Happy Ika Kurniawati, S.Pd - Kecamatan Marabahan,
Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan
Marabahan, Inilah nama kota tempat tinggal saya. Tak pernah terbesit dibenak saya pada akhirnya akan mengabdi dikota ini, karena memiliki impian menjadi guru yang bisa mendidik didaerah tertinggal dan berkeliling diseluruh wilayah Indonesia. Namun, hati saya rapuh ketika berkunjung disalah satu sekolah dikota ini dan hatipun langsung bergumam” dapatkah saya menjadi guru di sekolah ini
kelak?”. Keputusan saya semakin mantap setelah
menyelesaikan studi di Universitas Lambung Mangkurat dengan menyandang gelar sebagai Sarjana Pendidikan S1-PLB.
SLB Negeri Marabahan, sebuah nama sekolah dengan bangunan yang keberadaannya ditengah kota. Akses jalan, listrik, dan airnya pun tidak terkendala sama sekali. Posisi bangunannya tepat dipinggir jalan raya. Mungkn orang-orang
ini, tapi tidak bagi saya, sekolah ini diisi oleh siswa-siswi yang sangat spesial dan luar biasa yang selalu mengajarkan bagaimana cara bersyukur dengan segala hal. Thank’s God.
September 2014, hari perdana masuk sekolah. Hari dimana tugas dan tanggung jawab besar menanti saya. Sebelum lonceng masuk sekolah berbunyi, rutinitas Kepala Sekolah dan Dewan Guru melaksanakan apel pagi. Kepala Sekolah mempersilahkan saya untuk memperkenalkan diri.
“Nama saya Happy Ika Kurniawati. Saya…
Mohon bimbingan Bapak dan Ibu semua, karena nasehat-nasehat kalian sangat berarti bagi saya. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT”.
Lonceng pun berbunyi, saya pandangi wajah-wajah polos mereka. Inilah mereka, siswa- siswi yang akan belajar bersama, siswa-siswi yang akan menemani hari-hari saya, siswa-siswi yang akan memberikan saya banyak pelajaran mengenai kehidupan dan siswa-siswi yang mempunyai mimpi-mimpi yang luar biasa.
Spesial. Itulah kondisi siswa- siswi saya. Spesial dalam hal karakteristik, kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Belajar bersama mereka ternyata tidak semudah teori-teori yang saya dapatkan dibangku kuliah. Dengan bersama mereka pola pikir saya dituntut untuk selalu berkembang. Yup… “Saya guru kalian, kalian guru saya”
Berada di zona mereka, saya harus berdamai dengan keadaan. Mengapa? Tak pernah saya bayangkan memiliki 45 murid spesial dengan 3 jenjang SD sampai SMA dengan 1 Kepala sekolah, 1 Guru Agama, 1 Guru Olahraga, 1 Guru TU, 1 Guru Operator, 2 pembantu sekolah dan hanya 10 guru kelas (termasuk saya). Saat itu hati pun bergejolak ketika langsung di amanahkan menjadi guru kelas di SMPLB kelas VII. Kelas ini sebelumnya diisi oleh guru-guru rolling yang kelasnya diisi mata pelajaran Agama atau Olahraga. Siswa SMPLB kelas VII saat itu berjumlah 6 orang dengan berbagai macam ketunaan, yaitu Tunagrahita ringan 2 orang, Tunawicara 1 orang, Autis 1 orang, dan Tunarungu 2 orang. Setiap hari tanpa sadar saya keluhkan bagaimana kehidupan saya ditempat ini kepada Sang Pemilik Hidup. Hingga pada akhirnya Allah memberikan kekuatan agar bisa berdamai dengan keadaan dan saya dapat menjalani kehidupan bersama anak-anak spesial ini disekolah.
Atmosfer pun sangat berbeda. Berada di lingkungan baru, otomatis akan mempertemukan saya dengan orang-orang yang baru. Mereka sangat hangat menerima kedatangan saya hingga gelak tawa pun selalu menghiasi disepanjang hari bersama mereka. Tantangan demi tantangan dalam proses belajar selalu ada dan wajib kita selesaikan dengan baik. Perlu dipahami bahwa mereka berbeda, bukan berbeda untuk dibanding-bandingkan, namun mereka berbeda karena mereka spesial dengan bakat yang unik. Sebagai pengajar yang baik, tugas dan kewajiban guru dapat mengembangkan bakat-bakat tersebut menjadi
anak yang luar biasa yang diterima oleh masyarakat sekitar dan diakui keberadaannya.
Aktivitas rutin siswa-siswi SLB Negeri Marabahan sebelum memasuki kelas pagi hari yaitu melaksanakan shalat Dhuha berjamaah dan sebelum berakhirnya kegiatan belajar disekolah pada siang hari mereka melaksanakan shalat Zuhur berjamaah. Meskipun kami belum memiliki ruang mushola, maka ruang perpustakaan kami sulap untuk kegiatan rutin tersebut. Murid yang melaksanakannya pun tidak semua, hanya kelas kelas IV sampai X saja. Hal ini di karenakan ruangan perpustakaan yang tidak cukup luas jika diisi oleh semua murid SLB. Meskipun keadaannya seperti itu kegiatan ini kami laksanakan rutin setiap hari, karena keinginan dan impinan dewan guru yang ingin memiliki siswa-siswi berjiwa spiritual yang tinggi dan memiliki kecintaan yang luar biasa kepada Sang Pencipta.
Kegiatan belajar dan mengajar pun dilaksanakan setiap hari. Membaca, menulis, berhitung tidak henti-hentinya diberikan para pendidik. Namun kami sadar bahwa pendidikan itu hanya sebagian hal kecil saja. Kemampuan mereka yang perlu dikembangkan lainnya adalah kegiatan activity daily living dan keterampilan. Pemberian aktivitas belajar, ADL, keterampilan dan sosialisasi harus dilaksanakan secara selaras dan seimbang, sehingga menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan siap pakai.
Kegiatan activity daily living (ADL) dilaksanakan setiap hari, meskipun kegiatan tersebut sangat sederhana seperti merapikan pakaian seragam yang dipakai, memasang dan
melepas kaos kaki, sepatu serta menggosok gigi dan sebagainya. Melihat sangat pentingnya kegiatan ADL ini, dewan guru memiliki impian mempunyai ruangan khusus ADL untuk mendidik kemandirian peserta didik, sehingga pelajaran ADL dapat diberikan secara menyeluruh dan mendapatkan pelayanan yang optimal.
“Kantin Kejujuran”, aktivitas yang dilakukan siswa-siswi setelah bel istirahat berbunyi. Mereka dipersilahkan secara mandiri untuk memilih aneka makanan/minuman atau jajan kesukaan mereka dengan harga yang telah ditentukan dan meletakkan sejumlah uang sesuai dengan barang yang dibelinya, seandainnya pun ada uang kembalian,
anak tersebut langsung menghitung jumlah uang
kembaliannya sendiri tanpa bantuan orang disekitar. Bagi siswa yang belum paham atau masih belajar mengenal nominal uang dan harga jajan maka anak dibantu oleh teman-temannya atau guru. Kegiatan ini dilakukan setiap hari untuk menanamkan sikap jujur, budaya antri, mengenal konsep jual beli dan sosialisasi antar sesama siswa-siswi. Adanya keinginan dewan guru kedepannya adalah agar siswa-siswi tidak hanya menjadi konsumtif tapi dapat menghasilkan produk makanan sendiri yang bisa dijual kepada teman-temannya.
Keterampilan, merupakan kegiatan belajar seperti pohon ilmu. Sebelum menghasilkan pohon yang rindang berisikan daun dan buah yang lebat, maka harus memiliki bibit yang unggul. Bibit itu harus diciptakan. Sama halnya dengan anak berkebutuhan khusus. Sebelum menjadi anak
yang terampil dan memiliki keterampilan yang khusus, kita harus peka terhadap bibit keterampilan yang dimiliki oleh setiap siswa-siswi, karena masing-masing siswa-siswi memiliki bibit atau bakat yang berbeda-beda.
Program keterampilan disekolah luar biasa
mendapatkan sorotan yang yang sangat baik. Pemerintah secara bergiliran mengundang guru-guru diseluruh wilayah Indonesia untuk mendapatkan pelatihan agar menjadi guru terampil dan berwawasan tinggi. Dengan program pemerintah diharapkan guru-guru dapat menyalurkan ilmu yang telah didapat kepada siswa-siswi disekolah masing-masing.
Bakat yang dimiliki siswa-siswi SLB Negeri Marabahan setiap tahun selalu bermunculan dan patut untuk dikembangkan. Pihak sekolah dalam hal rapat internal maupun dalam rapat eksternal dengan orang tua murid, program keterampilan selalu menjadi training topik. Dewan guru berusaha dengan maksimal sesuai kemampuan sekolah untuk mengembangkan keterampilan sesuai dengan anjuran pemerintah dan keinginan orang tua, meskipun sarana dan prasarana yang belum 100% mendukung dan guru-guru belum sangat terampil dibidang keterampilan sehingga membuat kami masih berjalan secara merayap. Langkah pun tak pernah berhenti, dewan guru tetap mengadakan program-program keterampilan sesuai bakat siswa-siswi. Penyelenggaraannya pun dilaksanakan setiap hari sabtu. Meskipun sangat sederhana hanya menggunakan ruangan-ruangan kelas yang disulap menjadi kegiatan keterampilan,
program dapat diselenggarakan dengan baik dan beraneka ragam, yaitu menari, merias wajah, bermain alat musik, bernyanyi, tata boga, habsyi, dan IT. Siswa-siswi sangat cekatan dalam belajar keterampilan, sehingga dewan guru selalu termotivasi untuk mengembangkan bakat-bakat mereka menjadi pohon ilmu yang rindang dan berbuah lebat. Harapan dan impian dewan guru kedepannya adalah memiliki ruangan khusus keterampilan, memiliki sarana dan prasarana penunjang serta memiliki guru pengajar khusus yang professional dibidangnya, agar dapat menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan keterampilan luar biasa dan dapat bersaing di era modern.
Kebahagiaan itu terlahir dari hati. Berada di tengah anak-anak berkebutuhan khusus mengajarkan bahwa bersyukurlah atas apa yang kita miliki saat ini. Menikmati keterbatasan, menikmati tantangan, dan menjadikan keistimewaan adalah kebahagiaan yang tulus diberikan Allah SWT.