• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI KEGIATAN GELAR TEKNOLOGI Siswani Dwi Daliani dan Taufik Hidayat

ABSTRAK

Sapi brahman cross merupakan sapi hasil keturunan dari sapi Zebu (Boss indicus) yang sangat berkembang pesat di Amerika Serikat dengan iklim tropis. Sapi brahman cross adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan. Hal ini membuat kita perlu memberikan pakan tambahan bagi ternak sapi brahman cross. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Kayu Manis, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong dengan melakukan demonstrasi pembuatan pakan tambahan dari limbah kopi dan strabio. Tahapan pelaksanaan pemeliharaan ternak sapi brahman cross yaitu melakukan penimbangan ternak sebelum pemberian pakan tambahan dan setelah pemeliharaan selama 2 bulan terhadap 6 ekor ternak sapi brahman cross yang diberi pakan tambahan campuran dedak padi, kulit kopi, garam, gula merah, kapur, dan mineral.Hasil penimbangan dapat dilihat bahwa rata-rata kenaikan berat badan perharinya yaitu 0,53 kg/ekor/hari.Setelah dilakukannya kegiatan gelar teknologi ini masyarakat/peternak sangat ingin mencoba, hal ini diketahui dari hasil kuisioner yang menyatakan ingin menerapkan didalam pemeliharaan ternak sehari- hari sebanyak 96%, 4% kadang kadang, kemudian dalam hal mencari bahan-bahan campuran pakan tambahan 80% menyatakan mudah didapat, 12% menyatakan cukup mudah dan 8% menyatakan sulit didapat. Dilakukan penimbangan dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 2 bulan berat sapi mengalami peningkatan rata-rata 0,53kg/ekor/hari.

Kata kunci: brahman cross, pakan tambahan, PBBH

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sapi brahman cross merupakan sapi hasil keturunan dari sapi Zebu (boss indicus) yang sangat berkembang pesat di Amerika Serikat dengan iklim tropis. Sapi brahman ini diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya kemudian diekspor ke berbagai Negara antara lain ke benua Australia. Pada tahun 1974 dari Australia masuk ke Negara Indonesia.Ciri-ciri yang dapat kita lihat dari performance nya 1) berpunuk besar dan berkulit longgar, 2) Gelambir dibawah leher sampai ke perut lebar dan banyak lipatan, 3) telinga panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi brahman cross adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan. Di Kabupaten Rejang Lebong jumlah sapi brahman cross sudah mencapai lebih dari 158 ekor. Penyebaran pertama kali Sapi Brahman Cross di Kabupaten Rejang Lebong berada di kecamatan Sindang Kelingi yang berasal dari bantuan pemerintah

pada tanggal 28 November tahun 2007 dengan jumlah bantuan sebanyak 50 ekor sapi betina brahman cross di kelompok Sidomulyo desa Air Dingin. Populasi ternak sapi Brahman Cross di desa Kayu Manis sampai dengan tahun 2011 sebanyak 126 ekor.

Dalam pemeliharaan ternaknya, teknologi pemeliharaan sapi brahman croos yang biasa dilakukan peternak adalah dengan cara pemberian hijauan biasa dan belum sepenuhnya diberikan pakan tambahan sesuai dengan teknologi yang disebarluaskan oleh BPTP Bengkulu. Oleh karenanya sangat perlu dilakukan terobosan teknologi yang dapat membantu para petani peternak dalam hal meningkatkan kenaikan berat badan perharinya (PBB) untuk meningkatkan pendapatan peternak.Hijauan rumput yang diberikan berupa hijauan yang sudah dicacah menggunakan mesin pencacah rumput. Hal ini menyebabkan penambahan berat ternak sapi menjadi lambat. Melalui kegiatan gelar teknologi pemeliharaan sapi brahman cross diaharapkan petani dapat mengubah pola makan ternak sapinya dengan memberikan pakan tambahan.

Gelar teknologi pemberian pakan tambahan merupakan kegiatan untuk menunjukkan paket teknologi sapi brahman cross yang sudah pernah dilakukan oleh BPTP melalui kegiatan pendampingan PSDSK di Kabupaten Rejang Lebong yang telah lalu.Hasil-hasil penelitian/pengkajian beberapa komoditas andalan yang telah dilaksanakan oleh BPTP Bengkulumaupun Badan Litbang Pertanian, (introduksi maupun perbaikan paket teknologi) telah dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani 2-3 kali dari kondisi riil petani.Kegiatan ini melibatkan peternak secara intensif, penyuluh pertanian, peternakan, petugas inseminator, kepala poskeswan dan para kelompok tani baik yang berada didesa lokasi pelaksanaan gelar maupun yang berada didesa lainnya.

Adapun tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui manfaat pemberian pakan tambahan yang berupa limbah kulit kopi, dedak padi dan probiotik serta untuk mengetahui minat adposi petani terhadap pemberian pakan tambahan di Kabupaten Rejang Lebong.

METODOLOGI

Data diambil dari hasil kegiatan gelar teknologi pemeliharaan sapi brahman cross yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Mei 2011 di Desa Kayu Manis, Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong, tepat nya di Kelompok Tani “Maju Bersama” yang di ketuai oleh Bapak Asma’i.Adapun pakan tambahan yang diberikan berupa campuran 55 % dedak padi, 40% kulit kopi, 2% garam dapur, 1,5% gula merah, 1 % kapur pertanian dan 0,5% mineral premix. Jumlah pemberiannya disesuaikan dengan berat badan maximal yaitu rata- rata 2-3 kg /ekor/hari. Pemberian pakan selama 60 hari kepada 6 ekor sapi brahman cross yang telah ditimbang berat badannya terlebih dahulu. Setelah 60 hari, berat badan sapi ditimbang kembali. Data hasil timbangan berat badan dianalisa secara deskriptif.

Minat adopsi petani diambil dari data hasil kuisioner yang diisi oleh petani saat pelaksanaan kegiatan gelar teknologi. Data ditabulasi dan kemudian dianaslisa secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknologi pemeliharaan ternak sapi brahman cross dengan memberikan pakan tambahan dari limbah kulit kopi dan dedak padi yang dilaksanakan di Desa Kayu Manis Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong mendapat perhatian yang cukup besar dari para petani/peternak, masyarakat Desa Kayu Manis dan sekitarnya serta petugas lapangan yang menangani bidang peternakan. Pembuatan pakan tambahan dari limbah dedak padi, dan kulit kopi ini belum pernah dilakukan sehingga dengan telah dilakukannya kegiatan gelar teknologi ini masyarakat sangat ingin mencoba dan mendapatkan manfaat dari pemberian pakan tambahan ini, terutama untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal terhadap kenaikan berat badan sapi perharinya. Dengan adanya pemberian pakan tambahan baik dari bahan limbah kopi yang selama ini hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan, ternyata akan terlihat performance ternak sapi yang sangat

berbeda nyata, bila dibandingkan saat diberikan ransum rumput saja, terutama kebiasaan petani yang hanya memberikan pakan seadanya tanpa mempertimbangkan nilai kebutuhan nutrisi pakan pada ternak sapi. Rumput atau hijauan yang diberikanpun rumput biasa melainkan bukan rumput gajah (Protein tinggi).Dari semua jenis Hijauan rumput, yang tertinggi proteinnya adalah rumput gajah, sehingga sangat baik bila diberikan kepada ternak yang sedang produksi. Ternak Sapi yang digunakan yaitu 6 ekor ternak sapi brahman cross, yang ada dikelompok tani “ Maju Bersama“ yang diketuai oleh bapak Asma,i. Sebelum dilakukan pemberian pakan tambahan ditimbang berat badannya terlebih dahulu, dan setelah pemberian pakan selama 2 bulan ditimbang lagi berat badannya.

Pembuatan pakan tambahan menggunakan alat pencampur mollen/mixer dengan kapasitas 100 kg, begitupun hijauan rumputnya meggunakan alat pencacah hijauan sederhana atau disebut copper. Bahan pakan yang akan digunakan diletakkan satu persatu sesuai dengan jumlah bahan pakannya, mulai dari yang terbanyak, yaitu dedak padi 55% , kulit kopi 40%, garam dapur 2%, gula aren 1,5%, kapur 1 %, mineral premix 0,5%. Dimasukkan ke dalam mollen sampai tercampur rata. Pemberiannya kepada ternak bisa diberikan langsung kepada ternak, dapat juga secara bertahap, sesuai dengan berat badan maximal 2-3 kg per ekor per hari.

Untuk mengetahui kandungan pakan tambahan yang dibuat, dilakukan pengambilan sampel untuk dianalisa proximate di laboratorium BALITNAK Ciawi, Bogor. Hasil analisa kandungan dapat dilihat pada tebel dibawah ini:

Tabel 1. Hasil analisa proximate pakan tambahan sapi.

Jenis/Kode

Contoh g/100 g Air g/100 g Protein g/100 g Lemak Kcal/kg Energi g/100 g SK g/100 g Abu g/100 g Ca g/100 g P

Dedak Padi Kulit Kopi A3 Ransum Dedak Padi 8.27 8.73 9.21 11.01 8.55 7.38 7.09 7.20 5.98 4.74 6.37 2.21 5.89 6.67 5.15 3871 3990 3669 3684 3769 19.35 29.36 21.92 23.64 29.40 12.98 6.91 14.42 15.67 17.82 0.14 0.40 0.73 0.70 0.11 0.75 0.08 0.53 0.47 0.36

Dari hasil penimbangan berat sapi sebelum dan sesudah diberikan pakan tambahan berupa kulit kopi, dedak padi dan probiotik, maka dapat kita lihat secara nyata peningkatan berat badan dari 6 ekor sapi yang dijadikan sampel selama 60 hari memakan pakan tambahan. Data petani menyebutkan bahwa biasanya peningkatan berat badan sapi mereka tak lebih dari 0,2 kg/hari dengan hanya memberikan pakan berupa hijauan rumput biasa. Dengan diberikannya pakan tambahan ini dapat dengan jelas kita lihat peningkatan berat badan sapi.

Tabel 2. Berat badan sapi sebelum dan sesudah diberi pakan tambahan. No Berat sebelum diberikan pakan tambahan ( Kg) Berat sesudah diberikan pakan tambahan (Kg) Total kenaikan berat (Kg) Rata-rata kenaikan (kg/hari) 1. 301 350 49 0,82 2. 137 160 23 0,38 3. 207 258 51 0,85 4. 173 199 26 0,43 5. 159 175 16 0,27 6. 168 193 25 0,42 Rata-rata 31,6 0,53

Sumber hasil pelaksanaan Gelar Teknologi sapi Brahman cross.

Dari data table di atas dapat dilihat bahwa, jika dikonversikan perhari maka peningkatan berat badan sapi tersebut rata- rata 0,53 kg/ekor/hari. Dengan demikian dapat dilihat secara nyata manfaat dari pemberian pakan tambahan tersebut.

Selain mengetahui manfaat dari pemberian pakan tambahan menggunakan bahan pakan dari limbah padi dan kulit kopi, juga dianalisa minat adopsi petani terhadap teknologi pemberian pakan tambahan dengan membagikan kuisioner teknologi pemeliharaan ternak sapi brahman cross dan pada saat gelar berakhir respon tersebut sudah bisa terkumpul.

Dari hasil kuisioner respon petani yang telah diambil , maka dapat kita lihat manfaat dari kegiatan gelar yang telah dilakukan memberi manfaat yang cukup besar dan menambah pengetahuan bagi para peternak sapi . Data kuisioner dari 25 orang peserta dapat dilihat pada table 2 di bawah ini.

Tabel 3. Minat adopsi petani terhadap teknologi pemberian pakan tambahan

Minat adopsi Jumlah

responden Persentase (%) Keterangan Mau Kadang-kadang Tidak 24 1 0 96 4 0 Jumlah reseponden keseluruhan 25 orang

Hasil tabulasi jawaban dari kuisioner respon petani terhadap pelaksanaan gelar teknologi terhadap 25 orang sampel yang diambil menyatakan keinginan untuk menerapkan didalam pemeliharaan ternak sehari-hari 96%, 4% kadang-kadang. Kemudahan dalam mencari bahan-bahan campuran pakan tambahan 80% responden menyatakan mudah didapat, 12 % menyatakan cukup mudah, dan 8 % menyatakan sulit didapat. Dari data tersebut, secara keselurahan pelaksanaan gelar teknologi pemeliharaan sapi brahman cross sangat bermanfaat dan sangat membantu para peternak dalam memelihara ternaknya.

KESIMPULAN

1. Kenaikan berat badan sapi brahman cross cukup baik setelah diberi pakan tambahan dari limbah kopi dan dedak padi sebesar 0,53kg/ekor/ hari.

2. Peternak sangat berminat memberikan pakan tambahan untuk sapi mereka dengan 96% dari responden atau sebanyak 24 responden dari 25 responden. 4 % menyatakan akan kadang-kadang memberikan pakan tambahan dan tidak ada yang menyatakan tidak berminat memberikan pakan tambahan pada ternak sapinya (0%).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian danDiseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian.

Badan Litbang, 2011. Pedoman Umum Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Permentan No:44/Permentan /OT.140/8/2011.

BBPPTP Bogor. 2009. Petunjuk Pelaksanaan pendampingan PencapaianSwasembada Daging sapi (PSDS). Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian Bogor.

Dinas Peternakan Propinsi Bengkulu. 2009. Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu.Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bengkulu.

Isbagio Paransih, 1998. Kebijaksanaan Komunikasi Penelitian Pertanian danPeranan AARDNET dalam Menopang Penelititan, Disampaikan pada Pengolahan TeknisJaringan Informasi Ciawi Bogor.

Tjiptopranoto,P.2000. Strategi Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian.Balai Pusat Pengembangan Pengkajian Teknologi Pertanian. Bogor.

PEMETAAN WILAYAH SAPI BERPOTENSI BERANAK