• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODELOGI PENELITIAN Adapun yang menjadi populasi dalam

Dalam dokumen Vol.15 No.2 April 2014 (Halaman 55-59)

KECANTIKAN DI KOTA LHOKSEUMAWE

METODELOGI PENELITIAN Adapun yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah jumlah seluruh pengusaha salon kecantikan di Kota Lhokseumawe dengan jumlah 26 pengusaha salon. Penelitian ini meng- gunakan pendekatan survey, yaitu metode pen- gumpulan data primer berdasarkan komunikasi antara peneliti dan responden dimana data peneliti berupa subjek yang menyatakan opini, sikap, pen- galaman, karakteristik subjek penelitian secara in- dividu atau secara kelompok.

Dalam peralatan analisis digambarkan satu persatu dari variabel yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja sumber daya manusia yang dilambangkan dengan suatu

fungsi Regresi Linear berganda sebagai berikut :

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+ei dimana : Y : Motivasi berwirausaha X1 : Kemandirian X2 : Modal X3 : Emosional X4 : Pendidikan a : Nilai konstanta b1-b4 : Koeisien regresi ei : Nilai error

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan usia di

atas 25 sampai dengan 30 tahun sebanyak 6 orang atau 20,8% responden, sedangkan responden yang berusia diatas 30 tahun sebanyak 20 orang atau 79,2% responden. Berarti dapat disimpulkan bah- wa usaha salon kecantikan banyak dilakukan oleh responden yang berusia >30 tahun.

Selanjutnya bila dilihat dari karakteristik re- sponden menurut tingkat pendidikan terakhir, responden SLTP mencapai 6 orang atau sebesar 25%, selanjutnya tingkat pendidikan responden

154 KHAIRAWATI

SLTA mencapai 14 orang atau sebesar 54%, beri- kutnya tingkat pendidikan responden Diploma se- banyak 3 orang atau sebesar 12,5% dan Sarjana sebanyak 3 responden atau sebanyak 8,3%. Kes- impulannya bahwa usaha salon kecantikan banyak

dilakukan oleh responden yang tingkat pendidikan

terakhirnya SLTA.

Dari segi jumlah pendapatan perbulan re- sponden yang berpenghasilan <Rp. 1.000.000 se- jumlah 3 responden (12,5%), dengan penghasilan berkisar antara Rp. 1.000.0000 – Rp. 1.999.000 berjumlah 7 responden (25,0%), berpenghasilan Rp. 2.000.000 – Rp. 2.999.000 berjumlah 11 re- sponden, dan responden yang berpenghasilan Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 sejumlah 5 responden. Berarti responden yang pendapatannya perbulan Rp. 2.000.000 – Rp. 2.999.000 memiliki jumlah yang lebih banyak.

Dalam menganalisis faktor-faktor yang me- motivasi wanita untuk berwirausaha pada salon kecantikan di kota Lhokseumawe. Maka hasil yang di input melalui program SPSS dapat disaji-

kan dalam Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1 maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:

Y = 6.027 + 0.398X1 + 0.494X2 + 0.451X3 +

0.313X4 + e

Dari persamaan model diatas maka variabel konstanta mempunyai koeisien sebesar 6.027 yang berarti bahwa apabila variabel Kemandirian (X1), Modal (X2), Emosional (X3) dan Pendidi-

kan (X4) tidak terjadi perubahan, maka Motivasi Berwirausaha Salon Kecantikan di Kota Lhokseu- mawe sebesar 6.027. Koeisien variabel kemandi-

rian sebesar 0.398 yang berarti apabila ditingkat-

kan 1 satuan maka motivasi berwirausaha akan meningkat sebesar 39.8%.

Koeisien variabel modal sebesar 0.494 yang berarti bahwa apabila ditingkatkan 1 satuan maka motivasi berwirausaha akan meningkat sebe- sar 49.4%. Koeisien variabel emosional sebesar 0.451 yang berarti apabila ditingkatkan 1 satuan maka motivasi berwirausaha akan meningkat sebesar 45.1%. Dan koeisien variabel sebesar 0.313 yang berarti apabila ditingkatkan 1 satuan Tabel 1

Hasil Regresi Linear Berganda Hasil Regresi

Coeficientsa

Model

Unstandardized Coeficients Standardized Coeficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.027 1.616 3.729 .001 Kemandirian .398 .198 .244 2.015 .058 Modal .494 .264 .304 1.871 .077 Emosional .451 .250 .268 1.808 .086 Pendidikan .313 .173 .236 1.815 .085

a. Dependent Variable: Motivasi Berwirausaha

Tabel 2 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .934a .873 .846 .92025

a. Predictors: (Constant), pendidikan, kemandirian, emosional, modal b. Dependent Variable: motivasi berwirausaha

Tabel .3

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 110.410 4 27.602 32.594 .000a

Residual 16.090 19 .847

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 15, No. 2, April 2014 155

maka motivasi berwirausaha akan meningkat sebesar 31.3%.

Untuk melihat besarnya pengaruh dari faktor Kemandirian (X1), Modal (X2), Emosional (X3)

dan Pendidikan (X4) dilakukan dengan menguji

nilai R2.

Berdasarkan hasil pengujian, maka ditemu- kan nilai koeisien korelasi (R) sebesar 0,934 atau 93,4%, ini bermakna bahwa hubungan yang ter- jadi antara motivasi berwirausaha dengan faktor Kemandirian, Modal, Emosional dan Pendidikan pada usaha salon kecantikan di Kota Lhokseu- mawe adalah erat dan positif.

Nilai koeisien determinasi (R2) adalah 0,873

atau 87,3%, hal ini menunjukkan bahwa besarn- ya kemampuan variabel motivasi berwirausaha dipengaruhi oleh variabel kemandirian, modal, emosional dan pendidikan adalah sebesar 87,3%. Sisanya sebesar 12,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak penulis analisis dalam penelitian ini. Nilai adjusted R2 adalah 0,846 atau 84,6%,

hal ini berarti 84,6% variasi motivasi berwirau- saha dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel kemandirian, modal, emosional dan pendidikan. Sedangkan sisanya 15,4% dijelaskan oleh sebab- sebab lain yang tidak penulis analisis dalam pe- nelitian ini.

Untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara variabel independen Kemandirian (X1), Modal (X2), Emosional (X3) dan Pendidikan (X4) terha-

dap variabel dependen Motivasi Berwirausaha (Y) kemudian dapat diuji :

Uji Serempak (Uji F)

Untuk melihat pengaruh faktor Kemandirian (X1), Modal (X2), Emosional (X3) dan Pendidikan

(X4) terhadap Motivasi Berwirausaha salon ke- cantikan di Kota Lhokseumawe berdasarkan data hasil penelitian uji serempak (uji F) dapat dilihat pada Tabel 3.

Pembuktian hipotesis dilakukan dengan pen- gujian serempak terhadap semua variabel dengan menggunakan uji F, dengan ketentuan apabila has- il Fhitung ≥ Ftabel, maka Ha diterima, sebaliknya jika

Fhitung ≤ Ftabel maka Ha ditolak. Berdasarkan tabel 2

diatas diperoleh Fhitung sebesar 32.594 ≥ Ftabel 2.27,

dengan demikian pengujian ini telah memenuhi

syarat untuk menolak hipotesis nol (Ho) dan me- nerima hipotesis alternatif (Ha). Dimana terdapat

pengaruh faktor Kemandirian (X1), Modal (X2),

Emosional (X3) dan Pendidikan (X4) terhadap motivasi berwirausaha salon kecantikan di Kota Lhokseumawe.

Uji Parsial (Uji t)

Untuk membuktikan hipotesis yang telah diru- muskan dalam penelitian ini, maka penulis men- coba untuk membuktikan kebenaran dan dugaan- dugaan mengenai hasil penelitian ini. Berdasarkan Tabel 1 Nilai thitung masing-masing variabel adalah

variabel kemandirian (X1) nilai thitung sebesar 2.015

≥ ttabel sebesar 1.729, dengan demikian Ho ditolak

dan menerima Hi, oleh karena itu kemandirian berpengaruh secara signiikan terhadap motivasi berwirausaha. Variabel modal (X2) sebesar 1.871 ≥

ttabel sebesar 1.729, maka Ho ditolak dan menerima Hi, oleh karena itu modal berpengaruh secara sig-

niikan terhadap motivasi berwirausaha.. Variabel emosional (X3) sebesar 1.808 ≥ ttabel sebesar 1.729,

maka Ho ditolak dan menerima Hi, oleh karena itu

emosional berpengaruh secara signiikan terhadap motivasi berwirausaha. Variabel pendidikan (X4) sebesar 1.815 ≥ ttabel sebesar 1.729, oleh karena itu

Ho ditolak dan menerima Hi, oleh karena itu pen-

didikan berpengaruh secara signiikan terhadap motivasi berwirausaha. Berdasarkan pengolahan data disimpulkan nilai thitung > ttabel, maka masing-

masing variabel untuk parsial faktor Kemandirian (X1), Modal (X2), Emosional (X3) dan Pendidikan

(X4) berpengaruh terhadap motivasi berwirausaha salon kecantikan di Kota Lhokseumawe.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Secara serempak faktor kemandirian, modal, emosional dan pendidikan berpengaruh terhadap motivasi berwirausaha pada Salon Kecantikan di Kota Lhokseumawe. Secara parsial semua vari- abel bebas memiliki thitung > ttabel, berarti secara par-

sial semua variabel tersebut (kemandirian, modal, emosional dan pendidikan) mempunyai pengaruh signiikan terhadap motivasi berwirausaha salon kecantikan di Kota Lhokseumawe.

156 KHAIRAWATI

REFERENSI

Anoraga, Pandji. (2004). Manajemen Bisnis. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

As’ad, M. (2003). Psikologi Islami: Seri Sumber Daya Manusia. Penerbit Liberty, Yogjakarta Danny, Rifyan. (2007). Strategi Usaha Kecil Dalam Persaingan. Penerbit CV.Rineka Cipta, Jakarta. Frinces, Z Helin. (2004). Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis. Cetakan kesatu, Mida Darussalam,

Yogyakarta

Goleman (2002). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Hasibuan, Malayu S.P. (2003). Organisasi dan Motivasi : Dasar Peningkatan Produktivitas.

Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta

Hisrich, R dan Peters, M. (2000). Entrepreneurship. 4th edition. McGraw-Hill Companies, Inc, Singapore

Kasmir (2007). Kewirausahaan. Edisi pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Meredith, G. G., Nelson, R. E. dan Neck, P. A. (2002). Kewirausahaan. Teori dan Praktek (The Practice of Entrepreneur). Penerbit PPM, Bandung.

Siagian, Salim & Asfahani. (2004). Kewirausahaan Indonesia Dengan Semangat 17-8-45, Editor, Cetakan ketiga, PT. Kluang Klede Jaya Bekerja sama Poslatkop dan PK, Jakarta.

Slameto (2003). Pendidikan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhuinya. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Suryana (2001). Kewirausahaan. Jilid 1, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

_______ (2003). Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Winarto (2003). Pembelajaran dari Skandal Keuangan WorldCom. Media Akuntansi, Edisi 27/Juli- Agustus, Jakarta.

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 15, No. 2, April 2014 157

Dalam dokumen Vol.15 No.2 April 2014 (Halaman 55-59)