• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah terhadap semangat kerja guru pada SMP Swasta Alwasliyah 1 Medan Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen berupa angket. Teknik analisa yang digunakan untuk melihat korelasi kedua variabel X dan Y digunakan korelasi product moment dengan pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitin ini menunjukkan bahwa hasil uji kecenderungan terhadap varibel kepemimpinan visioner kepala sekolah di SMP Swasta Alwasliyah 1 Medan terdapat 1 responden (3,33%), 11 responden terdapat (36,6%), 7 responden (23,3%), 6 responden (20%), 4 responden (13,3%), 1 responden (13,3%). Hasil uji kecenderungan Variabel semangat kerja guru 2 responden (6,66%), 6 responden (20%), 13 responden (43,3%), 5 responden (16,6%), 1 responden (3,33%), 3 responden (10%). Dari hasil uji hipotesa yang diperoleh, maka interpretasi secara kasar terdapat korelasi positif dan signifikan antara kepemimpinan visioner kepala sekolah terhadap semangat kerja guru di SMP Swasta Alwasliyah 1 Medan yaitu sebesar rxy=783. Tingkat hubugan (X) dengan variabel (Y) adalah kuat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan visioner kepala sekolah berhubungan dengan semangat kerja guru.

Kata kunci:Kepemimpinan Visioner, Semangat Kerja PENDAHULUAN

Pembangunan dibidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, serta memungkinkan para warganya untuk mengembangkan diri baik yang 1

Alumni Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sumatera Utara

2

Nur Jamilah Lubis, Candra Wijaya

berkenaan dengan aspek jasmani maupun rohani berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Upaya tersebut harus selalu ditingkatkan antara lain dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, diperlukan adanya keterpaduan dari semua komponen pendidikan yang saling bekaitan. Komponen-komponen tersebut antara lain: pendidik, peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana. Suatu satuan pendidikan akan dapat mencapai tujuannya apabila para personilnya dapat membangun jalinan kerjasama demi terwujudnya visi dan misi sekolah yakni meningkatkan kualitas anak didik. Aktivitas kerjasama tersebut dilaksanakan antara kepala sekolah, guru, serta karyawan bahkan dengan para siswa pula.

Kepemimpinan adalah salah satu yang paling dekat dengan kesuksesan dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Kepemimpinan akan sangat mewarnai, mempengaruhi bahkan menentukan bagaimana perjalan suatu organisasi dalam proses mencapai tujuan-tujuannya. Maka dalam hal ini dalam sebuah organiasi sangat diperlukan seorang pemimpin yang mampu mengembangkan organisasinya dengan baik sampai jauh ke depan. Oleh karena itu hanya pada organisasi yang telah menyatu dengan visinya, para pemimpin/manajer dapat mulai mengembangkan strategi-strategi yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut.

Berdasarkan perubahan yang terjadi di dunia pendidikan, baik perubahan manajemen maupun metodologi yang diterapkan untuk mencapai pembelajaran yang efektif, saat ini perlu dikembangkan kepemimpinan visioner yang dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan pendidikan, karena kepemipinan Visioner merupakan syarat mutlak bagi organisasi yang ingin berkembang sampai puluhan tahun ke depan.

Menurut Kartanegara dalam jurnalnya Sonedi mengemukakan bahwa kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas. (Sonedi, 2017: 145)

Selanjutnya Danim mengatakan dalam hal ini yang sangat berperan penting adalah kepala sekolah. Kepala sekolah adalah guru yang mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Kompleksnya

Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Terhadap Semangat Kerja Guru di SMP Swasta Alwasliyah 1 Medan

tugas-tugas sekolah membuat lembaga itu tidak mungkin lagi berjalan baik, tanpa kepala sekolah yang profesional dan berjiwa inovatif. (Sudarwan Danim, 2002:145)

Kepala sekolah/madrasah adalah seorang guru yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural di sekolah/madrasah, ia ditugaskan untuk mengelola sekolah. Kepala sekolah yang berhasil adalah apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. (Wahyusumidjo,2001:81)

Kepala sekolah juga harus memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh dan berorientasi kepada mutu.3 Secara sederhana visi dapat diartikan sebagai pandangan, keinginan, cita- cita, harapan dan impian-impian tentang masa depan. Sementara itu misi merupakan perwujudan lebih jauh dari visi. (Marno, 2007: 83). Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus dapat mengenal dan mengerti berbagai kedudukan, keadaan dan apa yang diinginkan baik oleh guru maupun oleh pegawai tata usaha serta pembantu lainnya. Sehingga dengan kerja sama yang baik menghasilkan pikiran yang harmonis dalam usaha perbaikan sekolah.

Maka dalam hal ini salah satu komponen yang berperan penting dalam pencapaian sekolah yang efektif sesuai dengan visi misi sekolah adalah guru. Guru merupakan salah satu unsur penting bagi keberhasilan pencapaian visi dan misi, suatu sekolah diharapkan dapat bekerja dengan penuh antusias, penuh inisiatif, penuh gairah serta dengan kemauan yang tinggi. Keberhasilan tugas guru sebagai tenaga pendidik dalam mengemban amanat tujuan pendidikan dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah faktor semangat kerja. Tinggi rendahnya semangat kerja, sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja yang dapat dicapai oleh seorang petugas dalam bidang tertentu. Semangat kerja yang tinggi dari guru dimanifestasikan dalam bentuk kreatifitas dan inisiatif dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Moekjizat berpendapat bahwa Semangat kerja atau moril adalah kemampuan sekelompok orang untuk bekerjasama menekan dengan tegas hakekat saling hubungan dari suatu

Nur Jamilah Lubis, Candra Wijaya

kelompok dengan suatu keinginan yang nyata untuk bekerja sama. (Moekijat, 2003:155)

Seorang guru dapat dikatakan memiliki semangat kerja yang tinggi apabila merasa puas terhadap pekerjaannya, memiliki semangat, rasa tanggung jawab dan antusiasme. Semangat kerja merupakan sikap atau tingkah laku sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan dengan penuh tanggung jawab dan disiplin, sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan mudah, dapat tercapai apa yang menjadi tujuannya.

Menurut Alex S. Nitisemito semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih

cepat dan lebih baik. (Alex S, Nitisemito, 2002:96). Semangat ini terjalin dalam semangat golongan yaitu suatu rasa kesedihan yang terdapat di dalam golongan pegawai yang sama-sama bekerja dan semangat ini menetukan apakah antara yang satu sama yang lain suka bekerja bersama-sama dalam mencapai tujuan yang sama. Semangat kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan semangat kerja guru.

Kunci keberhasilan sekolah terletak pada efisiensi dan efektivitasnya penampilan seorang kepala sekolah. Betapa perlunya kualitas pemimpin kepala sekolah, maka selalu ditekankan pentingnya kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah yaitu: sebagai Kader akan tercermin sifat-sifat: jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan teladan. Kepala sekolah hendaknya senantiasa mengembangkan diri agar menjadi pemimpin pendidikan (Education Leader) yang profesional. Profesional kepala sekolah juga ditunjukan dengan kemampuannya membina dan meningkatkan moral kerja staff, ia harus memperhatikan kesejahteraan anggota stafnya.

Kepala sekolah sebagai orang yang pertama yang mengemban tugas dan kewajiban yang berat, karena merupakan penyelenggara dan penanggung jawab utama. Kepala sekolah harus dapat mengarahkan dan mencurahkan segala kemampuannya untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar. Disamping itu, kepala sekolah harus dapat membangkitkan

Kontribusi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Terhadap Semangat Kerja Guru di SMP Swasta Alwasliyah 1 Medan

suasana yang menyenangkan, aman dan penuh semangat. Kepala sekolah juga harus mampu mengembangkan guru untuk tumbuh dalam kepemimpinannya. Kepala sekolah bukan hanya berfungsi sebagai kepala, tetapi juga sebagai seorang pemimpin.

Kepemimpinan yang memiliki visi dan misi kedepan diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada semangat kerja bagi para stake holder pendidikan, dimana komponen yang paling penting salah satunya dalam dunia pendidikan adalah guru. Dalam hal ini kepemimpinan sekolah efektif seyogyanya bertipekan pemimpin visioner dengan menetapkan tujuan masa depan sekolah secara professional. Kepala sekolah juga harus mampu menumbuhkan rasa semangat kerja para staff nya melalui kebijakan ataupun visi yang ingin dijalankannya. Atas dasar itulah sekiranya terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap semangat kerja guru.

SMP Swasta Alwasliyah 1 Medan yang dijadikan obyek penelitian mempunyai guru yang karakteristikanya yang berbeda, ada guru yang melakukan pekerjaannya bersemangat dan penuh tanggung jawab, guru seperti itulah yang diharapkan oleh sekolah tersebut, tetapi ada juga guru yang dalam melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa tanggung jawab, selain itu juga ada guru yang suka membolos, datang tidak tepat waktu dan tidak mematuhi perintah. Kenyataannya tersebut mengindikasikan bahwa semangat kerja yang ada masih perlu ditingkatkan, jika tidak ditingkatkan, maka sekolah akan sulit mencapai hasil seperti yang diharapakan dan guru itu akan mudah menyerah apabila mendapat kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kepemimpinan kepala sekolah yang ada masih kurang terlaksana secara optimal, kepala sekolah lebih banyak menyampaikan perintah secara tertulis sehingga kurang terjalin suasana akrab. Pendapat maupun masukan dari guru tersampaikan hanya melalui pertemuan formal, karena masukan yang disampaikan lebih sering secara lisan. Di luar pertemuan tersebut, bila menghadapi suatu hambatan dalam melaksanakan tugasnya guru lebih sering berinteraksi dengan wakasek serta sesama rekan karena terbatasnya kesempatan untuk bertatap muka secara langsung dengan kepala sekolah.

Perlu dilakukan berbagi upaya untuk membenahi masalah diatas salah satunya dengan memaksimalkan kontribusi kepala sekolah. Melalui

Nur Jamilah Lubis, Candra Wijaya

kontribusi kepemimpinan kepala sekolah yang visioner yaitu kepemimpinan yang memiliki visi jauh ke depan dan memiliki berbagai macam strategi kepemimpinan diharapkan mampu menumbuh kan rasa semangat kerja yang tinggi bagi para staff nya terlebih khususnya guru. Melalui kebijakan-kebijakan visi dan misi yang dimiliki kepala sekolah, maka guru pun tidak lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik sehingga mereka memliki semangat kerja yang tinggi. Oleh karena itu kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dalam memimpin memiliki pengaruh terhadap semangat kerja guru.

METODOLOGI PENELITIAN