SAPNA BIBY
174 SAPNA BIBY
sebelumnyarata-rata timbulan sampah perkotaan adalah 0,370 Kg atau sekitar 2,48 liter – 2,5 liter/ kapita/hari. Timbunan ini meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatannya dapat dilihat pada Gam- bar 2.
Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan Sarana dan prasarana yang dimiliki saat ini ternyata masih belum memadai/kurang untuk melayani masyarakat secara keseluruhan. Sarana pengumpulan sampah yang setiap hari beroperasi mengumpulkan sampah dari sumber timbulan sampah yaitu becak sampah, gerobak sampah dan tripper truck sedangkan armroll truck biasanya digunakan untuk mengangkut timbulan sampah dari TPS-TPS yang sudah disediakan ke TPA. Jika dilakukan perhitungan total sampah terangkut dari timbulan setiap harinya dengan melihat kapasitas sarana angkut sebanyak 2.381 m3. Kapasitas an- gkut ini masih sangat kurang mengingat sampah yang dihasilkan per orang/hari di Kota Medan se- banyak 1.061m3.
Komposisi Timbulan Sampah
Hasil penelitian menunjukkan komponen sampah yang paling dominan pada umumnya ada- lah sisa makanan yakni 32.63% dan yang terendah adalah kain/tekstil sebesar 0.80 %. Namun ber- dasarkan volumenya potensi sampah terbesar ada- lah jenis kertas dan plastik masing-masing 38.90 % dan 38.09 %, sementara yang terendah adalah kain 0.66 %. Berdasarkan beratnya, plastik dan kertas komposisinya hanya 25.48 % dan 15.81 % hal ini disebabkan perbedaan kerapatan masing- masing komponen sampah dimana sampah plastik memiliki kerapatan terendah.
Upaya Mereduksi Produksi Sampah dan Men- gurangi Sampah dari Sumber Timbulan
Upaya mengurangi produksi sampah dari sumbernya menerapkan prinsip 3R yaitu Reduce, mengurangi atau minimasi barang atau material yang digunakan, Re-use, memakai kembali atau memilih barang-barang atau bahan yang dapat dipakai kembali dan Recycle, mendaur ulang sampah yang dihasilkan.
Analisis Teknis Operasional Pengolahan Sampah
1. Analisis Kondisi Pewadahan
Pewadahan sampah adalah aktiitas menam- pung sampah sementara dalam suatu wadah in- dividual atau komunal ditempat sumber sampah. Dari data potensi timbulan sampah, maka dapat ditentukan jumlah kebutuhan wadah sampah setiap sumber sampah. Pewadahan yang baik adalah yang terbuat dari bahan yang berasal dari plastik, bambu, seng atau besi, karena operasinya lebih mudah, murah, estetis, leksibel dan tahan lebih lama. Pola pewadahan yang lebih tepat un- tuk kota atau daerah yang belum teratur dengan kemampuan operasional dan pendanaan yang ren- dah serta potensi sampah yang masih rendah ada- lah pola komunal.
Jumlah pewadahan yang tersedia saat ini be- lum merata untuk setiap rumah tangga sementara kebutuhan idealnya adalah 132.675 unit, artinya bahwa pengadaan wadah untuk menampung sampah domestik adalah 100 %. Lokasi penempa- tan wadah yang telah disediakan harus memenuhi kriteria berikut, yaitu sedekat mungkin dengan sumber sampah, tidak mengganggu, diujung gang kecil, dihalaman depan dan penempatan tidak Gambar 2. Graik Peningkatan Volume Sampah Kota Medan Tahun 1997-2012
Journal Of Economic Management & Business - Vol. 15, No. 2, April 2014 175
mengganggu keindahan (estetika).
2. Analisis Kondisi Tenaga Kerja dan Alat Ang- kut
Pola pengangkutan yang lebih tepat dengan kondisi daerah adalah pola komunal langsung dengan pertimbangan:
a. Jumlah alat angkut yang tersedia terbatas b. Pemukiman tidak teratur
c. Kondisi topograi yang bergelombang d. Wadah komunal ditempatkan sesuai kebutu-
han dan lokasi yang mudahdijangkau oleh alat pengangkut.
Dengan pola pengangkutan dengan sistim ko- munal langsung dan frekwensi pengangkutan 2 hari satu kali maka kebutuhan tenaga kerja dan alat pengangkut adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Uraian Perhitungan Kebutuhan Tenaga dan Alat Angkut Sampah (Tripper Truck)
No. Uraian Data Jumlah Satuan 1 Jumlah sampah
terangkut
100 persen 2 Total timbulan sampah 5.307.010 ltr/hr 3 Waktu operasional
pengangkutan Waktu yang dibutuh- kan muat 1 rit
150 menit Waktu tempuh ke
lokasi TPA
27 km Waktu bongkar 15 km/jam Waktu istirahat 30 menit 4 Waktu yang dibutuh-
kan sekali angkut (asumsi jarak ke- camatan terjauh ke TPA)
210 Menit
5 Jam kerja 8.00-16.00 480 Menit 6 Dalam 8 jam kerja
dapat mengangkut 2 Rit 7 Kebutuhan Tripper Truck (volume sampah dalam 1 hari)/(jumlah rit x kapasitas truck)
290 Unit
8 Kebutuhan Tenaga 1 Tripper Truck ((Sopir, kernet dan tenaga muat)
4 Orang
9 Kebutuhan tenaga keseluruhan
1.161 Orang Kondisi eksisting jumlah kendaraan pengang- kut untuk tripper truck sebanyak 1 unit rata-rata- setiap kelurahan dengan tenaga rata-rata 3-4 orang
per unit. Dengan pertimbangan tersebut maka pengangkutan dilakukan 2 hari sekali yaitu pagi dan siang. Keterbatasan unit dan jangkauan kend- araan tersebut terhadap sumber timbulan sampah, maka digunakan alat bantu angkut gerobak dan becak sampah. Kebutuhan ideal tenaga kerja ope- rasional pelayanan pembuangan sampah adalah sebanyak 4 orang untuk tripper truck dan 1 orang untuk gerobak dan becak sampah. Jumlah kebu- tuhan ideal tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang ada terdapat kekurangan sehingga yang dibutuhkan tambahan tenaga kerja dan pengatu- ran tenaga kerja yang ada serta menambah alat angkutan.
3. Analisis Kebutuhan Lahan TPA
Untuk kota kategori besar dan metropolitan metode pembuangan di lokasi pembuangan akhir adalah open dumping atau sanitary landill. Ber- dasarkan hasil pengukuran timbulan sampah rata- rata adalah 2,5 liter/hari/kapita. Apabila TPA akan digunakan untuk menampung sampah dari 21 Ke- camatan maka total volume timbulan sampah per hari adalah jumlah penduduk 2.122.804 jiwa x 2,5 liter/hari/jiwa yakni 5.307.010 liter/hari atau 5.307 m3.
Dengan menggunakan formulasi yang sesuai petunjuk teknis Nomor CT/S/Re-CT/004/98 maka kebutuhan lahan TPA untuk 10 tahun adalah:
L = ((V x 300) / T ) x 0,70 x 1,15 Dimana:
L = Luas lahan yg dibutuhkan setiap tahun (m2) V = Volume sampah
T = Ketinggian timbunan yang direncanakan (m) 0.7 dan 1.1.5 = Konstanta
Maka kebutuhan lahan setiap tahun adalah: L = ((5.307 m3 x 300) / 2 m) x 0,70 x 1,15 L= 640.820 m2atau64 Ha
Sehingga kebutuhan luas lahan untuk jangka waktu 10 tahun adalah: