• Tidak ada hasil yang ditemukan

172 SAPNA BIBY

Dalam dokumen Vol.15 No.2 April 2014 (Halaman 74-76)

SAPNA BIBY

172 SAPNA BIBY

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara administrasi Kota Medan dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelura- han. Pada tahun 2012, penduduk Kota Medan mencapai 2.122.804 jiwa. Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulan sampah, makin besar jumlah penduduk suatu kota maka semakin besar pula timbulan sampah yang terdapat pada kota tersebut. Jika dilihat berdasarkan jumlah penduduk Kota Medan yakni sebanyak 2.122.804 jiwa, maka kebutuhan tenaga pengumpul adalah sebanyak 2000 orang dan tenaga muat untuk pengangkutan adalah se- banyak 2000 orang, sehingga jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah sebanyak 4000 orang.

Sumber timbunan sampah kota Medan berasal dari sarana pendidikan mulai dari pendidikan non-formal sampai universitas, fasilitas kesehatan yang berjumlah 1001 unit dan pengaruh PDRB dimana pendapatan perkapita telah mencapai Rp 19.558.715, tingginya pendapatan rumah tangga membuat sampah yang mereka hasilkan juga tinggi.

Sampah mempunyai konstribusi yang sangat besar terhadap pendapatan masyarakat apabila sampah dikelola dengan benar. Sampah mampu memberikan peluang bisnis bagi para pemulung, memberikan efek ganda dengan munculnya bisnis ojek, angkutan bus, warung dan bahkan pedagang emas di lokasi penampungan sampah. Pada bi- dang pertanian sampah dapat digunakan sebagai pupuk dan pestisida. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk organik cair dan pestisida organik cair. Dengan demikian masyarakat yang mata pencahariannya di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan dapat mempergunakan sampah organik dengan cara mengolah sampah tersebut menjadi pupuk organik cair dan pestisida organik cair.

Kondisi Pengelolaan Sampah Kota Medan Teknis Operasional

1. Pewadahan

Cara pewadahan sampah yang dilakukan saat ini adalah pola individual dan terbatas pada keg- iatan komersial sementara kegiatan domestik be- lum dilakukan pewadahan. Di pasar tradisional

pada umumnya menggunakan wadah komunal, yang terbuat dari tembok permanen namun karena besarnya volume sampah yang dihasilkan setiap harinya sehingga wadah komunal tersebut tidak dapat menampung sampah yang ada.

2. Pengumpulan dan Pengangkutan

Pengumpulan sampah dilakukan dari setiap sumber timbulan pada jalanan protokol dengan menggunakan Tripper Truck atau dikenal dengan pola individual langsung sedangkan untuk jalanan yang tidak bisa dilalui oleh Tripper Truck pada pemukiman penduduk dilakukan dengan meng- gunakan gerobak sampah atau becak sampah). Kegiatan ini dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan siang.

Proses kegiatan pengumpulan dan pengang- kutan sampah di Kota Medan menggunakan dua cara yaitu:

a. Cara pertama yaitu, dari sumber timbulan (sampah rumah tangga) dikumpulkan dan di- angkut oleh gerobak/becak sampah ke TPS yang sudah disediakan setelah itu diangkut menggunakan Armroll truck ke TPA.

catatan: Rute yang dapat dilalui oleh Tripper Truck

b. Cara kedua yaitu, dari sumber timbulan (sampah rumah tangga, pertokoan, sisa pem- bangunan, pasar) diangkut menggunakan Trip- per truck langsung ke TPA.

3. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Secara fungsional Kota Medan telah memiliki 2 (dua) TPA Terjun yang berada di Kecamatan Medan Marelan dengan luas areal kurang lebih 14 Ha dan TPA Namo Bintang yang terletak di Ke- camatan Pancur Batu, Deli Serdang dengan luas 25 Ha. Namun secara operasional TPA yang ber- operasi hanya TPA Terjun yang menampung selu- ruh sampah dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. Pengelolaan sampah di lokasi tersebut belum optimal didukung oleh alat-alat berat yang

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 15, No. 2, April 2014 173

memadai sehingga diperkirakan tidak akan dapat menampung volume sampah yang kian hari ber- tambah.

4. Pemilahan dan Pengolahan

Pemilahan sampah dilakukan setelah sampah sampai di lokasi pembuangan akhir. Sampah- sampah yang dipilah adalah berupa plastik yang berasal dari botol minuman mineral dan kaleng alumunium bekas minum atau sampah-sampah yang memiliki nilai ekonomi dan bisa dijual cepat. Jumlah pemulung yang memanfaatkan sampah dilokasi pembuangan akhir relatif sedikit. Pemi- lahan dilokasi pembuangan akhir, pemilahan juga dilakukan pada sumber sampah bukan pemilahan antara sampah organik, anorganik dan B3.

Secara lengkap sistem pemanfaatan sampah dan pengelolaan sampah dapat dilihat pada Gam- bar berikut ini:

Sumber Timbulan Sampah Pewadahan/Pemilahan Pengumpulan/Pengangkutan

TPA Pemilahan/Pengolahan (Sampah Daur Ulang dan Kompos) Gambar 1. Pola Teknis Operasional Pemilahan

Sampah Kota Medan Sumber: Hasil Observasi, 2013

Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan

Sesuai kebijakan yang dilakukan oleh pemer- intah Kota bahwa instansi yang memiliki ke- wenangan dalam mengelola kebersihan adalah Dinas Kebersihan Kota Medan yang bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup Kota Medan dan Dinas Pertamanan Kota Medan. Adapun yang menjadi Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Di- nas Kebersihan Kota Medan Menurut Perda No. 3/2009 Jo. Peraturan Walkiota No. 14/2010: 1. Peraturan kebijakan teknis dibidang kebersi-

han

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan pela- yanan umum dibidang kebersihan

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kebersihan

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Hukum dan Peraturan

Secara nasional belum ada regulasi yang se- cara khusus di tujukan dalam upaya meminimal- isasi, mencegah dan mendaur ulang sampah, na- mun ada beberapa peraturan perundang-undangan yang relevan mengenai masalah sampah yakni Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pada skala nasion- al permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan regulasi pengelolaan sampah diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Masih kurangnya dukungan secara hukum ter- hadap upaya komunitas masyarakat yang telah berhasil dalam mengelola sampah, baik itu penghargaan, dukungan pendaan, teknis dan manajemen.

2. Masih kurangnya peraturan perundang-undan- gan dibidang pengelolaan sampah.

3. Belum adanya sistim insentif dan disentif yang terkait dengan pengelolaan sampah bagi pelaku usaha.

4. Tidak adanya sistim hukum untuk meng- hindari TPA dimanfaatkan sebagai lokasi buangan limbah industri, limbah rumah sakit dan B3 (Waddell dkk, 2005).

Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sampah, maka pemerintah daerah harus dengan segera membenahi semua aturan yang berkaitan dengan pengelolaan sampah, jika tidak maka per- masalahan sampah Kota Medan akan sulit diatasi. Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dirasakan masih ren- dah terhadap penanganan masalah sampah. Hal ini terlihat dari prilaku mereka yang menyingkirkan sampah dengan cara yang salah. Meskipun alasan- nya ketidaktersediaan fasilitas tempat pembuan- gan sampah dan pelayanan oleh pemerintah untuk rumah tangga belum dilakukan, perilaku tersebut tentu saja tidak dibenarkan.

Analisis Potensi dan Timbulan Sampah

Dalam dokumen Vol.15 No.2 April 2014 (Halaman 74-76)