BAB II. LIVING QUR’AN DAN RITUS KEAGAMAAN
D. Living Qur’an dan Teori Simbolik Interpretatif Geertz
Salah satu topik terpenting dalam menentukan sebuah ilmu adalah masalah objek kajian. Sebuah bidang ilmu tidak akan dapat berwujud tanpa adanya objek kajian. Secara filosofis, setiap disiplin ilmu terdapat objek yang dijadikan sebagai sasaran kajian dan keilmuan. Ada objek material dan objek non material atau formal. Dalam kajian ini termasuk dalam bidang ilmu antropologi yaitu yang memiliki objek material berupa praktik budaya. Dan dapat dijelaskan bahwa objek material ilmu Living Qur’an adalah perwujudan Al-Qur’an dalam bentuknya teks atau non-teks. Seperti kajian ini dapat dilihat melalui ilustrasi disipilin ilmu seperti berikut:
Tabel 2.2 Living Qur’an dan Pendekatan Objek Formal Objek Material
Nilai/Makna Kultural/Budaya
Qur’ani Antropologi Penggunaan 7 ayat
Salamun dalam ritus Keagamaan Mandi
Safar
LIVING QUR’AN
Clifford Geertz merupakan tokoh yang memiliki karya-karya terbaik di bidang antropologi. Melalui perspektifnya, ia berhasil menggambarkan berbagai kebudayaan secara mendalam. Baginya, etnografi dan antropologi selalu melibatkan lukisan yang mendalam.64 Tugas dari etnografer dan antropolog bukan hanya sebatas mendeskripsikan fenomena budaya tetapi lebih dari itu, ia harus bergerak menatap lebih mendalam. Karena bagi Clifford Geertz, kebudayaan adalah sebuah pola makna-makna atau ide-ide yang termuat dalam simbol-simbol yang dengannyamasyarakat menjalani pengetahuan mereka tentang kehidupan dan mengeskpresikan kesadaran merka melalui simbol-simbol.65
Dengan demikian, menurut Clifford Geertz selain menggambarkan fenomena budaya suatu masyarakat, tugas utama antropologi adalah menemukan makna yang ada di balik fenomena tersebut berdasarkan apa yang dikatakan, dirasakan, dan dialami oleh pelaku budaya. Inilah yang disebut Clifford Geertz sebagai form the movie point’s of view yang merupakan hakikat dari pemahaman antropologi.66 Proses menemukan makna dan nilai yang ada di balik simbol-simbol kehidupan yang diekspresikan oleh suatu masyarakat dan memahaminya dari sudut pandang mereka merupakan konsep dari antropologi interpretatif.
Dengan konsep tersebut, maka kajian tentang kebudayaan masyarakat akan selalu melibatkan persoalan agama yang ada di dalamnya. Melalui simbol, ide, dan adat istiadat Clifford Geertz menemukan pengaruh agama
64 Nur Syam, Madzhab-Madzhab Antropologi, (Yogyakarta: LKIS, 2011), hlm. 89.
65 Daniel L Pals, Seven Theory Of Religion, Terj. Inyiaka Ridwan Muzir, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012), hlm. 342.
66 Nur Syam, Madzhab-Madzhab Antropologi, hlm. 93.
berada di setiap sudut kehidupan masyarakat.67 Berdasarkan hal ini, ia kemudian meyimpulkan agama sebagai A religious is (1) a system of symbols which acts to (2) establish powerful, pervasive and long lasting moods and motivations in men by (3) Formulating conceptions of a general order of existence and (4)clothing these conceptions with such an aura of factuality that (5) the moods and motivations seems uniquwly realistic.68
Agama merupakan suatu sistem kebudayaan, karena baginya agama adalah satu sistem simbol yang bertujuan untuk menciptakan perasaan dan motivasi yang kuat, mudah menyebar dan tidak mudah hilang dalam diri seseorang dengan cara membentuk konsepsi tentang seluruh tatanan umum eksistensi dan membungkus konsep ini dengan aura faktualitas sehingga perasaan dan motivasi ini secara unik akan terlihat realitas.
Definisi tersebut juga mengandung teori yang kemudian dijelaskan dalam beberapa elemen. Pertama, yang dimaksud dengan agama sebagai suatu sistem simbol adalah segala sesuatu yang memberikan ide-ide kepada seseorang. Ide-ide dan simbol tersebut tidak murni bersifat privasi akan tetapi sebenarnya adalah milik publik, meskipun sebenarnya ide dan simbol itu terdapat di dalam pemikiran individu, akan tetapi dapat diangkat dari individu ke ranah publik. Ide dan simbol itu berada di luar diri individu, sehingga dapat dipisah dan dikaji secara obyektif.69
Kedua, sistem simbol itu bertujuan untuk menciptakan perasaan dan motivasi yang kuat, mudah menyebar, dan tidak mudah hilang dalam diri seseorang. Agama sebagai suatu sistem simbol menyebabkan seseorang
67 Daniel L Pals, Seven Theoory Of Religion, Terj. Inyiaka Ridwan Muzir, hlm. 90.
68 Clifford Geertz, The Interpretation Of Culture, (USA: Basic Books, 1973), hlm.
90.
69 Daniel L Pals, Seven Theoory Of Religion, Terj. Inyiaka Ridwan Muzir, hlm.
343.
merasakan atau melakukan sesuatu.70 Simbol-simbol itu akan menyebabkan seseorang untuk cenderung menampilkan perasaan-perasaan atau tindakan-tindakan tertentu.
Ketiga, perasaan tersebut diciptakan dengan cara membentuk konsepsi tentang sebuah tatanan umum eksistensi. Perasaan tersebut tidak muncul begitu saja, akan tetapi muncul karena agama memiliki peran yang sangat penting. Agama telah membetuk konsep-konsep tentang tatanan seluruh eksistensi. Dengan teori ini Clifford Geertz ingin mengatakan bahwa agama mencoba memberikan “Penjelasan Hidup-Mati” tentang dunia.
Maksud agama bukan ditunjukkan untuk menyatakan kepada kita tentang persoalan hidup sehari-hari, akan tetapi terpusat pada makna final (ultimate maning), suatu tujuan pasti bagi dunia.71
Keempat, agama meletakkan konsepsi ini kepada aura faktualitas, Clifford Geertz mengatakan bahwa agama atau perspektif religius memperdalam pemusatan perhatiannya kepada fakta dan berusaha menciptakan aura faktualitas (mengandung kenyataan atau kebenaran).
Pengertian tentang sesuatu yang sungguh nyata ini adalah pusat dari kegiatan-kegiatan yang disimbolkan oleh agama.72
Selanjutnya yang kelima, perasaan atau motivasi tersebut secara unik akan terlihat realistis. Sederhananya, agama membentuk suatu tatanan kehidupan dan sekaligus memiliki posisi istimewa dalam tatanan tersebut.
Simbol-simbol agama adalah sesuatu yang rill yang dianggap oleh manusia sebagai sesuatu yang lebih penting dari apa pun.73
70 Daniel L Pals, Seven Theoory Of Religion, Terj. Inyiaka Ridwan Muzir, hlm.
343.
71 Daniel L Pals, Seven Theoory Of Religion, Terj. Inyiaka Ridwan Muzir,, hlm.
344.
72 Clifford Geertz, Kebudayaan dan Agama, Terj. Fransisco Budi Hardiman, (yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 70.
73 Daniel L Pals, Seven Theories Of Religion, hlm. 344.
Dengan menggunakan elemen-elemen teori Clifford Geertz tersebut, penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam Ritus Mandi Safar yang dilakukan oleh masyarakat Desa Air Hitam Laut akan dilihat sebagai suatu Ritus agama yang memiliki sistem simbol. Melalui sistem simbol tersebut, unsur-unsur kebudayaan yang terdapat di dalam tradisi Mandi Safar dapat diterjemahkan secara mendalam. Melalui penelitian ini unsur-unsur tradisi Mandi Safar sebagai suatu kebudayaan akan terlihat dari pola tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Air Hitam Laut dalam tradisi tersebut, makna yang diberikan masyarakat pada tindakannya, nilai yang mendasari mereka melakukan tindakan tersebut, hingga cara mereka mempertahankan tradisi tersebut dari wakktu ke waktu.
57 BAB III
GAMBARAN UMUM DESA AIR HITAM LAUT DAN TRADISI KEAGAMAAN RITUS MANDI SAFAR
Pada bagian ini akan dideskripsikan mengenai gambaran umum mengenai Desa Air Hitam Laut baik dari sisi sejarah dan perkembannya saat ini sekaligus akan di jelaskan secara umum mengenai ritus Mandi Safar dan ragam praktiknya di Indonesia.
A. Demografi dan Geografi Desa Air Hitam Laut
Penduduk Desa Air Hitam Laut keadaan sampai bulan Desember 2019 berjumlah 2.497 jiwa terdiri dari laki-laki 1.229 jiwa dan perempuan 1.268 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 645 KK yang tersebar dalam 4 (empat) dusun dapat dilihat dalam tabel beriut : 1
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk
No Wilayah Nama Dusun
Jumlah Penduduk Jumlah Total Laki-laki Perempuan
1 Dusun I Sejahtera 445 407 852
2 Dusun II Tani Nelayan
262 270 532
3 Dusun III
Nelayan 266 282 548
4 Dusun IV
Sejati 254 195 449
1 Tim Penulis, Studi Fasilitas Modwl Tata Ruang dan Fasilitas Perdesaan
Penyangga Kawasan Taman Nasional Berbak. Kabupaten Tanjung Jabung Timur Desa Air Hitam Laut, (Jambi: EC-Indonesi Flegt Support Project AIDCO, 2007), hlm.4
J u m l a h 1.227 1.154 2.381
Dalam sektor lapangan usaha masyarakat Desa Air Hitam Laut tidaklah berbeda dengan sektor lapangan usaha yang ada di wilayah desa lainnya di kecamatan Sadu, tiap sektor lapangan usaha senantiasa membawa pengaruh bagi peningkatan dan penurunan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) masyarakat terutama disektor pertanian, yang secara tidak langsung akan berpengaruh pula bagi penningkatan kesejahteraan masyarakat. Adapun mata pencarian penduduk Desa Air Hitam Laut dapat di lihat dibawah ini :
Tabel 3.2 Mata Pencarian Penduduk
No Nama Mata Pencarian Penduduk
1 PNS 15 Orang
2 TNI 1 Orang
3 POLRI 1 Orang
4 Dokter Swasta Tidak ada
5 Bidan Swasta 11 Orang
6 Dukun/Paraji 5 Orang
7 Guru Swasta Tidak ada
8 Pensiunan TNI/POLRI Tidak ada
9 Pensiunan PNS 1 Orang
10 Pengacara Tidak ada
11 Notaris Tidak ada
12 Sopir 5 Orang
13 Buruh Migran Tidak ada
14 Wairaswasta Lainnya 98 Orang
15 Tukang Ojek Tidak ada
16 Bengkel 3 Orang
17 Sopir Angkutan Umum Tidak ada
18 Kuli Bongkar Muat Tidak ada
19 Jasa Penyewaan Peralatan Pesta
1 Orang
20 Petani dan Buruh Tani 283 Orang
21 Pemilik Jasa Transportasi 7 Orang
22 Montir 5 Orang
23
Pertukangan/Jahit, Kayu
dan Gali Sumur 15 Orang
24 Pemulung Tidak ada
25 Nelayan dan Buruh Nelayan 573 Orang
26 Peternak Hewan 50 Orang
Desa Air Hitam Laut sebagaimana desa-desa lainnya di wilayah Provinsi Jambi, sebagian besar penduduknya adalah migran, baik yang berasal dari luar Provinsi Jambi maupun dari daerah sekitar Provinsi Jambi.
Namun, mayoritas penduduk desa ini berasal dari suku Bugis. Hal ini dikarenakan wilayah Desa Air Hitam Laut merupakan daerah pantai, di mana suku Bugis dikenal sebagai orang pantai yang senang berlayar terutama nelayan sehingga memungkina bila penduduk Desa Air Hitam Laut pada awalnya yang didominasi orang Bugis.2
2 Bachtiar, Ritual Mandi Safar; Praktik dan Fungsinya dalam Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.38, lht. Wawancara dengan KH. M. As’ad Arsyad, 12 September 2009. Diperkuat wawancara dengan Muhammad Tang, Sekretaris Desa Air Hitam Laut, 01 November 2020
B. Sejarah Desa Air Hitam Laut
Bila dilihat dari posisi arah mata angin, sebelah utara Desa Air Hitam Laut berbatasan dengan Sungai Remau, sebelah timur berbatasan dengan Laut Pantai Timur atau Laut Cina Selatan , Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sungai Cemara dan Sebelah barat berbatasan dengan Hutan Suaka Taman Nasional Berbak.3
1. Asal Usul dan Perkembangan Desa Air Hitam Laut
Nama desa Air Hitam Laut diambil dari nama sebuah sungai berukuran sedang yang mengalir dari arah Barat (daratan) ke arah Timur (lautan). Sungai tersebut membelah desa ini menjadi dua bagian yaitu bagaian Utara atau disebut masyarakat setempat sebagai Parit Kanan dan bagian selatan yang dikenal sebagai Parit Kiri.4Sungai ini bernama Sungai Air Hitam Laut yang mana asir sungainya kalau dilihat dari pinggiran tampak berwarna hitam. Sedangkan kata-kata laut ini melekat, karena sungai ini bermuara ke laut. Barangkali karena sungai ini sangat dominan dalam wilayah desa maka desanya diberi nama dengan Desa Air Hitam Laut.
Tidak diketahui secara pasti kapan daerah ini mulai didiami oleh manusia dan tatanan kehidupan masyarakat mulai terbentuk. Satu-satunya sumber informasi yang dapat dipercaya terkait dengan sejarah desa Air Hitam Laut adalah para sesepuh lokal yang saat ini masih hidup. Salah satu perintis kampung yang sempat di jumpai di Air Hitam Laut adalah keluarga M. As’ad Arsyad, Orang Bugis Wajo pertama yang datang ke Air Hitam Laut di tahun 1960-an.
3 Bachtiar, Ritual Mandi Safar; Praktik dan Fungsinya dalam Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.38, lht. Wawancara dengan KH. M. As’ad Arsyad, 12 September 2009. Diperkuat wawancara dengan Muhammad Tang, Sekretaris Desa Air Hitam Laut, 01 November 2020
4 Tim Penulis, Studi Fasilitas Modwl Tata Ruang dan Fasilitas Perdesaan Penyangga Kawasan Taman Nasional Berbak. Kabupaten Tanjung Jabung Timur Desa Air Hitam Laut, (Jambi: EC-Indonesi Flegt Support Project AIDCO, 2007), hlm.4
Latar belakang dibukanya lahan pemukiman oleh mereka sebenarnya dikarenakan faktor ekonomi. Kerasnya tekanan ekonomi ditambah pula tidak adanya lahan yang bisa digarap di desa-desa yang sudah lumayan maju pada waktu itu. Pada tahun 1967 belum ada jalur darat untuk masuk ke Desa Air Hitam Laut. Sehingga pada waktu itu alat transportasi yang digunakan adalah perahu kayu yang mengandalkan tenaga manusia untuk mendayungnya.
Lamanya waktu tempuh menggunakan alat transportasi ini adalah sekitar 48 (empat puluh depalam) jam jika diukur dari kecamatan Nipah Panjang menuju Desa Air Hitam Laut.
Alat transportasi perahu sangat memiliki keterbatasan. Jika musim angin Utara datang, maka perahu tidak akan dapat menyebrang kembali ke Nipah Panjang disebabkan adanya ombak laut yang besar atau dikenal dengan istilah “ombak ketiga beradik”. Jadi, penduduk hanya bisa keluar dari Desa jika musim angin Barat saja. Sebab, pada waktu musim angin Barat, ombak di lautan cenderung teduh sehingga perahu dapat melintas. Kepadatan penduduk pada waktu itu hanya 2 jiwa per 1,5 Km artinya dalam satu batang parit hanya ditemukan dua pondok pemukian saja.
Perkembangan penduduk dan sumber daya desa Air Hitam Laut terus mengalami arus naik turun dari periode ke periode seperti pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980 an.5
Pada 1970-an, Desa Air Hitam Laut adalah desa yang rawan sekali dengan tindakan kriminal seperi perampokan, pencurian dan perselisihan sehingga sering terjadi pertumpahan darah. Menurut salah satu tokoh dan kepada desa yaitu H. Muhammad Arsyad Sitte menyimpulkan bahwa Penyebab fenomena yang terjadi adalah dangkal dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai ilmu agama.
5 Muhammad Tang, Dokumentasi Desa Air Laut Hitam, Sekretaris Desa Air Hitam Laut, Tanggal 19 Oktober 2020, pukul 09.00-11.00 wib.
Dengan fenomena tersebut Masyarakat tidak dapat disalahkan karena minimnya dakwah dan penyiaran agama khususnya di daerah pesisir. Jikapun ada hanya dilaksanakan sekali dalam sepekan yaitu melalui mimbar Jumat.
Sementara sekolah-sekolah agama yang merupakan wadah urgen dalam membina generasi muda Islam hanya ada di Ibu Kota dan Kecamatan dengan jarak tempuh yang diperlukan enam sampai tujuh jam.6
Hal inilah yang melatarbelakangi Arsyad untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Miftahul Huda pada Tahun 1981 dengan modal dan jerih payahnya. Sedangkan tenaga guru didatangkan dari daerah lain. Ini adalah tonggak perubahan di Desa Air Hitam Laut.
Pendidikan formal kurang lebih bisa mengubah tradisi-tradisi yang kurang baik sejak dini.
Perkembangan selanjutnya ditandai dengan berdirinya Pesantren Wali Peetu pada tahun 1989 dengan meleburkan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah sebagai bagian dari pendidikan formalnya.
Sumber Ekonomi Lokal pada zaman dahulu yaitu hutan yang masih menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat, terutama di awal-awal perintisan membuka Desa Air Hitam Laut. Salah satu sumber daya alam yang saat itu dikenal sebagai kommoditi lokal Air Hitam Laut adalah rotan.
Sumber penghasilan dari hutan ini mulai makin bergeser ke laut setelah sebagian kecil masyarakat setempat memiliki kapal mesin kecil yang secara lokal dikenal sebagai pompong, yang digunakan sebagai alat transportasi laut untuk mencari dan menangkap ikan dan udang dengang jaring di lautan lepas.
Hasil laut tersebut kemudian ditampung oleh toke-toke lokal seperti H. Ambo
6 Bachtiar, Ritual Mandi Safar; Praktik dan Fungsinya dalam Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.38, lht. Wawancara dengan KH. M. As’ad Arsyad, 12 September 2009. Diperkuat wawancara dengan Muhammad Tang, Sekretaris Desa Air Hitam Laut, 01 November 2020
Gau, untuk kemudian diangkut dan dijual keluar Desa Air Hitam Laut termasuk ke Palembang.
Selain toke-toke lokal, dalam perkembangan ekonomi lokal ternyata orang-orang Cina juga tertarik pada bisnis hasil laut Air Hitam Laut.
Merekapun berdatangan dengan kapalnya untuk mencari ikan dan atau udang dan menampung hasil laut dari orang lain untuk kemudian di angkut dan dijual ke luar Desa Air Hitam Laut. Dengan modal dan koneksi pemodal yang lebih banyak dan akses pasar yang lebih luas sampai ke luar negeri, maka sampai saat ini orang Cina dapat mendominasi ekonomi hasil laut Air Hitam Laut. Saat hasil laut makin menurun, kini peternakan sarang burung wallet, perkebunan sawit merupakan dua jenis sumber penghasilan baru di kampung Air Hitam Laut dan bahkan menjadi sumber penghasilan alternatif bagi masyarakat setempat. Sebagian warga ada pula yang menjadikannya sumber ekonomi utama. Di banding kelapa sawit, peternakan walet lebih cepat pertumbuhannya. Di tahun 2005, di Desa ini baru berdiri puluhan gedung walet, namun saat ini sudah dapat mencapai ratusan gedung.
Saat ini, tepatnya pengusaha yang ikut serta membangun gedung sarang burung walet disini semakin banyak dari luar desa karena tergiur dengan hasil bisnis sarang burung walet, yang harga sarangnya per-kilo mencapai 11 juta-15 juta bahkan lebih (tergantung mutu).7
Sejak otonomi daerah di gulirkan, maka tugas dan fungsi pemerintah Desa memegang dan membawa dampak yang sangat signifikan bagi berlangsungnya tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Pada tingkat masyarakat, produk-produk hukum lama, yang memposisikan Pemerintah Desa sebagai perangkat Desa masih sering di gunakan oleh masyarakat dalam menjembatani kebutuhan-kebutuhannya,
7 Muhammad Tang, Dokumentasi Desa Air Laut Hitam, Sekretaris Desa Air Hitam Laut, Tanggal 19 Oktober 2020, pukul 09.00-11.00 wib.
sehingga perangkat desa yang ada di desa harus dapat mensosialisasikan produk hukum baru kepada masyarakat. 8
Berikut ini adalah nama-nama yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Air Hitam Laut : 9
Tabel 3.3 Nama-Nama Kepala Desa Air Hitam Laut
No Nama Tahun
Menjabat Sebutan
1 Muhammad
Arsyad Sitte 1960 - 1965 Kepala Desa 2 Daeng Mas Sirih 1965 - 1967 Kepala Kampung 3 Arfah DM 1967 - 1974 Kepala Kampung 4 Sutardih 1974 - 1974 Kepala Kampung 5 As’ad Arsyad 1974 - 2003 Kepala Desa 6 M. Arwan, S.Ip 2003 - 2008 Kepala Desa
7 M. Ardhan
Arsyad, S.Ag 2008 - 2013 Kepala Desa 8 Habri Sandria 2014 - 2016 Pjs Kepala Desa 9 Habri Sandria 2016 - 2022 Kepala Desa Sumber : Dokumentasi Desa Air Hitam Laut
2. Keagamaan di Desa Air Hitam Laut
Kegiatan keagamaan di Desa Air Hitam Laut berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan agama yang di anut, kerukunan hidup antar intren
8 Muhammad Tang, Dokumentasi Desa Air Laut Hitam, Sekretaris Desa Air Hitam Laut, Tanggal 19 Oktober 2020, pukul 09.00-11.00 wib.
9 Muhammad Tang, Dokumentasi Desa Air Laut Hitam, Sekretaris Desa Air Hitam Laut, Tanggal 19 Oktober 2020, pukul 09.00-11.00 wib.
umat beragama berjalan harmonis. Penganut agama di Desa ini mayoritas islam, yaitu : 96 %, protestan 1 %, Khatolik 0 %, Hindu 0 %, Budha 3 %, dan kepercayaan (konghucu) 0 %, sedangkan sarana keagamaan di Desa Air Hitam Laut adalah :
Tabel 3.4 Prasarana Tempat Ibadah No Nama Tempat Ibadah Jumlah
1 Mesjid 2 Buah
2 Mushollah 4 Buah
3 Pondok Pesantren 1 Buah
4 Gereja Tidak Ada
5 Vihara Tidak Ada
Sumber: Kepala Desa Air Hitam Laut 10
Salah satu dasar keberadaan kebudayaan dengan agama adalah interaksi sosial sebagai bagian dari keseluruhan gaya hidup manusia. maka kebudayaan bersifat sosial, meliputi cara hidup yang teratur dan berdasarkan tradisi yang sama serta ditentukan oleh lingkungan yang sama pula.
Adapun tradisi-tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat Desa Air Hitam Laut seperti:
a. Mabbarasanji
Sebelum Islam masuk, setiap hajatan diawali dengan tradisi pembacaan epos La Galigo. Kemudian tradisi tersebut berganti menjadi tradisi pembacaan barzanji, sebuah kitab berisi sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW. Kini sebuah hajatan atau akikahan dan selamatan rumah
10 Bachtiar, Ritual Mandi Safar; Praktik dan Fungsinya dalam Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.38, lht. Wawancara dengan KH. M. As’ad Arsyad, 12 September 2009. Diperkuat wawancara dengan Muhammad Tang, Sekretaris Desa Air Hitam Laut, 01 November 2020
atau memiliki kendaraan baru tidak lengkap jika belum melakukan Mabbarasanji.
Masyarakat Bugis yang berada di Desa Air Hitam Laut percaya ada nila estitika tinggi dan kesakralan dalam tradisi Mabbarasanji. Tetua berharap agar perilaku dan kesaharian Rasulullan beserta sahabatnya dapat diteladani.
Diharapkan pula agar nilai-nilai kenabian turut seirama dengan kehidupan masyarakat11
b. Suro’macca/Mabbaca
Suro’macca/Ma’baca dilakukan sebagai ungkapan doa keselamatan pada leluhur masing-masing keluarga. Tujuan tradisi ini adalah mengirim doa keselamatan pada leluhur dari sanak keluarga atau keturunan yang masih hidup. Seorang pemuka agama yang dituakan diundang oleh pihak yang melakukan hajatan sebagai pemimpin.
Suro’macca/Ma’baca sendiri kerap dilakukan pada saat Idul Fitri atau Idul Adha. Sesuai dengan tradisi lebaran, acara doa bersama ini mengharuskan adanya berbagai makanan atau hidangan untuk orang-orang yang ikut dalam Suro’macca.
Menurut sebagaian kalangan, Suro’macca telah hidup sejak masyarakat Bugis menganut Dewata Sewuae yang merupakan sistem kepercayaan monotheisme atau hanya mengenal satu Tuhan. Ketika Islam diterima, akulturasi kebiasaan pun terjadi secara mulus.12
c. Mandi Safar
11 Bachtiar, Ritual Mandi Safar; Praktik dan Fungsinya dalam Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.38, lht. Wawancara dengan KH. M. As’ad Arsyad, 12 September 2009. Diperkuat wawancara dengan Muhammad Tang, Sekretaris Desa Air Hitam Laut, 01 November 2020
12 Bachtiar, Ritual Mandi Safar; Praktik dan Fungsinya dalam Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.38, lht. Wawancara dengan KH. M. As’ad Arsyad, 12 September 2009. Diperkuat wawancara dengan Muhammad Tang, Sekretaris Desa Air Hitam Laut, 01 November 2020
Mandi sapar adalah upacara adat berupa mandi yang dilakukan menjelang bulan Rabiul Awal, maka pada bulan Sapar, sebagian umat Islam yang menjalankanya melakukan mandi sapar atau mandi pada bulan sapar.
Kegiatan ini biasanya berlangsung di pinggir pantai.
Bila dilihat dari masa diselengarakannya tradisi keagamaam mandi sapar secara berjamaah, hingga sekarang sudah tiga puluh lima tahunan.
Namun, tradisi keagamaan ini menjadi event daerah sejak tahun 2003 dan sampai saat ini ritual tersebut terus akan diselenggarakan sebagai event
Namun, tradisi keagamaan ini menjadi event daerah sejak tahun 2003 dan sampai saat ini ritual tersebut terus akan diselenggarakan sebagai event