• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENULISAN

METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitati f. Proses penelitian ini menggunakan pendekatan kualiaif bersifat fenomenologis yaitu menyelidiki suatu fenomena sosial atau masalah manusia. Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2015:13) metode kualitatif sering disebut metode penelitian narturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 sampai denga

n Maret 2017. Tempat penelitian dilaksanakan di MTs Negeri Besitang

yang terletak di Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Kampung Lama, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.

Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah berbagai pihak yang terkait denga n pelaksanaan supervisi akademik di MTs Negeri Besitang. Berdasarkan hal tersebut, maka sumber informasi meliputi Kepala sekolah, Pengawas madrasah, dan beberapa guru mata pelajaran.

Pelaksanaan Supervisi Akademik Di MTs Negeri Besitang

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian kualitatif bersifat nauralistik (alamiah), yakni dengan teknik observasi, teknik wawancara, dan studi dokumentasi.

Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis yang bersifat induktif. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Data yang diperoleh segera dilakukan analisis melalui : 1). Kredibilitas (credibility),

2). Keteralihan (transferability),3). Ketergantungan (dependability), 4).

Ketegasan(confirmability). PEMBAHASAN PENELITIAN

Supervisi Akademik kepala sekolah di MTs Negeri Besitang Meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan Program dan evaluasi. Adapun penjabaran dalam pembahasan ini yang berpedoman pada pertanyaan peneliti tentang:

1. Perencanaan Supervisi Akademik di MTs Negeri Besitang

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat dilihat bahwa Perencanaan supervisi akademik di MTs Negeri Besitang sudah tersusun dengan benar sesuai dengan ketentuan yang ada.

Adapun perencanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala madrasah yaitu membuat tujuan dari supervisi akademik tersebut, kemudian mensosialisasikannya sampai pada pembuatan jadwal supervisi. Adapun jadwal supervisi akademik di MTs Negeri Besitang yaitu Harian sepserti mengontrol absensi guru, kedisiplinan, kebersihan dan kerapian, jadwal mingguan seperti melakukan kunjungan kelas, jadwal bulanan mengadakan rapat guru, rapat guru dengan orang tua dan melakukan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).

2. Pelaksanaan Supervisi Akademik di MTs Negeri Besitang

Dalam pelaksanaan supervisi akademik di MTs Negeri Besitang sudah bagus. Adapun pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan untuk guru dalam membantu guru untuk meningkatkan potensi yang dimiliki dan untuk membantu guru dalam menghadapi permasalahan yang terjadi didalam proses belajar mengajar. Langkah‐langkah yang dilakukan dimulai dari memberikan kesempatan kepada seluruh guru

Nursyaifah Br Tumangger, Nurika Halila Daulay

MTs Negeri Besitang yang merasa mempunyai masalah untuk berkonsultasi atau sekedar memberikan pelaporan yang pada intinya guru yang bersangkutan merasa membutuhkan bantuan pengawas madrasah juga mengupayakan untuk membantu para guru mata pelajaran khususnya dan para personil sekolah pada umumnya untuk diberikan dukungan dan dorongan untuk selalu meningkatkan kompetensinya dalam menjalankan tugasnya. Selain melakukan pembinaan dalam bentuk forum atau pertemuan‐pertemuan, kepala madrasah juga memberikan kesempatan kepada para guru yang merasa mempunyai permasalahan untuk mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan tujuan sebagai refleksi tentang sejauhmana kinerja guru yang bersangkutan telah menjalankan kewajibannya sebagai seorang guru terutama dalam mengelola pembelajaran di kelas, dengan refleksi tersebut guru yang bersangkutan dapat saling bertukar pikiran, saling memberi masukan dan saran antar sesama guru yang mengajar mata pelajaran yang sama. Berdasarkan keterangan kepala sekolah, kegiatan refleksi tersebut diadakan minimal sekali dalam satu semester.

Tetapi dikarenakan sarana dan prasarana yang kurang memadai sehingga dalam pelaksanaan supervisi terhambat, selain itu dikarena jadwal kepala sekolah yang terlalu padat sehingga pelaksanaan supervisi akademik tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

3. Evaluasi Supervisi Akademik di MTs Negeri Besitang

Evaluasi supervisi akademik di MTs Negeri Besitang yang dilakukan kepala sekolah sudah terlaksana sesuai dengan prosedur yang ada. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah guru sudah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan karena dengan mengadakan evaluasi kita dapat mengetahui hasil dari kinerja yang kita laksanakan dan dapat meningkatkan potensi yang kita miliki agar tujuan dari pembelajaran tersebut tersampaikan kepada peserta didik dengan efektif dan efesien.

Pelaksanaan Supervisi Akademik Di MTs Negeri Besitang

KESIMPULAN

1. Perencanaan supervisi akademik di MTs Negeri Besitang sudah tersusun dengan bagus sesuai dengan ketentuan yang ada, adapun supervisi yang dilakukan kepala sekolah yakni menetapkan tujuan yang dari supervisi tersebut kemudian mensosialisikan kepada guru- guru mengenai kebijakan tersebut, dan membuat jadwal supervisi. 2. Pelaksanaan supervisi akademik di MTs Negeri Besitang yang

dilakukan kepala madrasah bagus. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu, terlebih dahulu memeriksa perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru, yaitu Berdasarkan data dokumen, guru‐guru MTs Negeri Besitang sudah melakukan persiapan sebelum pembelajaran seperti turut serta dalam menganalisis kurikulum untuk kemudian dijabarkan menjadi silabus, membuat Rencana Program Pengajaran (RPP) sebagai acuan atau pedoman guru dalam mengajar, sehingga dalam penyusunan persiapan mengajar guru diberi kebebasan dalam menyusun persiapan mengajar termasuk dalam pemilihan materi pokok pembelajaran, penentuan sumber belajar, penggunaan

metode mengajar, dan penilaian. Kebijakan ini sangat

memungkinkan perbedaan dalam satuan pembelajaran yang disusun oleh masing‐masing guru satu mata pelajaran. Apabila semua komponen yang diperlukan dalam pembelajaran sudah tersedia dan

disetujui oleh kepala sekolah, maka proses pelaksanaan

pembelajaran sudah siap untuk dilakukan, kemudian kepala sekolah melakukan tinjauan kelas untuk menilai guru di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun beberapa komponen yang disupervisi oleh kepala sekolah pada saat proses pembelajaran di kelas mulai dari awal membuka pelajaran sampai dengan

menutup pelajaran, menyampaikan materi kepada siswa,

menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan, serta cara memberikan penguatan kepada siswa.

3. Evaluasi supervisi akademik di MTs Negeri Besitang yang dilakukan kepala sekolah sudah terlaksana seduai dengan prosedur yang ada. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah guru sudah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Adapun evaluasi dari program yang ada yaitu upaya perbaikan mutu pendidikan

Nursyaifah Br Tumangger, Nurika Halila Daulay

melalui supervisi administrasi penilaian pembelajaran, yaitu pemantauan kegiatan ujian sampai pada pengelolaan hasil ujin siwa/I MTs Negeri Besitang. Dalam hal pelaksanaan evaluasi baik formatif maupun secara sumatif memang kepala sekolah turut serta membantu dengan cara memberikan beberapa metode evaluasi serta memberikan arahan‐arahan yang bersifat membangun. Namun pada saat mengolah hasil evaluasi kepala sekolah tidak memberikan bantuan, hal ini dikarenakan sudah ada standarnya sendiri, semua kegiatan yang harus dilakukan guru dalam mengolah nilai sudah ada pedomannya sendiri yaitu Standar Minimal Kelulusan (SKM) atau biasa disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatann Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Sitorus, Masganti. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, Medan:

IAIN PRESS.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi

(Mixed Methods), Bandung: Alfabeta.

Syahrum dan Salim, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Citapustaka Media.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tentang standar pengawasan sekolah.

TADBIR- Jurnal Alumni Manajemen Pendidikan Islam Volume 03 Nomor 02 Juli-Desember 2017

Halaman 42 - 51 ISSN 2460-3678

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN