• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. INTERNALISASI PENGGUNAAN AYAT-AYAT

D. Makna Penggunaan Ayat-ayat Al-Qur’an dalam Ritus Mandi

2. Makna Agama

Di dalam ritus Mandi Safar, ayat-ayat yang digunakan adalah 7 ayat.

Menurut Salah satu guru yaitu Rahmatang, Pembacaan surat-surat Al-Qur’an dalam ritus Mandi Safar merupakan salah satu sarana untuk mencari Khaṣāiṣ al-Qur’ān. Ritus Mandi Safar itu tabarrukan, tawasshul bi wasithati ayat al- Qur’ān, bukan tulisannya saja, tapi isi ayat tersebut adalah keselamatan untuk para-para Nabi. Sebab tawasshul atau media itu bisa lewat ayat-ayat al-Quran diharapkan Tuhan memberikan bantuan di luar batas kemampuan manusia.

Supaya apa yang kita tidak bisa jangkau itu, Tuhan bisa memberi pemahaman kepada kita. Misal ada musibah, itu kita cepat paham bahwa ini baik dan hikmahnya segera tau.55

Di samping itu juga bahwa surat-surat yang dibaca dan digunakan ketika ritus Mandi Safar memiliki fadhilah dan makna masing-masing.

Selaras dengan kepercayaan mereka terhadap keistimewaan Al-Qur’an, mereka percaya bahwa setiap bagian Al-Qur’an yang dibaca itu memiliki keutamaan tersendiri bagi pembacanya. Hal ini sebagaimana yang diyakini oleh Rahmatang, ia memandang bahwa Surat al-Ikhlas dan An-Nas

54Wawancara dengan Lisna Wati, tanggal 03 November 2020, pukul 09.00-11.00 wib.

55 Wawancara dengan Rahmatang, tanggal 02 November 2020, pukul 09.00-11.00 wib.

merupakan surat yang istimewa, kedua surat ini sering dibaca, bahkan secara rutin dibaca dalam Mabacca dan Mabbarasanji, meskipun ia tidak tahu pasti, tapi baginya surat-surat ini memiliki keistimewaan tersendiri, punya manfaat bagi pembacanya atau orang lain, karena sering dibaca di berbagai kegiatan terutama ketika Tahlilan. Ia hanya mengetahui, bahwa setidaknya orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapatkan pahala.

Selain ayat-ayat Al-Qur’an sebagai rujukan atau sumber ajaran, baik dalam bentuk pengajian maupun melalui majelis taklim, di Desa Air Hitam Laut, ayat-ayat Qur’an juga dijadikan sebagai elemen ritual. Ayat-ayat Al-Qur’an menjadi elemen penting, dibaca dalam forum-forum seremonial, tadarrus, khataman, tahlilan, istighotsah, walimah, dan hajatan.

Di Desa air Hitam Laut, Al-Qur’an juga dibaca secara rutin di setiap kegiatan masyarakat dan diajarkan di tempat-tempat ibadah, bahkan di rumah-rumah, sehingga menjadi simbol ritual. Apalagi di pesantren-pesantren, Al-Qur’an menjadi bacaan wajib. Al-Qur’an senantiasa dihafalkan oleh sebagian santri, baik secara utuh maupun sebagiannya, meski ada juga yang hanya menghafal ayat-ayat dan surat-surat tertentu untuk kepentingan bacaan dalam shalat dan acara tertentu.56

Sebagaimana yang terjadi di Desa ini, terdapat masyarakat yang getol membaca Al-Qur’an seperti melakukan khatmi Al-Qur’an ketika akan diadakannya ritus Mandi Safar. Uniknya, kegiatan ini dilakukan di mesjid Pesantren. Kegiatan ini telah dilakukan lebih dari sepuluh tahun yang lalu dan tetap bertahan hingga saat ini tanpa harus terikat oleh bulan Ramadhan dan dilaksanakan selama tiga jam pada pagi hari. Jamaah yang mengikuti kegiatan ini tidak terikat oleh umur namun kebanyakan dari mereka adalah masyarakat yang tidak memiliki kesibukan di pagi hari.

56Wawancara dengan Rahmatang, tanggal 02 November 2020, pukul 09.00-11.00 wib.

Lebih dari itu, dalam sebuah wawancara, menyatakan: “Ayat-ayat Al-Qur’an sering dibaca oleh para Qori’ dalam acara-acara khusus yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa tertentu, khususnya dalam acara hajatan, atau peringatan hari-hari besar Islam. Al-Qur’an senantiasa dibaca dalam acara-acara kematian seseorang, bahkan pasca kematian dalam tradisi yasinan, tahlilan, istighotsah, dan lain sebagainya.”57

Selain itu, dalam hal ritual peribadatan, ayat-ayat Al-Qur’an dijadikan point utama dalam ritus tersebut. salah satunya yaitu yang sudah lama berjalan yaitu ritus Mandi Safar. Oleh karenanya, ayat-ayat Al-Qur’an di Desa Air Hitam Laut sangat hidup dalam beragam bentuk simbolisasi dan pemfungsiannya.

Jika melihat kembali ayat-ayat yang digunakan dalam ritus tersebut merupakan ayat-ayat yang menceritakan para Nabi yang selamat dari segala macam ujian dan musibah. Dan setiap awal dari ayat ini berawalan

ملاس.

Dengan awalan kalimat pada awal ayat ini menandakan adanya pemfungsiaan makna ayat untuk ritus Mandi Safar ini.58

Setiap ritual umat Islam di Desa Air Hitam Laut selalu menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai bacaan dalam ritual tersebut.

Meskipun terdapat bacaan kalimat-kalimat Thoyyibah yang lain, misalnya:

subhâna Allâh, alhamduli Allâh, astaghfiru Allâh, lâ ilâha illa Allâh, allâhu akbar, shalawât, dan lain sebagainya; namun bacaan ayat-ayat Al-Qur’an tetap selalu ada dan disertakan dalam ritual tersebut, terutama bacaan surat al-Fatihah.

Para pengguna ayat-ayat Al-Qur’an di Desa Air Hitam Laut boleh jadi terinspirasi untuk mengungkapkan gambarannya sendiri tentang Al-Qur’an.

Rasulullah Saw bersabda, ”Al-Qur’an adalah jamuan Tuhan. Rugilah yang tidak menghadiri jamuan-Nya; dan lebih rugi yang hadir tetapi tidak

57Wawancara dengan Rahmatang, tanggal 02 November 2020, pukul 09.00-11.00 wib.

58 Fatmawati Nasution, Wawancara Fungsi Ayat Alquran dalam Ritus Mandi Safar, 03 November 2020 .

menyantapnya” Dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an, seorang muslim hatinya menjadi tenang dan damai. Seorang informan menyatakan:

“Ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an, hati menjadi tenang dan tenteram. Hal itu tidak terkait dengan satu atau beberapa ayat, atau surat tertentu, tetapi sembarang ayat”.59

Hal ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dibantah. Membaca Al-Qur’an mendatangkan kebahagiaan dan ketenangan hati. Apalagi kalau membaca ayat-ayat tentang ketakwaan yang akan dibalas oleh Allah dengan surga-Nya, dimudahkan rezekinya, urusannya, dan lain-lain. Semakin sering membaca dan menyelami kandungannya hati semakin tenang dan bahagia, bahkan rasa percaya diri semakin tinggi. Sebaliknya, semakin mengabaikan Al-Qur’an, maka hati semakin gundah, pusing, dan gelisah.60