Rita Hartati
Guru SD Negeri 1 Lumpatan, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran IPS menggunakan materi kemerdekaan pada siswa Kelas V SD Begeri 1 Sekayu. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan instrumen tes yang disajikan pada akhir siklus. Dari hasil analisis data diperoleh data bahwa prosentase ketuntasan pada Siklus I sebesar 45,4 persen, Siklus II sebesar 63,6 persen, dan Siklus III sebesar 86,3 persen. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar materi kemerdekaan mata pelajaran IPS pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Sekayu.
Kata Kunci: hasil belajar, media gambar, LKS.
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam kurikulum 1994, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD) dan (MI) mulai dari kelas III sampai kelas IV. Namun berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi, mata pelajaran
IPS diganti namanya menjadi Pengetahuan
Sosial. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPS di
SD tidak bersifat Keilmuan melainkan bersifat
pengetahuan,ini bermakna bahwa yang
diajarkan bukanlah teori-teori sosial atau ilmu sosial melainkan pengetahuan fungsional dan hal-hal praktis yang berguna bagi diri siswa dan kehidupannya sekarang maupun masa yang akan datang.
Sesuai dengan peraturan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Melalui pembelajaran Pengetahuan Sosial, siswa diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap serta keterampilan sosial yang berguna bagi dirinya, mengembangkan pemahaman tentang pertumbuhan masyarakat Indonesia pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang
sehingga siswa bangga sebagai bangsa
Indonesia. Selanjutnya untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan maka harus dilakukan penilaian terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Pelaksanaan penilaian tersebut dapat dilakukan melalui observasi (pengamatan) dan test atau ulangan. Hasil penilaian ini dapat menggambarkan apakah pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah menunjukkan adanya keberhasilan pembelajaran atau belum. Dalam buku petunjuk pelaksanaan penilaian di Sekolah Dasar dikatakan bahwa “ pembelajaran dikatakan berhasil, apabila 75% dari jumlah
siswa telah memperoleh nilai ≥ 75". Dengan
kata lain, bahwa pembelajaran yang berhasil adalah jika 85% siswa dapat menguasai minimal 75% materi pembelajaran.
Kenyataan dilapangan menunjukkan
bahwa hasil penilaian belajar mata pelajaran Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 1 Sekayu pada tahun 2015 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dari 22 Siswa kelas V hanya yang memperoleh nilai 7 siswa yang
memperoleh nilai ≥ 75 atau hanya 31,8% siswa
yang menguasai materi pembelajaran.
Pengetahuan sosial sangat rendah sedangkan
target ketuntasan belajar adalah ≥ 75%. Dapat
dikatakan juga bahwa kualitas pembelajaran Pengetahuan Sosial di Kelas V SD Negeri 1 Sekayu belum memuaskan.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media gambar dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Sekayu pada mata
94 | ISSN : 2459-9743
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Kemerdekaan?
3. Cara Pemecahan Masalah
Keberhasilan pembelajaran, dalam arti
tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran,
sangat bergantung kepada kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran. Pembelajaran yang baik dapat menciptakan situasi yang
memungkinkan anak belajar sehingga
merupakan awal keberhasilan pembelajaran.
Pengalaman dan kegiatan pembelajaran
menunjukkan aktifitas belajar yang perlu
dilakukan peserta didik dalam rangka
mencapai penguasaan standar kompetensi. Sesuai dengan permasalahan di atas maka dilakukan langkah-langkah untuk pembelajaran tersebut :
a. Guru memberikan tugas kepada peserta
didik untuk mempelajari materi
pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan kuis secara individual
kepada peserta didik untuk mendapatkan skor dasar dan skor awal.
c. Guru mengecek pemahaman peserta didik
dengan memberiakn tes secara individual.
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan penelitian:
1) Untuk meningkatkan hasil belajar
siswa terhadap pemahaman
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial.
2) Untuk mendeskripsikan /
menganalisis dampak penggunaan media gambar dan LKS dalam proses pembelajaran terhadap keberhasilan
siswa memahami materi yang
diajarkan.
b. Manfaat penelitian:
1) Bagi siswa
Merupakan motivasi dan dorongan bagi para siswa untuk dapat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial; dengan
lebih baik untuk meningkatkan
prestasi belajar.
2) Bagi guru
Sebagai sumbangan pemikiran bagi rekan – rekan guru tentang Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah SD Negeri 1 Sekayu dalam menghadapi
siswa yang mengalami
kesulitanmemahami materi Ilmu
Pengetahuan Sosial.
3) Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan kualitas pengajaran yang seefektif dan seefisien mungkin.
B. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, efektif dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006:3- 4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,tindak belajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
2. Media Gambar
a. Pengertian Media Gambar
Media pembelajaran setiap tahun selalu mengalami perkembangan. Sebab masing- masing media itu mempunyai kelemahan, berdasarkan penggunaannya perlu diadakan penemuan baru dan pemanfaatan media yang diperbaharui media-pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harafiah berarti “perantara atau penyalur”. Menurut Miarso (dalam Rianarwati, 2006:8), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,perasaan, dan kemauan siswa sehingga bisa mendorong
terjadinya proses belajar pada siswa.
Sedangkan menurut Gagne (dalam Sadiman,
2007:6), media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
b. Cara Menyusun Media Gambar
Langkah-langkah menyusun media
gambar adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi program, yaitu
tentukan nama mata pelajaran,
pokokbahasan, dan sub pokok
bahasan, tujuan pembelajaran, dan
sasaran(siswa yang akan
menggunakan (kelas dan semester))
2) Mengkaji literatur, yaitu menentukan
isi materi yang akan disajikan.
3) Dalam menentukan isi yang akan
disajikan pada media cetak, bukan berarti memindahkan semua isi
dalam buku teks, namun
dikemassedemikian rupa sehingga dapat divisualisasikan dengan tepat.
4) Membuat naskah, naskah untuk
media grafis berisi sketsa visual yangakan ditampilkan berisi objek gambar dalam bentuk teks.
5) Kegiatan produksi, dapat dibuat
secara manual atau komputer.
3. Lembar kerja LKS
ISSN : 2459-9743 | 95
Sumber belajar adalah merupakan bahan/ materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal baru bagi siswa. Ardiwinata (Djamarah,1995:49) berpendapat bahwa sumber sumber belajar itu dapat berasal dr manusia, buku, media massa, lingkungan, dan media pendidikan. Dengan demikian LKS dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan siswa.
b. Manfaat LKS
Menurut Tim Instruktur PKG (Andayani, 2005:10), manfaat LKS dalam pengajaran matematika adalah :
1) Merupakan alternatif bagi guru untuk
mengerahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan
tertentu sebagai variasi belajar
mengajar
2) Dapat mempercepat dan
mempersingkat waktu penyajian
materi pelajaran sebab LKS ini dapat disiapkan diluar jam pelajaran
3) Memudahkan penyelesaian tugas
perorangan,kelompok,atau klasikal
karena tidak setiap peserta didik dapat memahami persoalan itu pada keadaan bersamaan
4) Mengoptimalkan penggunaan alat
bantu pengajaran.
5) Membangkitkan minat belajar siswa
jika LKS disusun secara menarik.
c. Jenis jenis LKS
1) Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur
Lembar kerja tak bersturuktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran,sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran
2) Lembar Kerja Siswa Berstruktur
Lembar Kerja Siswa berstruktur memuat informasi , contoh dan tugas- tugas
Berikut ini disajikan perbedaan antara LKS Konvensional dan LKS Interaktif:
Tabel 1. Contoh Lembar Kerja Siswa Berstruktur
4. Pelajaran IPS
IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia di sekelilingnya.Pokok dari kajian IPS adalah hubungan antarmanusia. Latar telaahnya adalah kehidupan nyata manusia (Djojo Suradisastra, dkk., 1993: 4). Dari pemaparan definisi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tersebut dapat diartikan bahwa IPS merupakan ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana seseorang memahami dirinya
berhubungan dengan alam maupun dengan manusia lain. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu memerlukan bantuan dengan orang lain. Oleh karena itu, manusia dituntut mampu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar. IPS merupakan suatumpembelajaran tentang kehidupan sosial manusia.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Deksripsi Per-siklus
Bagaimana ini memuat data dan
pengolahan data yang diproleh berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa hasil
evaluasi yang dilakukan dalam proses
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas V SD Negeri 1 Sekayu.
a) Hasil Observasi
Hasil observasi yang dilakukan guru
terhadap aktivitas siswa sebelum
perbaikan pembelajaran tersaji pada tabel 2 berikut:
Tabel 2
Aktivitas Siswa Kelas V dalam Pembelajaran IPS
Keterangan
1. TerIibat Aktif artinya siswa menyimak dengan sungguh-sungguh, aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar tentang materi pelajaran. 2. Terlibat Pasif artinya siswa menyimak dengan
sungguh-sungguh, tetapi tidak aktif bertanya dan hanya jawab pertanyan seadanya.
3. Tidak Terlibat, artinya siswa hanya duduk dan diam saja, tidak mau bertanya dan menjawab pertanyaan.
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah siswa dan persentase siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran sebelum perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan
pembelajaran menunjukan adanya
peningkatan. Sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang terlibat aktif hanya 6 orang (27,2) kemudian naik menjadi 9 orang (40,9%) pada Siklus 1,14 orang (63,6) pada Siklus I, dan
96 | ISSN : 2459-9743
menjadi 18 orang (81,%) pada Siklus II. Hal ini berarti pula hahwa aktivitas belajar siswa pembelajaran IPS mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas belajar siswa sebelum perbaikan pembelajaran dan pada setiap Siklus pembelajaran lebih jelas tersaji pada grafik 1 berikut:
Grafik 1
Aktivitas Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran IPS b) Hasil Evalua si Hasil evaluasi yang dilakukat guru sebelum perbaikan- perbaikan
pembelajaran dan pada setiap siklus
pembelajaran. Telihat bahwa hasil
pembelajaran siswa dalam pembelajaran IPS menunjukan adanya peningkatan dari satu siklus ke siklus berikutnya. Keadaan sebelum perbaikan pembelajaran, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau memperoleh nilai ≥ 75 baru mencapai 7 orang (31,8%), kemudian naik menjadi 10 orang (45,4%) pada siklus I, 14 orang (63,6%) pada siklus II dan menjadi 19 orang (86,3%) pada siklus III. Dengan melihat persentase pada siklus III, berarti pembelajaran IPS pada kelas V SD Negeri 1 Sekayu sudah berhasil, karena sudah memenuhi syarat ketuntasan belajar yaitu ≥ 85% siswa yang mencapai nilai ≥75.
Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari keadaan sebelum pembelajaran ke setiap siklus pembelajaran secara lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 2
Hasil Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran IPS
c) Deskripsi Pengamatan dan Refleksi
Berdasarkan evaluasi hasil belajar IPS di kelas V sebelum perbaikan pembelajaran terlihat bahwa jumlah siswa yang memproleh nilai ≥75 hanya 7 orang atau 31.8% (hanya 7 orang atau 31,8% yang terlibat aktif) hal ini menunjukan bahwa aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kurang memuaskan, atau belum memenuhi target yang diinginkan. Dan hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan kemudian dilakukan diskusi dengan supervisor dan teman sejawat, diperoleh temuan antara lain bahwa penjelasan materi pembelajaran terlalu abstrak sehigga sulit dimengerti siswa dan menyebabkan hasil belajar mereka rendah. Hal ini karena guru
tidak mengunakan media pembelajaran.
Sehubungan dengan itu maka dilakukan upaya perbaikan pembelajaran dengan fokus pada pada penggunaan media gambar dan LKS. Proses pembelajaran berikutnya dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 3 siklus.
Pada pembelajaran Siklus I dilakukan upaya perbaikan dengan mengunakan media gambar dan LKS. Hasil observasi dan evaluasi pada siklus I menunjukan aadanya kenaikan aktivitas belajar dan basil belajar siswa. Siswa yang terlibat aktif sebanyak 9 orang dari siswa yang memproleh nilai ≥ 75 sebanyak 10 orang (45,4%). Walaupun telah menunjukan adanya peningkatan, namun pembelajaran belum dapat dikatakan berhasil karena berdasarkan basil observasi dan refleksi ditemukan bahwa media pembelajaran yang digunakan kurang jelas (terlalu kecil ukurannya). Sehubungan dengan itu maka dilakukan upaya perbaikan
pembelajaran pada siklus II dengan
mengunakan media gambar dan diskusi. Upaya pada siklus II hampir sama dengan siklus I, tetapi pada siklus ini media pembelajaran yang digunakan ditambah. Upaya ini membawa dampak peningkatan aktivitas dan hasil belajar yang terlihat dari 14 orang
(63,6%) dinyatakan tuntas belajarnya
(memperoleh ≥75). Namun hasil tersebut belum mencapai target, untuk itu dilakukan observasi dan refleksi untuk menentukan rencana perbaikan pada siklus III. Rencana perbaikan yang didapat berupa selain mengunakan media gambar dan berdiskusi kelompok.
Tindakan pada siklus III ini dilakukan dengan cara membahas permasalahan yang berhubungan dengan tugas-tugas BPUPKI. Dengan mengunakan tindakan ini terlihat bahwa sebagian besar yaitu 19 orang (86,3%) mencapai ketuntasan belajar dan telah memenuhi target yang diharapkan
ISSN : 2459-9743 | 97
yaitu ≥85% siswa memperoleh nilai ≥75. Dapat diketahui bahwa tindakan pada siklus III Iebih berhasil dibandingkan pada siklus I dan siklus II.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan
pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran oleh guru dan hasil tes siswa, diperoleh petunjuk bahwa secara umum fokus perbaikan pembelajaran. Namun demikian masih ada beberapa kelemahan peneliti sebagai guru
dalam melaksanakan pembelajaran yang
mengunakan LKS buatan guru dalam
pembelajaran matematika. Kelemahan pertama
adalah dalam menetapkan siswa untuk
menyelesaikan tugastugas LKS secara
kelompok.
a. Siklus I
Pada siklus I, siswa dibagi beberapa kelompok tanpa disertai penetapan peran dan tugas yang jelas pada setiap anggota kelompok. Dengan cara ini suasana kelas menjadi hidup karena sebagian besar siswa mau terlibat dalam menyelesaikan tugas LKS. Namun demikian masih ada beberapa siswa yang dinilainya rendah. Dengan penggunaan media gambar dan LKS pembelajaran IPS di Kelas SD Negeri 12 sekayu sudah cukup efekif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
b. Siklus II
Pada siklus II untuk mengurangi dominasi
pembentukan kelompok disertai dengan
penetapan peran dan tugas yang jelas pada setiap anggota kelompok. Dengan cara ini suasana kelas karena sebagian besar siswa mau terlibat dalam menyelesaikan tugas LKS. Namun demikian masih ada beberapa siswa yang nilainya rendah. Dengan penggunaan media gambar dan LKS pernbelajaran IPS di kelas V SD Negeri 12 Sekayu sudah cukup efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
c. Siklus III
Walaupun pada siklus I dan siklus II telah mengunakan media gambar para pahlawan siswa belum memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan metode diskusi kelompok. Berdasarkan hasil
pengamatan obersever selama kegiatan
perbaikan pembelajaran terlihat siswa
termotivasi dan bersemangat untuk belajar terutama pada saat dilakukan dengan cara diskusi kelompok, ini berarti para siswa bersikap positif terhadap penggunaan media
gambar dan LKS upaya meningkatkan
pemahaman siswa terbadap materi pelajaran.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan
pembelajaran yang dilakukan melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat disampaikan bahwa penggunaan media gambar para pahlawan pada pembelajaran Ilmu ngetahuan Sosial (IPS) di kelas V SD Negeri 12 Sekayu telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada:
1. Siklus I siswa yang terlibat aktif dalam
pembelajaran berjumlah 9 orang (40,9%) dan siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar berjumlah 10 orang (45,4%). Hal ini menunjukkan adanya kenaikan bila dibandingkan dengan hasil-hasil yang
diperoleh sebelum perbaikan
pembelajaran dilakukan.
2. Siklus II menunjukan adanya peningkatan
dibandingkan pada siklus 1. Hal ini terlihat dan jumlah siswa terlibat aktif dan mencapai ketuntasan belajar sebanyak 14 orang (63,6%).
3. Siklus III terjadi peningkatan aktivitas
maupun hasil belajar siswa bila
dibandingkan siklus I dan s II. Terlihat dari jumlah siswa yang aktif sebanyak 18 orang (81,8%) dan siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 19 orang (86,3%).
4. Dengan adanya peningkatan tersebut
diatas, berarti pembelajaran IPS dengan mengunakan media gambar dan diskusi telah berhasil atau mencapai target ketuntasan belajar yaitu ≥85% siswa memproleh nilai ≥75.
Daftar Pustaka
Andayani. 2007. Pemantapan Kemampuan
Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdiknas
Wardan, I.G.A.K. 2002. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, U.S. 2007. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Supriatna, N. 2004. Pengatahuan Sosial: Kenali
Lingkungan Sosialmu. Bandung: CV. Citra