus atau penambahan jam belajar, bilamana diketahuii adanya kelemahan tertentu pada suatu bidang pelajaran, misalnya seseorang anmak yang selalu mengalami kesulitan setiap menghadapi angka– angka atau sebaliknya, ada bakat tertentu yang menonjol yang perlu diarahlkan dan dikembangkan lebih lanjut, misalnya di tingkat SD, SMP, SMA. Kesulitan sering timbul oleh karena ku-rangnya sekolah yang dapat menampung bakat khusus anak, apakah hal ini dalam bentuk pendidikan formal, kejuruan atau pendidikan non formal.

Di samping itu kesulitan juga sering dihadapi pada akhir pendidikan untuk memperoleh suatu jabatan yang sesuai dengan bakat khusus yang dimiliki dan dengan penghargaan yang setimpal. Tidak kuranbg juga kesulitan yang harus dihadapi oleh para lulusan SMA dengan kemampuan khusus untuk meneruskan ke suatu perguruan tinggi. Tetapi karena terbatasnya tempat yang tersedia, harus rela mengambil bidang lain yang sebenarnya bukan bidang yang dikehendaki sesuai dengan minat dan bakatnya.

Pemeriksaan bakat melalui tes bakat, yang telah dibakukan, banyak membantu pihak sekolah dalam menentukan suatu jurusan yang harus dipilih oleh anak didik, khususnya di kelas I SMA dimana dilakukan pemilihan jurusan. Hasil pemeriksaan kemampuan khusus tentu bukan factor yang menentukan dalam menjuruskan anak karena ada factor lain yang harus dipertimbangkan, yakni hasil prestasi belajarnya di sekolah dan minat serta tujuan si anak dan keinginan orang tua juga dipertimbangkan.

Dalam hubungan ini, peranan dan kegiatan dari petugas bimbingan penyu-luhan sekolah serta tenaga psikologi di sekolah telah terbukti banyak membantu dalam rangka penempatan atau penyaluran sesuai dengan bakat khusus anak didik.

3).Penggunaan tes kepribadian:

Berbeda dengan tes intelegensi umum dan tes bakat yang membe-rikan hasil kuantitatif sekalipun penilaiannya tidak selalu didasarkan hasil kuantitatif saja, maka berdasarkan tes kepribadian diperoleh data yang kualitatif–deskriptif. Penggunaann tes kepribadian sering tidak dilakukan secara tersendiri, melainkan bersama–sama dengan tes psikologis yang lain.

Kesulitan dan hambatan dalam prestasi belajar di sekolah tidak selalu disebabkan oleh hal yang berhubungan dengan segi intelegensi, melainkan dapat pula oleh hal lain yang bersangkut paut dengan ciri–ciri kepribadian anak, termasuk cara dan kebiasaan belajarnya. Dari tes kepribadian akan

diperoleh deskripsi mengenai ciri–ciri kepribadian anak sebagai bahan untuk menentukan sumber timbulnya kesulitan belajar.

Gangguan emosi merupakan hal yang sering merintangai kematangan bela-jar anak, baik di sekolah maupun di rumah. Melalui wawancara dan pengamatan dapat diperoleh data penting, tetapi acapkali pula harus dilakukan tes kepribadian untuk dapat memancing hal yang lebih mendalam dan mendasar pada kepribadian anak. Dengan mengetahui adanya hal tertentu pada kepri-badiannya yang dapat menghambat prestasi belajarnya, maka akan dapat di-tentukan langkah lebih lanjut untuk mengatasinya.

Dalam usaha menanggulangi masalah belajar pada anak yang ber-sumber pada segi kepribadian anak sering kali diperlukan kerja sama dengan pi-hak sekolah, guru, wali kelas, kepala sekolah dan yang lebih penting adalah kerja sama dengan pihak orang tua atau keluarganya.

LATIHAN

1. Diskusikan dalam kelompok tentang contoh dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menjelaskan tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh alat ukur

2. “Kalau bisa, seumur hidup seseorang itu tidak menjalani tes psikologis”! Bagaimana komentarmu tentang pendapat di atas ?

3. Dari sekian definisi mengenai tes, cobalah membuat kesimpulan tentang pengertian tes

f.Penggunaan tes psikologis dalam bimbingan dan konseling di sekolah a).Tujuan penggunaan tes

Penggunaan tes dalam konseling bertujuan untuk menyediakan informasi yang tidak ada sebelumnya atau untuk meninjau keterandalan informasi yang telah ada dengan tes psikologis (bisa dengan tes yang sama atau dengan tes yang lain yang mempunyai fungsi yang sama). Pemakaian tes seperti ini disebut “teori keputusan“ yang mengharuskan bahwa nilai informasi sejauh mungkin hendaknya meningkatkan keputusan yang dibuat atau diambil dengan tidak menggunakan tes. Walaupun dalam pelaksanaannya derajat ketepatannya tidak selalu dapat didekati. Misalnya, jika ada seseorang yang ingin memper-kirakan kemungkinan tingkat sekolah yang dapat dicapai, maka tes bakat sko-lastik dapat memberikan sumbangan terhadap apa yang telah dilakukannya sebelumnya.

Informasi yang diperoleh dari pengungkapan melalui tes psikologis dapat digunakan dalam tiga fase utama konseling, yaitu pra-konseling, proses konseling, dan akhir konseling.