• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yanti Fristikawati

Fakultas Hukum Unika Atma Jaya

Latar Belakang

1.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai peranan dalam perubahan iklim dunia, karena Indonesia merupakan Negara Katulistiwa dengan luas hutan yang cukup besar. Dengan kata lain, Indonesia bisa memperburuk lingkungan dan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim, atau Indonesia bisa membantu untuk mengurangi emisi atau menyerap emisi dan menjaga lingkungan dunia.

Secara umum, perubahan iklim dapat dirasakan oleh masyarakat awam. Misalnya, saat penulis kuliah di kota Bandung tahun 1995, kota itu masih merupakan kota yang sejuk bahkan udara cukup dingin pada waktu pagi dan malam. Namun sekarang ini, tidak lagi dapat dirasakan sejuknya udara Bandung. Demikian pula dengan daerah Puncak yang 20 tahun lalu terasa dingin, saat ini hanya terasa sejuk. Belum lagi dengan tidak jelasnya kapan musim hujan tiba dan berapa lama kemarau akan datang. Orang hanya bertanya apa yang terjadi. Apakah ini yang dimaksud dengan perubahan iklim? Beberapa institusi studi, baik dari dalam maupun luar negeri, menunjukkan bahwa iklim di Indonesia mengalami perubahan sejak tahun 1960, meskipun analisis ilmiah maupun data-datanya masih terbatas. Secara internasional, sejak tahun 70 an mulai dirasakan adanya perubahan terhadap iklim bumi, dan sebagian ahli mencari tahu apa yang terjadi dan apa penyebabnya. Salah satu indikatornya adalah mencairnya es di kutub utara dan selatan, serta meningkatnya permukaan air laut. Setelah mengadakan berbagai penelitian, para ahli menemukan penyebab terjadinya perubahan iklim, yaitu terjadinya penumpukan CO2 (Karbondioksida), CH4 (Metana) dan N2O (Dinitrogen Oksida) yang menyelimuti Atmosfer Bumi. Di beberapa tempat bahkan terjadi pelubangan Lapisan Ozon yang mengakibatkan efek negatif bagi kehidupan makhluk hidup di bumi.

Suhu udara secara alami ditentukan juga oleh gas rumah kaca yang terdiri dari uap air, CO2, metana, ozon, dan nitrogen oksida. Disebut sebagai gas rumah kaca, karena mirip dengan keadaan di dalam rumah kaca, di mana panas dari kaca dapat terpantul kembali. Bumi memperoleh cahaya matahari, dan gas-gas tertentu menghangatkan permukaan bumi dengan cara mencegah hilangnya energi panas (Infra merah) ke luar angkasa. Efek yang

diciptakan oleh gas-gas ini menghangatkan permukaan bumi dan menjaga agar sebagian air di dunia berada dalam wujud cair. Namun dengan aktivitas kegiatan manusia yang menghasilkan banyak CO2, terjadilah peningkatan gas rumah kaca. Peningkatan gas rumah kaca ini menimbulkan perubahan iklim dunia. Dengan adanya pemanasan global dan suhu yang meningkat, maka daerah atau tempat yang hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Kelembaban (Humidity) tersebut, bisa jadi akan menambah meningkatnya temperatur udara, karena uap air itu sendiri merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Seperti telah disebutkan, segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari dan sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya. Tampak ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.

Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca. Jenis gas tersebut antara lain uap air, karbondioksida dan metana, yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi. Akibatnya, panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.

Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi. Tanpa efek tersebut, planet ini akan menjadi sangat dingin, karena es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Namun, karena peningkatan jumlah gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akibatnya terjadilah pemanasan global.Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan lebih sering terjadi, karena memperoleh kekuatan dari penguapan air dan angin akan bertiup lebih kencang dengan pola yang berbeda. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah, sehingga beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Pola cuaca akan sulit diperkirakan, bahkan bisa menjadi ekstrem, di mana selain terjadi kemarau yang berkepanjangan, akan terjadi pula beberapa periode yang sangat dingin.

Menurut laporan Inter-Governmental Panel on Climate Change (IPCC), sebuah organisasi antar negara yang dikeluarkan tahun 2007, disebutkan bahwa:

Global GHG emissions due to human activities have grown since pre-industrial times, with an increase of 70% between 1970 and 2004. Carbon dioxide (CO2) is the most important anthropogenic GHG. Its annual emissions grew by about 80% between 1970 and 2004. The long-term trend of declining CO2 emissions per unit of energy supplied reversed after 2000.1

Menurut IPCC, emisi Gas Rumah Kaca (GHG) yang disebabkan oleh kegiatan manusia telah menunjukkan peningkatan sekitar 70 % antara tahun 1970 sampai 2004. Penyebab utamanya adalah terlepasnya karbondioksida ke udara.

Lebih lanjut, IPCC juga mengumumkan temuannya yang menyatakan secara konklusif bahwa:

Pemanasan global sedang terjadi •

Peningkatan temperatur global adalah dampak dari aktivitas •

manusia

Dengan tren yang ada sekarang, temperatur yang bersifat ekstrem, •

gelombang panas dan hujan lebat akan terus mengalami peningkatan frekuensi. Temperatur bumi dan lautan akan terus meningkat dalam milenium selanjutnya.

Pengertian atau definisi perubahan iklim adalah :

Menurut Komunitas Peduli Bumi, perubahan iklim adalah perubahan a.

variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun (inter centenial).2

Menurut Konvensi tentang

b. Climate Change 1992, perubahan iklim

adalah perubahan pada iklim yang disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfir bumi dan adalah tambahan dari perubahan alami iklim, yang teramati selama kurun waktu tertentu ( “Climate change” means a change of climate which is attributed directly or indirectly to

1. IPCC Fourth Assessment Report: Climate Change 2007, Synthethis Report, (Causes of Change)

2. Lihat www.komunitaspedulibumi.wordpress.com/2011/12/19 diakses 3 Februari 2013

human activity that alters the composition of the global atmosphere and which is in addition to natural climate variability observed over comparable time periods).

Menurut Oxford Dictionary, perubahan iklim adalah

c. changes in the

earth’s weather, including changes in temperature, wind patterns and rainfall, especially the increase in the temperature of the earth’s atmosphere that is caused by the increase of particular gases, especially carbon dioxide.

Sedangkan menurut International Energy Agency (IEA), perubahan d.

iklim adalah perubahan dari iklim seperti berubahnya suhu regional secara ekstrim yang disebabkan oleh meningkatnya efek rumah kaca: Climate Change is the change in climate (i.e. regional temperature,

precipitation, extreme weather, etc.) caused by increase in the greenhouse effect.

Sedangkan yang dimaksud dengan efek rumah kaca adalah suatu proses di mana gas rumah kaca seperti CO2 dan methan yang terlepas di udara menyerap dan memantulkan kembali panas yang dibuang oleh bumi, dan membuat panas tersebut terperangkap. Green house effect is the process wherein greenhouse gases (such as water vapour, CO2, methane, etc) in the atmosphere absorb and re-emit heat being radiated from the earth, trapping warmth. Greenhouse Gases refers to gases that contribute to the greenhouse effect by absorbing infrared radiation (heat).3

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), paling tidak terdapat 10 indikator terjadinya perubahan iklim. Tujuh di antaranya terjadi peningkatan (increasing) dan ada 3 indikator lain terjadinya penurunan (decreasing). 7 indicators climate change are increasing of Humidity, Tropospheric Temperature, Temperature over Oceans, Sea Surface Temperature, Sea level, Ocean Heat Content and temperature over land. 3 indicators would be expected to decrease (and they are): Sea Ice, Glaciers and snow cover.4

Dengan demikian, ada 7 indikator perubahan iklim yaitu meningkatnya kelembaban, meningkatnya suhu tropospheric, meningkatnya suhu air laut, suhu permukaan air laut, meningkatnya batas laut, peningkatan pemanasan konten laut dan peningkatan temperatur atau suhu di darat.

3 Climate Change, http://www.iea.org/topics/climatechange/ diakses 10 Februari 2013

4. Global Climate Change Indicators, National Oceanic and Atmospheric Administration National Climatic Data Center http://www.ncdc.noaa.gov/indicators/ diakses tanggal 15 Februari 2013

Selain itu ada 3 indikator lain diperkirakan akan terjadi penurunan, yaitu menurunnya jumlah laut es, glasier dan salju di kutub utara dan selatan.

Dalam perkembangannya saat ini, terutama terkait kebijakan lingkungan, perubahan iklim biasanya tertuju pada perubahan iklim dalam arti yang spesifik yaitu anthropogenic climate change atau anthropogenic global warming (AGW).

Penyebab terjadinya perubahan iklim