SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI MUKOMUKO
RINSI NOVITA SARI, S.Pd - SLB NEGERI MUKOMUKO -
Provinsi Bengkulu
Sekolah Luar Biasa Negeri Mumuko beralamat dijalan Sulatan Hidayatullah Desa Ujung Padang Kecamatan Kota Mukomuko Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. Kabupaten Mukomuko terletak di sebelah utara Provinsi Bengkulu dan bersebelahan dengan Provinsi Sumatera Barat. Yang mana jarak tempuh kami ke ibu kota Provinsi ± 300 Km dan memakan waktu ± 8 – 9 jam perjalanan darat dengan medan yang lumayan manatang.
Sekolah kami memiliki enam ruang belajar, satu aula, satu kantor, satu perpustakaan, satu rumah dinas kepala sekolah . Enam ruang belajar yang kami miliki masih sangat minim sekali untuk menampung ± 36 orang siswa. Maka kami mensiasatinya dengan memberi penyekat ruangan sehingga
kami bias memiliki dua belas ruang belajar. Kondisi ruangan yang kami miliki sudah sangat bagus, sudah memakai antai keramik yang mudah dibersihkan. Tetapi karena kondisi struktur tanah didaerah kami adalah tanah gambut yang jika digoyang gempa cenderung untuk turun. Sehingga bangunan-bangunan yang ada di sekolah kami sudah banyak yang retak-retak dan amblas. Bayangkan saja amblasnya bagian teras pada ruang kantor dan ruang belajar ± 50 cm.
Sekolah kami pernah dapat bantuan pembangunan pagar sekolah dari direktoral tetapi untuk gerbang depannya saja sepanjang ± 50 M, untuk samping kiri, kanan dan belakang kami belum memiliki pagar yang permanen. Pagar yang kami buat sendiri dari menyisihkan sedikit demi sedikit danan yang ada maka kami mampu untuk memagar sisi kiri sekolah dengan pagar kawat berduri. Pagar ini sangat kami butuhkan sekali, karena setelah proses belajar mengajar siswa berakhir bahkan proses belajar mengajar belum berakhirpun, proses makan ternak warga sudah dimulai dipekarangan sekolah kami. Baik itu sapi, kambing ataupun kebau warga yang mencari makan. Sehingga siswa kami kurang konsentrasi untuk belajar untuk sibuk keluar masuk mengusir ternak-ternak ternak tersebut.
Beralih kepada kondisi alam lingkungan sekolah. Sekolah kami berada dipusat kabupaten yang mudah untuk diakses. Sekolah kami terletak didekat rumah dinas Wakil Bupatati Mukomuko, ± 2 KM dari pusat perkantoran kota Mukomuko. Tetapi walaupun terletak dijantung kota Mukomuko, bagi mereka yang baru datang ke Mukomuko
dan tidak mempunyai sanak saudara untuk menjangkau sekolah kami sangatlah sulit, karena disini tidak memiliki angkutan umum seperti angkot, ojek, becak apalagi gojek, grab ataupun uber. Daerah Mukomuko merupakan daerah yang baru berkembang, Mukomuko merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten Bengkulu Utara ± 10 tahun yang lalu. Masih banyak yang perlu dibenahi oleh pemerintah. Binatang buas masih berkeliaran ditengah kota. Mungkin di daerah-daerah lain melihat babi hutan berkeliaran dijalan, memakan tanaman warga, memangsa ternak warga itu adalah hal yang luar biasa. Tetapi bagi kami di Mukomuko itu sudah biasa. Melihat seekor biawak kurang lebih sebesar anak buaya sudah biasa. Tetapi kalau kami renungkan lebih jauh, kembali lagi kecerita awal tadi kami masih membutuhkan bantuan pembuatan pagar permanen pada bagian kiri, kanan dan belangkang pekarangan sekolah kami. Kami takut nantinya akan terjadi apa-apa dengan siswa kami yang berkebutuhan khusus, apakah mereka nantinya diseruduk bagi, digigit biawak, bahkan pernah salah seorang siswa kami yang lepas dan lari kejalan sampai masuk kedalam got yang sedah meluap.
Sekolah Luar Biasa Negeri Mukomuko memiliki Pendidik dan Tenaga Kependidikan berjumlah 16 orang, temasuk saya loh… (he…he…). Yang memana kami memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Mari saya kenalkan satu persatu… kata orang tak kenal maka tak sayang ok…! Kepala sekolah kami bernama ibu Sri Tisnowati, S.Pd yang berlatar berasal dari Bojonegoro latar belakang
pendidikan di Universitas Bengkulu kelas jauh jurusan Pendidikan Sekolah Dasar. Wakil kepala sekolah kami juga bergender perempuan berasal dari kota Lubuk Linggau dengan latar belakang pendidikan PLB jurusan tunarungu. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dibantu oleh kami-kami ini (guru) yang berjumlah 11 orang dan tenaga kependidikan berjumlah 3 orang dengan belakang pendidikan yang berbeda-beda.
Jumlah siswa yang kami miliki ± 36 orang dengan latar belakang kekhususan yang berbeda beda. Sekolah kami menangani anak A (tunanetra), B (tunarungu), C (tunagrahita), D (tunadaksa), autis, tunaganda dan kesulitan belajar. Untuk jenjang pendidikan SMALB kami memiliki siswa 1 orang dengan jenis kekhususan adalah tunanetra, 11 orang siswa SMPLB dengan kekhususan 4 orang tunarungu dan 4 orang tuna grahita, 1 orang tunaganda, 2 orang kesulitan belajar. Siswa tuna rungu di SMPLB ini juga telah melaksanakan Ujian Akhir Nasional sebanyak 2 orang. 24 orang lagi siswa kami duduk di bangku SDLB dengan berbagai karakter kekhususan.
Walaupun jumlah pendidik dan siswa disekolah kami belum bisa dikategorikan ideal kami selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada peserta didik kami. Kami mengajarkan mereka minimal bisa untuk hidup mandiri dengan tidak bergantung kepada orang lain. Untuk kurukulum kami masih menggunakan kurikulum KTSP. Dalam menuju proses pembentukan kemandirian kami memberikan layanan-layanan khusus sesuai dengan kebutuhan mereka.
Untuk siswa tuna netra diberikan pendidikan orientasi
mobilitas, untuk tuna rungu kami memeberikan
pembelajaran bina persepsi bunyi dan irama, untuk siswa tunagrahita kami berikan pembelajaran menolong diri sendiri, untuk tuna ganda yang bermasalah dengan organ gerak kami memberikan terapi khusus.
Pendidikan menolong diri sendiri, bina persepsi bunyi dan irama, orientasi mobilitas, terapi khusus merupakan program wajib yang diberikan oleh setiap tenaga pengajar yang bertanggung jawab dalam setiap rombongan belajar yang dipegang sesuai dengan kekhususan siswa. Untuk kecakapan hidup lain sekolah kami setiap tahun (mulai dari tahun 2010) mewajibkan setiap guru memiliki satu keterampilan yang terbuat dari bahan bekas. Kami pernah membuat bunga hias dari akar tanaman hutan untuk batangnya serta bunganya dari kantor plastic, kami pernah mebuat keranjang dari bahan dasar lidi kelapa, kami pernah membuat lampu lampion dari botol air mineral, kami pernah membuat keset kami dari kain sisa jahitan, kami pernah membuat alat gelas dari bahan kalender bekas dan yang baru-baru ini kami membuat vas bunga dengan bahan Koran bekas.
Kami memang telah lumayan banyak membuat keterampilan. Sebagaimana kita ketahui setiap ada kegiatan
pasti membutuhkan dana. Kami dalam membuat
keterampilan disekolah menggunakan dana pribadi terlebih dahulu. Jika natinya uang sekolah ada baru diganti. Itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Hal tersebutlah yang
sering membuat kami patah semangat untuk berkreasi. Masalah lain yang sering dihadapi adalah pola lingkungan disekolah yang istilah dalam masayarakatkan “angek-angek cirik ayam” yang artinya semangatnya diwaktu-waktu tertentu saja. Jika ada even gebyar maka kami akan sibuk untuk membuat keterampilan. Padalah dalam rapat awal tahun ajaran kami selalu sepakat untuk mengadakan keterampilan sesuai jadwal yang telah dibuat, tetapi karena hal diatas tadi menjadi kendala.
Melalui kegiatan workshop “PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN KECAKAPAN HIDUP BAGI GURU PENDIDIKAN KHUSUS DENGAN LEMBAGA KETERAMPILAN” ini saya kembali termotivasi lagi untuk menghidupkan keterampilan disekolah saya. Mudah-mudahan niat saya ini tidak “angek-angek cirik ayam”. Karena ketarampilan sangat dibutuhkan oleh peserta didik saya jika kelak mereka hidup di lingkungan masyarakat yang begitu kejam. Saya tidak ingin peserta didik saya kelak hanya meminta-minta dijalanan untuk dikasihani. Malahan saya terinspirasi untuk mengolah sumber daya yang banyak di lingkungan kami untuk menjadi Sesutu yang bernilai jual. Misalnya cangkang/tempurung dari buah kelapa sawit yang dahulunya hanya digunakan sebagai bahan kimia insya allah akan saya coba olah menjadi sesuatu yang bernilai seni. Dan selain itu juga saya juga punya impian untuk mengolah dan membudidayakan jamur yang tumbuh di tongkos sawit/tandan buah sawait yang telah disoltir. Tapi entah kapan saya juga belum tau. Yang penting saya akan berusaha semaksimal mungkin agar semua ini dapat terwujud secepat mungkin.
Sebelum angan-angan tersebut aku wujudkan, yang pertama sekali akan ku berikan ilmu yang kudapat dari pelatihan peningkatan kecakapan hidup ini adalah melatih siswa untuk pandai membuat setidaknya meronce gelang dari manic-manik dan membuat bros jilbab dari bahan akrilik. Kegiatan ini aku rencanakan siswa mampu mengerjakannya selama 3 bulan. Akan aku usahakan semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Aku merencanakan melatih siswa setiap sabtu dimulai pada tanggal 10 Juni 2017 selama 3 bulan. Aku menargetkan untuk siswa tuna grahitaku mampu membuat bros jilbab dan merangkai gelang secara mandiri. Selain siswa sasaranku juga wali murid yang biasanya hanya ngobrol sembari menghabiskan waktu untuk menunggu anak mereka pulang, aku akan memberikan pelatihan membuat aksesoris kepada mereka. Karena sekarang waktu ku masih banyak yang kosong. Sebab rombel yang aku ajar sudah
selesai melaksanakan ujian nasional. Aku akan
memanfaatkan waktu utuk melatih para wali murid tersebut. Tetapi aku bingung untuk menuliskan kedalam rencana tindak lanjut. Jadi dalam rencana tindak lanjutnya hanya aku tuliskan saja sesuai dengan jadwal melatih siswa, biar tidak ribet.
Untuk sekarang ini wali murid memperlihatkan antusiasnya dalam mengikuti kegiatan yang ku berikan.
Mereka malahan memberikan contoh-contoh karya
berbahan akrilik yang ada dirumah mereka dan menawarkan untuk mencoba memecahkan bagaimana cara merakit karya tersebut. Bahkan sangking senangnya salah seorang wali
untuk meninggalkan karya tersebut disekolah sebagai inventaris. Dia ngotot untuk membawa karyanya tersebut pulang sembari berseloroh akan diberinya lampu hias karyanya tersebut dan digantungnya didalam kamarnya untuk dipandang-pandang setiap malam. He…he… itu merupakan pengalaman yang paling menarik sekali bagi ku.
Siswa tuna grahita yang ku ajarkan sepertinya belum tertarik benar dengan apa yang ku ajarkan. Aku selalu berusahan untuk memotivasi mereka. Mereka selalu berkata sulit sekali bu… aku terus memncoba untuk memberi motivasi bahwa mereka bisa dan mampu untuk membuatnya…sambil aku iming-imingi jika mereka bisa, mereka bisa mendapatkan uang. “Hasil yang diperoleh bisa kita jual dan mendapatkan uang untuk membeli pulsa” aku berkata sambil bercanda.