• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maka adapun tempat penelitian dalam hal ini yaitu SMP Negeri 07 Medan dengan waktu penelitian lebih kurang 2 bulan.

Implementasi Total Quality Management (TQM) di SMP Negerri 7 Medan 2. Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu Kepala sekolah selaku pimpinan di SMP Negeri 07 Medan, tiga orang guru, dan pegawai tata usaha. Karena peneliti menganggap, mereka adalah orang yang bisa “membukakan pintu” untuk mengenali keseluruhan medan secara luas. 3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:Interview,ObservasidanDokumentasi, serta Triangulasi Data

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua proses analisis, yaitu analisis data sebelum dilapangan dan analisis data selama dilapangan. Selama dilapangan, model yang peneliti gunakan yaitu Model Miles and Huberman.Model ini terdiri dari: a) Reduksi data, b) Penyajian data, c) kesimpulan.

PEMBAHASAN PENELITIAN

Berdasarkan deskripsi data dan temuan penelitian, pembahasan penelitian ini dilakukan untuk memberi penjelasan dan kesesuaian dari hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan teori yang digunakan, pembahasan hasil penelitian dapat di uraikan sebagai berikut:

Temuan pertama hasil penelitian terhadap kerja sama tim dalam implementasi Total Quality Management (TQM) di SMP Negeri 7 Medan bahwa kerja sama tim yang ada di SMP Negeri 7 Medan merupakan kerja sama tim yang baik. Adapun tujuan utama membangun tim adalah untuk membangun unit kerja yang solider yang mempunyai identifikasi keanggotaan maupun kerja sama yang kuat, terutama di sekolah antar guru yang karena pelajaran tertentu perlu kelola denganteam teaching.

Kerja sama tim menjadi sebuah kunci dalam menentukan kemajuan sekolah. Kepala sekolah tidak mungkin bekerja sendiri tanpa bantuan wakil, tata usaha, guru, juga peserta didik. Demikian sebaliknya, semua elemen yang ada tidak mungkin mempunyai tujuan dan kesatuan arah yang jelas tanpa adanya pemimpin. Maka dapat ditarik pemahaman bahwa dengan adanya kerja sama tim tanggung jawab individu akan menjadi lebih ringan karena dipikul secara bersama. Kekurangan masing- masing individu akan saling menutupi dan saling melengkapi. Melalui pekerjaan secara kolektif, setiap anggota individu mengalami

Zuhdi Maulana Lubis, Bukhari Muslim Nasution

perkembangan bersama-sama secara cepat. Namun sebuah tim kerja, tidak dapat terbentuk secara kebetulan atau tanpa direncanakan sama sekali. Hal ini sejalan dengan penyataan Samsir yaitu (Samsir, 2014:142):

“Agar suatu kelompok dapat menjadi tim dan supaya tim tersebut dapat bekerja secara efektif, semua anggotanya harus memahami dan menyepakati misinya, suatu tim harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat membentuk kerangka usaha pencapaian misi. Suatu kelompok atau group dapat menjadi tim manakala ada kesepakatan terhadap misi dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku. Tim dapat berjalan dengan baik apabila tanggung jawab dan wewenang dibagi dan setiap anggota diperlakukan secara adil. dalam TQM perubahan bukan saja tak terelakkan tapi diperlukan akan tetapi banyak pihak umumnya menolak perubahan. Oleh karena itu setiap anggota tim harus dapat saling membantu dalam beradaptasi terhadap perubahan secara positif.”

Maka dari itu, untuk membangun kerja sama tim yang baik maka diperlukan peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin diantaranya dengan memperlihatkan gaya pribadi yang bisa menjadi contoh, proaktif dalam hubungan, mengilhami kerja tim, memberikan dukungan timbal balik, membuat orang terlibat dan terikat, memotivasi, mengakui prestasi anggota tim, berusaha mempertahankan komitmen, menempatkan nilai yang tinggi pada kerja tim dan masih banyak lagi.

Temuan kedua hasil penelitian terhadap perbaikan sistem yang dilakukan di SMP Negeri 7 Medan dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus tidak hanya terbatas pada perbaikan kinerja tetapi juga perbaikan sarana rasarana dan lainnya.

Adapun yang mendasari hal ini bahwa salah satu yang menonjol dalam Total Quality Management adalah perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Perbaikan berkelanjutan di dasarkan pada dua ide pokok, perbaikan sistematik dan perbaikan interatif (Veitzal Rivai, 2012:479). Perbaikan sistem ini juga berangkat dari pendapat Abi Hamdani sebagai berikut (Abi Hamdani, 2015:186):

Perbaikan kualitas adalah hal yang mutlak harus dilakukan oleh perusahaan untuk bertahan dalam persaingan. Total Quality Managementpada dasarnya bertujuan untuk menhasilkan produk atau jasa dimana mutu dirancang, dipadukan, dan dipertahankan pada tingkat biaya yang paling ekonomis sehingga memungkinkan

Implementasi Total Quality Management (TQM) di SMP Negerri 7 Medan

tercapainya kepuasan konsumen. Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah menghasilkan kualitas terbaik. Untuk menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkanTotal Quality Management.

Perbaikan sistem yang dilakukan di SMP Negeri 7 Medan dalam pengimplementasian Total Quality Management (TQM) yaitu Ada tiga pendekatan yang digunakan untuk menjamin kualitas lembaga pendidikan, yaitu 1) Pendekatan akreditasi, 2) Pendekatan Outcome assessment, dan 3) Pendekatan sistem terbuka. Sekolah terus mengadakan perbaikan secara berkesinambungan dibuktikan dengan akreditasi sekolah yang sudah A. Adapun evaluasi lulusan saat ini mengalami penurunan, namun sekolah terus memotivasi siswa untuk terus berprestasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran mereka.

Baik pendekatan akreditasi maupun pendekatan outcome assessment, keduanya lebih merupakan pendekatan terpotong-potong dalam upaya menjamin kualitas lembaga pendidikan. Untuk itu dibutuhkan sistem terbuka yang merupakan jaminan kualitas terintegrasi bagi lembaga pendidikan. Pendekatan ini menekankan kebutuhan akan kualitas pada tiga tahap utama yaituinput, proses transformasi, dan ouput. Upaya penyempurnaan harus difokuskan pada ketiga tahap tersebut dengan memertimbangkan tantangan atas perlunya pemenuhan standar kualitas lembaga pendidikan, baik secara nasional maupun internasional.

Temuan ketiga hasil penelitian tentang keterlibatan dan pemberdayaan karyawan di SMP Negeri 7 Medan dalam pengimplementasian Total Quality Management (TQM) yaitu Pemberdayaan karyawan dilakukan dengan pembinaan ataupun diklat. Baik pelatihan berjenjang maupun pelatihan internal dari sekolah. Kepala Sekolah selalu memotivasi guru dan pegawai dengan memberikan reward bagi guru dan pegawai berprestasi dan sebaliknya.

Faktor manusia merupakan modal utama bagi birokrasi dan tenaga fungsional pendidikan pemerintahan maupun bagi institusi- institusi pendidikan swasta, hal tersebut sangatlah penting karena bagaimanapun

Zuhdi Maulana Lubis, Bukhari Muslim Nasution

juga keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan ditentukan oleh kualitas dan kemampuan orang-orang didalamnya. Untuk itu diperlukan pembinaan sumber daya manusia yang mencakup semua usaha yang dilakukan untuk mempersiapkan seseorang menjadi manusia seutuhnya, mampu berfikir logis, dan rasional serta mampu melaksanakan fungsi sebagai makhluk Tuhan, insan ekonomis, insan social, warga negara, dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab.

Pembinaan adalah sesuatu usaha yang secara sadar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan personil baik teoritis, konseptual, keahliah, maupun sikap mental. Pembinaan harus dilakukan secara terus menerus karena merupakan suatu proses yang lama untuk meningkatkan potensi seorang pegawai yang kemudian akan berdampak ada peningkatan kinerjanya (Yusuf Hadijaya, 2013:109). Terkait pemberdayaan karyawan.

Pemaparan diatas menegaskan bahwa sumber daya manusia selain merupakan aset organisasi yang paling vital, sumber daya manusia merupakan pelanggan internal yang menentukan kualitas akhir sebuah jasa dan lembaganya. Budaya organisasi dan iklim organisasi yang baik membuat nyaman individu didalamnya sehingga kinerja guru dan pegawai dapat maksimal.

KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian mengenai “Implementasi Total Quality Management (TQM) di SMP Negeri 7 Medan, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kerja sama tim di SMP Negeri 7 Medan dalam implementasi Total Quality Management merupakan sebuah kerja sama tim yang baik. Kepala Sekolah beserta pembantu kepala sekolah, tata usaha dan guru merupakan satu kesatuan tim yang kompak.

2. Perbaikan sistem yang dilakukan di SMP Negeri 7 Medan dalam implementasi Total Quality Management menggunakan tiga pendekatan untuk menjamin kualitas lembaga pendidikan, yaitu 1) Pendekatan akreditasi, 2) Pendekatan Outcome assessment, dan 3) Pendekatan sistem terbuka.

3. Keterlibatan serta pemberdayaan karyawan di SMP Negeri 07 Medan dalam pengimplementasianTotal Quality Managementyaitu

Implementasi Total Quality Management (TQM) di SMP Negerri 7 Medan

dengan diadakannya pelatihan atau diklat untuk meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di SMP Negeri 7 Medan. Pengambilan keputusan juga melibatkan semua guru dan pegawai, pengambilan keputusan dilaksanakan secara demokrasi sehingga keputusan yang dihasilkan adalah keputusan yang disepakati bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, (1996), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik:cet ke 10, Jakarta: Rineka Cipta.

Engkoswara Dan Aan Komariah, (2010),Administrasi Pendidikan,Bandung :Alfabeta.

Hadis, Abdul. Prof. Dr & B, Nurhayati.(2010),Manajemen Mutu Pendidikan, Bandung: AlfaBeta.

Hadijaya , Yusuf.(2013).Menyusun Strategi Berbuah Kinerja Pendidik Efektif, Medan: Perdana Publishing

Malayu S.P. Hasibuan.(2004). Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rifai, Muhammad. (2011). Politik Pendidikan Nasional, Yogyakarta, Ruzzmedia.

TADBIR- Jurnal Alumni Manajemen Pendidikan Islam Volume 03 Nomor 02 Juli-Desember 2017

Halaman 269 – 276 ISSN 2460-3678

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL