• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

E. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) yang menggunakan metode penelitian deskriptif Analitik dengan pendekatan Simbolik Interpretatif Clifford Geertz fenomenologis19 dan ethnometodologi.

18 Thesis Ade Trial Ramadiputra, Pemaknaan Al-Qur’an dan Hadis Dalam Tradisi Ritual Mandi Safar (di Desa Momo Kecamatan Mamosaloto Kabupaten Morowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah Studi Living Qur’an). Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. 2018.

19 Menurut M. Tahir Azhari dalam tulisannya yang berjudul “Penelitian Agama Islam: Tinjauan Disiplin Ilmu Hukum”, tujuan dari pendekatan fenomenologi adalah untuk mendeskripsiskan makna dari gejala. Kinerja fenomenologi mengacau pada tiga hal, yaitu filsafat, sejarah dan pengertian yang lebih luas. Dalam perspektif ilmu budaya, Tahir mengatakan bahwa lingkup pengertian yang lebih luas lebih memiliki referensi untuk

Menurut Djam’anuri, metode fenomenologis tidak hanya menghasilkan suatu deskripsi mengenai fenomena yang dipelajari, sebagaimana yang sering diperkirakan, tidak juga bermaksud menerangkan hakikat filosofis dari fenomena itu. Sebab fenomena agama adalah bukan deskriptif atau normatif belaka. Namun metode ini juga memberikan arti lebih dalam dari suatu fenomena religius, sebagaimana dihayati oleh manusia-manusia religius.20

Sedangkan ethnometodology adalah suatu model penelitian etnografi yang berupaya memahami bagaimana masyarakat memandang, menjelaskan dan menggambarkan tata hidup mereka sendiri dengan cara yang berbeda-beda.21 Tujuan ethnografi ini adalah untuk memahami sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan untuk mendapatkan pandangannya mengenai dunia. Hasil dari kegiatan ini tentu tidak bersifat empiris dan objektif, akan tetapi abstrak dan berdasarkan pandangan subjektif masyarakat yang diteliti.22 Tujuan ini sejalan dengan yang disebut Geertz dalam bukunya sebagai from the native points of view.

Jadi Titik fokus penelitian ini adalah untuk mengungkapkan makna di balik penggunaan tujuh ayat salamun yang dirangkaian dalam tradisi Mandi Safar. Sehingga dengan berpijak pada latar belakang, penulis dapat lebih mengemukakan gejala-gejala secara lengkap di dalam aspek yang diteliti, agar jelas keadaan dan kondisinya dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.

menelaah tradisi, kegiataan lembaga, simbol keagamaan dan ajaran.lihat Ed. M. Deden Ridwan, Tradisi Baru Penelitian Agama Tinjauan Antar Disiplin Ilmu, (Bandung: Nuansa, 2001), hlm. 20. Sedangkan Khoiruddin Nasution menjelaskan karakteristik fenomenologi yang menjelaskan lingkup tradisi, kegiatan lembaga dan ajaran agama dalam pendekatan yang lebih luas, yaitu pendekatan antropologi sebagai pendekatan kebudayaan. Lihat Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Academia Tazaffa, 2009), hlm.

218-219.

20 Djam.anuri, Studi Agama-Agama: Sejarah dan Pemikiran, (Yogyakarta:Rihlah, 2003), hlm. 152

21 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 20002), hlm. 129-130.

22 James P. Spradley, Metode Etnografi, terj. Misbah Zulfa Elizabeth, (Yogyakarta:

Tiara Wacana, 2006), hlm. 3.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Secara lebih spesifik, penelitian ini berlokasi di Desa Air Hitam Laut yang merupakan bagian wilayah dari Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Desa Air Hitam Laut merupakan salah satu daerah yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang menjadi basis pendidikan keagamaan Islam. Di Desa ini ada pondok pesantren dan beberapa sekolah. Pondok pesantren di Desa ini memegang peran penting bagi aktivitas masyarakat termasuk dalam pelaksanaan Ritus Mandi Safar yang menggunakan 7 ayat salamun di desa tersebut. Karena semua panitia pelaksana Ritus ini adalah peran dari santri-santri dari pondok tersebut.

Bahkan Ritus ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat setempat, namun juga dari berbagai kota. Hal ini tentu tidak lepas dari peran pondok pesantren dan pemerintah di desa ini.

Waktu penelitian adalah bulan Safar dan dilaksanakan pada hari Rabu terkahir pada bulan Safar. Pada tahun 2020 ini Ritus Mandi Safar dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2020.

3. Subjek Penelitian dan Sumber Data

Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Air Hitam laut. Para informan tersebut meliputi para sesepuh seperti tuan guru, ustaz, kiai, tokoh masyarakat dan aparatur desa. Penggalian data melalui beberapa informan ini bertujuan untuk mendapatkan info yang seluas-luasnya tentang Desa Air Hitam Laut beserta tradisi-tradisi di lingkungan masyarakat, lebih khususnya lagi mengenai penggunaan 7 ayat salamun dalam Ritus Mandi Safar.

Dalam penelitian ini, sumber data yang diambil berupa data primer dan sekunder. Adapun data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil observasi di Desa Air Hitam Laut dan wawancara menalam dengan para tuan guru, ustaz, kiai, tokoh masyarakat dan aparatur

desa dalam rangka untuk menggali informasi tentang Desa Air Hitam Laut beserta tradisi-tradisi masyarakatnya terutama tentang penggunaan 7 ayat salamun dalam Ritus Mandi Safar. Selain itu observasi dan wawancara mendalam juga dilakukan pada warga masyarakat Air Hitam Laut baik putra maupun putri yang aktif mengikuti kegiatan resepsi tersebut.

Selain data primer, peneliti juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari arsip-arsip dan dokumentasi Desa Air Hitam Laut. Ada juga dalam bentuk buku seperti karyanya Bachtiar, Ayub Mursalin dan Masburiah, Ritus Mandi Safar: Akulturasi Islam dan Tradisi Lokal: Studi Kasus di Desa Air Hitam Laut Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi partisipan dan non-partisipan. Adapun yang dimaksud dengn observasi partisipan adalah obsevasi yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer ikut bersama objek yang ditelitinya. Sedangkan observasi non-partisipan yaitu pengamatan yang dilakukan oleh observer tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti.23

Secara spesifik, pada tahap observasi peneliti menggunakan jenis observasi non-Partisipan (Pengamatan bebas) dan Observasi partisipan (berperan serta). Objek observasi dalam penelitian ini mencakup dua hal, yakni mengobservasi orang-orang yang terlibat dalam tradisi ini dan mengamati perilaku orang-orang yang mengikuti tradisi penggunaan 7 ayat salamun dalam Ritus Mandi Safar baik pada saat acara sedang berlangsung maupun sesudahnya.

23 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Madah University Press, 1983), hlm. 100.

Penulis dapat menggali informasi dengan mengamati proses Ritus ini yang terdapat ayat-ayat Al-Qur’an di dalamnya.

b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu bentuk komunkasi verbal berupa tanya jawab.24 Teknik wawancara sebagaimana yang dijelaskan oleh Sutrisno Hadi adalah motede pengumpulan data dengan melakukan tanya-jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan dengan tujuan penelitian.25 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

Penulis melakukan wawancara terstruktur dengan bertanya secara langsung dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipersiapkan untuk menggali data yang ditemukan selama melakukan observasi lapangan.

Teknik wawancara dilakukan untuk meng-crosscheck data yang didapat dari teknik observasi. Teknik wawancara dilakukan secara etnografis dan secara terbuka. Adapun wawancara mendalam dilakukan untuk menggali data dari informan kunci mengenai hal-hal yang bersifat pengalaman individu, khusus dan spesifik.

Wawancara ini ditunjukkan kepada partisipan Ritus yaitu dari kalangan kyai dan santri pondok wali petu sebagai pelaksana dan panitia Ritus, tokoh masyarakat, masyarakat dari desa tersebut maupun dari luar desa sebagai pelaksana Ritus. Dan Ritus ini penulis fokuskan kepada pelaksana sekaligus pewaris Ritus ini yaitu kyai Pondok Wali Petu Bapak As’ad. Namun pada saat kondisi Covid-19 ini tidak semua data informan bisa di dapat termasuk data peserta

24 S, Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Cet. Le-2, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 113.

25 Sutrisno Hadi, Metode Reaserch III, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM< 1984), hlm. 193.

Ritus yang dari luar Desa, karena sudah ada peraturan dari Kabupaten setempat untuk melakukan pembatasan sosial di pintu masuk Desa yaitu di dermaga/tempat penyembranngan.

c. Dokumentasi

Untuk melengkapi proses penelitian serta menyempurnakan data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, peneliti juga melakukan teknik dokumntasi. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang didokumentasikan dalam bentuk vidio, gambar ataupun foto, tulisan, prasasti, rekaman dan sebagainya26 untuk mendapatkan informasi dari hasil dokumentasi ini peneliti akan menganalisis fakta-fakta yang ada dengan logis dari hasil dokumentasi ke dalam bentuk tulisan.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakam suatu proses untuk mengorganisasikan dan mengurutkan hasil data dalam bentuk pola, kategori dan uraian dasar agar menemukan tema yang dapat dirumuskan. Data yang diperoleh nantinya akan melahiran sebuah fakta berdasarkan data tersebut. Dalam artian, data-data yang dianalisis melahirkan sebuah fakta setelah dikumpulkan.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Data dikumpulkan berdasarkan kerangka berfikir (teori) yang digunakan.

b. Data diseleksi agar ditemukan data yag relevan dengan fokus pembahasan.

c. Data disusun (dikonstruk)sesuai dengan alur penelitian.

26 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 127.

d. Data (ditafsir) sesuai dengan konteks yang dikembangkan.27 Tahap pertama, tahap reeduksi data. Pada tahap ini peneliti akan melakukan penyeleksian, pemfokusan dan abstraksi data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada tahap ini, data yang diperoleh dari penelitian terhadap tradisi Ritus Mandi Safar dikumpulkan secara keseluruhan dan kemudian memilih data-data serta fakta yang sesuai dan juga diperlukan dalam kerangka konseptual dan tujuan yang telah direncanakan.

Sehingga, pada tahap ini data lebih terfokus dan telah terpilah-pilah ke dalam beberapa bagian untuk dianalisis pada tahap selanjutnya.28

Selanjutnya adalah tahap display. Pada tahap ini peneliti akan melakukan pengorganisasian data, mengaitkan hubungan antar fakta yang telah dipilah untuk menjadi data, dan mengaitkan antara data yang satu dengan data yang lain. Pada tahap ini, data akan diproses menjadi data yang lebih konkret dan jelas. Pada tahap ini juga peneliti dapat memberikan argumentasi berupa kesimpulan dari proses organisasi dan keterkaitan antar data.29

Adapaun tahap terkahir adalah tahap verifikasi. Pada tahap ini peneliti akan memulai interpretasi terhadap data, sehingga data yang telah diorganisasi pada tahap sebelumnya memiliki makna. Tahap interpretasi ini akan dilakukan dengan cara membandingkan, pencatatan tema-tema dan pola-pola, pengelompokan, melihat kasus per kasus dan melakukan pengecekan hasil wawancara dan observasi. Pada proses ini, data juga akan dikaitkan dengan kerangka teori sehingga akan menghasilkan sebuah hasil

27 Radjaza Mu’tasim, Metode Analisis Data dalam M. Amin Abdullah dkk, Metodologi Penelitian Agama:Pendekatan Multi Disiplinier (Yogyakarta:lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006), hlm. 219

28 Moh. Soehada, Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama, (Yogyakarta: Suka Press, 2012), hlm. 85.

29 Moh. Soehada, Metode Penelitian Sosial, hlm. 131

analisis dan jawaban atas rumusan masalah yang telah dikemukakakn oleh peneliti.30

Langkah terakhir dalam penelitian adalah menyusun sebuah laporan.

Laporan ini menjadi hal paling penting untuk mengemukakan hasil penelitian. Dengan laporan ini maka akan didapatkan sebuah temuan atau pengetahuan baru dari hasil penelitian yang dilakukan. Selain itu, laporan ini sebagai gambaran tentang hasil proses penelitian selama berlangsung.

Sebagaimana menurut Akhmad Patiroy, laporan penelitian bukan sekedar bentuk pertanggungjawaban terhadap lembaga (pemberi dana) atau instansi yang berkepentingan dengan laporan tersebut, tetapi merupakan alat evaluasi bagi kredibilitas dan prosesionalitas seorang penulis dalam memaparkan temuan hasil penelitian melalui suatu prosedur, metode, teknik penelitian yang benar serta teori ilmu pengetahuan yang diaplikasikan.31 Penyusunan laporan juga sebagai suatu evaluasi terhadap hasil penelitian apakah telah benar-benar sesuai dengan prosedur metode, teknik dan teori ilmu pengetahuan yang diaplikasikan, dengan demikian, maka dapat diketahui keabsahana hasil penelitian yang dilakukan.