• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORITIS Pengertian Motivas

Dalam dokumen Vol.15 No.2 April 2014 (Halaman 52-55)

KECANTIKAN DI KOTA LHOKSEUMAWE

TINJAUAN TEORITIS Pengertian Motivas

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi yang ada, agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan an- tusias mencapai hasil yang optimal

Motivasi dapat timbul dari dalam diri manusia karena adanya kepuasan terhadap prestasi kerja, adanya rasa tanggung jawab yang besar, adanya keinginan untuk berkembang dan pekerjaan itu sendiri menyenangkan. Menurut As’ad (2003:45), motivasi seringkali diartikan dengan istilah doron- gan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 15, No. 2, April 2014 151

gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motivasi tersebut merupakan driving force (peng- gerak) yang menggerakkan manusia untuk bert- ingkah laku dan di dalam perbuatannya itu mem- punyai tujuan tertentu.

. Pola Motivasi

Pola motivasi adalah bentuk-bentuk motivasi yang digunakan untuk berpartisipasi dalam men- capai tujuan. Menurut Keith dan Newstrom dari Siagian (2004 : 109) ada empat macam pola moti-

vasi yang sangat penting :

1. Motivasi Prestasi (Achievement Motivation) adalah mendorong dalam diri orang-orang un- tuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan.

2. Motivasi Ailiasi (Afiliation Motivation)

adalah dorongan untuk berhubungan dengan

orang-orang atas dasar sosial.

3. Motivasi Kompetensi (Competence Motiva- tion) adalah dorongan untuk mencapai ke- unggulan kerja, meningkatkan ketrampilan, mencegah maslah dan berusaha keras untuk inovatif.

4. Motivasi Kekuasaan (Power Motivation) ada- lah dorongan untuk mempengaruhi orang- orang dan mengubah situasi. Pengetahuan tentang pola motivasi membantu para manajer memahami sikap kerja masing-masing kar- yawan, mereka dapat mengelola perusahaan secara berkala sesuai dengan pola motivasi yang paling menonjol.

Menurut Hasibuan (2003:143), motivasi diba- gi menjadi dua, yaitu:

1. Motivasi Positif adalah dorongan yang mampu dan mengakibatkan timbulnya harapan pada seseorang yang dapat memuaskan dirinya baik secara material maupun psikologis.

2. Motivasi Negatif adalah dorongan untuk bek- erja yang didasarkan adanya rasa takut dan adanya tekanan dari luar. Sehingga motivasi negatif tumbuh akibat ancaman dan paksaan. Faktor-faktor motivasi untuk berwirausaha

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki motivasi berwirausaha karena ada motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achiement mo-

tive). Menurut Suryana (2003:32) motif berpresta- si adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna menca- pai kepuasan secara pribadi.

Menurut Anoraga, (2004:18), faktor-faktor motivasi untuk berwirausaha ditentukan oleh be-

berapa faktor yaitu :

1. Faktor kemandirian adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya men- ciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa harus bergantung dari orang lain.

2. Faktor modal adalah faktor inansial pada wanita yang mempunyai modal yang cukup untuk mendirikan suatu usaha.

3. Faktor emosional adalah tindakan pribadi se- sorang yang mampu mempengaruhi emosinya dalam mengambil keputusan untuk memilih usaha kecil.

4. Faktor pendidikan adalah faktor tingkat pen- didikan formal dan keahlian serta teknik- teknik yang diperoleh wanita pengusaha dalam memilih usaha kecil.

Sedangkan menurut Setiono ( 2006:17) men- yatakan bahwa faktor yang mempengaruhi moti- vasi seseorang untuk berwirausaha adalah: 1. Faktor internal wirausaha seperti pendidikan,

pengalaman, kemampuan menganalisis resiko, keberanian dan mempunyai visi kedepan. 2. Faktor eksternal meliputi modal yang cukup,

lingkungan dan jaringan usaha.

3. Faktor X seperti kesempatan dan keuntungan. Menurut Danny (2007:28) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang memotivasi seseorang untuk berwirausaha, yaitu :

1. Modal

2. Keterampilan (Skill) 3. Pendidikan

4. Jiwa kewirausahaan Kemandirian

Kemandirian seseorang disebabkan oleh kondisi kesehatan, kondisi ekonomi, dan kondisi sosial. Hidup mandiri dan beraktivitas produktif dapat menunjang kemandirian inansial mereka dalam rumah tangga. Keterlibatan lingkungan dalam aktivitas ekonomi dapat dikatakan tinggi.

152 KHAIRAWATI

Kondisi seperti ini dapat menimbulkan kemandi- rian seseorang disamping dapat memenuhi kebu- tuhan hidupnya, mereka dapat mempergunakan waktu untuk kegiatan produktif, sehingga rasa kesepian, rasa tidak berguna dan ketergantungan terhadap keluarga akan semakin berkurang (Frinc- es, 2004:56).

Menurut Winarto (2003:17) seseorang yang mandiri adalah suatu suasana dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak atau keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan atau perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang atau jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya. Menurut Meredith (2002:55) kemandirian adalah suatu sikap in- dividu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai sit- uasi lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berikir dan bertindak sendiri dengan kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang dengan lebih mantap.

Menurut Frinces (2004:23), kemandirian ada- lah individu yang mampu menghadapi masalah- masalah yang dihadapinya dan mampu bertindak secara dewasa. Anoraga (2004:138) mengatakan bahwa kemandirian adalah keadaan seseorang dalam kehidupannya mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disim- pulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang dalam mewujudkan kehendak atau ke- inginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain.

Modal

Modal mempunyai peran cukup penting dalam proses sebuah usaha, sebesar atau sekecil apa- pun modal tetap sangat diperlukan, karena modal diperlukan ketika pengusaha hendak mendirikan usaha baru atau untuk memperluas usaha yang sudah ada. Tanpa modal yang cukup maka akan berpengaruh terhadap kelancaran usaha, sehingga akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh. Faktor modal merupakan titik kunci dari setiap usaha dimana modal yang besar akan berpengaruh terhadap besarnya variasi usaha dan tenaga kerja.

Menurut Danny (2007:28), modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berba- gai aktvitas yang dilakukan. Karena modal dapat membiayai semua kegiatan operasional dalam us- aha. Modal dalam setiap kegiatan usaha memiliki 2 sasaran, yaitu :

1. Sebagai pembuka usaha

Modal sebagai pembuka usaha adalah pen- gumpulan sejumlah dana yang dibutuhkan dalam memulai suatu kegiatan usaha mulai dari tempat, kebutuhan pelaksanaan maupun modal simpanan yang digunakan untuk me- nanggulangi ketika usaha yang sedang berja- lan membutuhkan suntikan dana kembali. 2. Sebagai pengembangan usaha

Modal sebagai pengembangan usaha adalah modal yang dikeluarkan selain modal awal yang fungsinya sebagai pengembangan usaha baik dari segi jumlah unit usaha maupun dari banyaknya tenaga, alat bantu usaha maupun perluasan usaha.

Menurut Zimmerer.dkk (2005:49) modal usaha merupakan modal yang digunakan untuk memulai atau menjalankan suatu usaha. Langkah pertama dalam mengelola sumber daya keuan- gan secara efektif adalah memiliki modal awal yang cukup. Terlalu banyak wirausahawan yang memulai bisnis dengan modal yang terlalu kecil. Sedikitnya modal yang dimiliki tidak sebanding dengan biaya yang diperlukan dalam menjalankan perusahaaan yang hampir selalu lebih besar dari yang diperkirakan.

Emosional

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecend- erungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati se- seorang, sehingga secara isiologi terlihat tertawa,

Journal Of Economic Management & Business - Vol. 15, No. 2, April 2014 153

emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

Anoraga (2004:243) mendeinisikan faktor emosional sebagai suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk mel- akukan suatu perencanaan yang dikehendakinya. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukan suatu kegia- tan. Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai keinginannya.

Pada jiwa wirausaha terdapat faktor emosi yang berupa naluri bisnis seseorang. Dalam dunia bisnis selain kemampuan rasional untuk mengatur strategi dan mengambil keputusan juga diperlukan naluri bisnis yang baik. Naluri bisnis tersebut mer- upakan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengambil keputusan atas permasalahan berupa peluang dalam usaha. Kekuatan keyaki- nan atas keputusan usaha biasanya mempengaruhi motivasi wirausaha dan lingkungan kerjanya un- tuk mencapai sukses.

Pendidikan

Faktor pendidikan pun tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan kewirausahaan individu. Individu yang mengenyam pendidikan dimana kewirausahaan diajarkan akan terdorong untuk menjadi seorang wirausahawan (Hisrich dan Pe- ters, 2000:12). Pendidikan akan memberi bekal pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengelola usaha, terutama ketika menghadapi suatu per- masalahan. Individu yang tidak mengenyam pen- didikan formal namun ia bisa belajar dari pen- galaman dan orang lain pun bisa meningkatkan kewirausahaan yang dimiliki. Pendidikan formal memberikan sarana yang lebih baik dan juga re- kan yang lebih banyak sehingga lebih memudah- kan dalam meningkatkan kewirausahaan melalui pengetahuan yang diterima.

Menurut Danny (2007:29), pendidikan yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang dalam suatu ilmu keterampilan tertentu. Pendidikan akan ber- peran aktif apabila adanya pengalaman dan ket- erampilan yang dimiliki seseorang dalam setiap kegiatan. Pendidikan menurut Slameto (2003:53) adalah tingkat intelegensi tertinggi yang dimiliki seseorang. Pendidikan dalam suatu kegiatan usa- ha kecil hanya melibatkan pendidikan dasar yang

dimiliki baik dari seorang pengelola usaha mau- pun dari segi tenaga kerja yang melakukan usaha tersebut.

METODELOGI PENELITIAN

Dalam dokumen Vol.15 No.2 April 2014 (Halaman 52-55)