• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS-3

Pelatihan Resolusi Konflik Isu-isu Pengelolaan Tanah Negara untuk para pemimpin kelompok pengguna

Mengapa pelatihan ini diselenggarakan?

Sebuah LSM lokal yang membantu kelompok-kelompok penggarap lahan negara menyusun rancangan pengelolaan kawasan, menyadari bahwa proses ini membutuhkan ketrampilan negosiasi dan mediasi khususnya oleh para pemimpin kelompok. Seringkali konflik-konflik lama maupun baru timbul dalam diskusi tentang peraturan penggunaan lahan negara. Gagasan untuk mengadakan pelatihan ketrampilan negosiasi dan mediasi ditawarkan pada mereka, dan pemimpin-pemimpin kelompok tertarik untuk mengikutinya. Karena LSM tadi tidak mempunyai kemampuan untuk menyelenggarakan pelatihan pengelolaan konflik, mereka meminta seorang ahli resolusi konflik untuk merancang dan menyelenggarakan pelatihan seminggu dalam resolusi konflik kepada 20 pemimpin kelompok penggarap lahan negara. Pelatihan yang diselenggarakan sangat hidup dan dinamis dengan banyak kegiatan-kegiatan tentang bagaimana melakukan mediasi dan negosiasi. Apa hasil dari pelatihan itu?

LSM lokal tadi berencana memonitor bagaimana para pemimpin kelompok penggarap menangani konflik di desa mereka. Akan tetapi mereka kecewa karena ternyata tidak banyak perubahan yang terjadi setelah pelatihan diselenggarakan. Karena itu, para pemimpin kelompok pengguna hutan dikumpulkan dan diadakan sebuah rapat bersama. Dalam rapat itu mereka minta para pemimpin kelompok penggarap untuk berdiskusi dalam kelompok kecil mengenai apakah mereka menerapkan apa yang dipelajari dalam latihan dan bagaimana caranya. Pada waktu diskusi pleno, ditemukan bahwa pendekatan-pendekatan resolusi konflik yang diajarkan dalam pelatihan dianggap kurang tepat bagi situasi para pemimpin kelompok penggarap. Secara tradisional, penyelesaian konflik dilakukan secara konsensus dalam pertemuan bersama, bukan melalui negosiasi maupun mediasi. Pertanyaan

• Menurut anda, mengapa hal ini terjadi? Asumsi-asumsi apa saja yang dimiliki pihak penyelenggara pelatihan?

• Apa yang seharusnya dilakukan untuk mencegah hal itu? Cara-cara apa yang mungkin digunakan untuk menguji asumsi-asumsi tadi?

• Apakah contoh ini cukup realistis? Apakah anda memiliki contoh-contoh lain tentang asumsi- asumsi yang sering dibuat oleh pelatih?

• Apa yang harus anda lakukan sebelum merancang sebuah pelatihan untuk menguji asumsi- asumsi yang anda miliki?

C.Pengenalan Tna

LATIHAN

Pengenalan TNA Tujuan:

Di akhir sesi ini para peserta...

• Menyadari bahwa mereka mungkin pernah melakukan sejenis TNA

• Menyadari bahwa ada banyak cara untuk melakukan TNA, tetapi yang penting harus sistimatis

• Dapat menyebutkan dan menjelaskan 3 aspek kunci dari latihan TNA Bahan/alat:

• Contoh Pendahuluan TNA intro dituliskan pada flipchart atau lembar OHP

• Photocopy hand out

Waktu: 1 sampai 1.5 jam Proses:

• Pendahuluan. Ulangi lagi hasil dari sesi ‘mengapa TNA perlu dilakukan sebelum mulai merancang pelatihan?’ Jelaskan bahwa meskipun kita tidak menamakannya sebagai training need assessment

atau analisis kebutuhan pelatihan, kita biasanya mengumpulkan informasi tertentu sebelum mulai perencanaan pelatihan. Dalam sesi ini kita akan saling berbagi tentang informasi apa saja yang kita kumpulkan dan bagaimana caranya. Setelah itu beberapa prosedur TNA yang lebih formal akan diperkenalkan.

• Berbagi pengalaman tentang analisis yang dilakukan sebelum perencanaan. Minta peserta untuk membentuk buzz-groups dan saling berbagi tentang jenis-jenis informasi apa tentang calon peserta, latar belakang mereka, yang dikumpulkan sebelum merancang pelatihan dan dengan cara apa informasi itu diperoleh

• Kumpulkan jawaban (apa dan bagaimana) dari semua buzz groups dengan menuliskannya pada

flipchart atau white board. Diskusikan hal-hal berikut:

o Apakah informasi ini membantu anda merancang pelatihan?

o Apakah anda memiliki cukup informasi untuk merancang pelatihan?

o Apakah kita bisa menamakan kegiatan-kegiatan tersebut sebagai analisis kebutuhan

pelatihan, atau Training Need Assessment?

• Simpulkan dengan mengatakan bahwa kemungkinan besar kita sudah sering melakukan beberapa elemen TNA tanpa menyadarinya, atau mungkin secara tidak sistimatis. Jelaskan bahwa ada banyak cara untuk melakukan TNA, tergantung pada ukuran (wilayah dan jangka waktu) program pelatihan, tersedianya waktu dan dana, dsb.

• Jelaskan bahwa sesi ini akan memperkenalkan satu cara melakukan TNA secara sistimatis. Perkenalkan gambaran proses TNA dengan fokus pada hal-hal berikut:

o Apa itu TNA: analisis untuk mengenal peserta dengan lebih baik

o Kapan melakukan TNA: proses terus-menerus (sebelum merancang, sesudah

merancang, pada awal pelatihan, pada awal pengenalan topik baru, dsb)

o Apa yang harus dianalisis dalam TNA: komunitas, organisasi, pembelajar/peserta

o Bagaimana melakukan TNA: gambaran singkat tentang langkah-langkah dalam proses

TNA.

Hand out PENGENALAN

TRAINING NEED ASSESSMENT (TNA atau Analisis Kebutuhan Pelatihan)

Apa itu Training Need Assessment (TNA atau Analisis Kebutuhan Pelatihan)?

Training Need Assessment (TNA) adalah suatu proses yang memungkinkan kita mengenal peserta bahkan sebelum pelatihan dimulai. Proses ini bukan sesuatu yang mutlak. Pendekatan yang berbeda dapat digunakan sesuai dengan tersedianya dana, waktu, jangkauan, dan tujuan dari pelatihan tersebut.

Kerangka analisis TNA membantu anda untuk:

o Sistimatis, sehingga aspek-aspek penting tidak terlewatkan o Menyadari hal-hal apa yang dapat dilewatkan

o Mengetahui asumsi-asumsi apa yang menjadi dasar perencanaan pelatihan anda. • Untuk apa?

Dari TNA seorang pelatih memperoleh pengetahuan awal yang akan dibutuhkannya untuk:

o Memutuskan apakah pelatihan merupakan solusi tepat untuk mengatasi masalah

yang ada

o Mengembangkan strategi pelatihan yang tepat guna memenuhi kebutuhan yang ada o Merancang pelatihan yang efektif dan berfokus pada pembelajar, serta berangkat

dari pengalaman dan pengetahuan peserta

o Melakukan prioritas dan memilih topik-topik untuk dibahas berdasarkan kebutuhan

peserta, bukan berdasarkan minat pelatih

o Memilih metode-metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat berdasarkan

karakteristik peserta.

TNA juga menghasilkan data penting yang dapat digunakan untuk memonitor perkembangan seorang peserta atau komunitas selama pelatihan maupun sesudahnya.

Kapan Training Need Assessment dilakukan?

Seringkali istilah Training Need Assessment diartikan sebagai analisis kebutuhan pelatihan yang dilakukan sebelum merancang pelatihan. Namun, analisis kebutuhan ini harusnya berlangsung terus menerus, dan tidak berhenti setelah pelatihan dirancang. Begitu peserta sudah dipastikan, rancangan anda harus disempurnakan lagi dan dicocokkan dengan karakteristik peserta secara keseluruhan. Pada awal pelatihan, anda harus menggali harapan peserta. Kemudian, ketika membahas topik yang baru anda harus meminta umpan balik dari peserta juga.

Hand out Lanjutan

PENGENALAN

TRAINING NEED ASSESSMENT Apa yang harus dianalisis?

Seperti yang sudah disebutkan di atas, TNA bisa dilakukan dengan banyak cara tergantung kesediaan waktu dan sumberdaya lain yang anda miliki. Berikut ini usulan pendekatan yang memungkinkan pengambilan jalan pintas dengan membuat asumsi-asumsi. Keuntungan pendekatan ini adalah bahwa dari awal anda sadar akan asumsi-asumsi yang digunakan sebagai dasar pelatihan, sehingga secara aktif bisa melakukan verifikasi atas asumsi-asumsi tersebut selama pelatihan berjalan. Sebelum fokus pada kebutuhan pelatihan pembelajar, kita harus melihat gambaran yang lebih luas. Ini penting untuk menentukan apakah pelatihan memang merupakan solusi yang tepat bagi masalah yang diidentifikasi, dan apakah masalahnya ada pada pembelajar atau pada yang lain. Ada tiga tingkat kebutuhan yang harus dipertimbangkan dalam melakukan analisis yang efektif tentang kebutuhan pelatihan, yaitu: 1. Kebutuhan Komunitas

Analisis ini melihat hubungan antara komunitas dan lingkungan kerjanya. Bagaimana rupa lingkungan kerja, bagaimana hubungan antara masyarakat dan lingkungan kerja, dan masalah-masalah apa yang mereka hadapi dalam pengelolaan lingkungan kerja. Ini akan membantu kita memahami satu bagian dari lingkungan kerja pengelola/peserta yang akan anda latih.

2. Kebutuhan Organisasi

Analisis ini penting dilakukan terutama apabila para peserta tergantung pada organisasi dalam hal pengambilan keputusan dan sumberdaya untuk terlibat dalam penerapan hasil pelatihan. Ketergantungan itu biasanya terjadi karena setiap organisasi memiliki mandat, kebijakan, praktek manajemen dan persyaratan program yang berbeda satu sama lain. 3. Kebutuhan Pembelajar

Dalam hal ini, kita mempertimbangkan kemampuan individu maupun kelompok untuk menjalankan tugas-tugas tertentu agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Contoh identifikasi kebutuhan pembelajar adalah memproyeksikan kebutuhan-kebutuhan masa depan si pembelajar, seperti pengenalan kebijakan-kebijakan baru dalam pengelolaan bidang pekerjaannya.

Analisis kebutuhan yang menyeluruh harus mengikutsertakan ketiga aspek di atas. Akan tetapi, sejauh mana dan bagaimana pelaksanaannya tergantung tersedianya sumberdaya yang anda miliki.

D.Alur Kegiatan Tna

Hand out Lanjutan

PENGENALAN

TRAINING NEED ASSESSMENT