• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melalui Metode Demonstrasi Ermaliza

Guru SD Negeri 1 Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015

ABSTRAK

Penelitian mengenai upaya peningkatan hasil belajar materi gaya gerak benda di mata pelajaran IPA pada siswa kelas III SD Negeri 1 Sekayu ini bertujuan untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan minat belajar terutama pelajaran IPA, meningkatkan pemahaman siswa dalam menerima pelajaran IPA, meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga terciptanya interaksi antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa, dan mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar observasi dan tes tertulis. Dari hasil penelitian diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar pada Siklus I sebesar 37,2 persen, Siklus II meningkat menjadi 86 persen, dan di akhir Siklus III menjadi 95 persen. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar materi gaya gerak benda di mata pelajaran IPA pada siswa kelas III SD Negeri Sekayu. Kata kunci: hasil belajar, materi gaya dan gerak, metode demonstrasi.

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat penting bagi siswa sekolah dasar (SD). Untuk itu maka diperlukan cara-cara

yang efektif dan efisien dalam proses

pembelajaran sehingga nantinya tercapai hasil yang diharapkan. Agar pembelajaran tersebut berjalan efektif dan efisien, guru perlu mengupayakan dalam proses pembelajaran menggunakan media atau alat peraga konkrit yang dapat melibatklan siswa secara optimal.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapakan dapat dilakukan berupa evaluasi(penilaian) baik

proses maupun hasil belajar siswa.

Pelaksanaan penilaian tersebut bisa melalui pengamatan dan test. Dari hasil test dapat mengambarkan apakah pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menunjukan adanya keberhasilan atau belum.

Tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru akan tercapai jika siswa memiliki minat yang sungguh-sungguh. Sebaliknya tidak ada atau kurangnya minat siswa dalam belajar ilmu pengetahuan alam mengakibatkan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tidak

tercapai yang berarti hasil dan prestasi siswa akan menurun.

Untuk mencapai keberhasilan dalam belajar diperlukan minat yang tinggi dan setiap siswa. Minat dan pemahaman siswa menjadi pendorong siswa untuk melakukan sesuatau yang disukainya. Apabila suatu kegiatan yang dilaksanakan dilandasi minat yang kuat, dalam hal ini minat terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam maka akan mempengaruhi keterlibatan siswa dalam menerima pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam serta pemahamannya pun menjadi lebih muda.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut: apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 1 Sekayu dalam mata pelajaran IPA pada materi gaya gerak benda?

3. Cara Pemecahan Masalah

a. Membuat RPP yang menggunakan metode

demonstrasi untuk meningkatkan

kemampuan pada siswa kelas III.

b. Membuat lembar pengamatan siswa untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran IPA tentang gaya dan gerak.

80 | ISSN : 2459-9743

c. Mengukur pemahaman siswa tentang gaya

dan gerak sesudah proses pembelajaran.

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a.

Tujuan Penelitian:

1) Memotivasi siswa untuk

meningkatkan minat belajar

terutama pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

2) Meningkatkan pemahaman siswa

dalam menerima pelajaran ilmu pengetahuan alam.

3) Meningkatkan keterlibatan siswa

dalam proses belajar mengajar

sehingga terciptanya interaksi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa.

4) Mengoptimalkan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam siswa.

b.

Manfaat yang diharapkan dari penilitian

ini antara lain adalah:

1) Bagi siswa

a) Dapat meningkatkan hasil belajar.

b) Siswa lebih mudah memahami

materi yang disampaikan.

2) Bagi guru

a) Guru dapat mengetahui

kelemahan metode pembelajaran yang digunakan pada proses pembelajaran.

b) Membantu guru untuk

memperbaiki pembelajaran.

c) Membantu guru berkembang

secara profesional

3) Bagi sekolah

a) Dapat meningkatkan kualitas

pendidikan

b) Meningkatkan kwalitas.

B. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidangkognitif, efektif dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak belajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya pengajaran dari

puncak proses belajar.

2. Gaya Gerak Benda

Contoh beberapa kegiatan sehari hari yang berhubugan dengan gaya, yaitu tukang bakso yang sedang mendorong gerobak baksonya dan

seorang ibu yang sedang menarik tali timba ketika mengambil air di sumur. dorongan atau

tarikan tersebut dapat menyebabkan

kedudukan suatu benda berubah ddari keadaan awalnya. Dalam sains, dorongan dan tarikan ini dikenal dengan sebutan gaya. coba berikan contoh kegiatan lain dalam kehidupan sehari hari yang berkaitan dengan gaya dan sebutkan jenbis gayanya apakah berupa tarikan atau dorongan.

3. Metode Demonstrasi

Suatu kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat tercapai tujuan yang diharapkan tanpa adanya metode yang pengajaran yang baik. Untuk itu diperlukan suatu metode agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud.

seringkali hasil yang diharapkan dalam

kegiatan belajar mengajar tidak maksimal,

karena tidak efektipnya metode yang

digunakan dalam pembelajaran. maka memilih metode yang tepat, efektif dan efisien mutlak untuk diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Sudjana (2010:83) mengemukakan metode demonstrasi adalah suatu metode mengajkar memperlihatkan bagaimana jalannya suatu proses terjadinya sesuatu. Oleh karena itu

metode demonstrasi merupakan metode

mengajar yang sangat efektif , sebab membantu para peserta didik untuk mencari jawaban segan usaha sendiri beradasarkabn fakta yg dilhat.

a. Tujuan dan Fungsi Metode Demonstrasi

Tujuan pokok penggunaan metode

demonstrasi menurut Roestiyah (2008:83) adalah untuk memperjelas pengertian konsep

dan memperlihatkan (meneladani) cara

melakukan sesuatu atau proses terjadinya

sesuatu, Ditinjau dari sudut tujuan

penggunaanya dapat dikatakn bahwa metode

demonstrasi bukan metode yang dapat

diimplementasikan dalam proses belajar

mengajar secara independen.

b. Kelebihan dan kekurangan Metode

Demonstrasi

1) Kelebihan Metode Demonstrasi

a) Dapat membuat pengajaran menjadi

lebih jelas dan lebih konkrit,

sehingga menghindari verbalisme.

b) Siswa lebih mudah memahami apa

yang dipelajari.

c) Proses pengajaran lebih menarik.

d) Siswa dirangsang untuk aktif

mengamati, menyesuaikan antara

teori dengan kenyataan dan

mencobanya melakukannya sendiri.

2) Kekurangan metode demonstrasi

a) Metode ini memerlukan

keterampilan guru secara khusus , karena tanpa ditunjang dengan hal

ISSN : 2459-9743 | 81

itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.

b) Fasilitas seperti peralatan, tempat,

dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

c) Demonstrasi memerlukan

kesiapan dan perencanaan yang

matang disamping memerlukan

waktu atau jam pelajaran lain.

4. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah metode demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya dan gerak pada peserta didik kelas III SD Negeri 1 Sekayu.

C. Metode Penelitian

1. Setting penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 1 Sekayu Kecamatan Sekayu dari tanggal 14 Maret 2015 - 23 Maret 2015, dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut:

Tabel 1 Jadwal Penelitian

2. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan

dengan 3 siklus yang meliputi: perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

3. Data dan cara pengumpulan Data

a. Sumber data

Sumber data penilaian ini meliputi:

1) Data tes kemampuan pemahaman

konsep ipa siklus I dan II

2) Hasil observasi terhadap aktivitas

pembelajaran meliputi siswa dan guru

3) Jurnal harian (catatan harian) guru

dan kondisi kelas

4) Foto

b. Teknik pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui observasi, catatan harian, tes harian, dan tes kemampuan pemahaman konsep IPA.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

Tabel 2

Tingkat Keaktifan Siswa Kelas Dalam Pembelajaran IPA

Hasil evaluasi diatas secara jelas dapat dikatakan mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini menunjukan adanya pencapaian sebagaimana yang diharapkan. Dari hasil pembelajaran dalam ketiga siklus di atas diperoleh data sebagai berikut:

a. Pada siklus pertama, jumlah siswa yang

mencapai ketuntasan belajar mencapai 37,2 persen dari 43 jumlah siswa;

b. Pada siklus kedua, terjadi peningakatan

hasil belajar siswa yakni menjadi 86 persen tingkat ketuntasan belajarnya;

c. Pada siklus ketiga, terjadi lagi peningkatan

hasil belajar siswa yakni dari 86 persen menjadi 95 persen. Hasil ini berarti telah melampaui 85 persen dari tingkatan keberhasilan belajar siswa;

2. Deskripsi Temuan

dan Refleksi

Bertitik tolak pada hasil pembelajaran kelas III pada

masing masing siklus,

demikian juga mengenai

keterlibatan siswa dalam

proses pembelajaran, ketika

sebelum perbaikan

pembelajaran persentasenya sangat kecil, jadi

baik keterlibatan siswa dalam kegiatan

pembelajaran maupun hasil yang diperoleh siswa sebelum dilakukanya pembelajaran kurang memuaskan stelah adanya masukan observer (teman sejawat).

Dari diskusi didapat suatu temuan bahwa penjelasan materi pelajaran kurang detail serta tidak menggunakan media yang jelas (sangat kecil), sehingga sulit dimengerti oleh siswa.

kurang detailnya guru dalam dalam

menjelaskan materi kepada siswa karena mengingat alokasi waktu terbatas apalagi untuk memberikan contoh-contoh berupa alat peraga yang bervariiasi akibatnya siswa kurang memahami materi secara utuh.

Dampak dari kurang memahami siswa

pada materi pembelajaran bukan saja

keantusiasan dan ketertiban siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif akan tetapi pemahaman terhadap materi juga kurang terserap dengan baik. hal ini juga berlanjut pada hasil evaluasi yang diberikan kurang begitu memuaskan terlebih lagi dukungan

82 | ISSN : 2459-9743

media yang digunakan dalam pembelajaran kurang memadai.

Untuk mengantisipasi keadaan yang

kondusif terus berlanjut, penulis berupaya secara optimal dalam perbaikan pembelajaran, baik dalam siklus I, II, dan III menerapkan beberapa metode/cara yang praktis dan relevan didalam proses pembelajaran danjuga

mengupayakan media pembelajaran baik

konkrit maupun manipulatif sehingga siswa

lebih termotivasi didalam mengikuti

pembelajaran.

3. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses perbaikan dan hasil tes siswa, diyakini oleh penulis bahwa secara umum fokus

perbaikan perbaikan pembelajaran telah

dicapai. namun demikian bagi penulis sendiri

(sebagi guru) didalam melaksanakan

pembelajaran masih terasa sedikit kelemahan, baik yang berkenaan dengan pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dan konkrit maupun dalam pengaturan (alokasi) waktu yang efisien.

Mengenai pemanfaatan media yang

konkrit, sebagaimana mengutip pendapat Pieget (dalam Psikologi Pengajaran, 1996:68) bahwa anak usia sekolah dasar, yakni usia 7 sampai dengan 12 tahun masih dalam tahap

operasional konkrit. hal ini tentunya

diperlukan upaya guru dalam mencontohkan anal didik dalam pemahaman konsepnya dengan keadaan nyata dan pernah ditemukan -

dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dalam penggunaannya dalam waktu belajar agar diupayakan waktu yang cukup luas, baik

untuk guru dalam menjelaskan dan

memberikan contoh-contoh maupun untuk anak dalam rangkah latihan dan mencoba

untuk mengembangkan daya kritis dan

aplikasinya.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perbaikan

pembelajaran yang dilakukan melalui

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat

disimpulkan bahwa alat peraga pada

pembelajaran kelas III SD Neheri 1 Sekayu telah dapat meningkatkan kondisi kelas yang

kondusif soal berlangsungnya proses

pembelajaran selanjutnya bahwa alat peraga berpengaruh positif bagi peningkatan hasil belajar siswa.

Daftar Pustaka

Dahar, R. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan

Dasar. Jakarta: Dirjen Diknas Proyek

Peningkatan Mutu SD, TK, dan SLB.

Edi, T. 2004. Gemar berhitung Ilmu

Pengetahuan Alam. Jakarta: Grafindo.

Sumiawan, C., Dkk. 1998. Pendekatan

Keterampilan proses. Jakarta: Gramedia.

Wardani, I.G.A.K., Dkk. 2002. Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Universitas Terbuka.

ISSN : 2459-9743 | 83