• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaaan 7 Ayat Salamun saat Ritus Mandi Safar

BAB V. INTERNALISASI PENGGUNAAN AYAT-AYAT

B. Internalisasi Penggunaan Ayat-Ayat Al-Quran dalam Praktik

2. Penggunaaan 7 Ayat Salamun saat Ritus Mandi Safar

Salah satu ayat inti dalam ritus ini adalah 7 ayat salamun, ayat tersebut dituliskan di atas daun mangga menggunakan tinta oleh beberapa santri dan panitia. Al-Biqai dalam tafsirnya menjelaskan makna as}-S}ala>m

12Wawancara dengan Awaluddin, tanggal 10 November 2020, pukul 09.00-11.00 wib.

13Wawancara dengan Nur Hidayah, tanggal 10 November 2020, pukul 09.00-11.00 wib.

14Wawancara dengan Nur Hidayah, tanggal 10 November 2020, pukul 09.00-11.00 wib.

serta penempatannya setelah sifat al-Malik dan al-Quddus bahwa tidak dapat tergambar dalam benak Allah SWT. Disetuh Dzat, sifat dan perbuatanNya dengan sedikit kekurangan pun, disebabkan oleh kesempurnaan kerajaan dan kesucianNya, karena itu pemusnahan dari sisiNya atau sentuhan mudharat kapan pun di dunia dan di akhirat serta dalam keadaan apa pun, tidak dinilai sebagai keburukan. Bukankah pengetahuan Yang Maha Suci itu menyangkut lahir dan batin dalam tingkat yang sama? Bukankah Dia meletakkan segala sesuatu pada tempat yang sebaik-baiknya yang pada dasarnya tidak dapat dijangkau atau tidak dapat dijangkau sepenuhnya oleh siapapun. Karena itu setelah penyebutan kedua sifat al-Malik dan al-Quddus diperlukan adanya penjelasan yang dapat memberi rasa selamat dan aman. Penjelasan itu adalah dengan menyebut as-Salam, karena keselamatan adalah batas antara keharmonisan atau kedekatan dan perpisahan, serta batas antara rahmat dan siksaan. Karena as}-S}ala>m lebih banyak berkaitan dengan hal-hal lahiriah, maka ia disusul oleh al-Mu’min, karena rasa aman adalah batas antara cinta dan benci bagi yang tidak mampu meraih cinta. Inilah minimal yang dapat diraih oleh pemilik hak dari siapa yang wajar memberinya cinta. Karena itu pula seseorang yang merasa wajar menerima cinta tidak akan rela bila hanya menerima hak, sebagaimana belum sempurna iman seseorang dengan sekedar beriman dorongan cinta kepadaNya melebihi cintanya kepada yang lain dan mempersamakan cinta untuk dirinya sendiri.15

Berikut adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang digunakan pada tradisi Ritus Mandi Safar di Indonesia.16

Qs. Ya>si>n 58

15 M. Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur’an: Kajian Kosakata, ed: Sahabuddin, hlm. 871-872

16 Wawancara dengan Nur Hidayah, tanggal 10 November 2020, pukul 09.00-11.00 wib.



58. (kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai Ucapan selamat dari Tuhan yang Maha Penyayang.17

Surah Yaasin ayat 58 Selamat SejahteraUcapan dari Tuhan Maha Penyayang. Artinya ialah bahwa dengan ucapan “Selamat Datang” ahi-ahli surga itu disambut oleh Tuhan kedatangan mereka ke dalam surga itu, sebagaimana malaikat-malaikat pemeliharaan surga itupun mengucapkan salam demikian pula kepada mereka (lihat surah ar-Ra’ad ayat 33). Dan surga itu sendiri bernama “Darus Salam”, Negara Bahagia. Bahkan satu diantara nama Allah yang 99 itu pun ialah “as}-S}ala>m” (Lihat juga Surah 33 al Ahzab ayat 44).

as}-S}ala>m mempunyai arti keselamatan, kedamaian, ketentraman.

Itulah yang diinginkan oleh tiap-tiap orang dan itulah yang kan mereka temui di surga kelak.18

79. "Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam".19

Surah Ash-Shaffat 79, sembari melihat kembali pada ayat 89 ini adalah ucapan selamat dan penghargaan sangat tinggi kepada Nuh a.s yatu seorang di antara pemberi-pemberi ingat yang dikatakan Tuhan pada ayat 72 yaitu Rasul Tuhan. Yang telah dengan gigih, tabah, keras hati dan usia panjang telah menyampaikan peringatan Tuhan kepada Manusia. dan selalu pula dia menyeru Tuhan, memohonkan pertolongan, karena insaf beliau bahwa manusia tidak akan berhasil dalam usaha besar ataupun kecil kalau

17 Al-Qur’an dan Terjemahannya, QS. Ya>si{n 58

18 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Panjimas, 1986), Jilid 8, hlm 6016

19 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Ash-Shaffat 79

tidak ada taufiq dan hidayah dari Allah. Kemudian itu, setelah penghargaan dan ucapan selamat kita kepada Nuh, Tuhan pun memuji dia pula, bahwa kejayaan usahanya adalah karena kebaikannya juga.20

Qs. as}- S}a>ffa>t 109









109. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".21

Dilanjutkan dengan surah Ash-Shaffat ayat 109, yang menjelaskan suatu pujian tertinggi dari Tuhan atas penyerahan diri (lslam) yang sejati itu.

"Demikianlah Kami memberikan ganjaran atas orang-orang yang berbuat kebajikan. Diiringi lagi dengan pujian atas Imannya: "Sesungguhnya dia itu adalah termasuk dalam hamba-hamba Kami gang beriman." (ayat 111)' Penghargaan yang demikian tinggi diberikan kepada Ibrahim dapatlah kita fahamkan jika direnungkan kembali cerita ini. Perhatikan cara dia menyambut mimpi. Perhatikan ketika bertempur di antara dua cinta, yaitu cinta kepada Allah dengan cinta kepada anak. Perhatikan pula cara dia menyampaikan berita mimpi itu kepada anaknya. Pendiriannya tetap tetapi sikapnya tenang. Dia tidak memaksa, tetapi menginsafkan kepada anaknya.

Dia menyuruh anaknya merenungkan soal itu, lalu menyatakan pendapat.

Perhatikan pula bekas didikannya kepada anaknya. Anaknya mengambil kesimpulan, bahwa ini bukan mimpi. Tetapi perintah Tuhan. Dia menggesa ayahnya agar segera melaksanakan perintah Tuhan itu. Dan sikapnya menyambut perkataan ayahnya tidak ragu-ragu, tidak bimbang tetapi tidak pula menunjukkan bahwa dia berani menghadapi segala kemungkinan.

Secara sederhana dia menyatakan bahwa Insya Allah dia akan sabar' Semua

20 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 8, hlm 6088-6089.

21 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Ash-Shaffat 109

dipulangkannya kepada Allah! Semua yang telah berlaku, sedang berlaku dan akan berlaku adalah kehendak Allah.22

Qs. as}- S}a>ffa>t 120











120. (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun".23 Dan pada surah Ash-Shaffat ayat 120, dengan melihat ayat sebelumnya pada ayat 118 disebutkan Dan Kami beri petunjuk keduanya kepada jalan yang lurus. Dengan ayat ll7 juga diterangkan bahwa mereka diberi kitab yang memberi penjelasan, maka kitab inilah yang dijadikan pedoman. Di ayat 118 ini diterangkan bahwa mereka diberikan petuniuk jalan yang lurus, karena kitab bukan semata-mata mereka baca, melainkan dituruti dengan pimpinan dan bimbingan. Kitab ibarat teori, cara menjalankanrya ialah praktek. Praktek itulah yang membawa kepada jalan yang lurus, karena selalu di dalam menghadapi seqala persoalan dihadapi dengan mengharapkan pertolongan dari Allah sebab Nabi Musa memimpin kaumnya sama juga dengan Nabi Muhammad, yaitu membentuk suatu masyarakat yang berdisiplin, patuh mengikuti perintah. Hanya kaum Bani Israil jualah yang kerapkali keras kepala dan mungkir akan janjinya.

Dan Kami tinggalkan untuk keduanya (kenangan) untuk yang datang kemudian. Maka sebagaimana juga Nabi-nabi yang telah terdahulu tadi, sejak Nabi Nuh, dan Ibrahim sebagai Nabi-nabi terbesar, Musa dan Harunpun telah meninggalkan kesan dan kenangan yang baik pada manusia yang datang di belakang. Memang ajaran-ajaran agamalah yang basar pengaruhnya membentuk budi pekerti manusia di dalam alam ini zaman demi zaman.

22 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 8, hlm 6105

23 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Ash-Shaffat 120

Selamat sejahterahlah atas Musa dan Harun, Itulah ucapan penghormatan tertinggi yang telah diberikan Allah dan dipujinya kepada Nabi kita Muhammad saw di dalam wahyu atas kedua Nabi yang berjasaaa itu. Lalu disebutkan Tuhan pula penghargaanNya terhadap tiap-tiap orang yang berjasa: Sesungguhnya demikianlah Kami memberi ganjaran orang-orang berbuat kebajikan (pada ayat 121). Karena mereka telah berjuang mengatasi segala macam kesulitan, menghadapi seorang raja penguasa yang merasa dirinya sangat tinggi, sehingga berani mengatakan bahwa dia adalah Tuhan dan tidak mau menerima seketika Musa mengatakan bahwa ada Satu Tuhan yang menguasai seluruh alam ini, yang kekuasaan Fir'aun tidak ada arti apa-apa dibandingkan dengan kemahakuasaan Allah itu.24

Qs. as}- S}a>ffa>t 130











130. (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?"25

Dan mengenai ayat Ash-Shaffat ayat 130 menceritakan nabi Ilyaas, Selamat sejahtera atas Il-Yaasin (pada ayat 130) yang merupakan ucapan selamat sejahtera dari Allah sendiri terhadap seorang di antara RasulNya itu, yang di tempat lain disebutkan satu di antara namanya yaitu Ilyas, dan di sini disebut namanya yang satu lagi, yaitu Il-Yaasin. Sebagai RasulNya yang terakhir bernama Muhammad, dan pernah juga disebut namanya yang lain Ahmad. Negeri Makkah pernah juga disebut namanya yang lain Thurisinia.

Nabi Isa anak Maryam juga disebut namanya yang lain Almasih.

Sesungguhnya Kami, demikianlah Kami memberikan ganjaran atas orang-orang yang berbuat kebajikan, demikianlah pujian terpuji lagi dari Tuhan kepada RasulNya Ilyas. Dia diakui sebagai seseorang yang sangat besar

24 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 8 hlm 6115

25 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Ash-Shaffat 130

jasanya. Oleh sebab itu patutlah dia mendapat ganjaran dan penghargaan dari Allah karena Allah memang tidak mau melupakan jasa orang yang berjasa.

Akhirnya diberikan pujian yang lebih tinggi lagi seperti pada ayat 132, sesungguhnya dia adalah termasuk hamba-hamba Kami yang beriman, dengan ayat ini Tuhan menmbanggakan lagi Nabi dan RasulNya yang telah berjuang itu.26

Qs. Al-Qadr 5













5.Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.27

Untuk surah Al-Qadr ayat 5, Sejahteralah dia sehingga terbit fajar ( pada ayat 5). Dalam ayat ini bertambah jelas bahwa malam itu adalah malam salaam, malam sejahtera, malam damai dalam jiwa Rasul Allah. Sebab pada malam itulah beliau diberi pengertian mengapa sejak beberapa waktu sebelum itu dia mengalami beberapa pengalaman yang ganjil. Dia merasakan mimpi yang benar, dia mendengar suara didekat telinganya sebagai gemuruh bunyi lonceng. Mulai pada malam itu terobat hati Nabi Muhammad saw yang sudah sekian lama merasa diri terpencil dalam kaumnya karena perasaannya yang mumi sudah sejak kecilnya tidak menyetujui menyembah berhala dan tidak pernah beliau memuja patung-patung dari batu dan kayu itu sejak kecilnya. Dan sudah sejak mudanya hati kecilnya tidak menyetujui adat-adat buruk bangsanya. Pada malam itulah terjawab segala pertanyaan dalam hati, terbuka segala rahasia yang musykil selama ini. Itulah malam damai, malam salam, sejak terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar hari esoknya. Di waktu itu, sebab pada malam itulah dipisahkan segala urusan yang penuh hikmah (Surat 44 ad-Dukhkhan ayat 4). Yaitu urusan yang besar dari sisi

26 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 8 hlm 6119

27 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Al-Qadr 5

Kami; Sesungguhnya Kami adalah mengutus Rasul." (ayat 5). Sebagai

73. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu.

Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".29

Dan terakhir adalah Surah Az}-Z}umar ayat 73, di pangkal ayat 71 dan pangkal ayat 73 sama-sama didapati kata Wa Silqa, yang kita artikan diiringkan. Boleh juga diartikan dihantarkan. boleh juga diartikan diarak.

Ketiga arti ini terpakai dalam bahasa Indonesia. Sama saja terpakai untuk orang jahat yang diiringkan ke neraka dengan untuk orang bertakwa yang diiringkan ke surga. Perubahannya ialah pada cara mengiringkan dan siapa yang mengiringkan. Kalau orang berbuat dosa diiringkan ke dalam neraka maka mengiringkannya itu tentulah malaikat yang bertindak sebagai polisi pengawal untuk menjaga jangan sampai orang yang diiringkannya itu lari dari pengawalan. Adapun orang bertakwa yang diiringkan ke dalam surga diiringkan oleh pengawal kehormatan, keduanya sama-sama berombongan.

Tetapi yang pertama berombongan sebagai orang hukuman dan yang kedua berombongan sebagai orang-orang yang dihormati dan dimuliakan. Sehingga apabila mereka telah datang kepadaNya yaitu datang kepada surga yang

28 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 10 hlm 8069

29 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Az-Zumar 73

disediakan buat tempat tinggal mereka itu, dan dibukakan pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya “selamat sejahteralah bagi kamu! Berbahagialah kamu! Maka masuklah ke dalamnya dalam keadaan kekal.

Disini juga dilihat perbedaan cara penyambutan. Bagi rombongan yang ditentukan masuk neraka jahannam, baru saja mereka datang pintu terbuka yang mula-mula mereka terima ialah cercaan dan penyesalan malaikat penjaga neraka. Mereka memang mengakui bahwa mereka bersalah, tetapi nasib buruk tidak dapat dielakkan lagi. Maka dibuklah pintu-pintu jahannam dan disuruh kekal menderita di dalam. Adapun kepada rombongan yang ditentukan ke dalam surga mereka dibukakan pintu oleh malaikat sembara diucapkan salam selamat datang, selamat berbahagia dan dipersilahkan masuk untuk menikmati anugrah dan balasan jasa langsung dari Ilahi yang kekal untuk selamanya. Dan mereka pun dengan bersyukur menerima nikmat itu.30

a. Penggunaan Tanjak Putih Sebagai Wadah Tulisan 7 Ayat Salamun

Biasanya jika ritus ini diadakan besar-besaran, panitia dari perempuan disediakan akan tetapi untuk tahun ini panitia dipilih dan dibatasi hanya dari laki-laki.

Pada saat acara inti ritus mandi safar, ketua adat dan panitia pembawa menara menggunakan baju adat melayu berwarnya cream, di atas kepala menggunakan tanjak berwarna putih yang berguna sebagai wadah atau tempat penyimpanan daun mangga yang bertuliskan 7 ayat salamun.

Untuk peserta tidak diwajibkan menggunakan pakaian seragam dan tanjak, dan daun yang bertuliskan 7 ayat salamun bagi

30 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 8, hlm 6322-6324

peserta hanya di bawa seperti biasa. Tidak ada perbedaan daun bagi laki-laki dan perempuan, semuanya sama menggunakan daun mangga.

Berbeda dengan perempuan, karena tidak ada keterlibatan kaum hawa dalam panitia pada tahun ini, maka seluruh panitia dan peserta hanya membawa daun seperti biasanya tanpa menggunakan gelang putih di tangan sebagai wadah daun mangga yang bertuliskan 7 ayat salamun.

Jika peserta tidak mendapatkan daun mangga maka mereka cukup melafalkan 7 ayat salamun, tetapi sejauh pengetahuan peneliti dan penjelasan dari salah satu panitia seluruh peserta jarang yang tidak mendapatkan daun mangga yang bertuliskan 7 ayat salamun.31 C. Makna Simbol perlengkapan dalam Tradisi Mandi Safar di Desa

Air Hitam Laut 1. Payung

Payung yang dipakai dalam tradisi Mandi Safar adalah payung yang berwarna kuning. Payung ini berfungsi untuk menaungi pemimpin daerah atau tokoh masyarakat yang hendak diarak menuju menara. Payung ini juga memiliki simbol kesetian rakyat kepada pemimpinnya yang adil dan bijaksana dalam mempimpin dan mengayomi anaknya. Hakikat dari pemimpin adalah orang yang dapat mengayomi masyarakat.32

2. Menara

Menara adalah instrumen yang menjadi ciri khas pelaksanaan Mandi Safar di Air Hitam Laut sebab dalam tradisi Mandi Sapar di daerah lainya

31Wawancara dengan Nur Hidayah, tanggal 10 November 2020, pukul 09.00-11.00 wib.

32 Wawancara Armada, Simbol- Simbol-simbol dan Perlengkapan yang digunakan di dalam Tradisi Mandi Sapar di Desa Air Hitam Laut, pada tanggal 21 Oktober 2020 pukul 09.00-11.00

tidak digunakan menara. Menara yang digunakan berwarna dominan putih dan sedikit divariasikan dengan warna hijau berbentuk seperti menara mesjid pada umumnya, dengan ketinggian sekitar satu sampai dua meter. Pondasi menara dibentuk segi empat dan di desain sedemikian rupa agar terapung ketika digiring ke tengah pantai Air Hitam Laut. Di dalam menara tersebut di isi dengan ketan, buah-buahan hasil pertanian, dan telur rebus.

Menara tunggal bermakna bahwa Tuhan yang berhak disembah hanya satu. Jumlah satu juga menunjukkan lambang kebersamaan dan persatuan masyarakat Desa Air Hitam Laut; bersatu dalam membangun dan bersatu dalam mewujudkan segala cita-cita bangsa dan negara.33

3. Pondasi Menara (Rakit)

Pondasi menara berbentuk persegi dengan luas 2,5 m x 2,5 m yang sekaligus berfungsi sebagai rakit untuk mengapungkan menara ketika digiring ke tengah pantai oleh delapan orang pemuda. Pondasi menara saat ini sudah tidak menggunakan bahan baku nibung dan bambu atau batang nipah lagi dikarenakan sulit mencarinya dan repot dalam proses pembuatanya disamping dapat merusak lingkungan jika diambil terus menerus dan juga batang nipah diperlukan untuk menjaga kesetabilan ekosistem pantai dari gerusan erosi. Sehingga untuk masa sekarang dan dengan alasan efektifitas dan efiseinsi, maka pondasi menara terbuat dari kayu dan di bawahnya dilapisi dengan derijen kosong yang berfungsi sebagai pengapung.

4. Telur

Telur yang digunakan dalam tradisi Mandi Safar di Air Hitam Laut adalah telur yang direbus. Telur yang digunakan tidak terbatas pada telur ayam saja, namun bisa pula dengan menggunakan telur itik, puyuh, dan lain

33 Wawancara Armada, Simbol- Simbol-simbol dan Perlengkapan yang digunakan di dalam Tradisi Mandi Sapar di Desa Air Hitam Laut, pada tanggal 21 Oktober 2020 pukul 09.00-11.00

sebagainya. Jumlah telur yang lazimnya dipakai adalah sebanyak empat puluh buah telur namun jumlah ini tidak menjadi patokan. Pada pelaksanaan Mandi Safar Rabu 17 Desember 2014 menggunakan telur rebus dengan jumlah 99 buah. Telur tersebut dibeli oleh Bapak Bupati Tanjung Jabung Timur, dan kemudian di rebus di kediaman Bapak K. H. Muhammad Arsyad untuk kemudian didekorasikan di menara yang telah dibuat.

Rakit dan pondasi menara ini dibuat dalam bentuk segi empat yang dalam bahasa bugis disebut sulappa eppa atau eppa sulapa yang memiliki makna “empat unsur penciptaan manusia” yaitu tanah, api, angin dan air.

Dari keempat itu juga masing memmiliki ciri dan sifat masing-masing. Tanah sifatnya duduk, api sifatnya berdiri, angin sifatnya rukuk, dan air sifatnya sujud, ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan tiada lain kecuali mengabdi kepada Allah sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Hadis.34

5. Daun Mangga

Gambar 4.1 Daun Mangga untuk Penulisan 7 Ayat Salamun

Daun yang dipakai sebagai media untuk menulis tujuh ayat yang di awali dengan lafadz salamun adalah daun yang memiliki ukuran yang cukup lebar berkisar 10 x 20 cm. Daun yang digunakan adalah daun mangga, atau

34Wawancara Armada, Simbol- Simbol-simbol dan Perlengkapan yang digunakan di dalam Tradisi Mandi Sapar di Desa Air Hitam Laut, pada tanggal 21 Oktober 2020 pukul 09.00-11.00

daun nangka, atau daun sawang tanpa di modifikasi yang memang mudah di peroleh di Air Hitam Laut.

Daun mangga, atau daun nangka, atau daun sawang dipilih sebagai salah satu instrumen yang dipakai dengan pertimbangan daun tersebut lebar, mudah ditulis dengan pena, dan tidak mudah sobek atau rusak. Oleh sebagian masyarakat ada yang membawa pulang daun tersebut ke rumahnya masing-masing, namun lebih banyak masyarakat yang membiarkan hanyut daun tersebut ketika mandi di pantai.

Peserta laki-laki mengenakan daun tersebut di kepala, lebih tepatnya lagi dengan mengikatkan daun tersebut di kening, atau di bagian samping kanan kepala dengan menggunakan kain berwarna putih. Sedangkan peserta wanita mengikatkan daun tersebut di bagian lengan kananya dengan menggunakan kain berwarna putih pula dengan pertimbangan bahwa ada wanita sebahagian wanita yang memakai jilbab, sehingga sulit jika mengikatkanya di bagian kepala.35

6. Pemimpim dan Delapan Orang Pemuda

Gambar 4.2 delapan orang pemuda membawa menara

Delapan orang pemuda merupakan panitia yang terlibat tradisi tersebut. Mereka merupakan pemuda yang berusia 19-30 tahun yang bertugas

35 Wawancara Armada, Simbol-simbol dan Perlengkapan yang digunakan di dalam Tradisi Mandi Sapar di Desa Air Hitam Laut, tanggal 21 Oktober 2020, pukul 09.00-11.00 wib.

untuk menggiring menara ke tengah pantai. Mereka mengenakan pakaian adat seperti pakaian adat melayu berwarna kuning, dan di atas kepala diikatkan sehelai daun yang sudah ditulisi ayat-ayat Al-Qur’an dengan menggunakan kain putih.36

Sosok seeorang pemimpin di depan menara yang membawa doa yang telah ditulis di atas tujug lembar daun yang akan dipakai dalam Mandi Safar, menunjukkan keharusan adanya seorang pemimpin dalam suatu masyarakat yang bisa menjadi pengayom, pelindung, dan pengambil keputusan dalam setiap masalah yang dihadapi dengan seadil-adilnya. Selain itu, menjadi penyejuk bagi seluruh masyarakat dan rakyat yang dipimpinnya. Sedangkan makna pembawa rakit atau delapan orang pemuda ini adalah konsep utama dalam pembangunan adalah kebersamaan dan kegotongroyongan serta kemauan untuk berbuat dan berkorban.37

D. Makna Penggunaan Ayat-ayat Al-Qur’an dalam Ritus Mandi Safar

Bagi Clifford Geertz, kebudayaan adalah sebuah pola makna-makna atau ide-ide yang termuat dalam simbol-simbol yang dengannya masyarakat menjalani pengetahuan mereka tentang kehidupan dan mengekspresikan kesadaran mereka melalui simbol-simbol itu.38 Dengan demikian, selain menggambarkan fenomena budaya suatu masyarakat, tugas utama antropolog adalah menemukan makna yang ada di balik fenomena tersebut berdasarkan apa yang diketahui, dirasakan, dan dialami oleh pelaku budaya. Inilah yang disebut Geertz sebagai from the native point’s of view, yang merupakan

36 Wawancara Armada, Simbol- Simbol-simbol dan Perlengkapan yang digunakan di dalam Tradisi Mandi Sapar di Desa Air Hitam Laut, tanggal 21 Oktober 2020, pukul 09.00-11.00 wib.

37Wawancara Armada, Simbol- Simbol-simbol dan Perlengkapan yang digunakan di dalam Tradisi Mandi Sapar di Desa Air Hitam Laut, pada tanggal 21 Oktober 2020 pukul 09.00-11.00

38 Daniel L. Pals, Seven Theories of Religion, terj. Inyiak Ridwan Muzir (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012), hlm. 342.

hakikat dari pemahaman antropologis.39 Proses menemukan makna dan nilai yang ada di balik simbol-simbol kehidupan yang diekspresikan oleh suatu masyarakat dan memahaminya dari sudut pandang mereka merupakan konsep

hakikat dari pemahaman antropologis.39 Proses menemukan makna dan nilai yang ada di balik simbol-simbol kehidupan yang diekspresikan oleh suatu masyarakat dan memahaminya dari sudut pandang mereka merupakan konsep