Kepala SD Negeri 1 Sekayu, Kab. Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi konsep pecahan biasa melalui metode demonstrasi dan LKS pada peserta didik kelas IV SDN 1 Sekayu. Penelitian dilaksanakan di kelas IV tahun pelajaran 2014/2015 dengan kemampuan yang heterogen berjumlah 20 peserta didik yang terdiri dari 13 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Metode penelitian ini menggunakan demonstrasi dan LKS kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil ulangan harian pada siklus pertama dan siklus kedua. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Penelitian berlangsung dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran demonstrasi dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar yaitu 65% (13 orang) pada siklus pertama, menjadi 85% (17 orang) pada siklus kedua. .
Kata Kunci: hasil belajar, pecahan biasa, metode demonstrasi, LKS.
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada mata pelajaran Matematika dalam Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan 2006 dinamai mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Dinamai Matematika karena mata pelajaran Matematika di SD tidak bersifat keilmuan melainkan bersifat pengetahuan (Kosasih,1995 : 6) ini bermakna bahwa yang diajarkan bukanlah teori-teori sosial atau ilmu- ilmu sosial melainkan pengetahuan fungsional dan hal-hal praktis yang berguna bagi diri siswa dan kehidupannya sekarang maupun masa yang akan datang dalam berbagai lingkungan dan berbagai asspek kehidupan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran mata pelajaran Matematika siswa kelas IV SD negeri 1 Sekayu pada semester 2 tahun 2012 menunjukan hasil yang kurang memuaskan. Permasalahan ini teridentifikasi 20 siswa kelas IV hanya 8 siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 atau hanya 40 persen siswa yang menguasai minimal 60 persen pada pelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tidak kurang
dari 75 persen. Hal ini menunjukan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika sangat rendah. selama pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif, kurang memperhatikan penjelasan guru. Jarang sekali siswa mengajukan pertanyaan mereka tidak bisa menjawab dengan benar. siswa kesulitan dalam mengerjakan soal soal ulangan sehingga nilai ulangan siswa rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran Matematika dikelas IV SD Negeri 1 Sekayu belum memuaskan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut,: apakah metode demonstrasi dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi konsep pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sekayu?
3. Cara Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah akan dilakukan tindakan kelas yaitu :
a. Membuat RPP yang menggunakan metode demonstrasi dan LKS untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai konsep
28 | ISSN : 2459-9743
pecahan biasa pada siswa kelas IV SD negeri 1 Sekayu.
b. Membelajarkan siswa memahami konsep pecahan biasa menggunakan metode demonstrasi dan LKS.
c. Membuat lembar pengamatan siswa untuk untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep pecahan biasa. d. Mengukur pemahaman siswa tentang
membaca pemahaman konsep pecahan biasa sesudah proses pembelajaran.
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalahh untuk meningkatkan hasil belajar siswa konsep pecahan biasa melalui metode demonstrasi dan LKS kelas IV SD negeri 1 Sekayu. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Peserta didik, agar mengerti akan pentingnya belajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan LKS agar siswa saling berinteraksi dan dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Guru, untuk memperbaiki kinerja guru, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan meingkatkan profesionalisme guru. c. Sekolah, untuk dapat meningkatkan
kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa dan kinerja guru.
B. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidangkognitif, efektif dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006:3- 4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,tindak belajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
2. Metode Demonstrasi
a. Pengertian metode
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia , metode artinya cara yang telah diatur dan terfikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. (Poerwodarminto,2005:767). Slameto (2010:82) mengemukakan,metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:46), metode adalah suatu cafra yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari beberapa pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang telah diatur dan terpikir dengan baik untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Suatu kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat tercapai tujuan yang diharapkan tanpa adanya metode yang pengajaran yang baik. Untuk itu diperlukan suatu metode agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud. seringkali hasil yang diharapkan dalam
kegiatan belajar mengajar tidak
maksimal,karena tidak efektipnya metode yang digunakan dalam pembelajaran. maka memilih metode yang tepat,efektif dan efisien mutlak untuk diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Metode demonstrasi adalah dimana seorang guru ataupun peserta didik memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh peserta didik sehingga ilmu keterampilan yang didemonstrasikan lebih dapat bermakna dalam ingatan masing masing peserta didik.
b. Tujuan dan Fungsi Metode Demonstrasi
Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi menurut Roestiyah (2008:83) adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu,Ditinjau dari sudut tujuan penggunaanya dapat dikatakn bahwa metode demonstrasi bukan metode yang dapat diimplementasikan dalam proses belajar mengajar secara independen.
c. Langkah Langkah Penerapan Metode
Demonstrasi
Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif , ada beberapa digunakan langkah langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru,yang terdiri dari perencanaan,uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh peserta didik dan diakhiri dengan evaluasi. Menurut Muhamad Ali (2010:85-86) langkah langkah penerapan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan kecakapan atau
keterampilan yang hendak dicapai setelah demonstrasi.
2) Mempertimbangkan penggunaan metode yang tepat dan efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
3) Memilih alat yang mudah didapat,dan mencobanya sebelum didemonstrasikan supaya tidak gagal saat diadakan demonstrasi.
4) Menetapkan langkah langkah yang akan dilaksanakan.
ISSN : 2459-9743 | 29
6) Pelaksanaan demonstrasi
7) Membuat perencanaan penilaian terhadap kemajuan peserta didik.
3. Lembar Kerja Siswa
a. Pengertian LKS
Sumber belajar adalah merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal baru bagi siswa. Ardiwinata (Djamarah,1995:49) berpendapat bahwa sumber sumber belajar itu dapat berasal dr manusia ,buku,media massa, lingkungan dan media pendidikan. dengan demikian,LKS dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan siswa.
b. Manfaat LKS
Menurut Tim Instruktur PKG
(Andayani,(2005:10),manfaat LKS dalam pengajaran matematika adalah :
1) Merupakan alternatif bagi guru untuk
mengerahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi belajar mengajar
2) Dapat mempercepat dan mempersingkat waktu penyajian materi pelajaran sebab LKS ini dapat disiapkan diluar jam pelajaran
3) Memudahkan penyelesaian tugas
perorangan,kelompok,atau klasikal karena tidak setiap peserta didik dapat memahami persoalan itu pada keadaan bersamaan
4) Mengoptimalkan penggunaan alat bantu pengajaran.
5) Membangkitkan minat belajar siswa jika LKS disusun secara menarik.
c. Jenis jenis LKS
1) Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur Lembar kerja tak bersturuktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran,sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran 2) Lembar Kerja Siswa Berstruktur
Lembar Kerja Siswa berstruktur memuat informasi , contoh dan tugas- tugas
4. Konsep Pecahan Biasa
a. Pengertian pecahan biasa
Pecahan yang dipelajari anak ketika di SD, sebetulnya merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a dan b merupakan bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu dari: (1) pecahan biasa, (2) pecahan desimal,
(3) pecahan persen dan (4) pecahan campran. Begitu pula pecahan dapat dinyatakan menurut kelas evaluasi yang tak terhingga banyaknya: = = = = . . . pecahan biasa adalah lambang bilangan pecahan dan rasio (perbandingan).
b. Mengenal konsep pecahan
Pecahan ½ dapat diperagakan dengan cara melipat kertas berbentuk lingkaran atau persegi, sehingga lipatannya tepat menutupi satu sama lain. Selanjutnya bagian yang dilipat dimuka dan diarsir sesuai bagian yang dikehendaki, sehingga akan didapat gambar daerah yang diarsir seperti dibawah ini :
Pecahan ½ dibaca setengah atau per-dua atau seperdua. “1” disebut pembilang yaitu merupakan bagian pengambilan atau 1 bagian yang diperhatikan dari keseluruhan bagian yang sama. ”2” bagian yang diperlukan dari kesimpulan. Peragaan tersebut di atas dapat dilanjutkan untuk pecahan ¼ an, an dan sebagainya, seperti gambar di bawah ini:
Pecahan dibaca tiga per delapan “3” disebut yaitu pembilang yaitu merupakan 3 bagian yang diambil atau 3 bagian yang diperhatikan dari keseluruhan bagian yang sama “8” disebut penyebut yaitu merupakan 8 bagian yang sama dari keseluruhan. Selain melipat dan mengarsir pada kertas,peragaan dapat pula menggunakan pita atau tongkat yang dipotong dengan pendekatan pengukuran panjang,yang dapat pula untuk mengenalkan letak pecahan pada garis bilangan.
Pita di potong menjadi 2 bagian sama panjang untuk memperagakan pecahan ½
30 | ISSN : 2459-9743
Pengenalan terletak pecahan pada garis bilangan tersebut sangat bermanfaat untuk mencari pencerahan yang senilai.
C. Pembahasan
1. Deskripsi Per-Siklus
Pada bagian ini memuat deskripsi data dan pengolahan data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas belajar siswa dan hasil evaluasi yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 1 Sekayu. a. Hasil Observasi
Hasil observasi yang dilakukan guru terhadap aktifitas siswa sebelum perbaikan pembelajaran dan setelah pembelajaran tersaji pada tabel 1.
Tabel 1
Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV dalam Pembelajaran Matematika
Keterangan :
•
Terlibat aktif, artinya siswa menyimakdengan sungguh-sungguh aktif bertanya, dan menjawab pertanyaan dengan benar tentang materi pelajaran.
•
Terlibat Pasif, artinya siswa menyimak dgansungguh-sungguh tetapi tidak aktif
bertanya, dan menjawab pertanyaan
seadanya.
•
Tidak terlibat, artinya siswa duduk dan diamsaja. Tidak mau bertanya maupun menjawab pertanyaan.
Berdasarkan tabel I diatas terlibat bahwa jumlah siswa dan persentase siswa yang terlihat aktif dalam pembe1ajar belum perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan pembelajaran menunjukkan adanya kenaikan. Sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang terlibat aktif hanya 7 orang (3 5%), kemudian pada siklus ke II naik menjadi 14 orang (70%) dan pada siklus ke III menjadi 18 orang (80%). Hal mi menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Matematika mengalami pengingkatan.
Peningkatan aktivitas belajar siswa sebelum perbaikan pembelajaran dan pada setiap siklus pembelajaran lebih jelas tersaji pada grafik 1.
Grafik 1
Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran Matematika b. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi yang dilakukan guru sebelum perbaikan pembelajaran dan pada setiap siklus pembelajaran tersaji pada tabel 2 Hasil Belajar Siswa. Keadaan sebelum penelitian Tindakan Kelas, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau memperoleh nilai > 75 barn mencapai 8 orang (40%) kemudian meningkat menjadi 13 orang (65%) pada siklus I dan pada siklus II berjumlah 17 orang (85%). Peningkatan ketuntasan belajar siswa dan keadaan sebelum perbaikan pembelajaran ke setiap siklus pembelajaran secara lebth jelas dapat di lihat pada grafik 2 berikut.
Grafik 2
Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran Matematika
2. Pembahasan dari Setiap Siklus
Berdasarkan evaluasi hasil belajar Matematika di kelas IV SD negeri 1 sekayu perbaikan pembelajaran terlihat jumlah siswa yang memperoleh nllai > 75 hanya 8 orang (40%) dan hanya 7 orang (34%) siswa yang terlibat secara aktif pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kurang memuaskan, belum memenuhi target yang diinginkan. Dan hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran kemudian dilakukan diskusi dengan supervisor
ISSN : 2459-9743 | 31
dan teman sejawat diperoleh temuan antara lain bahwa penjelasan materi pelajaran terlalu abstrak sehingga sulit dimengerti siswa dan hasil belajar siswa sangat rendah. Hal ini dilakukan karena guru tidak menggunakan media pembelajaran. Sehubungan dengan itu maka dikalukan upaya perbaikan pembelajaran dengan fokus pada penggunaan media gambar. Proses pembelajaran berikutnya dilakukan melalui Penelitian Tmdakan Kelas (PTK) uang dilakukan dalam 2 siklus.
Pada pembelajaran siklus I dilakukan upaya perbaikan dengan menggunakan media gambar. Hasil observasi dan hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan adanya kenaikan aktifitas belajar dan hasil belajar siswa. Siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran sebanyak 14 orang (70%). Walaupun telah menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar maupun hasil belajar siswa, namun pembelajaran belum dapat dikalakan berhasil atau masih ka memuaskan.
Upaya perbaikan pada pembelajaran siklus II dengan menggunakan media gambar lebih ditingkatkan, dan menunjnkkan siswa aktif dalam pembelajaran sebanyak 18 siswa (90%). Berdasarkan hasil pengamatan terhadap upaya perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II ternyata penggunaan media gambar garis bilangan pada pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 1 Sekayu cukup efektif meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat disimpulkan bahwa penggunaan -
media gambar dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil yang diperoleh siswa selama kegiatan perbalk pembelajaran, yaitu:
1. Pada Siklus I, siswa yang terlibat aktif dan yang telah mencapai ketuntasan pembelajaran berjumlah 14 siswa (70%). Hal ini menunjukkan adanya kenaikan bila dibanding dengan hasil-hasil yang
diperoleh sebelum perbaikai
pembelajaran dilakukan.
2. Pada Siklus II menunjukkan adanya peningkatan baik aktifitas maupun basil belajar siswa bila dibandingkan dengan basil yang dicapai pada siklus I. Hal ini terlihat dan jumlah siswa yang tenlibat aktif dan telah mencapai ketuntasan belajar berjumlah 18 orang (90%). 3. Dengan demikian terjadi adanya
peningkatan pada setiap siklus pembelajaran Matematika dengan menggunakan media gambar, hal ini dapat dikatakan pembelajaran berhasil.
Daftar Pustaka
Andayani, Dkk. 2007. Panduan Pemantapan
Kemampuan Profesional. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Dahar, R.W. 1995. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Mendikbud. 1995. Kurikulum Pendidikan
Dasar. Jakarta: Ditjen Dikdas Depdikbud.
Mendikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kompetensi Dasar mata
Pelajaran Matematika SD/MI. Jakarta:
Pusat Kurikulum Balitbang.
Wardani, I.G., Dkk. 2002. Penelitian Tindakan